Anda di halaman 1dari 4

 Anak

Nutrisi parenteral dapat dimulai dalam 1-3 hari pada anak usia <1 tahun dan dalam
waktu 4-5 hari pada anak atau remaja yang tidak dapat menerima asupan secara
oral/enteral dalam jangka panjang.

 Bayi
Pada bayi dengan BBLR sangat rendah (<1500 gram) nutrisi parenteral dapat mulai
diberikan setelah kelahiran, namun tidak ada data yang memadai terkait waktu
pemberian nutrisi parenteral yang ideal pada bayi prematur atau bayi dengan kondisi
kritis.

Pemberian nutrisi parenteral dapat berhenti secara bertahap seiring peningkatan asupan
enteral atau oral. Apabila asupan enteral atau oral dapat terpenuhi sebanyak 65-75% dari
kalori yang ditetapkan, asupan dapat dihentikan. Nutrisi enteral atau oral harus dimulai ketika
saluran cerna dapat menyerap zat gizi dengan baik dan motilitas usus memadai yang ditandai
dengan bunyi usus normoaktif, aliran flatus atau feses, dan drainase nasogastrik minimal.4

Kalium atau potassium yang memiliki simbol (K) adalah mineral yangs angat penting untuk
membuat semua sel, ajringan dan seluruh organ dalam tubuh manusia bisa berfungsi dengan
baik. Mineral ini juga merupakan elektrolit, yaitu zat yang akan melaksanakan fungsi listrik
dalam jantung, otot dan pencernaan sehingga dapat bekerja dengan normal. Pada umumnya,
orang mendapat asupan kalium adalah dari diet sehat. Makanan sumber kalium antara lain
pisang, kentang, kacang, kurma, yogurt, alpukat, saus tomat, ikan, aprikot kering, melon dan
pepaya.  Kadar kalium ideal dalam tubuh kita berkisar sekitar 3,5 – 5,0 mEq/L.

Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L. Hipokalemia
terjadi ketika tubuh terlalu banyak mengeluarkan kalium yang disebabkan oleh beberapa
faktor seperti muntah-muntah, diare berlebih, penyakit ginjal maupun konsumsi obat diuretik.
Gejala hipokalemia antara lain mual dan muntah, hilang nafsu makan, konstipasi, tubuh
terasa lemas, kram otot dan jantung berdebar. Kadar kalium dalam darah yang sangat rendah,
yaitu kurang dari 2,5 mmol/L, dapat berakibat fatal. Kondisi ini tergolong hipokalemia berat.
Beberapa gejala hipokalemia berat yang dapat muncul antara lain illeus paralitik,
kelumpuhan, gangguan irama jantung, hingga henti napas.

Kadar kalium dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sedikit
darah dari tubuh. Kadar kalium normal adalah 3,7-5,2 mmol/L. Jika kadar kalium lebih
rendah dari angka tersebut, maka dokter dapat mendiagnosis bahwa pasien mengalami
hipokalemia. Selain tes darah, tes urine juga dilakukan untuk mengukur jumlah kalium yang
terbuang bersama urine. Dokter juga akan menanyakan gejala yang muncul dan memeriksa
riwayat kesehatan untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang dapat memicu muntah atau
diare. Dokter juga akan mengukur tekanan darah, suhu tubuh, dan detak jantung pasien
karena hipokalemia dapat memengaruhi ketiga hal tersebut.

Kontributor :

Unit Promosi Kesehatan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Hipokalemia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapatkan asupan kalium yang cukup.
Artinya, kadar kalium di dalam darah lebih rendah daripada batas normal. Kalium adalah
mineral dalam tubuh yang mengendalikan fungsi sel saraf dan otot, terutama otot jantung.
Kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengatur tekanan
darah. Ketika kadar kalium dalam tubuh berkurang, berbagai gejala akan muncul, tergantung
kepada jumlah kalium yang hilang. Kadar kalium dalam darah normalnya berkisar antara 3,5
- 5,2 millimoles per liter (mmol/L). Bila kurang dari 2.5 mmol/L, Anda berisiko mengalami
masalah kesehatan serius. Kekurangan kalium pada lansia dapat menurunkan fungsi organ,
kehilangan selera makan, hingga memicu risiko penyakit tertentu. Selain itu, sejumlah
pengobatan tertentu bisa meningkatkan risiko kekurangan kalium. Hipokalemia dapat
menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Meski begitu, kekurangan kalium cenderung
dijumpai pada wanita. Anda bisa mencegah masalah kesehatan ini dengan menghindari faktor
yang dapat meningkatkan risiko kadar kalium yang rendah.

Penyebab Hipokalemia

Hipokalemia terjadi ketika tubuh terlalu banyak mengeluarkan kalium. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor penyebab kekurangan kalium yang paling
umum adalah :

1.      Muntah-muntah

2.      Diare berlebih

3.      Penyakit ginjal atau gangguan pada kelenjar adrenal.

4.      Konsumsi obat diuretik.

Meskipun jarang terjadi, kekurangan kalium juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor
di bawah ini :

1.      Kekurangan asam folat.

2.      Ketoasidosis diabetik

3.      Rendahnya kadar magnesium dalam tubuh (hipomagnesemia).

4.      Konsumsi obat asma atau antibioitik.

5.      Penggunaan obat pencahar dalam jangka panjang.

6.      Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

7.      Kebiasaan merokok

Gejala Hipokalemia

Gejala bisa muncul ketika kadar kalium dalam tubuh rendah, yaitu di bawah 3.6 mmol/L.
Meski begitu, hipokalemia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Berikut adalah
keluhan awal yang muncul pada penderita hypokalemia :

1.      Mual dan muntah.


2.      Hilang nafsu makan.

3.      Sembelit atau konstipasi.

4.      Tubuh terasa lemah.

5.      Kesemutan

6.      Kram otot

7.      Jantung berdebar

Kadar kalium dalam darah yang sangat rendah, yaitu kurang dari 2.5 mmol/L, dapat berakibat
fatal. Kondisi ini tergolong hipokalemia berat. Beberapa gejala hipokalemia berat yang
dapat muncul adalah :

1.      Ileus paralitik

2.      Kelumpuhan

3.      Gangguan irama jantung (aritmia).

4.      Henti napas

Gangguan irama jantung akibat hipokalemia bisa terlalu lambat (bradikardia), terlalu cepat
(takikardia), atau tidak beraturan seperti atrial fibrilasi. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada
orang yang mengonsumsi obat digoxin.

Kapan Harus ke Dokter

Periksakan diri ke dokter jika mengalami muntah-muntah lebih dari 1 hari atau diare lebih
dari 2 hari. Muntah dan diare dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan kalium sehingga
perlu segera diberikan penanganan.

Segera ke IGD jika gejala hipokalemia disertai dengan keluhan jantung berdebar, lemas, atau
kelumpuhan. Penanganan perlu segera dilakukan karena kondisi ini dapat menyebabkan
kematian.

Pemeriksaan Hipokalemia

Dokter akan menanyakan gejala yang muncul dan memeriksa riwayat kesehatan untuk
mengetahui kemungkinan penyakit yang dapat memicu muntah atau diare. Dokter juga akan
mengukur tekanan darah, suhu tubuh, dan detak jantung pasien, karena hipokalemia dapat
memengaruhi ketiga hal tersebut.

Untuk mengukur kadar kalium dalam darah, dokter akan melakukan tes darah. Kadar kalium
normal adalah 3.7-5.2 mmol/L. Jika kadar kalium lebih rendah dari angka tersebut, maka
pasien didiagnosis menderita hipokalemia.
Selain tes darah, tes urine juga dilakukan untuk mengukur jumlah kalium yang terbuang
bersama urine.

Jika pasien memiliki riwayat penyakit jantung, maka dokter akan melakukan
Elektrokardiogram (EKG), untuk mendeteksi gangguan detak jantung yang diakibatkan oleh
rendahnya kadar kalium dalam tubuh.

Penanganan Hipokalemia

Metode penanganan hipokalemia tergantung pada rendahnya kadar kalium, penyebab yang
mendasarinya, dan kemampuan pasien dalam mengonsumsi cairan atau obat. Jika kondisinya
cukup serius, pasien harus menjalani rawat inap di rumah sakit sampai kadar kalium dalam
tubuhnya kembali normal.

Anda mungkin juga menyukai