Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FORENSIK DAN APLIKASI PCR

PENGAMBILAN, KARAKTERISASI, DAN PENYIMPANAN BAHAN


BIOLOGIS

TINGKAT II B
KELOMPOK 3

Disusun Oleh :
1. Anisa Tri Handayani (P27903117053)
2. Aulia (P27903117055)
3. Desia Anik Setianingsih (P27903117060)
4. Essa Rianty (P27903117063)

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kapada nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Forensik dan
Aplikasi PCR yang telah membimbing kami, serta pihak lain yang ikut membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa, manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga dalam
pembuatan makalah ini yang masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan untuk memperbaiki
kesalahan dikemudian hari.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya.

Tangerang, 28 Januari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar Belakang ................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5
A. Pengumpulan Bahan Biologis, Karakterisasi dan Penyimpanan ....................... 5
B. Sumber Barang Bukti Biologis .......................................................................... 5
C. Pengumpulan dan Penanganan Bahan di TKP ................................................... 7
D. Pengumpulan dan Penanganan Bahan Pada Tempat Kejadian Kriminal......... 12
E. Metode Pencarian Bahan Biologis ................................................................... 13
F. Penyimpanan Bahan Biologis .......................................................................... 14
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ............................................................................................................. 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para ahli dalam bidang forensik, mempunyai standar dalam proses
penanganan barang bukti. Hal itu dilakukan karena dalam proses penyidikan,
dimana data atau barang bukti yangdidapatkan berasal dari sumber aslinya dan
tidak adanya manipulasi baik isi, bentuk, maupun kualitas dari data atau barang
bukti tersebut.
Berbagai kasus dan persoalan hukum yang akhir-akhir ini sering terjadi,
Seperti kasus pencurian, pembunuhan, dan pemerkosaan yang harus ditangani
dengan cepat oleh aparat penegak hukum dan memiliki keahlian khusus dalam
mengungkap dan menangkap pelaku-pelaku dari kasusu-kasus tersebut. Salah satu
ilmu yang memiliki keahlian khusus dari penyidik karena dapat membantu aparat
penegak hukum dalam mengungkapkan kasus yaitu ilmu tentang forensik yang
selalu dilibatkan atau dimanfaatkan dalam sebuah penyelidikan suatu kasus
kriminal untuk kepentingan hukum dan keadilan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber barang bukti biologis dan bagaimana cara pengumpulan serta
cara penangananya di TKP?
2. Bagaimana cara penyimpanan barang bukti biologis?
3. Bagaimana cara pengumpulan barang bukti biologis di TKP?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja sumber barang bukti biologis dan bagaimana cara
pengumpulan serta cara penangananya di TKP?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyimpanan barang bukti biologis?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengumpulan barang bukti biologis di TKP?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengumpulan Bahan Biologis, Karakterisasi dan Penyimpanan


Sensitivitas dan daya bukti dari profil DNA telah berdampak pada cara untuk
menyelediki TKP. Karena hanya beberapa sel yang diperlukan untuk profiling
DNA, pemeriksa kejadian kejahatan sekarang memiliki kemajuan lebih luas untuk
mengumpulkan bukti biologis dan juga memiliki kesempatan lebih besar untuk
mengetahui kontaminan TKP dengan DNA.

B. Sumber Barang Bukti Biologis


Manusia terdiri triliunan sel dan hampir semua mengandung inti, kecuali sel
darah merah. Berbagai bahan seluler juga dapat pulihkan dari kejahatan. Bahan
biologi yang paling sering ditemui di kejadian kejahatan adalah darah. Hal ini
karena banyak kejahatan berupa kekerasan, dan juga karena lebih mudah untuk
visualisasi daripada bahan biologi lain seperti air liur. Sampel lainnya yang sering
ditemui yaitu cairan mani dimana sampel ini sangat penting dalam kasus-kasus
kekerasan seksual. Air liur yang dapat ditemukan pada sesuatu yang menempel
dimulut, seperti puntung rokok dan botol minuman, atau pada bekas gigitan. Sel-
sel epitel juga dapat disimpan misalnya, sebagai ketombe dan kotoran. Dengan
peningkatan sensitivitas profil DNA, pemulihan DNA dari sel-sel epitel yang
menyentuh juga mungkin terjadi. Gudang rambutnya secara alami, juga dapat
ditarik keluar melalui kontak fisik dan dapat pulih dari kejahatan adegan. Secara
alami gudang rambut cenderung tidak punya banyak folikel terpasang dan bukan
sumber yang baik dari DNA, padahal petikan rambut atau rambut dihapus akibat
tindakan fisik seringkali memiliki akar terpasang, yang merupakan sebuah sumber
bahan selular yang kaya.

5
(a) (b)
Gambar 1. Darah merupakan bentuk paling umum biologis bahan yang pulih
dari kejahatan adegan. (a) besar volume darah dapat diambil menggunakan lap,
jika darah cair kemudian bisa diambil menggunakan jarum suntik atau pipet
(gambar yang diberikan oleh allan scott, universitas pusat lancashire). (b) darah
pada pakaian biasanya dikumpulkan dengan swabbing, atau memotong yang area
yang terkena darah (gambar yang diberikan oleh elizabeth) wilson (lihat bidang
piring full-colour).

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2. Jenis sel umum yang diperoleh dari adegan kejahatan: (a) sel
darah putih; (b) spermatozoa; (c) sel epitel (dari air liur); (d) sebuah batang rambut
dengan folikel terpasang (sel-sel telah ternoda dengan haematoxylin dan eosin).

6
Sumber Barang Bukti Bagian Barang Bukti Sumber DNA
Alat pemukul atau senjata Handel, ujung pagangan Keringat,kulit,darah,jaringan
sejenis lain
Topi, bandana, topeng Bagian Dalam Keringat, rambut, ketombe
Kacamata Bagian hidung, bagian Keringat, kulit
telinga, kaca
Tisu wajah, cotton bud Bagian permukaan Mukus, darah, kulit,
keringat, semen, sekret
telinga
Pakaian kotor Bagian permukaan Darah, keringat, semen
Tusuk gigi Bagian ujung Saliva
Puntung rokok Bagian bibir/filter Saliva
Perangko atau amplop Bagian yang dijilat Saliva
Plester atau tali Bagian permukaan Kulit, keringat
Botol, kaleng minuman, Bagian tepi atau bagian Saliva, keringat
gelas/cangkir yang bersentuhan dengan
bibir
Kondom bekas Bagian permukaan luar atau Semen, sel vagina/rektum
dalam
Selimut, bantal, guling Bagian permukaan Keringat, rambut, semen,
urin, saliva
Peluru Permukaan luar Darah, jaringan lain
Bekas gigitan pada kulit Bagian permukaan Saliva
atau pakaian

Tabel 1. Jenis bahan biologis yang dapat diperoleh dari TKP. Profil DNA
yang dihasilkan dari bahan TKP dibandingkan terhadap profil referensi yang
diberikan oleh tersangka, dan dalam beberapa kasus, korban.

C. Pengumpulan dan Penanganan Bahan di TKP


Pemeriksaan barang bukti darah dan jaringan tubuh wajib memenuhi persyaratan
teknis sebagai berikut :
 Diambil sesuai dengan tata cara pengambilan barang bukti
 Darah dan jaringan tubuh pada serpihan kecil, dikirim dalam keadaan
kering

7
 Setiap barang bukti dimasukkan ke dalam wadah secara terpisah,
dibungkus, diikat, dilak, disegel dan dilabel
 Jaringan tubuh yang terdapat pada gigi dan tulang dari kerangka
manusia, dikirim beserta gigi dan tulangnya dalam keadaan kering
 Gigi dan tulang dari mayat, ditempatkan dalam wadah dan dimasukan
kedalam Ice Box yang telah diisi es batu
 Darah tidak boleh terkontaminasi atau terkena sinar matahari
 Bukti pakaian korban harus dikirim
 Setiap barang bukti bukti dimasukkan ke dalam wadah secara terpisah,
dibungkus, diikat, dilak, disegel dan dilabel
 Segera dikirim ke Labfor Polri; dan apabila penyidik tidak dapat
mengambil barang bukti darah dan jaringan tubuh, dapat meminta
bantuan petugas Labfor Polri untuk pengambilan barang bukti atau
pemeriksaan barang bukti langsung di TKP.

1. Tata Cara Pengambilan Barang Bukti Darah


Darah Segar
 Gunakan sarung tangan
 Tekan permukaan darah dengan sepotong kertas saring atau kain kasa yang
bersih
 Setiap lokasi digunakan kertas saring atau kain kasa/kain putih tersendiri;
 Serapan darah dikeringkan di ruang terbuka
 Serapan darah amplop/, dibungkus, diikat dilak, disegel, dan diberi label.

Darah Kering
 Gunakan sarung tangan
 Kerik darah kering dengan alat kerik tajam dan bersih
 Ditampung, dimasukkan ke amplop diberi label

8
 Menggunakan alat kerik yang berbeda
 Hasil kerikan ditampung secara terpisah
 Bercak darah kering yang tipis dan sulit untuk dikerik :
- Membasahi kain
- Disapukan pada permukaan bercak darah
- Dikeringkan di ruang terbuka
- Dimasukkan dalam dan diberi label.

2. Tata Cara Pengambilan Jaringan Tubuh


Jaringan tubuh (pada kulit, gigi, tulang, dan sebagainya)
 Gunakan sarung tangan
 Jaringan tubuh yang berasal dari mayat, diambil oleh dokter forensik, pilih
jaringan tubuh yang belum mengalami pembusukan lanjut
 Apabila mengalami pembusukan lanjut, ambil gigi berakar tiga (geraham)
dan tulang
 Ambil serpihan jaringan yang ditemukan di TKP
 Masing-masing jaringan tubuh dimasukan kedalam kantong plastik yang
berbeda, diikat dilak, disegel, dan diberi label.

3. Tata Cara Pengambilan Barang Bukti Rambut


 Angkat rambut dengan menggunakan pinset
 Dimasukkan ke dalam lipatan kertas putih, dimasukan kedalam amplop dan
diberi label
 Gunakan lipatan kertas putih yang berbeda
 Apabila rambut diduga terdapat pada kemaluan korban :
- Sisir rambut kemaluan korban
- Dimasukan ke dalam lipatan kertas putih, dimasukan kedalam amplop
kemudian diikat, dilak, disegel, dan diberi label.

9
Pemeriksaan Barang Bukti Rambut Wajib Memenuhi Persyaratan Teknis
Sebagai Berikut :
 Diambil sesuai dengan tata cara pengambilan barang bukti
 Dimasukan ke dalam lipatan kertas putih, dimasukan kedalam amplop dan
diberi label
 Apabila terdapat beberapa rambut, gunakan lipatan kertas putih yang
berbeda
 Diperlukan bahan pembanding rambut tersangka/korban, dengan jumlah
paling sedikit 3 helai rambut berikut akarnya
 Rambut pembanding dibungkus secara terpisah, kemudian diikat, dilak,
disegel, dan diberi label
 Segera dikirim ke Labfor Polri
 Apabila penyidik tidak dapat mengambil barang bukti rambut, dapat
meminta bantuan petugas Labfor Polri atau pemeriksaan barang bukti
langsung di TKP.

4. Tata Cara Pengambilan Barang Bukti Air Mani/Sperma


Apabila ditemukan pada benda yang mudah diangkat :
 Kumpulkan dan pilahkan masingmasing benda tersebut
 Apabila bendabenda tersebut basah atau lembab keringkan dahulu
Apabila ditemukan pada benda yang sulit diangkat (kasur atau
karpet) :
 Gunting bagian kasur atau karpet yang mengandung air mani
 Masukkan guntingan tersebut ke dalam sampul.
Apabila ditemukan pada benda yang sulit diangkat (lantai) :
 Gunakan sarung tangan
 Kerik air mani/sperma

10
 Ditampung pada sehelai kertas putih bersih, dimasukkan ke dalam amplop,
diikat, dilak, disegel, dan diberi label

Pemeriksaan Barang Bukti Sperma Wajib Memenuhi Persyaratan Teknis


Sebagai Berikut :
 Diambil sesuai dengan tata cara pengambilan
- Jika menempel pada barang yang sulit diangkat, dikirimkan bagian yang
ada air mani/spermanya
- Apabila ditemukan pada bagian tubuh korban hidup, meminta bantuan
suster/dokter bidan Puskesmas setempat
 Dalam keadaan kering
- Jika terdapat pada lantai, dikeringkan dan dikerik, dimasukan ke dalam
lipatan kertas putih, dimasukkan ke dalam amplop/sampul serta diberi
label
- Diperlukan bahan pembanding air mani/sperma tersangka
 Jika menempel pada barang yang mudah diangkat, dikirimkan beserta
barang
- Dijaga agar tidak terkontaminasi, dibungkus secara terpisah, kemudian
diikat, dilak, disegel, dan diberi label
- Air mani/sperma pembanding dibungkus secara terpisah, kemudian
diikat, dilak, disegel, dan diberi
label
- Segera dikirim ke Labfor Polri;

5. Tata Cara Pengambilan Barang Bukti Saliva/Air Liur


 Barang bukti saliva/air liur dapat ditemukan pada puntung rokok atau
benda-benda bekas gigitan;

11
 Ambil puntung rokok atau benda bekas gigitan yang dapat diangkat
dengan menggunakan pinset, masukan ke dalam amplop, kemudian
diikat, dilak, disegel, dan diberi label;
 Apabila terdapat beberapa puntung rokok atau benda bekas gigitan
yang dapat diangkat , masing-masing dibungkus secara terpisah; dan
 Apabila benda bekas gigitan tidak dapat diangkat, serap saliva/air liur
dari benda tersebut dengan menggunakan kertas saring atau kain
kasa/kain putih, angin-anginkan hingga kering, masukan ke dalam
kantong plastik, kemudian diikat, dilak, disegel, dan diberi label.

D. Pengumpulan dan Penanganan Bahan Pada Tempat Kejadian Kriminal


Tingginya tingkat sensitivitas membuat alat forensik DNA profiling yang
berharga juga dapat menjadi kerugian potensial. Kontaminasi bahan bukti dengan
bahan biologis dari sumber lain. Sangat penting untuk mengambil perawatan yang
tepat, seperti menjaga integritas kejadian dan mengenakan pakaian pelindung
lengkap dan masker wajah selama penyelidikan dari kejadian. Penanganan yang
tidak tepat dari bukti dapat memiliki konsekuensi serius. Dalam kasus terburuk,
dapat menyebabkan kontaminasi silang, menyebabkan degradasi sampel, dan
mencegah atau membingungkan interpretasi bukti.
Prinsip Dalam Pengambilan Dan Pengumpulan Spesimen Dari Barang Bukti :
 Semua barang bukti diambil menggunakan alat steril
 Setiap barang bukti dikemas tersendiri, diberi label, dan dikirim ke
laboratorium
 Petugas menggunakan penutup rambut dan masker
 Hindari kesalahan pelabelan spsimen
Barang bukti lainnya : gelas bekas pakai, senjata,sisir,sikat gigi, kertas tisu bekas
pakai, sapu tangan, sarung bantal, sprei, celana dalam, pakaian dan amplop

12
berperangko. Diperkirakan mengandung epitel kulit, saliva, cairan semen, saliva
kering, urin atau feses.

E. Metode Pencarian Bahan Biologis


Pencarian barang bukti ditempat kejadian perkara dapat dilakukan dengan
beberapa metode yakni:
1. Metode Spiral
Dalam metode spiral, caranya adalah tiga orang petugas atau lebih menjelajahi
tempat kejadian secara beriring, masing-masing berderet kebelakang (yang satu
dibelakang yang lain) dengan jarak tertentu, mulai pencarian pada bagian luar
spiral kemudian bergerak melingkar mengikuti bentuk spiral berputar, metode
ini baik untuk daerah yang lapang bersemak atau berhutan.
2. Metode Zone
Caranya adalah luasnya tempat kejadian perkara di bagi menjadi empat bagian
dan dari tiap bagian dibagi-bagi menjadi empat bagian, jadi masing-masing
1/16 bagian dari luas tempat kejadian perkara seluruhnya. Untuk tiap-tiap 1/16
bagian tersebut ditunjuk dua sampai empat orang petugas untuk
menggeledahnya. Metode ini baik diterapkan untuk pekarangan, rumah atau
tempat tertutup.
3. Metode Strip
Caranya adalah tiga orang petugas masing-masing berdampingan yang satu
dengan yang lain dalam jarak yang sama dan tertentu (sejajar) kemudian
bergerak serentak dari sisi lebar yang satu kesisi lain di tempat kejadian
perkara. Apa bila dalam gerakan tersebut sampai di ujung sisi lebar yang lain
maka masing-masing berputar kearah semula. Metode ini baik untuk daerah
yang berlereng.
4. Metode Roda
Dalam hal ini, tempat atau ruangan dianggap sebagai suatu lingkaran, caranya
adalah beberapa petugas bergerak bersama-sama kearah luar dimulai dari titik

13
tengah tempat kejadian, dimana masing-masing petugas menuju kearah
sasarannya sendiri-sendiri sehingga merupakan arah penjuru mata angin.
Metode ini baik untuk ruangan. Dalam mencari bukti-bukti tersebut, diperlukan
ketelitian disamping imajinasi para penyidik, kalau misalnya ruang yang
diperiksa itu ialah ruang tertutup, maka harus diperhatikan kotoran pada lantai,
cat, kloset, pakaian, tirai, gorden, dll.
5. Metode kotak yang di perluas
Caranya adalah dimulai dari titik tengah tempat kejadian perkara dalam bentuk
kotak sesuai kekuatan personil yang kemudian dapat dikembangkan atau
diperluas sesuai dengan kebutuhan sampai seluruh TKP dapat ditangani.

F. Penyimpanan Bahan Biologis


Bahan biologis dikumpulkan untuk analisis DNA harus disimpan dalam
kondisi yang akan memperlambat laju degradasi DNA, dalam suhu rendah tertentu
dan kelembaban rendah. Lingkungan yang sejuk dan kering membatasi aksi
bakteri dan jamur yang merusak bahan biologis kaya akan sumber makanannya
dan secara cepat dapat mendegradasi bahan biologis tersebut.
 Penyimpanan spesimen yang paling baik ialah disimpan dalam keadaan kering
 Bahan biologis untuk analisis DNA harus disimpan dalam kondisi yang akan
memperlambat laju degradasi DNA
 Jaringan lunak disimpan dalam suhu -20oC, dapat bertahan hingga 1-2 tahun.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Didalam bidang ilmu forensik, ada standar atau prosedur yang harus
diperhatikan dalam proses penanganan barang bukti. Hal ini dilakukan karena
dalam proses penyidikan, dimana data atau barang bukti yang didapatkan berasal
dari sumber aslinya dan tidak adanya manipulasi baik isi, bentuk, maupun kualitas
dari data atau barang bukti tersebut. Ilmu forensik bertujuan mencari dan
menyelidiki bukti dari tempat kejadian perkara (TKP) yang kemudian
dimanfaatkan untuk kebutuhan proses identifikasi.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu
kami mengharapkan agar kiranya, pembaca dapat memberikan masukan atau kritik
sebagai bahan pertimbangan agar pada kesempatan berikutnya, dapat
meminimalisir keselahan-kesalahan dalam penyusunan makalah ini sehingga bisa
menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.

15
Daftar Pustaka

Goodwin, William, Adrian Linacre, Sibte Hadi. 2007. AN INTRODUCTION TO


Forensic Geneticks. England : John Wiley & Sons Ltd.

Subli, Moh. 2015. Penanganan dan Pemanfaatan Barang Bukti Forensik pada Kasus
Pembunuhan Deudeuh Alfisahrin Alias “Tata Chubby”. Universitas Islam
Indonesia : Yogyakarta.

Syukriani, Yoni. 2012. DNA Forensik. Jakarta : Sagung Seto.

16

Anda mungkin juga menyukai