PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi palsu
(Prabowo, 2014).
Health Organization (WHO) yang menyerang lebih dari 21 juta jiwa dan
secara umum terdapat lebih dari 23 juta jiwa orang jiwa di seluruh dunia. Lebih
dari 50% orang dengan skizofrenia tidak menerima perawatan yang tepat, 90%
Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar atau (Riskesdas) pada tahun 2018,
Indonesia di tahun 2013 berjumlah 1.728 jiwa. Bukan hanya itu angka kejadian
gangguan jiwa dikelompok usia > 15 tahun di Indonesia secara nasional yakni
6.0% dari subjek yang telah dilakukan analisis berjumlah 37,728 orang.
Provinsi yang angka kejadian ganguan mental emosional terbanyak pada tahun
1
2018 terdapat di Bali 11,1% sementara paling sedikit di Kepulauan riau (2,8%)
paling tinggi untuk gangguan jiwa halusinasi. Skornya mencapai 11,6% jauh
lebih dari skor rata-rata Nasional yang hanya 6%, namun bila melihat
umur terlihat bahwa para pengidap gangguan jiwa ini didominasi oleh jenis
kelamin perempuan dengan usia di atas 65 tahun atau usia lanjut (dinkes
sulteng 2018).
Hasil observasi pada tanggal 21 Juli 2021 didapatkan bahwa Data pasien
halusinasi yang diperoleh dari Poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Madani
pada tahun 2018 berjumlah 56-61 pasien halusinasi yang masuk dalam kurun
waktu 3 bulan dari bulan 9 sampai bulan 12, tahun 2019 berjumlah 46-51
pasien halusinasi yang masuk dalam kurun waktu 2 bulan dari bulan 10 sampai
bulan 12, pada tahun 2020 pasien halusinasi yang masuk berjumlah 36-43
dalam kurun waktu 2 bulan dari bulan 2 sampai bulan 4. Dan pada tahun 2021
pasien halusinasi yang masuk berjumlah 24-40 dalam kurun waktu 3 bulan dari
2
keterbatasan mealakukan aktivitas sosial, pekerjaan, dan hobi, kesulitan
perilaku dan frustasi akibat perubahan pola interaksi dalam keluarga (Ngadiran,
2015).
maka peran keluarga sangatlah penting untuk terlibat dalam mengatasi masalah
Jiwa Rumah Sakit Umum Daerah Madani, pada 4 keluarga pasien halusinasi
perawatan pasien halusinasi di Poli Klinik Jiwa, Rumah Sakit Umum Daerah
Madani.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Keluarga
serta penyediaan data dasar yang dapat di digunakan untuk penelitian yang
lebih lanjut.
3. Bagi peneliti
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem panca indera terjadi
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
2. Jenis-Jenis Halusinasi
a. Halusinasi Pendengaran
5
klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan
b. Halusinasi Penglihatan
gambar kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa yang
c. Halusinasi penciuman
parfum atau bau yang lain. Ini sering terjadi pada seseorang pasca
d. Halusinasi Pengecapan
e. Halusinasi Perabaan
yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
f. Halusinasi Ceneshethik
g. Halusinasi Kinestetika
6
3. Tahap Halusinas
a. Tahap I (Comporting)
Perilaku klien:
b. Tahap II (Condemning)
7
c. Tahap III
Perilaku klien :
berkeringat.
d. Tahap IV
Perilaku klien :
1) Perilaku panik.
8
4. Penyebab Halusnasi
a. Dimensi Fisik
dan kesulitan-kesulitan untuk tidur dan dalam jangka waktu yang lama.
b. Dimensi Emosional
yang tidak dapat diatasi. Isi halusinasi berupa perintah memaksa dan
c. Dimensi Intelektual
klien.
d. Dimensi Sosial
9
interaksi sosial dalam dunia nyata sehingga klien cenderung menyendiri
e. Intelektual
Keterangan :
a. Pikiran logis yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
10
d. Emosi konsisten adalah manifestasi perasaan yang konsisten atau efek
tidak lama.
11
Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek
a. Tindakan Keperawatan
dengan cara diskusi dengan pasien tentang isi halusinasi (apa yang
12
(1) Menghardik halusiasi
muncul.
orang lain tersebut, sehingga salah satu cara yang efektif untuk
13
hari, membantu pelaksanaan jadwal kegiatan, memberi penguata
1) Tindakan keperawatan
pada pasien.
14
2) Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan strategi
pelaksanaan (SP):
halusinasi.
langsung.
pasien.
1. Pengertian
2014).
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
15
seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
2. Tingkatan Pengetahuan
kognitif, yaitu:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehension)
dipelajari.
c. Aplikasi (application)
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
16
d. Analisis (analysis)
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
mengelompokkan.
e. Sintesis (synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
f. Evaluasi (evaluation)
penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
a. Pendidikan
17
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
b. Pekerjaan
langsung
c. Umur
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
d. Minat
mendalam.
e. Pengalaman
18
melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
f. Kebudayaan
lingkungan.
g. Informasi
C. Landasan Teori
19
Abdul Muhith, 2015 mengatakan bahwa halusinasi yaitu suatu perubahan
persepsi sensori yang salah dan bertentangan dengan realitas atau persepsi yang
tidak terjadi dalam realita, halusinasi dapat mempengaruhi panca indra dan
adalah karena keluarga yang tidak tahu cara menangani penderita halusinasi.
perawat utama bagi penderita. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau
sakit akan sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan
penderita harus di rawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak awal
D. Kerangka Pikir
tentang upaya-upaya perawatan pasien. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
20
Pengetahuan
Perawatan pasien
Keluarga
halusinasi
Gambar 2.2
Kerangka Pikir Penelitian
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Variabel
ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh satuan
22
2. Definisi Operasional
1. Jenis Data
berikut :
a. Data Primer
Daerah Madani
23
b. Data Sekunder
(satu) jika jawaban benar dan nilai 0 (nol) jika jawaban salah. Kemudian
kurang.
E. Pengolahan Data
yaitu:
24
3. Tabulating, mengelompokkan atau mentabulasi data yang sudah diberi
kode.
selanjutnya dianalisa.
kesalahan.
F. Analisis Data
diteliti . Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan
f
p= × 100%
n
Keterangan
P = Persentase
n = jumlah soal
G. Penyajian Data
Data yang sudah diolah dan dianalisa disajikan dalam bentuk tabel
25
H. Populasi dan Sampel
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria Ekslusi
26
BAB IV
satunya rumah sakit jiwa milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, terletak
Kota Palu. Rumah sakit ini mulai dibangun sejak Tahun 1979 dengan dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan resmi berdiri pada
B di Palu. Status awal pengelolaan Rumah Sakit Jiwa Pusat Palu di bawah
Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI dengan menempati areal seluas 92.010 m2.
Palu diserahkan ke Pemda Kota Palu. Pada Tahun 2002 RSJ Pusat Palu
melalui Perda No. 12 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Laksana RSJ
Sakit Jiwa Madani Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Di Tahun 2003 RSJ Palu
27
berubah nama dan berkembang menjadi RSJ Madani dengan penambahan 4
Sakit Daerah Madani, melalui Perda Nomor 7 Tahun 2009. Pengembangan ini
Khusus dengan kapasitas 120 tempat tidur yang terdiri dari kelas utama (VIP),
Kelas I, Kelas II, dan Kelas III dan merupakan rumah sakit rujukan untuk
Sulawesi Tengah pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit ini ditambah
28
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
pendidikan responden
a. Umur
21-25 tahun (remaja akhir), 27-35 tahun (dewasa awal), 36-44 tahun
pada umur 27-35 tahun (dewasa awal) sebesar 40% dan kategori umur
terkecil terdapat pada umur 21-25 tahun (remaja akhir) sebesar 12%.
b. Pendidikan
(D3) dan Sarjana (S1), yang dapat dilihat pada tabel 4.2
29
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Poliklinik
Rumah Sakit Umum Daerah Madani
No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SMP 4 16
2 SMA 15 60
3 DIPLOMA 1 4
4 S1 5 20
Total 25 100,0
Sumber: Data Primer, 2021
4%.
c. Jenis Kelamin
30
2. Variabel Penelitian
Daerah Madani
yaitu pengetahuan kurang (jika total skor jawaban responden < 56%),
pengetahuan baik (jika jika total skor jawaban responden 76-100%), dapat
31
C. Pembahasan
yang muncul dan keluarga harus membimbing pasien agar mandiri dalam
berupa suara, penglihatan, penciuman, salah satu cara yang efektif untuk
32
cakap dengan orang lain dan melatih pasien mengontrol halusinasi dengan
lebih banyak berada pada pendidikan S1 dan SMA. Namun ada juga yang
kurang menyerap informasi. Namun dalam penelitian ini masih ada sebagian
kecil keluarga yang pendidikannya SMP ada yang pengetahuannya cukup. Hal
ini dapat disebabkan karena usia dan keterpaparan informasi yang dapat
menjenguk pasien di rumah sakit dan media lainnya yang ada dimasyarakat
seperti membaca atau mencari dari media elektronik, sehingga apa yang dilihat
oleh keluarga, yang didengar dan dibaca bisa menjadi informasi dan menjadi
pengetahuan keluarga.
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Usia kelurga dalam penelitian
ini yang pengetahuannya cukup dan baik banyak berada pada usia 27-35 tahun
33
(dewsa awal) dan 36-44 tahun (dewasa akhir) dimana usia ini termasuk dalam
usia yang sangat matang dalam hal pengalaman hidupnya termasuk dalam
Pada usia ini juga termasuk kedalam rentang usia produktif, dimana pada usia
ini individu berinteraksi masyarakat luas sehingga pada masa usia tersebut
penyuluhan masalah kesehatan jiwa, mencari informasi dari perawat yang ada
di Rumah Sakit.
Jika dilihat dari jenis kelamin keluarga sebagian besar keluarga pasien
kelamin perempuan mempunyai perasaan lebih peduli dan lebih sabar dalam
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
dan telinga (melihat dan mendengar). Pengetahuan juga dapat dipengaruhi oleh
bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal
34
semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang akan
yang lebih tinggi. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang
perempuan lebih sabar dan telaten dalam melakuan perawatan pada anggota
35
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Peneliti Selanjutnya
36
DAFTAR PUSTAKA
37
Panggabean P, Wartana I.K, Subardin, Sirait E, Rasiman N.B, Pelima R.V. 2017.
Pedoman Penulisan Proposal Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Jaya Palu
Prabowo, E. 2014.Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Jakarta : Nuha
Medika
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Rumah Sakit Madani Palu, 2017. Profil Rumah Sakit Madani Palu Tahun 2016.
Palu.
Rusdin, 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa Edisi Pertama.Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Sugiyono 2011.Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung
Alfabeta
WHO-UNICEF 2018.Inproved, Shared Unimproved and Open Defecation. WH-
UNICEF.
38