Disusun oleh :
1). Febby Dini DeavSagita (1814201053)
2). Irma Wahyuni (1814201066)
3). Bella Angelvina (1814201074)
4). Julia Putri Humaira (1814201083)
A. PENGERTIAN HIV/AIDS DAN NAPZA
1. Alkohol
Apabila seseorang ketagihan alkohol maka gejala yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
a. Perilaku yang buruk
b. Sakit perut karena terjadi radang pada lambung (gastritis)
c. Kerusakan pada pembuluh-pembuluh saraf
d. Kerusakan mental (alkohol psikosis)
e. Kerusakan pada liver ( hati )
f. Kerusakan korteks (batang otak)
g. Bicara cadel
h. Gerakan tidak terkordinir
i. Nistagmus, apatis, somnolen, vertigo, jalan sempoyongan.
Pengaruh dari seseorang yang berhenti dari pemakaian zat adiktif adalahsebagai berikut :
a. Gelisah, Berkeringat, Denyut jantung cepat,
b. Mual muntah ,Tremor, Kejang otot.
c. Agresif ,Cemas, Halusinasi.
d. Tinitus delirium,Insomnia.
e. Sakit kepala lemah
2. Kokain
3. Amphetamine
Meski efeknya terlihat positif, efek samping dari pengguna ekstasi yaitu :
a. Mulai merasa gugup, mual-mual, kehilangan nafsu makan
b. Ketergantungkan obat sehingga tekanan darah meningkat
c. Gangguan pada organ hati dan glaukoma
d. Perilaku panik, paranoid, banyak keringat, mulut kering.
e. Menggigil, marah-marah, berat badan menurun, kejang diskinesia, distonia.
Gangguan pada seseorang yang berhenti dari pemakaian esktasi adalahsebagai berikut :
a. Lelah, mimpi buruk, nafsu makan bertambah.
b. Insomnia
c. Tindakan bunuh diri
d. Iritabilitas
e. Depresi berat dan cemas.
A. Pengkajian
• Fisik : nyeri, ganguan pola tidur, menurunnya selara makan, konstipasi, diare,
perilaku suka melanggar norma, kebersihan diri, potensial komplikasi, jantung, hati
dsb.
• Emosional : perasaan gelisah ( takut kalau diketahui ) tidak percaya diri curiga dan
tidak berdaya
• Social : lingkungan social yang biasa akrab dengan klien biasanya adalah teman
pengguna zat, anggota keluarga lain pengguna zat lingkungan sekolah atau kampus
yang digunakan oleh para pengedar.
• Intelektual pikiran : selalu ingin menggunakan zat adiktif, perasaan ragu untuk
berhenti, aktivitas sekolah atau kuliah menurun sampai berhenti, pekerjaan terhenti.
• Spiritual : tidak ada, nilai-nilai kebaikan ditinggalkan karena perubahan perilaku
( tidak jujur, mencuri, mengancam dan lain-lain ).
• Keluarga : ketakutan akan perilaku klien, malu pada masyarakat, penghamburan
secara ekonomi oleh klien, komunikasi dan pola asuh tidak efektif, dukungan moril
terhadap klien tidak terpenuhi .
B. Diagnosa
• Koping individu tidak efektif sehubungan dengan tidak mampu mengatasi
keingin dengan menggunakan napza.
• Kerusakan interaksi social ( maladaptive )
• Gangguan kesadaran somnolent sehubungan dengan intoksikasi obat
sedative hipnotik
• Gangguan konsep diri : harga diri yang rendah sehubungan dengan ketidak
mampuan mengatasi masalahnya
• Resiko penularan HIV
C. Intervensi
• Diangnosa 1 : koping individu tidak efektif sehubungan dengan tidak
mampu mengatasi keingin menggunakan napza
• Tujuan : klien mampu untuk mengatasi keinginan atau sugesti
emnggunakan napza
• KH : - Pasein tidak gelisah
-Klien mampu mengatasi sugesti keinginannya menggunakan napza
• Rencana tindakan :
1. Identifikasi situasi yang menyebabkan timbulnya sugesti
2. Identifikasi perilaku ketika sugesti datang
3. Diskusikan cara mengalihkan pikiran dari sugesti ingin menggunakan
zat dengan menciptakan sugesti yang lebih positif
4. Diskusikan upaya keluarga membantu klien mengurangi sugesti
5. Motivasi keluarga untuk membantu klien mampu jujur bila sugestinya
datang
• Diangnosa 2 : kerusakan interaksi social ( maladaptive )
• Tujuan : klien mengambil keputusan untuk bergaul dengan teman bukan
pengguna napza
• KH : -
• Rencana tindakan :
1. Identifikasi pengaruh teman terhadap sugesti
2. Bantu klien menilai fotor negative bila kontak dengan sesama pengguna
napza.
3. Beri dukungan akan harapan kebaikan bila bergaul lebih banyak dengan
buka penggunakan napza.
4. Bantu memutuskan hubungan dengan pengguna napza.
5. Bantu klien menghindari pengguna napza.
6. Diskusikan untuk menghargai usaha klien tidak berhubungan legi dengan
pengguna napza.
• Diagnosa 3 : ganguan kesadaran somnolent sehubungan dengan intoksikasi obat
sedative hipnotik
• Tujuan : klien mampu melakukan interaksi dan memberikan respon terhadap
stimulasi secara optimal.
• KH : -
• Rencana tindakan :
1. Observasi tanda-tanda vital terutama kesadaran, gejala kejang terutama 25 menit
pada jam 3 pertama, 30 menit pada 3 jam kedua, dan setiap 1 jam pada 24 jam
beritkutnya.
2. Bekerja sama dengan dokter dalam pemberian terapi medis perhatian dosis, reaksi
pasien dan lama pemberian.
3. Memberikan rangsangan fisik secara terus menerus misalnya menepuk-nepuk bahu,
memanggil nam klien.
4. Memberikan rsa nyaman dan aman dengan pengaturan posisi.
5. Observasi keseimbangan cairan.
6. Menjaga keselamatan diri klien selama kesadaran terganggu.
Diangnosa 4 : mengidentifikasi pengetahuan pasien tentang bahaya
NAPZA dan penularan virus HIV ( melalui darah, cairan tubuh )
melibatkan keluarga atau teman sebaya dalam pengontrolan perilaku
pasien ( penggunan NAPZA ) menganjurkan penggunaan jarum disposable
( jika pasien terpaks harus menggunakan NAPZA- pengobatan
metadhone )
TERIMA KASIH