Anda di halaman 1dari 4

CARI : PENGERTIAN, PENYEBAB, GEJALA, FAKTOR RESIKO, CARA PENGOBATAN

Obstipasi

- Pengertian :

• Obstipasi berasal dari bahasa Latin Ob berarti in the way = perjalanan Stipare berarti to compress =
menekan Secara istilah obstipasi adalah bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh
terhalangnya pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus).

• Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada
saluran cerna atau bisa di definisikan sebagai tidak adanya pngeluaran tinja selama 3 hari atau lebih.

• Obstipasi adalah ketidakmampuan untuk mengosongkan usus sendiri sehingga menyebabkan


penumpukan feses.

- Obstipasi ada dua macam :

• Obstipasi obstruksi total

Memiliki ciri tidak keluarnya feses atau flatus dan pada pemeriksaan colok dubur didapatkan rectum
yang kosong, kecuali jika obstruksi terdapat pada rectum.

• Obstipasi obstruksi parsial.

Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa hari tetapi kemudian dapat
mengeluarkan feses disertai gas. Keadaan obstruksi parsial kurang darurat daripada obstruksi total.

- Penyebab :

Sebab dari obstipasi ada 2 yaitu:

• Obstipasi akibat obstruksi dari intralumen usus meliputi akibat adanya kanker dalam dinding usus

• Obstipasi akibat obstruksi dari ekstralumen usus, biasanya akibat penekanan usus oleh massa
intraabdomen misalnya adanya tumor dalam abdomen yang menekan rectum.

- Gejala :
Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana terdapat kesukaran mengeluarkan feses
(defekasi). Namun obstipasi dibedakan dari konstipasi berdasarkan penyebabnya ialah dimana
konstipasi disebabkan selain dari obstruksi intestinal sedangkan obstipasi karena adanya obstruksi
intestinal. Gejala obstipasi berupa pengeluaran feses yang keras dalam jangka waktu tiap 3-5 hari,
kadang disertai adanya perasaan perut penuh akibat adanya feses atau gas dalam perut.

- Faktor resiko :

Penyakit ini bisa dipicu oleh berbagai faktor yang meliputi:

• Pola makan yang buruk, misalnya kurang mengonsumsi serat atau kurang minum.

• Kurang aktif bergerak, termasuk juga jarang olahraga.

• Penyakit pada usus atau rektum, contohnya fisura ani, penyumbatan usus, kanker usus besar, dan
kanker rektum.

• Ganguan saraf. Gangguan ini menghambat pergerakan tinja melalui usus, dan biasanya terjadi pada
penderita penyakit Parkinson, cedera saraf tulang belakang, stroke, dan multiple sclerosis.

• Gangguan pada otot yang mengerakkan usus. Kondisi ini dapat ditemui pada kondisi otot panggul yang
melemah atau dyssynergia.

• Gangguan hormon. Beberapa jenis hormon berfungsi menyeimbangkan cairan dalam tubuh. Gangguan
pada hormon ini dapat membuat cairan dalam tubuh tidak stabil sehingga memicu terjadinya konstipasi.
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan gangguan ini, antara lain adalah
diabetes, hiperparatiroidisme, kehamilan, atau hipotiroidisme.

• Efek samping konsumsi obat, contohnya obat antasida, antikonvulsan, antagonis kalsium, diuretik,


suplemen besi, obat untuk penyakit Parkinson, dan antidepresan.

• Mengabaikan keinginan untuk buang air besar.

• Gangguan mental, seperti kecemasan atau depresi.

Sementara pada bayi dan anak-anak, konstipasi biasanya dipicu oleh kurangnya konsumsi makanan
berserat dan kurang minum, pertama kali minum susu formula, serta merasa cemas atau tertekan saat
menjalani latihan buang air besar di kamar mandi.

- Obstipasi didiagnosa melalui cara:

1. Anamnesis
• Riwayat penyakit difokuskan pada gagal untuk mengeluarkan baik feses maupun gas. Perlu untuk
menentukan apakah termasuk obstruksi total atau partial

• Anamnesis ditujukan untuk menggali lebih dalam akan riwayat penyakit terdahulu yang mungkin
dapat menstimulasi terjadinya obstipasi

• Dicari juga apakah ada kelainan usus sebelumnya, nyeri pada perut, dan masalah sistemik lain yang
penting, sebagai contoh riwayat adanya penurunan berat badan yang kronis dan feses yang
bercampur darah kemungkinan akibat obstruksi neoplasma.

2. Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan abdomen standar seperti inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi untuk melihat
apakah ada massa abdomen, nyeri abdomen, dan adanya distensi kolon.

• Obstruksi usus pada fase lanjut tidak terdengar bising usus

• Pemeriksaan region femoral dan inguinal untuk melihat apakah ada hernia atau tidak. Obstruksi
kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolon sigmoid

• Pemeriksaan rectal tussae (colok dubur) untuk mengidentifikasi kelainan rectum yang mungkin
menyebabkan obstruksi dan memberikan gambaran tentang isi rektum

3. Pemeriksaan penunjang

• Pencitraan dengan CT scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan kontras. Pencitraan untuk melihat
apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi kolon tanpa udara menandakan obstruksi total dan dilatasi kolon
dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan ini dapat digunakan untuk
menentukan letak obstruksi dan penyebab obstruksi.

• Laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah (mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan


elektrolit), hematokrit (apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus missal akibat
neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi usus)

• Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan mennetukan sebab obstipasi

- Penanganan obstipasi / cara pengobatan :

• Perawatan medis : meliputi resusitasi untuk mengoreksi cairan dan elektrolit tubuh, nasograstis
decompression pada obstruksi parah untuk mencegah muntah dan aspirasi, dan pengobatan lain untuk
mencegah semakin parahnya sakit

• Operasi : untuk mengatasi obstruksi sesuai dengan penyebab obstruksi, dan untuk mencegah perforasi
usus akibat tekanan tinggi. Obstipasi obstruksi total bersifat sangat urgent untuk dilakukan tindakan
segera dimana jika terlambat dilakukan dapat mengakiabtkan perforasi usus karena peningkatan
tekanan feses yang besar.

• Diet : pada obstruksi total dianjuran tidak makan apa-apa, pada obstruksi parsial dapa diberikan
makanan cair dan obat-obat oral.

- Contoh kasus :

Wanita sudah menikah berusia 44 tahun. Memiliki riwayat 2 bulan merasa berat dan nyeri pada perut
bawah. Sering kencing, lemah, kurang nafsu makan, sukar buang air besar, dan dispareunia. 13 tahun
lalu pernah menjalani operasi cesar dan sejak itu memakai kontrasepsi inplant (susuk). Menstruasi
normal. Pemeriksaan fisik abdomen ditemukan adanya massa besar pada suprapubic menyerupai hamil
20 minggu dengan kontur irregular dan pergerakan terbatas. Pemeriksaan serviks menunjukkan serviks
yang sehat tanpa adanya perdarahan. Vaginal tussae (colok vagina) teraba massa melalui fornix anterior
dan terpisah dari uterus. Pemeriksaan biopsy histo PA dan sonografi terdiagnosa sebagai kista ovarium
kanan (endometriosis).

Contoh kasus di atas merupakan obstipasi akibat penekanan colon oleh kista ovarium. Penekanan colon
menyebabkan pergerakan feses tertahan dan terjadilah obstipasi.

Anda mungkin juga menyukai