Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………………… ...... ii


Daftar isi........................................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................................ 1
Pendahuluan .................................................................................................................................. 4
1.1..................................................................................................................................................
Latar belakang ............................................................................................................................... 4
1.2. Rumusan maasalah................................................................................................................. 4
1.3. Tujuan ................................................................................................................................... 4
1.4. Manfaat .................................................................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................... 5
2.1. Definisi penyakit malaria ....................................................................................................... 5
A. Penyebab penyakit malaria ...................................................................................................... 5
B. Penularan dan penyebaran penyakit malaria ............................................................................ 5
C. Tanda-tanda penyakit malaria .................................................................................................. 6
D. Bahaya penyakit malaria .......................................................................................................... 6
E. Tindakan dan pengobatan ......................................................................................................... 6
F. Pencegahan ............................................................................................................................... 6
G. Pemeriksaan Penunjang ……………………………………………………………………...7
2.2. Berita mengenai kasus malaria .............................................................................................. 7
BAB III ........................................................................................................................................ 9
Penutup ......................................................................................................................................... 9
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 9
3.2. Saran ...................................................................................................................................... 9

1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Malaria dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu
bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat
menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah
Indonesia. Angka kesakitan penyakit ini pun masih cukup tinggi, terutama di daerah Indonesia
bagian timur. Di daerah trasmigrasi dimana terdapat campuran penduduk yang berasal dari
daerah yang endemis dan tidak endemis malaria, di daerah endemis malaria masih sering terjadi
letusan kejadian luar biasa (KLB) malaria Oleh karena kejadian luar biasa ini menyebabkan
insiden rate penyakit malaria masih tinggi di daerah tersebut.
Di Indonesia penderita malaria mencapai 1-2 juta orang pertahun, dengan angka kematian
sebanyak 100 ribu jiwa. Kasus tertinggi penyakit malaria adalah daerah papua, akan tapi sekitar
107 juta orang Indonesia tinggal di daerah endemis malaria yang tersebar dari Aceh sampai
Papua, termasuk di Jawa yang padat penduduknya (Adiputro,2008).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi Malaria?
1.2.2 Apa Etiologi/Penyebab Malaria?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Malaria.
1.3.2 Mengetahui penyebab Malaria.

1.4 Manfaat
1.4.1 Diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan untuk mengenali penyakit Malaria.
1.4.2 Penulis dapat lebih mengetahui dan memahami secara spesifik tentang Malaria.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Malaria

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. (Sudoyo Aru, dkk
2009).
A. Penyebab Penyakit Malaria
Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus plasmodium, yang selain menginfeksi manusia juga
menginfeksi binatang seperti golongan burung, reptile dan mamalia
1. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit
penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium.
2. ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
3. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
4. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
5. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
6. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
7. Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles,
plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.

B. Penularan dan Penyebaran Penyakit Malaria


1. Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang sehat, sebagian besar melalui
gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk,
berkembang biak di dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat yang
digigit nyamuk tersebut.
2. Jenis-jenis vektor (perantara) malaria yaitu:
3
3. Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara malaria di daerah pantai.
4. Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah persawahan.
5. Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria daerah perkebunan, kehutanan dan
pegunungan.
6. Penularan yang lain adalah melalu transfusi darah. Namun kemungkinannya sangat kecil.
C. Tanda-tanda penyakit malaria
1. Dimulai dengan dingin dan sering sakit kepala. Penderita menggigil atau gemetar selama 15
menit sampai satu jam.
2. Dingin diikuti demam dengan suhu 40 derajat atau lebih. Penderita lemah, kulitnya kemerahan
dan menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam.
3. Penderita mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu berakhir, penderita
merasa lemah tetapi keadaannya tidak mengkhawatirkan.

D. Bahaya penyakit malaria:


1. rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa si penderita
2. Tubuh yang sangat lemah, sehingga tidak dapat bekerja seperti biasa
3. Dapat menimbulkan kematian pada anak-anak dan bayi
4. Perkembangan otak bisa terganggu pada anak-anak dan bayi, sehingga menyebabkan
kebodohan.
E. Tindakan dan Pengobatan:
1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah. Mata rantai
tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.
2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan
tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari.
3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan
diberi pengobatan secara sempurna.
4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran,
perlu diberi obat pencegahan.

F. Pencegahan:
1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar,
menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar
rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan
mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan
memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah

4
secara berkala
7. Menyemprot rumah dengan DDT.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Happus darah tepi
-tes darah tepi dengan perwarnaan gimsa (spesies parasit)
-tetes tebal (lebih sensitive dekteksi parasit)
2. Res serosol
- IFA (Inderat Flovorescen Antibody)
- IHA (Interean Hemoglotination)
- Untuk diagnostic akut (+) bila beberapa hari setelah infeksi parasit
3. Pemeriksaan GBC

2.2 Berita mengenai kasus malaria yang terjadi di papua

Kemenkes: Papua, Papua Barat, dan NTT Endemis Tinggi Malaria


Bagikan :

5
Di daerah seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur masih menjadi daerah
berkategori endemis tinggi penyebaran penyakit malaria. Hal itu terungkap dari data
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait 'Situasi Malaria Menurut Kabupaten/Kota di
Indonesia tahun 2017.'

Dari total 262 juta penduduk di Indonesia, sebanyak 4,9 juta atau dua persennya tinggal
di daerah endemis tinggi. Selama tahun 2017, tercatat ada 261.617 kasus malaria secara nasional
yang menewaskan setidaknya 100 orang. Sementara itu, setengah dari total jumlah 514
kabupaten/kota di Indonesia sudah mencapai kategori bebas malaria. Artinya, terdapat 72 persen
penduduk Nusantara tinggal di daerah bebas malaria. Peta berwarna putih atau bebas malaria
terdapat di Pulau Jawa dan Bali, sementara sisanya mayoritas berwarna hijau (endemis rendah)
seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Pihak dari Kemenkes pun telah mengupayakan
sejumlah cara untuk mencegah penyebaran malaria. Salah satunya dengan Pekan Kelambu
Massal dan pemantauan penggunaannya karena malaria menggigit manusia di malam hari.
Secara nasional, jumlah total kelambu yang didistribusikan untuk seluruh Indonesia sejak 2004
hingga 2017 sebanyak 27,6 juta kelambu. Sementara 2017 sebanyak 3.984.224 kelambu telah
disitribusikan dalam Pekan Kelambu Massal di 166 kabupaten/kota dan 20 provinsi di Indonesia.
Peran aktif warga mencegah penyebaran malaria juga sangat membantu. Seperti yang
dilakukan Warga Kabupaten Asmat, Papua dengan menyebar ikan pemakan jentik, serta
penyemprotan dinding rumah untuk mengusir nyamuk. Warga Asmat juga sudah mulai
mengganti caranya mengumpulkan air bersih. Dari yang tadinya menampung air hujan dalam
sebuah kontainer, sekarang warga sudah membuat sumur gali dengan kedalaman kurang lebih
tiga meter.

Mencegah dengan 'ABC'. Dengan cara yang diantaranya :


A, yakni awasi dan perhatikan faktor risiko, cara penularan, cara pencegahan, masa inkubasi,
gejala, dan tanda malaria.
B, yakni biasakan untuk menghindari gigitan nyamuk selama di daerah endemis dengan
menggunakan kelambu saat tidur dan tidak keluar malam. Jika terpaksa keluar, gunakan baju
panjang dan terang serta memakai lotion anti nyamuk.
C, yakni cek darah segera ke tenaga kesehatan jika ada gejala demam selama di sana sampai satu
bulan setelah kembali dari daerah endemis. Masyarakat juga harus menyampaikan kepada dokter
riwayat perjalanannya.
Tetapi salah satu penyebab malaria tinggi di daerah papua adalah dikarenakan dengan
gaya hidup mereka yang kurang baik yaitu masyarakat papua tidur tanpa menggunakan kelambu
atau selimut dikarenakan cuaca yang panas dan tidak memiliki kipas angin sehingga masyarakat
papua lebih memilih mengorbankan keadaanya

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi
malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Terdapat
beberapa parasit yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu plasmodium falciparum,
vivax, malaria dan ovale. Parasit ini menggunakan nyamuk sebagai hospes definitifnya, yaitu
nyamuk Anopheles. Gejala klinis penyakit ini terdiri dari 3 tahap, yaitu periode dingin, periode
panas dan periode berkeringat.
Penularan penyakit ini bias secara alami, yaitu melalui gigitan langsung nyamuk
anopheles dan secara tidak alami yaitu secara bawaan dan secra mekanik. Diagnosanya dapat
dilihat dari manifestasi klinis yaitu terjadinya demam, imunnoserologi yaitu ditemukannya
antigen HRP-2, pLDH dan aldolase dan lewat pemeriksaan mikroskopik yaitu melihat morfologi
sel darah merah yang terinfeksi dan melihat asam nukleat pada parasit. Malaria ini dapat
menyebabkan rasa sakit, gangguan otak hingga menyebabkan kematian.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan lima metode, yaitu yang pertama menggunakan
mikroskopik cahaya dengan melihat morfologi eritrosit yang terinfeksi, yang kedua
menggunakan mikroskop flouresensi dengan melihat asam nukleat yang terdapat diparasit, yang
ketiga dengan menggunakan metode rapid test yaitu identifikasi antigen yang terdapat pada
serum sampel, yang keempat menggunakan dip-stick yaitu identifikasi antigen parasit malaria
yang terdapat dalam serum sampel, yang kelima dengan menggunakan PCR yaitu dengan
menggandakan sekuens DNA/RNA yang spesifik dengan menggunakan primer oligonukleotida
yang spesifik pula lalu dibaca menggunakan elektroforesis.

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat Melakukan penyuluhan secara intensif guna
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mencegah dan menanggulangi malaria
yaitu dengan memasang kasa nyamuk pada ventilasi rumah, menggunakan kelambu dan
menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur. Melakukan kegiatan surveilens malaria secara
menyeluruh, baik pemantauan parasit dan spesies vektor serta kepadatan vektor malaria.
Bagi masyarakat agar memperbaiki lingkungan dalam rumah seperti pemasangan kasa
nyamuk pada ventilasi rumah. Menghindari gigitan nyamuk malaria dengan cara pemakaian
kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk waktu tidur.

7
8

Anda mungkin juga menyukai