OLEH :
Kelompok 4
Sigit Mubarak/ L20210178 Ayuni Safitri/ L202101033
Rantika/L202101072 Stevi Oktaviani/ L202101020
Nurul Zakinah/ L202101111 Rabia/ L20210109
Waode Sarliana/ L20210198 Hamiudin/ L202101043
Marlin/ L202101056
Segala puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat kepada saya, sehingga saya dapat
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan masukan
berupa keritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
a. Rumusan Masalah
b. Tujuan
Bab II Pembahasan
a. Vektor
a. Kesimpulan
b. Saran
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
demam berdarah, baik ringan maupun fatal. Saat ini sekitar 2.5
milliar orang, atau 40% dari populasi dunia, tinggal di daerah yang
500.000 kasus DHF dan 22.000 kematian, sebagian besar pada anak-
anak.
peran aktif
masyarakat sangat penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
pemukiman.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vektor
Vektor dalam arti luas yaitu pembawa atau pengangkut. Vektor dalam arti lain
(agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor dapat
berupa vektor mekanis dan biologis, dan juga berupa vektor primer dan sekunder.
Vektor mekanis yaitu hewan yang menularkan penyakit tanpa agen tersebut
penyakit karena dalam tubuh vektor mekanis biasanya parasit telah mencapai
stadium infektif.
vektor, contohnya seperti nyamuk aedes aegypti yang bertindak sebagai vektor
demam berdarah. Vektor biologis juga berperan sebagai tuan rumah, dalam
pada orang maupun pada hewan yang secara klinis telah terbukti sakit, sedangkan
vektor sekunder adalah vektor yang tidaak dianggap penting sebagai penyebab
berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-
garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis
melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini.
Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas
Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi,
tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama
perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal
ukuran, nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapat
rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati
segmen yang terakhir, pada segmen abdomen tidak ditemukan adanya rambut-
rambut berbentuk kipas (Palmatus hairs), pada corong udara terdapat pectin,
Sepasang rambut serta jumbai akan dijumpai pada corong (siphon), pada setiap
sisi abdomen segmen kedelapan terdapat comb scale sebanyak 8-21 atau berjajar
1 sampai 3. Bentuk individu dari comb scale seperti duri. Pada sisi thorax
terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut di
kepala.
yaitu:
Larva instar I; berukuran 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada belum
Larva instar II; berukuran 2,5 - 3,5 mm, duri–duri belum jelas, corong
Larva instar III; berukuran 4-5 mm, duri-duri dada mulai jelas dan
a) Stadium Telur
embrio sempurna, telur dapat bertahan pada keadaan kering dalam waktu
yang lama (lebih dari satu tahun). Telur menetas bila wadah tergenang
air, namun tidak semua telur menetas pada saat yang bersamaan.
menguntungkan.
yang pendek, besar dan berwarna hitam. Larva ini tubuhnya langsing,
air dalam waktu kira-kira setiap ½-1 menit, guna mendapatkan oksigen
6-8 hari.
Berdasarkan data dari Depkes RI (2005), ada empat tingkat (instar) jentik
Instar II : 2,5-3,8 mm
c) Stadium Pupa
d) Nyamuk dewasa
muncul menjadi dewasa, nyamuk akan kawin dan nyamuk betina yang
telah dibuahi akan mencari makan dalam waktu 24-36 jam kemudian..
1. Pemberdayaan masyarakat
4. Desentralisasi
bidang kesehatan.
pengendalian DBD.
DBD.
DBD.
kontak antara vektor dengan manusia serta memutus rantai penularan penyakit
metode pengendalian vektor cara lain merupakan upaya pelengkap untuk secara
1. Kimiawi
2. Biologi
3. Manajemen lingkungan.
Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vektor dalam arti luas yaitu pembawa atau pengangkut. Vektor dalam arti lain
(agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor dapat
berupa vektor mekanis dan biologis, dan juga berupa vektor primer dan sekunder.
Vektor mekanis yaitu hewan yang menularkan penyakit tanpa agen tersebut
penyakit karena dalam tubuh vektor mekanis biasanya parasit telah mencapai
stadium infektif.
vektor, contohnya seperti nyamuk aedes aegypti yang bertindak sebagai vektor
demam berdarah. Vektor biologis juga berperan sebagai tuan rumah, dalam
pada orang maupun pada hewan yang secara klinis telah terbukti sakit, sedangkan
vektor sekunder adalah vektor yang tidaak dianggap penting sebagai penyebab
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23447/4/Chapter%20II.pd f
(diakses pada 19 Mei 2015)