Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF : OBSGYN
RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN
2022-2024

TETANUS NEONATORUM

1. Pengertian Secara global hampir 14% penyebab kematian neonatus adalah tetanus
( Definisi) neonatorum. Tetanus neonatorum bertanggung jawab terhadap 50%
kematian neonatus yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Tetanus neonatorum dapat dicegah dengan imunisasi
dan atau pelayanan persalinan dan pasca persalinan yang bersih.
Beberapa penelitian komunitas di awal tahun 1970 dan 1980 di Negara
Amerika Latin dan beberapa Negara berkembang menunjukkan kematian
neonatal antara <5 sampai 60 kasus per 1000 kelahiran hidup. Di beberapa
negara berkembang kematian tetanus neonatorum merupakan 23- 72% dari
total kematian neonatal

2. Anamnesis 1. Penolong persalinan apakah tenaga medis/parameids /non


medis/dukun bayi
2. Telah mendapat pelatihan atau belum
3. Alat yang dipakai memotong tali pusat
4. Ramuan apa yang dibubuhkan pada perawat tali pusat
5. status imunisasi TT ibu sebelum dan selama kehamilan
6. Sejak kapan bayi tidak dapat menetek
7. Berapa lama selang waktu antara gejala-gejala tidak dapat
menetek dengan gejala spasme pertama

3. Pemeriksaan 1. Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang


fisik 2. Trismus (mulut sulit dibuka)
3. Mulut mencucu seperti mulut ikan (carper mouth)
4. Kekakuan otot leher, punggung, perut teraba keras (perut
papan)
5. Kejang spastik di anggota gerak (boxing position)
6. Ophistotonus (Ada sela antara punggung bayi dengan alas
saat bayi ditidurkan
7. Tali pusat biasanya kotor dan berbau

4. Pemeriksaan Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk tetanus


penunjang
neonatorum. Kadang dilakukan pungsi lumbal, pemeriksaan darah
rutin, preparat darah hapus, kultur dan sensitivitas untuk menepis
kemungkinan kea rah sepsis neonatal atau meningitis
5. Kriteria Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
Diagnosis penunjang.

6. Diagnosis A33 Tetanus Neonatorum


kerja

7. Diagnosis 1. Sepsis neonatal


banding
2. Meningitis

3. Semua penyebab kejang neonatus seperti Kongenital (cerebral


anomalies), perinatal (komplikasi persalinan, trauma perinatal &
atau perdarahan intracranial) dan postnatal (Intervensi & gangguan
metabolik)
8. Terapi 1. Eradikasi kuman
a. Tali pusat dibersihkan dengan alcohol 70% atau providon iodin.
b. Antibiotik

c. Penisilin prokain 50.000 IU/kg/kali IM, tiap 12 jam, atau


d. Ampisilin 50 mg/kg/dosis, atau
• Usia gestasi (UG) < 37 minggu
- n< 28 hari tiap 12 jam
- > 28 hari tiap 8 jam
• UG > 37 minggu
- < 7 hari tiap 12 jam
- > 7 hari tiap 8 jam
e. Metronidazole loading dose 15mg/ kg/dosis, selanjutnya 7,5mg/kg/dosis, atau
f. Interval

• Usia < 28 hari tiap 12 jam


• Usia > 28 hari tiap 8 jam
g. Pemberian dosis rumatan
• UG < 37 minggu 24 jam setelah loading dose
• UG > 37 minggu 12 jam setelah loading dose
h. Eritromisin 15-25 mg/kg/dosis tiap 8 jam Bila ada sepsis/pneumonia dapat
ditambahkan sefotaksim 50 mg/kg/dosis
• UG < 30 minggu
- <28 hari tiap 12 jam
- >28 hari tiap 8 jam
• UG > 30 minggu
< 14 hari tiap 12 jam
>14 hari tiap 8 jam
2. Netralisasi toksin
a. ATS 50.000 – 100.000 IU, setengah dosis IM, setengahnya IV, dilakukan uji kulit
lebih dahulu.
b. Bila tersedia dapat diberikan HTIG 3000- 6000 IU IM
3. Memberikan pelemas otot untuk mengatasi spasme otot
Diazepam 20-40 mg/kgBB/hari, drip, dilarutkan dalam larutan dekstrose 5%
menggunakan syringe pump. Obat dibagi menjadi empat sediaan untuk menghindari efek
pengendapan obat diazepam. Hati-hati terjadi henti napas dalam pemberiannya. Bila
diazepam telah mencapai dosis maksimal tetapi spasme tetap tidak teratasi dianjurkan
pemberian pelumpuh otot pankuronium 0,05-0,1 mg/kgBB/kali dan penggunaan
ventilator mekanik.
4. Terapi suportif
a. Pemberian oksigen
b. Pembersihan jalan nafas
c. Keseimbangan cairan, elektrolit dan kalori
5. Imunisasi
Diberikan imunisasi Tetanus Toksoid sesuai dengan jadwal imunisasi diberikan pada
saat penderita pulang.
9. Edukasi 1. Pencegahan tetanus neonatorum dapat dilakukan dengan menjaga proses
persalinan tetap aseptic termasuk pada saat pemotongan tali pusat.

2. Imunisasi aktif wanita hamil dengan 2 dosis Tetanus Toksoid 0,5 ml dengan jarak
penyuntikan 2 bulan dapat mencegah terjadinya penyakit tetanus neonatroum.

10. Prognosis 1. Ad Vitam : dubia


2. Ad Functionam : dubia
3. Ad Sanationam : dubia

11. Tingkat 3B
Evidens

12. Tingkat 3B
rekomendasi
13. Penelaah dr. Dicky Maulana Lazuardi
kritis
14. Indikator
Perbaikan Klinis
medis
15. Kepustakaan 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 2004.
Tetanus dalam Standar Pelayanan Medis Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK
UNUD. Denpasar. (Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Udayana, 2004)
2. Wibowo, T. Tetanus Neonatorum dalam Buletin Jendela Data dan Informasi.
2012. Volume 1. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI. (Wibowo, 2012)
3. IDAI. PEDOMAN PELAYANAN MEDIS IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
Edisi 1. 2009
4. IDAI. PEDOMAN PELAYANAN MEDIS IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
Edisi 2. 2011

Anda mungkin juga menyukai