Anda di halaman 1dari 7

PAPER TOKSIKOLOGI

MEKANISME DAN GEJALA KLINIS TENTANG KERACUNAN NAPZA

TINGKAT II B-TLM

KELOMPOK 9

DISUSUN OLEH :

 ANISA TRI HANDAYANI P279031170


 ILMI DINA PRIANTI P27903117070
 MEIDINA AKMARINA IZTASAQ P279031170
 RIZKY PRATAMA PUTRA P279031170

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2018
MEKANISME DAN GEJALA KLINIS NAPZA

A. PENGERTIAN NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat
yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama
otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis,
dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor
pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut
kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif,
yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan, dan pikiran.

B. MEKANISME KERACUNAN NARKOTIKA


Narkoba berpengaruh pada bagian otak yang bertanggung jawab atas
kehidupan perasaan adalah sistem limbus: Hipotalamus adalah bagian bagian dari
sistem limbus, sebagai pusat kenikmatan pada otak. Dalam sel otak terdapat
bermacam-macam zat kimia yang disebut neurotransmitter. Zat kimia ini bekerja pada
sambungan sel saraf yang satu dengan sel saraf lainnya (sinaps). Beberapa di antara
neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis narkoba. Semua zat psikoaktif
(narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain) dapat mengubah perilaku, perasaan
dan pikiran seseorang melalui pengaruhnya terhadap salah satu Universitas Sumatera
Utara 7 atau beberapa neurotransmitter. Neurotransmitter yang paling berperan dalam
terjadinya ketergantungan adalah dopamin. Narkoba menghasilkan perasaan ‘high’
dengan mengubah susunan biokimia molekul pada sel otak yang disebut neuro-
transmitter. Jika narkoba masuk ke dalam tubuh, dengan cara ditelan, dihirup, atau
disuntikkan, maka narkoba mengubah susunan biokimiawi neurotransmitter pada
sistem limbus. Karena ada asupan narkoba dari luar, produksi dalam tubuh terhenti
atau terganggu, sehingga ia akan selalu membutuhkan narkoba dari luar. Yang terjadi
pada ketergantungan adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat
kenikmatan. Jika mengonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan orang itu. Jika
merasa nyaman, otak mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan akan memberikan
kesan menyenangkan. Jika memakai narkoba lagi, orang kembali merasa nikmat
seolah-olah kebutuhan batinnya terpuaskan. Otak akan merekamnya sebagai sesuatu
yang harus dicari sebagai prioritas sebab menyenangkan.
Dapat dikatakan bahwa otak bekerja dengan motto jika merasa enak,
lakukanlah. Otak dilengkapi alat untuk menguatkan rasa nikmat dan menghindarkan
rasa sakit atau tidak enak, guna membantu memenuhi kehidupan dasar manusia,
seperti rasa lapar, haus, rasa hangat, dan tidur. Mekanisme ini merupakan mekanisme
pertahanan diri. Jika lapar, otak menyampaikan pesan agar mencari makanan yang
dibutuhkan. Kita berupaya mencari makanan itu dan menempatkannya diatas segala-
galanya. Kita rela meninggalkan pekerjaan dan kegiatan lain, demi memperoleh
makanan itu.
Yang terjadi pada adiksi adalah semacam pembelajaran sel-sel otak pada pusat
kenikmatan. Jika mengonsumsi narkoba, otak membaca tanggapan kita. Jika merasa
nikmat, otak mengeluarkan neurotransmitter yang menyampaikan pesan: “Zat ini
berguna bagi mekanisme pertahanan tubuh”. Jadi, ulangi pemakaiannya. “Jika
memakai narkoba lagi, kita kembali merasa nikmat seolah-olah kebutuhan kita
terpuaskan”. Otak akan merekamnya sebagai sesuatu yang harus dicari sebagai
prioritas. Akibatnya, otak membuat program salah, seolah-olah kita memang
memerlukannya sebagai mekanisme pertahanan diri. Maka terjadilah kecanduan!
C. GEJALA KLINIS
a. GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Perubahan Fisik Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang
digunakan, tapi secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :
 Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo
(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif,curiga.
 Pengaruh kesehatan :
a. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:
infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses),
alergi, eksim
d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
e. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur
f. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi
adalah gangguan pada endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon
reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual
g. Dampak penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan reproduksi pada
remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
 Bila kelebihan dosis (overdosis) : nafas sesak,denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
 Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung
berair,menguap terus menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air
sehingga malas mandi,kejang, kesadaran menurun.
 Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat,tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan
jarum suntik)
2. Perubahan Sikap dan Perilaku
 Prestasi sekolah menurun,sering tidak mengerjakan tugas sekolah,sering
membolos,pemalas,kurang bertanggung jawab.
 Pola tidur berubah,begadang,sulit dibangunkan pagi hari,mengantuk
dikelas atau tampat kerja.
 Sering berpegian sampai larut malam,kadang tidak pulang tanpa
memberi tahu lebih dulu.
 Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar
bertemu dengan anggota keluarga lain dirumah.
 Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh
keluarga,kemudian menghilang
 Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi
tak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik
sendiri atau milik keluarga, mencuri, mengomengompas terlibat tindak
kekerasan atau berurusan dengan polisi.
 Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap
bermusuhan pencuriga, tertutup dan penuh rahasia
 Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah, hilang
kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga .
 Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal, sulit
berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan, cenderung menyakiti diri,
perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
3. Perubahan terhadap lingkungan sosial
 Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
Merepotkan dan menjadi beban keluarga
 Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

D. MEKANISME KERJA NARKOBA DALAM TUBUH


1. Melalui saluran pernapasan: dihirup melalui hidung(shabu), dihisap sebagai
rokok (ganja).
Narkoba yang masuk ke saluran pernapasan setelah melalui hidung atau
mulut, sampai ke tenggorokan, terus ke bronkus, kemudian masuk ke paru-
paru melalui bronkiolus dan berakhir di alveolus. Di dalam alveolus, butiran
“debu” narkoba itu diserap oleh pembuluh darah kapiler, kemudian dibawa
melalui pembuluh darah vena ke jantung.
Dari jantung, narkoba disebar ke seluruh tubuh. Narkoba masuk dan
merusak organ tubuh (hati, ginjal, paru, usus, limpa, otak, dll). Narkoba yang
masuk ke dalam otak merusak sel otak. Kerusakan pada sel otak
menyebabkan kelainan pada tubuh(fisik) dan jiwa (mental dan moral).
Kerusakan sel otak menyebabkan terjadinya perubahan sifat, sikap, dan
perilaku.
2. Melalui saluran pencernaan: dimakan atau diminum (ekstasi, psikotropika)
Narkoba masuk melalui saluran pencernaan setelah melalui mulut,
diteruskan ke kerongkongan, kemudian masuk ke lambung, dan diteruskan
ke usus. Di dalam usus hakus, narkoba dihisap oleh jonjot usus, kemudian
diteruskan ke dalam pembuluh darah kapiler, narkoba lalu masuk ke
pembuluh darah balik, selanjutnya masuk ke hati.
Dari hati, narkoba diterskan melalui pembuluh darah ke jantung,
kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Narkoba masuk dan merusak organ-
organ tubuh(hati, ginjal, paru-paru, usus, limpa, otak, dll). Setelah di otak,
narkoba merusak sel-sel otak. Karena fungsi hati dan peranan sel otak,
narkoba tersebut menyebabkan kelainan tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan
moral). Cara pemakaian seperti ini mendatangkan reaksi setelah relatif lebih
lama karena jalurnya panjang.
3. Melalui aliran darah
Jalan ini adalah jalan tercepat. Narkoba langsung masuk ke pembuluh
darah vena, terus ke jantung dan seterusnya sama dengan mekanisme melalui
saluran pencernaan dan pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Habibah Hanum. Wika, Hanida Lubis. Ari, Sudibrata. Penyalah Gunaan Napza.
Divisi Psikosomatis – Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-USU/ RSUP H. Adam Malik
Medan. Universitas Sumatera Utara.

Partodiharjo, Subagyo.2009. Kenali Narkoba Dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai