TINGKAT II B
KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
1. Anisa Tri Handayani (P27903117053)
2. Aulia (P27903117055)
3. Desia Anik Setianingsih (P27903117060)
4. Essa Rianty (P27903117063)
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kapada nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Forensik dan
Aplikasi PCR yang telah membimbing kami, serta pihak lain yang ikut membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari bahwa, manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga dalam
pembuatan makalah ini yang masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan untuk memperbaiki
kesalahan dikemudian hari.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
setiap orang yang membacanya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para ahli dalam bidang forensik, mempunyai standar dalam proses
penanganan barang bukti. Hal itu dilakukan karena dalam proses penyidikan,
dimana data atau barang bukti yangdidapatkan berasal dari sumber aslinya dan
tidak adanya manipulasi baik isi, bentuk, maupun kualitas dari data atau barang
bukti tersebut.
Berbagai kasus dan persoalan hukum yang akhir-akhir ini sering terjadi,
Seperti kasus pencurian, pembunuhan, dan pemerkosaan yang harus ditangani
dengan cepat oleh aparat penegak hukum dan memiliki keahlian khusus dalam
mengungkap dan menangkap pelaku-pelaku dari kasusu-kasus tersebut. Salah satu
ilmu yang memiliki keahlian khusus dari penyidik karena dapat membantu aparat
penegak hukum dalam mengungkapkan kasus yaitu ilmu tentang forensik yang
selalu dilibatkan atau dimanfaatkan dalam sebuah penyelidikan suatu kasus
kriminal untuk kepentingan hukum dan keadilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sumber barang bukti biologis dan bagaimana cara pengumpulan serta
cara penangananya di TKP?
2. Bagaimana cara penyimpanan barang bukti biologis?
3. Bagaimana cara pengumpulan barang bukti biologis di TKP?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja sumber barang bukti biologis dan bagaimana cara
pengumpulan serta cara penangananya di TKP?
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyimpanan barang bukti biologis?
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengumpulan barang bukti biologis di TKP?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
(a) (b)
Gambar 1. Darah merupakan bentuk paling umum biologis bahan yang pulih
dari kejahatan adegan. (a) besar volume darah dapat diambil menggunakan lap,
jika darah cair kemudian bisa diambil menggunakan jarum suntik atau pipet
(gambar yang diberikan oleh allan scott, universitas pusat lancashire). (b) darah
pada pakaian biasanya dikumpulkan dengan swabbing, atau memotong yang area
yang terkena darah (gambar yang diberikan oleh elizabeth) wilson (lihat bidang
piring full-colour).
6
Sumber Barang Bukti Bagian Barang Bukti Sumber DNA
Alat pemukul atau senjata Handel, ujung pagangan Keringat,kulit,darah,jaringan
sejenis lain
Topi, bandana, topeng Bagian Dalam Keringat, rambut, ketombe
Kacamata Bagian hidung, bagian Keringat, kulit
telinga, kaca
Tisu wajah, cotton bud Bagian permukaan Mukus, darah, kulit,
keringat, semen, sekret
telinga
Pakaian kotor Bagian permukaan Darah, keringat, semen
Tusuk gigi Bagian ujung Saliva
Puntung rokok Bagian bibir/filter Saliva
Perangko atau amplop Bagian yang dijilat Saliva
Plester atau tali Bagian permukaan Kulit, keringat
Botol, kaleng minuman, Bagian tepi atau bagian Saliva, keringat
gelas/cangkir yang bersentuhan dengan
bibir
Kondom bekas Bagian permukaan luar atau Semen, sel vagina/rektum
dalam
Selimut, bantal, guling Bagian permukaan Keringat, rambut, semen,
urin, saliva
Peluru Permukaan luar Darah, jaringan lain
Bekas gigitan pada kulit Bagian permukaan Saliva
atau pakaian
Tabel 1. Jenis bahan biologis yang dapat diperoleh dari TKP. Profil DNA
yang dihasilkan dari bahan TKP dibandingkan terhadap profil referensi yang
diberikan oleh tersangka, dan dalam beberapa kasus, korban.
7
Setiap barang bukti dimasukkan ke dalam wadah secara terpisah,
dibungkus, diikat, dilak, disegel dan dilabel
Jaringan tubuh yang terdapat pada gigi dan tulang dari kerangka
manusia, dikirim beserta gigi dan tulangnya dalam keadaan kering
Gigi dan tulang dari mayat, ditempatkan dalam wadah dan dimasukan
kedalam Ice Box yang telah diisi es batu
Darah tidak boleh terkontaminasi atau terkena sinar matahari
Bukti pakaian korban harus dikirim
Setiap barang bukti bukti dimasukkan ke dalam wadah secara terpisah,
dibungkus, diikat, dilak, disegel dan dilabel
Segera dikirim ke Labfor Polri; dan apabila penyidik tidak dapat
mengambil barang bukti darah dan jaringan tubuh, dapat meminta
bantuan petugas Labfor Polri untuk pengambilan barang bukti atau
pemeriksaan barang bukti langsung di TKP.
Darah Kering
Gunakan sarung tangan
Kerik darah kering dengan alat kerik tajam dan bersih
Ditampung, dimasukkan ke amplop diberi label
8
Menggunakan alat kerik yang berbeda
Hasil kerikan ditampung secara terpisah
Bercak darah kering yang tipis dan sulit untuk dikerik :
- Membasahi kain
- Disapukan pada permukaan bercak darah
- Dikeringkan di ruang terbuka
- Dimasukkan dalam dan diberi label.
9
Pemeriksaan Barang Bukti Rambut Wajib Memenuhi Persyaratan Teknis
Sebagai Berikut :
Diambil sesuai dengan tata cara pengambilan barang bukti
Dimasukan ke dalam lipatan kertas putih, dimasukan kedalam amplop dan
diberi label
Apabila terdapat beberapa rambut, gunakan lipatan kertas putih yang
berbeda
Diperlukan bahan pembanding rambut tersangka/korban, dengan jumlah
paling sedikit 3 helai rambut berikut akarnya
Rambut pembanding dibungkus secara terpisah, kemudian diikat, dilak,
disegel, dan diberi label
Segera dikirim ke Labfor Polri
Apabila penyidik tidak dapat mengambil barang bukti rambut, dapat
meminta bantuan petugas Labfor Polri atau pemeriksaan barang bukti
langsung di TKP.
10
Ditampung pada sehelai kertas putih bersih, dimasukkan ke dalam amplop,
diikat, dilak, disegel, dan diberi label
11
Ambil puntung rokok atau benda bekas gigitan yang dapat diangkat
dengan menggunakan pinset, masukan ke dalam amplop, kemudian
diikat, dilak, disegel, dan diberi label;
Apabila terdapat beberapa puntung rokok atau benda bekas gigitan
yang dapat diangkat , masing-masing dibungkus secara terpisah; dan
Apabila benda bekas gigitan tidak dapat diangkat, serap saliva/air liur
dari benda tersebut dengan menggunakan kertas saring atau kain
kasa/kain putih, angin-anginkan hingga kering, masukan ke dalam
kantong plastik, kemudian diikat, dilak, disegel, dan diberi label.
12
berperangko. Diperkirakan mengandung epitel kulit, saliva, cairan semen, saliva
kering, urin atau feses.
13
tengah tempat kejadian, dimana masing-masing petugas menuju kearah
sasarannya sendiri-sendiri sehingga merupakan arah penjuru mata angin.
Metode ini baik untuk ruangan. Dalam mencari bukti-bukti tersebut, diperlukan
ketelitian disamping imajinasi para penyidik, kalau misalnya ruang yang
diperiksa itu ialah ruang tertutup, maka harus diperhatikan kotoran pada lantai,
cat, kloset, pakaian, tirai, gorden, dll.
5. Metode kotak yang di perluas
Caranya adalah dimulai dari titik tengah tempat kejadian perkara dalam bentuk
kotak sesuai kekuatan personil yang kemudian dapat dikembangkan atau
diperluas sesuai dengan kebutuhan sampai seluruh TKP dapat ditangani.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Didalam bidang ilmu forensik, ada standar atau prosedur yang harus
diperhatikan dalam proses penanganan barang bukti. Hal ini dilakukan karena
dalam proses penyidikan, dimana data atau barang bukti yang didapatkan berasal
dari sumber aslinya dan tidak adanya manipulasi baik isi, bentuk, maupun kualitas
dari data atau barang bukti tersebut. Ilmu forensik bertujuan mencari dan
menyelidiki bukti dari tempat kejadian perkara (TKP) yang kemudian
dimanfaatkan untuk kebutuhan proses identifikasi.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu
kami mengharapkan agar kiranya, pembaca dapat memberikan masukan atau kritik
sebagai bahan pertimbangan agar pada kesempatan berikutnya, dapat
meminimalisir keselahan-kesalahan dalam penyusunan makalah ini sehingga bisa
menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.
15
Daftar Pustaka
Subli, Moh. 2015. Penanganan dan Pemanfaatan Barang Bukti Forensik pada Kasus
Pembunuhan Deudeuh Alfisahrin Alias “Tata Chubby”. Universitas Islam
Indonesia : Yogyakarta.
16