Obstruksi usus adalah penyumbatan di usus, baik usus halus maupun
usus besar. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada saluran
pencernaan, seperti gangguan proses penyerapan makanan atau cairan,
serta gangguan pembuangan sisa pencernaan.
Sumbatan di dalam usus bisa menyebabkan penumpukan makanan, cairan, asam
lambung, atau gas. Kondisi tersebut dapat menimbulkan tekanan pada usus. Bila
tekanan makin besar, usus bisa robek dan mengeluarkan isinya (termasuk bakteri)
ke rongga perut.
Obstruksi usus merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat meningkatkan risiko
infeksi di usus. Bila tidak segera ditangani, bagian usus yang tersumbat bisa mati
dan menyebabkan komplikasi berbahaya.
Perut membesar
Perut kembung
Nyeri perut yang hilang timbul
Sembelit atau konstipasi
Diare, bila penyumbatan usus tidak terjadi secara total
Mual dan muntah
Sulit buang angin
Hilang nafsu makan
Obstruksi usus juga dapat terjadi pada anak-anak, terutama usia 3 bulan sampai 3
tahun. Umumnya, anak yang mengalami obstruksi usus akan menangis keras atau
tampak merintih kesakitan akibat nyeri di perut.
Anak juga mungkin akan menunjukkan perilaku yang berbeda, seperti tegang dan
sangat sensitif. Gejala lain yang dapat ditemukan pada anak adalah:
Demam
Muntah berwarna kuning kehijauan
Tinja berdarah dan tampak seperti jeli
Kelelahan dan kelesuan yang ekstrem
Sembelit atau diare
Perut bengkak
Dehidrasi
Tes darah, untuk mengetahui jumlah sel darah, kadar elektrolit, serta fungsi
hati dan ginjal
Foto Rontgen atau CT scan di perut, untuk mendeteksi lokasi penyumbatan
Tes barium enema, untuk melihat gambar usus secara lebih jelas dengan
memasukkan cairan barium ke dalam usus pasien melalui anus, kemudian
mengambil gambar perut dengan foto Rontgen
Kolonoskopi, untuk mengamati kondisi usus besar dari dalam menggunakan
selang berkamera
Endoskopi, untuk mengamati kondisi sistem pencernaan bagian atas, seperti
kerongkongan, lambung, dan usus halus
Selain tindakan di atas, operasi juga dapat dianjurkan pada kasus obstruksi usus.
Metode operasi yang dilakukan tergantung pada lokasi, ukuran, dan penyebab
obstruksi.
Pada obstruksi akibat perlengketan yang sudah menyebar luas atau tumor yang
berukuran besar, dokter akan menjalankan bedah terbuka. Sementara, pada
obstruksi yang disebabkan oleh infeksi atau tumor berukuran kecil, dokter dapat
memilih operasi lubang kunci (laparoskopi).
Tindakan operasi untuk mengatasi obstruksi usus meliputi:
Kolektomi
Kolektomi atau pemotongan usus adalah operasi untuk mengangkat seluruh
atau sebagian usus, baik usus kecil maupun usus besar.
Kolostomi
Kolostomi adalah pembuatan lubang di dinding perut sebagai jalan
pembuangan tinja. Prosedur ini dilakukan bila usus pasien rusak atau
mengalami peradangan. Kolostomi dapat dibuat untuk permanen atau
sementara.
Operasi untuk mengatasi perlengketan
Operasi untuk mengatasi perlengketan usus dapat dilakukan dengan bedah
terbuka atau secara laparoskopi.
Pemasangan stent pada usus
Pada prosedur ini, stent dipasang di dalam usus pasien agar saluran usus
tetap terbuka dan mencegah sumbatan terjadi kembali.
Revaskularisasi
Revaskularisasi usus adalah prosedur untuk mengembalikan aliran darah
pada usus. Prosedur ini dapat dilakukan dengan cara bedah atau melalui
penyuntikan obat.
Peritonitis
Kematian jaringan usus
Robekan di dinding usus
Penyakit kuning
Sepsis
Kerusakan organ
Kematian