Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PASIEN DENGAN HALUSINASI

DISUSUN OLEH :

FYURINA

NIM : 210514021

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2022
A. Konsep Halusinasi
1. Definisi
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
panca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu, (Prabowo, 2014 : 2019)

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan


internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai
contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara.
(Kusmawati & Hartono, 2012:102)

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensor persepsi, mersakan sensasi palsu berupa suara, pengelihatan, pengecapan,
perabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
(Damaiyanti, 2012:53)

2. Penyebab
Gangguan halusinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti, (Biologis,
Psikologis dan Sosial)
a. Biologis gangguan perkembangan dan fungsi otak dapat menimbulkan gangguan
seperti:
1). Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal, temporal dan citim limbik.
Gejala yang mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar, daya ingat dan
berbicara.
2). Pertumbuhan dan perkembangan induvidu pada prenatal, perinatal neonatus dan
kanak-kanak

b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis diri
klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengauhi gangguan orientasi realitas adalah
penolakan atau kekerasan dalam hidup klien.
Penolakan dapat dirasakan dari keluarga, pengasuh atau teman yang bersikap dingin,
cemas, tidak peduli atau bahkan terlalu melindungi sedangkan kekerasan dapat bisa
berupa konflik dalam rumah tangga merupakan lingkungan resiko gangguan orientasi
realitas.

c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas seperti
kemiskinan, konflik sosial, budaya, kehidupan yang terisolir disertai stress yang
menumpuk (Yudi Hartono;2012;108).
3. Tanda dan Gejala
Menurut Prabowo (2014) perilaku pasien yang berkaitan dengan halusinasi adalah
sebagai berikut :
a. Bicara, senyum, dan ketawa sendiri
b. Menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, dan respon verbal lambat
c. Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari orang lain
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah
f. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detik dan
berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
g. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya) dan
takut
h. Sulit berhubungan dengan orang lain
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung jengkel dan marah
j. Tidak mampu mengikuti perintah
k. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan kataton

4. Pohon Masalah

Pohon Masalah
Effect
Resiko perilaku kekerasan

Cor Problem
Perubahan sensori persepsi

Isolasi sosial :mmenarik diri Cause


5. Strategi Pelaksana (SP)

Halusinasi Pasien Keluarga

SP I p SP I k
Mengidentifikasi jenis halusinasi
pasien Mendiskusikan masalah
Mengidentifikasi isi halusinasi yang dirasakan keluarga
pasien dalam merawat pasien
Mengidentifikasi waktu
halusinasi pasien Menjelaskan pengertian,
Mengidentifikasi frekuensi tanda dan gejala halusnasi,
halusianasi pasien yang dialami pasien beserta
Mengidentifikasi situasi yang proses terjadinya
menimbulkan halusinasi
Mengidentifikasi respons pasien Menjelaskan cara-cara
terhadap halusinasi merawat pasien halusinasi
Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
Menganjurkan pasien
memasukkan cara menghardik
dalam jadwal kegiatan harian

SP II p SP II k
Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga
harian pasien mempratekkan cara merawat
Melatih pasien mengendalikan pasien dengan halusinasi
halusinasi dengan cara bercakap- Melatih keluarga melakukan
cakap dengan orang lain cara merawat langsung
Menganjurkan pasien kepada pasien halusinasi
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

SP III p SP III k
Mengevaluasi jadwal kegiatan Membantu keluarga
harian pasien membuat jadwal aktivitas di
Melatih pasien mengendalikan rumah termasuk minum obat
halusinasi dengan melakukan (discharge planning)
kegiatan (kegiatan yang biasa Menjelaskan follow up
dilakukan pasien pasien setelah pulang
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP IV p
Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
Memberikan Pendidikan
kesehatan tentang penggunaan
obat secara teratur
Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA

Budi ana dkk;2011;Keperawatan kesehatan jiwa;Jakarta;EGC

Eko Prawbowo.(2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :


Nuha Medika

Iskandar dkk;2012;Asuhan Keperawatan Jiwa;Bandung;Refika Aditama

Iyus, Y (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung : PT refika Aditama.

Mukhripah Damayanti, Iskandar. (2012). Asuhan Keperawtan Jiwa. Bandung : Refika


Aditama

Sundeen, S.A.(1998). Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta:EGC

Wijayaningsih, K.s.(2015). Panduan Lengkap Praktik

Anda mungkin juga menyukai