Disusun Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T, atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Etika Profesi dan Pelayanan Hukum Kesehatan program studi DIII Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi yang berjudul “Etika Donor Sperma dalam Bidang
Hukum dan Sosial”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik secara moril maupun meteril dari awal sampai akhir
penyusunan karya ilmiah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI
…………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………..……………………….. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….………… 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ……………………………………….…………. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Donor sperma …………………………………….……………….. 4
B. Alasan-Alasan etis Melakukan donor sperma………………….…………….. 5
C. Prosedur Donor Sperma.………………………………………………..……... 5
D. Etika Donor Sperma Dalam Bidang Hukum dan Sosial …..…..……………. 6
E. Contoh Permasalahan Tidak Etis Yang Dapat muncul Akibat donor Sperma
…..………………………………………………………………………….…….. 8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….………… 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK telah
menunjukkan perkembangan yang amat pesat dan para ahli dibidangnya terus
melaju ke depan untuk menemukan penemuan-penemuan baru. Tujuan utama
perkembangan IPTEK adalah menjadikan perubahan kehidupan masa depan
manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat ,efisien,dan aman.
Perkembangan IPTEK sangat menunjang setiap orang untuk mencapai
tujuan hidupnya dalam waktu singkat, baik legal maupun illegal dengan
menghalalkan segala cara karena ingin memperoleh keuntungan. Pengembangan
IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sebagian orang ada
pula yang berpikir bahwa dengan memanfaatkan produk-produk IPTEK akan
dapat membebaskan mereka dari kefanaan dunia. IPTEK diyakini akan memberi
umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas.
Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia
tidaklah dapat dipungkiri Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan
kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi
manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia
mendapatkan dampak negatif dari IPTEK terhadap kehidupan umat manusia itu
sendiri, terlebih jika manusia yang memanfaatkan IPTEK tersebut belum
mengetahui terlalu dalam bagaimana mengaplikasikan IPTEK tersebut dengan
benar. Klaupun IPTEK mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan
kehidupan, tidak berarti IPTEK sinonim dengan kebenaran. Sebab IPTEK hanya
mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari
sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Perkembangan IPTEK yang telah merambah ke segala bidang juga
telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat pula pada bidang
kesehatan. Perubahan yang revolusioner dalam dunia kesehatan ini disebabkan
dari penggabungan teknologi dalam bidang kesehatan yang bisa menimbulkan
berbagai macam inovasi dalam teknik pengobaan dan belum kita lihat
sebelumnya.
ii
Revolusi di dalam bidang kesehatan lewat perpaduannya dengan
teknologi telah menciptakan berbagai macam teknik pengobatan yang dulu tidak
terpikirkan sebelumnya. Contoh Saat ini operasi yang rumit dengan kabutuhan
tingkat ketelitian yang tinggi sudah dapat dilakukan dengan menggunakan robot
yang bernama Robotic Surgery. Beberapa contoh lain yang merupakan hasil
perkembangan IPTEK dibidang kesehatan antara lain: donor darah, donor
sperma, bayi tabung, vasektomi dan tubektomi, transplantasi organ, donor organ
dan lain sebagainya.
Perkembangan IPTEK yang menarik perhatian penulis untuk dibahas
lebih lanjut dalam hal ini adalah “ Donor Sperma”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengajukan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian donor sperma?
2. Apa saja alasan etis melakukan donor sperma?
3. Bagaimanakah prosedur donor sperma?
4. Bagaimanakah etika donor sperma berdasarkan hukum dan sosial?
5. Apa saja contoh permasalahan yang tidak etis dapat muncul akibat donor
sperma?
ii
BAB II
PEMBAHASAN
ii
B. Alasan-alasan Etis Melakukan Donor Sperma
Menurut Werner (2008) dalam Anshory, beberapa alasan seseorang
akhirnya memutuskan untuk melalukan donor sperma untuk disimpan
spermanya di bank sperma, antara lain:
ii
membantu sperma dapat membuahi ovum dikenal dengan inseminasi buatan
(artificial insemination).
Prosedur tersebut melibatkan penempatan langsung sperma baik di
dalam leher rahim (serviks), rahim atau tuba fallopi melalui prosedur yang
dikenal sebagai Intracervical Insemination (ICI). Intrauterine Insemination (IUI),
atau Intratubal Insemination (ITI).
ii
untuk dipertemukan dengan sel telur perempuan sampai terjadi kehamilan
melalui inseminasi buatan.
Segi hukum kewujudan dan khidmatnya, bank sperma itu sendiri
tidaklah langsung dikatakan sebagai suatu keharaman, selama bank tersebut
mematuhi Hukum syara’ dari segi operasinya. Sebagai contoh boleh saja seorang
suami menyimpan air mani mereka pada bank sperma hanya untuk isterinya
apabila keadaan memerlukan. Namun jika suami telah meninggal maka sperma
tersebut juga harus dimusnahkan, begitu juga jika terjadi perceraian.
Sebenarnya masalah donor sperma ini dapat ditinjau dari beberapa aspek hukum,
yaitu dari sisi hukum positif Indonesia (hukum pidana dan perdata) dan hukumIslam.
Dari sisi hukum positif Indonesia :
a. Dalam pasal 127 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
menyatakan:
1) Upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh
pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan: a. hasil pembuahan
sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan
dalam rahim istri darimana ovum berasal; b. dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; dan
c. pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
2) Ketentuan mengenai persyaratan kehamilan di luar cara alamiah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
b. Undang-Undang Kesehatan yang lama (Undang-Undang No. 23 tahun 1992)
pasal 16 juga secara tegas menyatakan bahwa kehamilan di luar cara alami
dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri
mendapat keturunan.
c. Selanjutnya dalam pasal 4 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
73/Menkes/Per/II/1999 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Teknologi
Reproduks iBuatan, menyatakan bahwa pelayanan teknologi reproduksi
buatan hanya dapat diberikan kepada pasangan suami istri yang terikat
perkawinan yang sah dan sebagai upaya terakhir untuk memperoleh
keturunan serta berdasarkan suatu indikasi medik.
ii
tindakan yang melawan hukum. Konsekuensi yang didapat bila melawan
hukum tersebut yaitu dipidana dengan pasal 82 ayat (2) huruf a Undang-
Undang No. 23 Tahun 1992 dengan ancaman pidana pejara paling lama lima
tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah. Jika menyinggung
tentang keperdataan, masalah ini berkaitan dengan perjanjian. Perjanjian
yang dilakukan antara si penerima donor sperma dan si pendonor
sperma. Menurut pasal 1313 KUH Perdata, perjanjian didefinisikan sebagai
sesuatu perbuatan dimana seseorang atau beberapa orang mengikatkan
dirinya kepada seorang atau beberapa orang lain. Masing-masing pihak yang
mengadakan perjanjian mempunyai keterikatan dalam sebuah
perjanjian.Dalam pasal 1320 KUH Perdata, syarat sahnya satu perjajnjian
meliputi:
2. Sosial
Jika dilihat dari segi sosial, donor sperma ini merupakan tindakan yang
“tidak etis dan tidak bermoral”. Apalagi jika sperma orang lain yang sama sekali
ii
tidak dikenal latar belakang dan asal usul pendonornya akan digunakan oleh para
wanita yang menginginkannya.
Selain itu donor sperma juga tidak punya tanggung jawab sosial
maupun financial atas anak biologis yang nantinya akan lahir. Hanya saja
mereka punya hak untuk menelusuri identitas ayah biologisnya jika kelak sang
anak menghendakinya setelah mencapai usia 18 tahun.
Donor Sperma
Banyak sekali permasalahan yang dapat ditimbulkan akibat donor sperma ini.
Penulis akan mencoba memaparkan satu persatu permasalahan yang ada:
1. Di Negara Denmark ditemukan satu orang pendonor yang memiliki 43 bayi
yang tersebar di 10 negara. Hasil penelusuran ternyata pendonor tersebut
menyebabkan penyakit menurun pada lima orang anak tersebut. Lima bayi
tersebut terkena penyakit neurofibromatosis yang dapat menyebabkan
kebutaan dan epilepsi (BBC Indonesia tanggal 25 September 2012).
2. Di Negara China, pendonoran sperma yang legal membuat peluang bisnis
yang semakin luas sehingga banyak klinik yang membuka bisnis ini sudah
tidak lagi mengikuti prosedur yang sesuai. Di suatu klinik pendonoran
sperma menyediakan wanita cantik (perawat) untuk membantu proses donor
sperma. Jika di Indonesia hal tersebut diberlakukan, maka sama saja dengan
membuka peluang bisnis pelacuran.
3. Lara carter seorang perempuan dari Inggris yang berusia 25 tahun menjadi
“pemburu sperma”, Keinginannya yang kuat ingin memiliki anak namun
tidak ingin melakukan komitmen dengan seorang pria. Dengan alasan donor
sperma di ilegalkan maka dia mencari pria yang igin mendonorkan
spermanya melalui hubungan badan. Hal ini sama saja dengan model
kenakalan wanita yang dipandang tidak etis untuk dilakukan.
4. Chynthia Daily dari Washington New York, hamil tujuh tahun lalu
menggunakan jasa donor sperma berharap ingin mencari saudara tiri
anaknya. Namun begitu terkejutnya mengatahui faktanya bahwa anaknya
memiliki 150 saudara dari ayah donor yang sama. Muncul kekhawatiran
kemungkinan akan terjadi peningkatan inses ( hubungan seks antar keluarga
dekat) antara saudara se ayah.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis
dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Donor sperma adalah seorang laki-laki yang mendonasikan sel dari
sistem reproduksi.
2. Beberapa alasan etis seseorang melakukan donor sperma diantaranya
karena ada gangguan medis, pengobatan secara terus menerus, harus
melakukan terapi kanker yang semuanya dapat menyebabkan produksi
dan kualias sperma berkurang.
3. Prosedur donor sperma yaitu diadakan uji kesehatan, cek kualitas sperma,
kemudian dilakukan inseminasi buatan atau disimpan pada bank sperma.
4. Hukum di Indonesia diperbolehkan melakukan donor sperma apabila
mereka adalah pasangan suami istri yang sah sebagai cara terakhir untuk
memperoleh keturunan. Dilarang menerima donor sperma dari laki-laki
yang statusnya bukan merupakan suaminya karena hal itu termasuk
tindakan yang melawan hukum.
Dari segi sosial donor sperma dengan alasan tertentu dapat menjadi etis,
dilain kasus dapat juga menjadi tidak etis.
B. Saran
Disarankan kepada seluruh pembaca makalah ini untuk tidak
melakukan donor sperma jika tidak dilatarbelakangi karena kondisi medis
yang tidak mendukung. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia
memandang donor sperma masih dianggap tindakan yang tidak
bermoral,artinya keputusan melakukan donor sperma ini adalah sesuatu yang
masih dianggap tabu karena tidak sesuai dengan etika,aturan hukum serta
ajaran agama.
ii
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/8732137/Makalah_Donor_Sperma
https://id-id.facebook.com/notes/konsul-dokter/wowww-1-pendonor-sperma-dengan-
150-keturunan-anda-berminat-/10150414187161276.
http://www.gallerydunia.com%20%20Cara%20donor%20Sperma%20yang%20unik
…htm.
www.anehdidunia.com/2013/05/lara-carter-wanita-pemburu-sperma.html?m=1
ii