Anda di halaman 1dari 18

KESEHATAN JIWA

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR


OLEH :
KELOMPOK 9
NAMA
KELOMPOK

APRIANJEN ALANTINUS DELTO FONI

HERPRY
ISABELA PUSPITA SONIA
PART 1

PENGERTIAN DAN GAMBARAN


UMUM
PENGERTIAN

KESEHATAN JIWA

kesehatan jiwa adalah sebagai suatu kondisi yang


memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan
emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan secara selaras dengan keadaan
orang lain
GAMBARAN UMUM
DI DUNIA

Hampir semua penelitian menunjukan


prevalensi depresi lebih tinggi wanita
dibandingkan pria, dengan rasio
antara 1,5:1 dan 2:1. Gangguan
mental menyumbang 13% dari beban
global penyakit dan akan naik hingga
15% pada tahun 2030. Di tingkat
global, jumlah orang berusia 60 tahun
ke atas akan meningkat dari 606 juta
pada tahun 2000 menjadi 1,9 miliar
pada tahun 2050
GAMBARAN UMUM
DI DUNIA

Data diatas merupakan jumlah


kunjungan kesehatan mental rawat
jalan pada tahun 2001 samapai 2006.
Layanan perawatan primer untuk
kesehatan mental terus bertambah.
Pada tahun 1993, 929 kasus rawat
jalan. Pada tahun 2002, jumlah kasus
meningkat 25% . pada tahun 2006,
lebih dari 14.000 pasien.
GAMBARAN UMUM
DI INDONESIA

Dapat disimpulkan bahwa prevalensi rumah


tangga dengan anggota yang menderita
skizofrenia atau psikosis sebesar 7 per 1000
dengan cakupan pengobatan 84,9
persen.Sebanyak 282.654 rumah tangga
atau 0,67 persen masyarakat di Indonesia
mengalami Skizofrenia/Psikosis.
Skizofrenia merupakan gangguan mental
yang terjadi dalam jangka panjang.
Sedangkan Psikosis merupakan kondisi
dimana penderitanya mengalami kesulitan
membedakan kenyataan dan imajinasi
GAMBARAN UMUM
DI INDONESIA

Prevalensi depresi pada penduduk usia lebih


dari 15 tahun berdasarkan hasil Riskesdas
tahun 2018 diketahui bahwa, hanya 9%
penderita depresi yang minum obat atau
menjalani pengobatan medis. Sedangkan
91% penderita tidak minum obat atau tidak
menjalani pengobatan medis.
GAMBARAN UMUM
DI NTT

Dari tabel tersebut diperlihatkan bahwa


secara umum prevalensi gangguan mental
emosional 14.5%. Prevalensi tertinggi di
Manggarai (32.4%). Ngada (27.9%) dan
Sumba Barat (22,6%). Prevalensi terendah
di Kabupaten Kupang (4.4%). Kota Kupang
(5.3%) dan Sikka (6.2%)
PART 2
EPIDEMIOLOGI, PATOFISIOLOGI
DAN PENYEBAB MASALAH
KESEHATAN JIWA
EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi Penyakit Jiwa 01


berdasarkan Orang

02
Epidempiologi Penyakit jiwa
berdasarkan Tempat

03
Epidemiologi penyakit jiwa
berdasarkan Waktu
PATOFISIOLOGI

• Delusi yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata atau tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
• Halusinasi yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang
sebenarnya tidak nyata.
• Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode tertentu.
• Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
• Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus, sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari.
• Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan bertambah, cenderung memuntahkan
makanan, atau makan dalam jumlah banyak.
• Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan tertidur, sulit tidur, serta gangguan
pernapasan dan kaki gelisah saat tidur.
• Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan NAPZA.
• Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak kekerasan.
• Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas, berbicara dan tertawa sendiri, serta
keluar rumah dalam kondisi telanjang.
PENYEBAB

Faktor biologis Faktor psikologis


• Gangguan pada fungsi sel saraf di otak. • Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pel
• Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus. ecehan seksual.
• Kelainan bawaan atau cedera pada otak. • Kehilangan orang tua atau disia-siakan di mas
a kecil.
• Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan
. • Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
• Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses • Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
persalinan. • Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, ata
• Memiliki orang tua atau keluarga penderita gang u kesepian
guan mental.
• Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang.
• Kekurangan nutrisi.
PART 3

FAKTOR RISIKO, PENCEGAHAN DAN


PENANGGULANGAN MASALAH
KESEHATAN JIWA
FAKTOR RISIKO
• Senyawa kimia alami pada otak yang bernama neurotransmiter memegang peranan penting bagi kesehatan
mental seseorang. Perubahan reaksi kimia ini dapat berdampak kepada mood dan berbagai aspek kesehatan
mental.
• Memiliki keluarga sedarah dengan riwayat sakit jiwa. Gen-gen tertentu dapat meningkatkan risiko
seseorang untuk mengalami sakit jiwa. Kemunculannya dapat terpicu oleh persoalan hidup yang mungkin saja
sebelumnya dialami penderita sakit jiwa.
• Paparan virus, racun, minuman keras, dan obat-obatan saat berada dalam kandungan dapat dihubungkan
dengan penyebab sakit jiwa.
• Pada beberapa kasus, ketidakseimbangan hormon dapat berpengaruh kepada kesehatan mental.
• Mengalami kejadian traumatis, seperti pernah mengalami pemerkosaan atau menjadi korban bencana alam.
• Menggunakan obat-obatan terlarang.
• Menjalani kehidupan yang penuh tekanan, seperti kesulitan keuangan,perceraian, atau kesedihan akibat
adanya anggota keluarga yang meninggal.
• Mengalami penyakit kronis, seperti kanker.
• Mengalami kerusakan otak.
• Memiliki sedikit atau bahkan tidak punya teman dan merasa sendiri.
• Pernah mengalami sakit jiwa sebelumnya
PENCEGAHAN

Jangan
mengganggap diri
terlalu super.
Memupuk rasa sosialitas
atau kesosialaan
Melakukan
Konseling dengan
orang-orang sekitar
Menerima segala kritik
dengan lapang dada
Hindari stress
Bersikap religius
PENANGGULANGAN MASALAH

Psikofarmakologi Psikoterapi Terapi psikososial

Terapi psikososial Rehabilitasi


THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai