PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa merupakan masalah yaang serius dan penting,
karena menyangkut individu dan dapat merugikan baik itu untuk klien
sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan bisa sampai pemerintah. Fenomena
yang terjadi di Indonesia diantaranya adalah tingginya atau semakin
bertambahnya klien dengan gangguan jiwa. Hal ini terjadi karena dampak
dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Menurut Prof. Dr. Azrul Anwar
masalah kesehatahn mental yang dialami meliputi depresi, stress,
penyalahgunaan obat, sampai skizofrenis (Stuart 2002)
Halusinasi adalah perasaan dimana klien memperosesikan sesuatu
yang sebenartnya tidak ada. Halusinasi bisa terjadi pada kelima pancaindera
manusia namun yang sering ditemui dan sering muncul adalah halusinasi
penglihatan. Gejala yang bisa muncul pada halusinasi yaitu : berbicara
sendiri, menartik diri, perawatan diri kurang, dan bisa terjadi marah-marah.
Dengan adanya tanda-tanda diatas dapat memberikan dampak gangguan
jiwa lebih lanjut, seperti resiko prilaku kekerasan, resiko mencederai diri
sendiri dan orangt lain (Maramis, 1998). Pada klien gtanggua sensori
persepsi halusinasi apabila tidak mendapatkan perawatan dan pengawasan
secara continue akan membahayakan diri ataupun orang lain, misalnya
membenturkan diri ketembok, mengamuk karena yang halusinasi itu
dianggap realita oleh pasien, sehingga tidak jarang ia menolak kenyataan
realitas yang ada disekitarnya.
II. TUJUAN
1) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan jiwa dengan
gangguan sensori persepsi halusinasi penglihatan.
1|Halusinasi
2) Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul pada klien
selama memberikan asuhan keperawatan gangguan sensori
persepsi halusinasi penglihatan dan berusaha menyelesaikan
masalah tersebut
2. Menggambarkan hasil pengkajian keperawatan pada pasien Tn.
H dengan gangguan sensori persepsi halusinasi penglihatan
3. Mendeskripsikan hasil analisa data yang diperoleh pada pasien
Tn. H dengan gangguan sensori persepsi halusinasi penglihatan
4. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan yang muncul pada
pasien Tn. H dengan gangguan sensori persepsi halusinasi
penglihatan
5. Mendeskripsikan intervenai yang dilakukan pada pasien tn.H
dengan gangguan sensori persepsi halusinasi penglihatan
6. Mendeskripsikan implementaasi yang sudah dilakukan pada
pasien Tn.H dengan gangguan sensori persepsi halusinasi
penglihatan
2|Halusinasi
halusinasi penglihatan. Wawancara dilakukan selama proses
keperwatan berlangsung
2. Observasi partisipasi
Dengan mengadakan pendekatan dan melaksanakan asuhan
keperawatan secara langsung pada klien selama di rumah sakit jiwa
Prov. Jawa Barat
3. Studi dokumentasi
Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari catatan medis, catatan
perawatan untuk mendapatkan data-data mengenai perawatan maupun
pengobatan.
4. Studi kepustakaan
Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan
penunjang sebagai teoritis untuk menegakkan diagnosa dan
perencanaan keperawatan
3|Halusinasi
BAB V : Pembahasan, meliputi : kesesuaian antara BAB II dan BAB
III, hambatan yang ditemukaan merawat pasien/klien, cara
menanggualnginya perdiagnosa.
BAB V : Penutup, meliputi : kesinmpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
4|Halusinasi
BAB II
LANDASAN TEORI
I. MASALAH UTAMA
Gangguan sensori persepsi halusinasi
5|Halusinasi
(Jenis Halusinasi serta data objektif dan Subjekti)
JENIS
DO DS
HALUSINASI
Halusinasi Dengar Bicara atau tertawa Mendengar suara-suara
(klien mendengar suara/bunyi sendiri atau kegaduhan
yang tidak ada hubungannya Marah-marah tanpa Mendengar suara yang
dengan stimulus yang sebab mengajak bercakap-
nyata/lingkungan) Mendekatkan telinga ke cakap
arah tertentu Mendengar suara
Menutup telinga menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya
Halusinasi Penglihatan Menunjuk-nunjuk ke Melihat bayangan,
(klien melihat gambaran yang arah tertentu sinar, bentuk geometris,
jelas/samar terhadap adanya Ketakutan pada sesuatau kartun, melihat hantu,
stimulus yang nyata dari yang tidak jelas atau monster.
lingkungan dan orang lain
tidak melihatnya)
Halusinasi Penciuman Mengendus-endus Membaui bau-bauan
(klien mencium suatu bau seperti sedang membaui seperti bau darah, urine,
yang muncul dari sumber bau-bauan tertentu feses, dan terkadang
tertentu tanpa stimulus yang Menutup hidung bau-bau tersebut
nyata) menyenangkan bagi
klien
Halusinasi Pengecapan Sering meludah Merasakan rasa seperti
(klien merasakan sesuatu yang Muntah darah, urine, atau feses
tidan nyata, biasanya
merasakan rasa makanan yang
tidak nyata)
6|Halusinasi
Halusinasi Perabaan Menggaruk-garuk permukaan Mengatakan ada
(klien merasakan sesuatu pada kulit serangga dipermukaan
kulitnya tanpa ada stimulus kulit
yang nyata) Merasa seperti
tersengat listrik
Halusinasi Kinestetik Memegang kakinya yang Mengatakan badannya
(klien merasakan badannya dianggapnya bergerak sendiri melayang di udara
bergerak dalam suatu ruangan
atau anggota badannya
bergerak)
Halusinasi Viseral Memegang badanya yang Mengatakan perutnya
(perasaan tertentu timbul dianggapnya berubah bentuk menjadi mengecil setelah
dalam tubuhnya) dan tidak normal seperti minum sof drink
biasanya.
7|Halusinasi
Lebih cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh
halusinasinya daripada menolaknya
Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain
Rentang perhatian hanya beberapa menit atay detik
Berkeringat banyak
Tremor
Ketidakmampuan untuk mengikuti pentunjuk
Prilaku menyerang teror seperti panik
Sangat potensial melakukan bunuh diri atau membunuh orang lain
Kegaiatan fisik yang mereflesikan isi halusinasi seperti amuk dan
agitasi
Menarik diri atau katatonik
Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang kompleks
Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang
b. FAKTOR PREDISPOSISI
Adalah faktor risiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang
dapat dibandingkan oleh individu untuk mengatasi stress.
Faktor Perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan
interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stress dan
kecemasan
Faktor Sosiokultural
Berbagai faktor dimasyarakat daoat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan, sehingga orang tersebut merasa kesepian dilingkungan
yang membesasrkannya.
Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Jika
seseorang mengalami stres yang berlebihan, maka didalam tubuhnya
8|Halusinasi
akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik
neurokimia seperti buffofenon dan dimethytransferase (DMP).
Faktor Psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran
ganda bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan
mengakibatkan stres dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada
gangguan orientasi realitas.
Faktor Genetik
Gen yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, tetapi
hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan
hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.
c. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi yaitu stimulus yang dipresepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan yang memerlukan energi ekstra
untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti
pasrtisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak berkomunikasi,
objek yang ada di lingkungan, dan juga suasan sepi atau terisolasi sering
menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan
stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat
halusinogenik.
d. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang diarahkan pada
pengendalian stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung
dan mekanisme pertahanan lain yang digunakan untuk melindungi diri.
(menurut Stuart dan Sudden, 1998)
1. Regresi : merupakan uoaya klien untuk menanggulangi
ansietas
2. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan
persepsi mengalihkan tanggung jawab
9|Halusinasi
3. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan
stimulus infornmal.
Objektif : Objektif :
10 | H a l u s i n a s i
Marah tanpa sebab (pada Tampak tidak bisa
halusinasi yang isinya melakukan ADL
mengganggu) (halusinasi fase 4)
Mondar-mandir/tidak bisa Kontak mata mudah
tenang (pada halusinasi beralih saat diajak bicara
fase 4) Tidak bisa berkonsentrasi
Tampak menyendiri (pada saat bicara
halusinasi yang isinya
menyenangkan)
11 | H a l u s i n a s i
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Perencanaan
Tgl DX
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
I Pasien mampu : Setelah......pertemuan, pasien dapat SP 1
Mengenal halusinasi menyebutkan : Bantu pasien mengenal halusinasi :
yang dialaminya Isi waktu, frekuensi, situasi pencetus, Isi
Mengontrol perasaan Frekuensi
halusinasinya Mampu memperagakan cara dalam Waktu terjadinya
Mengikuti program mengontrol halusinasi Situasi pencetus
pengobatan secara Perasaan saat terjadi halusinasi
optimal Latih mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik :
Tahapan tindakannya meliputi :
Jelaskan cara menghrdik halusinasi
Peragakan cara menghardik
Minta pasien memperagakan ulang
12 | H a l u s i n a s i
Pantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku pasien
Masukan dalam jadwal kegaiatan pasien
13 | H a l u s i n a s i
Diskusikan aktifitas yang biasa dilakukan
oleh pasien
Latih pasien melakukan aktivitas
Susun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai
dengan aktivitas yang telah dilatih (dari
bangun pagi sampai tidur malam)
Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)
14 | H a l u s i n a s i
Jelakan pengobatan (5B)
Latih pasien minum obat
Masukkan dalam jadwal kegiatan harian
pasien
15 | H a l u s i n a s i
Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal
keluarga untuk merawat pasien.
16 | H a l u s i n a s i
Melaksanakan follow up rujukan RTL keluarga :
Follow up
Rujukan
17 | H a l u s i n a s i
BAB III
GAMBARAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. H DENGAN MASALAH
UTAMA PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI :
HALUSINASI PENGLIHATAN
DI RUANG KASWARI RSJ PROVINSI JABAR
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. H
Umur : 29 Tahun
Status perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat lengkap : Kp. Ciherang Rt/ Rw 01/01 Kec. Banjarsari
Ciamis
Pendidkan terakhir : SD
PENANGGUNG JAWAB
Inisial : Ny. M
Hubungan dengan klien : Ibu kandung
Alamat : Kp. Ciherang Rt/ Rw 01/01 Kec. Banjarsari
Ciamis
18 | H a l u s i n a s i
II. ALASAN MASUK RS
Pada tanggal 29 Mei 2016, klien datang ke UGD RSJ Prov Jabar diantar
orang tua dan adiknya. Keluarga mengeluh bahwa 1 minggu sebelum
masuk RS klien terlihat tidak wajar, bicara tertawa sendiri, dibawa ke
RSUD Banjar, ada kejang, tidur kurang, mandi +, makan +, verbal
suicide +, ingin mati. Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan
saya melihat harimau, terus harimau mencakar saya nih ditangan sakit
banget, ada harimau, gajah masuk tv naik ke akhirat, keluarga
mengatakan klien pernah memukul ibunya, klien juga mengatakan
iye yeh dipukul ku imas dikepala ku sapu, kesel hayang nonjok imas
bangor budak teh, klien menggebrag meja.
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD :120/80 mmHg
N :78 x/ menit
S :36,5OC
RR : 21 x/ menit
19 | H a l u s i n a s i
2. Ukuran tubuh : TB :157 cm
BB :45 kg
3. Keluhan fisik : Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
MK : Tidak ada masalah
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Ket : : laki-laki
: perempuan
: meninggal
: pasien
: tinggal serumah
: garis anggota keluarga
Klien tinggal dengan orang tua dan adik bungsunya, sejak kecil
perkembangan diri klien lambat.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien menerima keadaan dirinya dan
menyukai seluh tubuhnya.
20 | H a l u s i n a s i
b. Identitas : Klien tamatan SD, lajang, tidak mempunya
pekerjaan.
c. Peran : Sebagai anak dalam keluarga.
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh dan berkumpul
dengan keluarga dirumah.
e. Harga diri : Klien merasa tidak ada masalah dalam
berhubungan dengan orang lain, klien juga
mengatakan mengenal baik teman-teman di
RSJ.
MK : Tidak ada masalah.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang terdekat dengannyaadalah ibu dan
saudaranya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat
Klien berbaur dengan baik dan tidak ada masalah antara dia dan
temannya di RSJ.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak memiliki hambatan dengan orang lain/ dengan
pasien lain dirumah sakit jiwa, klien bergaul dngan teman-
temannya di RSJ.
d. Spritual
Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam
Kegiatan ibadah : Selama dirawat klien jarang terlihat
sembahyang tetapi rajin membaca doa.
MK : Tidak ada masalah.
21 | H a l u s i n a s i
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Saat dilakukan pengkajian klien menggunakan baju berwarna ungu
berkerah dan celana panjang berwarna ungu, rambat klien rapih.
Secara keseluruhan klien tampak bersih dan rapih.
MK : Tidak ada masalah.
2. Pembicaraan
Pada saat pengkajian klien menggunakan bahasa indonesia, klien
dapat menjawab semua pertanyaan perawat walaupun terkadang
pembicaraan berpindah-pindah dari waktu ke waktu (inkoberen)
nada bicara klien keras. Klien berbicara ketika ditanya dan
menjawab pertanyaan perawat namun sesekali klien bercerita yang
jauh dari topik pembicaraan. klien mengatakan saya melihat
harimau, terus harimau mencakar saya nih ditangan sakit banget,
ada harimau, gajah masuk tv naik ke akhirat, keluarga mengatakan
klien pernah memukul ibunya, klien juga mengatakan iye yeh
dipukul ku imas dikepala ku sapu, kesel hayang nonjok imas bangor
budak teh, klien menggebrag meja.
MK : Halunasi dan Resiko perilaku kekerasan.
3. Aktivitas motorik
saat pengkajian klien duduksambil senyum- sentum sendiri, klien
hanya terdiam diri dalam ruangan.
MK : Tidak ada masalah.
4. Alam perasaan
Saat pengkajian klien duduk tampak bingung dan gelisah dalam
berkomunikasi, tubuhnya tampak tremor, klien tidak tampak sedih
atau gembira yang berlebihan.
MK : Tidak ada masalah.
22 | H a l u s i n a s i
5. Afek
Ekspresi wajah klien baik setiap menjawab pertanyaan perawat.
Dari hasil observasi afek yang ditunjukan klien sesuai dengan
stimulus yang diberikan.
MK : Tidak ada masalah.
7. Persepsi
Klien mengatakan selama ini melihat bayangan-bayangan (objek),
klien mengatakan saya melihat harimau, terus harimau mencakar
saya nih ditangan sakit banget, ada harimau, gajah masuk tv naik
ke akhirat, harimau ada kalo pagi-pagi dan hilang lagi,kalo ada
harimau saya nagis da takut atuh, keluarga mengatakan klien
pernah memukul ibunya, klien juga mengatakan iye yeh dipukul
ku imas dikepala ku sapu, kesel hayang nonjok imas bangor budak
teh, klien menggebrag meja.
MK : Halusinasi dan Resiko perilaku kekerasan.
8. Isi pikir
Saat pengkajian klien mengatakan saya melihat harimau, terus
harimau mencakar saya nih ditangan sakit banget. Isi pikir klien
hipokondria karena keyakinan terhadap adanya gangguan organ
dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada.
MK : Halusinasi dan Resiko perilaku kekerasan.
23 | H a l u s i n a s i
9. Tingkat kesadaran
Tingakat kesadaran klien dalam keadaan baik, karena disointrai,
klien bisa membedakan waktu, tempat dan orang.
MK : Tidak ada masalah.
10. Memori
Memori klien masih baik karena masih mengingat kejadian-kejadian
yang terjadi diceritakan pada perawat baik dulu dan sekarang.
MK : Tidak ada masalah.
24 | H a l u s i n a s i
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN MENTAL
1. Makan
Klien mangatakan makan 3 kali, maka sendiri sama makanan disini
enak tau rasanya. Klien makan diluar ruang perawatan bersama-
sama teman di RSJ dengan rapih tidak ada yang berantakan, klien
biasanya mencuci tangan atau hanya mengosok-gosok tangannya ke
baju sebelum dan sesudah makan, klien makan menggunakan
sendok, klien biasanya minum air putih yang disediakan di RSJ
sambil makan dan jika klien merasa haus.
2. BAB/ BAK
Klien mangatakan BAB 1 kali, ya ke wclah sendiri, BAK da ga
kehitung atuh neng.
3. Mandi
Klien mengatakan mandi 2 kali pagi sama sore biar segar, gosok
gigi sama keramas, klien terlihat rapih.
4. Berpakaian
Klien mengatakan ganti baju kalo mandi bajunya di kasih perawat.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 10.00 s/d 11.00 wib
Tidur malam lama : 20.00 s/d 05.00 wib
Kegiatan sebelum/ sesudah tidur : Klien mangatakan nonton
tv neng terus duduk aja dikasur, klien mengatakan tidur nyenyak
neng dikamar adem ga ada nyamuk.
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan obat suka diminum kecil obat gitumah, minum
obatnya 2 kali sehari.
7. Pemeliharan kesehatan
Klien mengatakan kalo udah dirumah mau rajin minum obat kalo
habis periksa lagi biar cepet waras.
8. Kegiatan didalam rumah
Klien mengatakan kalo dirumah bantuin nyapu rumah.
25 | H a l u s i n a s i
9. Kegiatan diluar rumah
Klien mengatakan suka ngarit buat domba.
X. PENGETAHUAN
Klien mengatakan saya ga waras, pengen cepet pulang kerumah
nunggu dokter sama ema dan bani jemput.
Terapi medik :
1. Invega 6 mg 100
26 | H a l u s i n a s i
Indikasi : terapi akut dan pemeliharaan untuk skizofrenia pada
dewasa.
Kontra indikasi : hipersensitivitas terhadap paliperidon, risperidon.
2. Merlopam 0,5 mg 3x1
Jenis obat penenang yang menyenangkan. Bisa dipakai untuk
menghilangkan ketegangann dan kecemasan (kegelisahan) yang
berkelanjutan. Merlopam mengandung lorazepam yang banyak.
27 | H a l u s i n a s i
- Klien mengatakan iye yeh dipukul ku
imas ku sapu dikepala nyeri, kesel
hayang nonjok imas bangor budak teh.
DO :
- Suara keras
- Klien terlihat menggebrag meja
28 | H a l u s i n a s i
BAB IV
PELAKSANAAN TINDAKAN
Rencana Keperawatan
Dx.
No Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Kep
1 dx. Pasien mampu : Setelah di lakukan tindakan SP. 1 (tanggal 09 mei 2016)
1
Mengenali selama 2 pertemuan , pasien Bantu pasien mengenal Ungkapan dari klien
halusinasi yang di dapat menyebutkan : halusinasi : mengenai isi , waktu ,
alaminya Isi waktu , frekuensi , - Isi frekuensi , situasi pencetus
Mengontrol situasi pencetus , perasaan - Waktu terjadinya , perasaan saat terjadi
halusinasinya Mampu mempergerakan - Frekuensi halusinasi menunjukan apa
Mengikuti cara dalam mengontrol - Situasi pencetus yang di butuhkan dan
program halusinasi - Perasaan saat terjadi dirasakan
pengobatan secara helusinasi
optimal
29 | H a l u s i n a s i
Latih mengontrol halusinasi Tindakan menghardik
dengan cara menghardik. merupakan salah satu
Tahapan tindakannya upaya untuk mengontrol
meliputi : halusinasi
- Jelaskan cara Masukkan cara
menghardik hallusinasi menghardik halusinasi
- Peragakan , cara dalam jadwal kegiatan
menghardik minta harian klien membantu
pasien memperagakan mempercepat klien dapat
ulang mengontrol halusinasi
- Pantau penerapan cara
ini , beri penguatan
perilaku pasien
- Masukkan dalam jadwal
kegiatan pasien.
Setelah 2 pertemuan , pasien SP 2 Membantu untuk
mampu : Evaluasi kegiatan yang lalu merencanakan
Menyebutkan kegiatan (SP 1) selanjutnya.
yang sudah di lakukan
30 | H a l u s i n a s i
Memperagakan cara Latih berbicara / bercakap Bercakap cakap dengan
bercakap cakap dengan dengan orang lain saat oranglain merupakan salah
orang lain halusinasi muncul satu tindakan yang dapat
Masukan dalam jadwal mengendalikan halusinasi
kegiatan pasien
Setalah 3 pertemuan , pasien SP 3 Melakukan kegiatan di
mampu : Evaluasi kejadian lalu (SP 1 , RSJ yang sesuai dengan
Menyebutkan kegiatan SP 2) kegiatan yang bias di
yang sudah dilakukan , dan Latih kegiatan agar lakukan klien di rumah
membuat jadwal kegiatan halusiansi tidak muncul merupakan salah satu
sehari-hari dan mampu Tahapannya : tindakan yang dapat
memeperagakannya - Jelaskan pentignya mengendalikan halusinasi
aktivitas yang teratur
untuk mengatasi
halusinasi
- Diskusikan aktivitas
yang biasa di lakukan
oleh pasien
31 | H a l u s i n a s i
- Latih pasien melakukan
aktivitas
- Susun jadwal aktivitas
sehari hari sesuai
dengan aktivitas yang
telah di latih (dari
bangun pagi sampai
tidur malam)
- Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan ,
berikan penguatan
terhadap perilaku pasien
yang (+)
Setalah 4 pertemuan , pasien , SP 4
mampu : Evaluasi kagiatan yang lalu Menggunakan obat secara
Menyebutkan kegiatan (SP 1, SP 2 , SP 3) teratur merupakan salah
yang sudah di lakukan Tanyakan program satu tindakan yang dapat
pengobatan mengendalikan halusinasi
32 | H a l u s i n a s i
Menyebuutkan mafaat Jelaskan pentingnya
dari program penggunaan obat pada
pengobatan gangguan jiwa
Jelaskan akibat bila tidak di
gunakan sesuai program
Jelaskan akibat bila putus
obat
Jelaskan cara mendapatkan
obat
Jelaskan pengobatan (5B)
Latih pasien minum obat
Masukan dalam jadwal
harian pasien
33 | H a l u s i n a s i
Implementasi Keperawatan
34 | H a l u s i n a s i
- Bapak ada empat cara untuk mencegah bayangan itu muncul - Ekspresi wajah klien bingung
, pertama dengan menghardik bayangan itu , kedua dengan - Klien tampak memgerti dengan
cara bercakap cakap dengan orang lain, ketiga dengan penjelasan yang diberikan
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal , keempat minum - Klien mengikuti memperragakan
obat teratur , bagaimana kalau kita blajar satu cara dulu , yaitu cara menghardik halusisnasi
dengan menghardik A : masalah teratasi sebagian
- Caranya seperti ini : P : lanjutkan intervensi cara menghardil
Saat melihat bayangan ini muncul , langsung bapak bilang , halusinasi
pergi saya tidak mau lihatsaya tidak mau llihat. Kamu
palsu. Begitu di ulang-ulang sampai bayangan itu tak terlihat
lagi. Coba bapa peragakan!
- Nah begitu..bagus! coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa
Tanggal 09 mei 2016 S:
Pukul 11.30 - Iya neng , mau belajarr lagi tutup
- Pak sesuai kontrak kita tadi sekarang kita lanjut ya pak untuk mata telinga neng ?
cara mencegah bayangan muncul lagi yang kedua ya pak , - Iya neng
bapak mau? - Tutup mata tutup telinga , pergi saya
- Nah pak , cara yang kedua itu dengan bercakap cakap tidak au lihat , sama kalo ihat harus
dengan orang lain tujuannya agar bayangn itu tidak ngobrol sama teman
35 | H a l u s i n a s i
mengganggu bapak lagi , coba bapak nanti setelah beres O:
dengan saya bapak bisa mengajak teman disini untuk - Klien tampak mengerti engan
mengobrol , ya pak? penjelasan yang deiberikan
- Nah pak kan sudah dua cara yang diajarkan , coba bapak - Kien memperagakan cara yang di
sebutkan apa saja? berikan
- Nanti lakukan ya cara-cara itu pak! A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi cara menghardik
halusinasi
Tanggal 10 juni 2016 S:
Pukul 08:30 - Pagi juga neng , masih dong
- Selamat pagi pa gimana masih ingat cara yang kemarin udah - Satu lagi kalo biar engga lihat
diajarkan? harimau harus ngobrol sama temen
- Coba peragakan - Iya dong bagus
- Coba yang satu lagi apa O:
- Bagus pak , udah bisa dan masih ingat - Klien memperagakan cara
menghardik
- Klien tampak lebih kooperatif
A : masalah teratasi
36 | H a l u s i n a s i
P : intervensi dihentikan , klien pindah
ruangan
37 | H a l u s i n a s i
BAB V
PEMBAHASAN
38 | H a l u s i n a s i
tinjauan teoritis yang telah di kemukan pada bab sebelumnya. Pada
perencanaan diagnosa keperawatan ke dua penulis tidak membuat
perencanaan, karena dalam pembuatan kasus ini hanya dimunculkan
diagnosa keperawatan yang pertama saja, sehingga diagnosa
keperawatan ke dua tidak dapat tercapai sesuai dengan tinjauan teoritis
yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya.
4. Implemetasi
Dalam tahap implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan dan intervensi yang telah direncanakan pada saat
penyusunan perencanaan keperawatan, untuk mencapai tujuan tersebut
penulis tetap memperhatikan kondisi dan respon klien.
5. Evaluasi
Evaluasi di lakukan dari awal hingga akhir kegiatan yang setiap kali
berinteraksi menggunakan analisis SOAP
(subjektif,objektif,analisa,planing). Semua tindakan keperawat dengan
diagnosa gangguan persepsi sensori:halusinasi yang di bahas oleh
kelompok melalui strategi pelaksanaan dapat di laksanakan hal ini di
dukung karena klien kooperatif dan sudah terbinanya hubungan saling
percaya antara perawat dan klien.
Setelah melihat pemamparan dari tinjauan teori (BAB II) dan
Gambaran kasus (BAB III), maka penulis dapat membandingkan antara
kesesuaiannya. Yaitu :
1. Pada gambaran kasus ini halusinasi yang terjadi pada klien Tn.H
yaitu halusinasi penglihatan. Yang ditandai dengan klien
mengatakan bahwa ia sering melihat bayanga. Bayangan yang
dimaksud klien yaitu bayangan harimau.
2. Pada saat perawat melakukan intervensi tidak banyak hambatan
yang terjadi, klien dapat mengikuti semua tindakan yang kita
anjurkan. Yaitu mengau pada setiap SP di kasus halusinasi. Namun
ketika kita melakukan tindakani ada sedikit hambatan yaitu klien
39 | H a l u s i n a s i
mengutarakan perasaan nya secara berbeliit-belit tetapi sampai
tujuan.
3. Pada saat melakukan tindakan keperawatan pada Tn.H klien hanya
mampu melakukan 2 intervernsi yang kita berikan. Yaitu :
SP 1
Bantu pasien mengenal halusinasi :
Isi
Frekuensi
Waktu terjadinya
Situasi pencetus
Perasaan saat terjadi halusinasi
Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik :
Tahapan tindakannya meliputi :
Jelaskan cara menghrdik halusinasi
Peragakan cara menghardik
Minta pasien memperagakan ulang
SP 2
Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
Latih berbicara/bercakap dengan orang lain saat halusinasi muncul
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
40 | H a l u s i n a s i
BAB VI
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Setelah melihat paparan dari BAB III,IV,V maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis halusinasi yang dialami klien Tn.H termasuk jenis halusinasi
penglihatan. Karena pada saat dilakukan pengkajian, klien
mengatakan bahwa klien melihat bayangan. Bayangan yang
dimaksud klien yaitu bayangan harimau.
2. Pada saat dilakukan pengkajian klien Tn.H berinteraksi seara
kooperatif dan dapat menjawab pertanyaan serta mampu memulai
pembicaraan. Namun ada hambatan yang terjadi pada saat dikaji
yaitu klien berbicara seara berbelit-belit tetapi sampai tujuan
pembicaraan.
3. Masalah keperawatan yang timbul pada klien Tn.H yaitu gangguan
sensori persepsi :Halusinasi penglihatan, dan Resiko prilaku
kekerasan.
4. Pada saat dilakukan intervensi keperawatan klien mampu
melaksanakan SP1 & SP2.
II. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya
dapat dipertanggungjawabnkan. Untuk saran berisi kritik yang membangun
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
pembahasan makalah yang telah dijelaskan
41 | H a l u s i n a s i