Anda di halaman 1dari 27

Konseling Informasi dan Komunikasi

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja


UPDT Puskesmas Tarogong
Narkotika, psikotropika, &
Narkoba bahan adiktif berbahaya
lainnya
NARKOTIKA PSIKOTROPIKA ZAT ADIKTIF
• Dapat menyebabkan • Mempengaruhi • apabila dikonsumsi oleh
penurunan atau perubahan susunan saraf pusat secara organisme hidup, maka
kesadaran,dan dapat selektif yang dapat menyebabkan kerja
menimbulkan menyebabkan perubahan biologi serta menimbulkan
ketergantungan khas pada ketergantungan atau adiksi
• Ganja, Heroin, Kokain, aktivitas mental dan yang sulit dihentikan
Morfin, Amfetamin perilaku • Kopi, rokok, minuman keras
• Ekstasi, shabu-shabu, LSD
Semi
Alami Sintetis Sintetis

Diambil langsung dari alam, Jenis zat yang diproses zat yang dikembangkan
tanpa proses fermentasi atau melalui fermentasi untuk keperluan kedokteran
produksi •Contoh: Morfin, Heroin, Alkohol, untuk tujuan menghilangkan
•Contoh: Ganja, Kafein, Opium, Tembakau (dalam rokok) dll rasa sakit (analgesik)
Kokan, Bunga Kecubung (Bunga •Contoh: Petidin, Metadone
Terompet) dll (physeptone)
Menurunkan atau
Depresan menekan kerja
susunan syaraf
pusat

Merangsang /
Efek yang timbul Stimulan meningkatkan kerja
susunan syaraf
pusat

Halusinasi atau
Halusinogen penyimpangan
persepsi dari
kenyataan
Fisik Psikologis
Jangka panjang:
sesak nafas/kesukaran percobaan bunuh diri
untuk bernafas
pengerasan jaringan
paru, penggumpalan kerusakan syaraf Depresi, Paranoid
benda asing yang tepi/perasa,

terhirup paru, radang


halusinasi, gangguan Agresif, dan sulit
lambung, hepatitis, kesadaran mengonntrol diri
gangguan sistem
Tidak dapat berpikir
reproduksi, HIV, Kejang-kejang, dan berperilaku normal
kematian karena OD
1. Intoksikasi (keracunan): ketika zat yang digunakan sudah
mulai meracuni darah pemakai dan mepengaruhi perilaku
pemakai: berpikir lambat, tidak bisa bicara normal.
2. Toleransi: istilah yang digunakn saat seseorang
membutuhkan jumlah zat yang lebih banyak untuk
mendapatkan efek yanga sama, akibat pemakaian yang
berulangkali.
3. Gejala putus obat: pemakai mengalami berbagai
gangguanfisik (rasa sakit) dan psikis karena tidak
memperoleh zat yang biasa dipakainya
1. Faktor Individu
2. Faktor Zat Psikoaktif
3. Faktor Lingkungan
Faktor Individu
1. Aspek Biologis
2. Aspek Psikologis
Faktor Zat Psikoaktif
Dengan berbagai alasan seseorang pernah
mempunyai pengalaman atas pengaruh zat-zat
tertentu yang memiliki efek psikoaktif. Ini dapat
menjadi pemicu penyalahgunaan.
Faktor Lingkungan
Hubungan keluarga
Pengaruh teman
Pengaruh lingkungan
1. Risiko Kecil
• Sehat secara fisik dan mental, kehidupan agama yang
religius
• Mempunyai kemampuan adaptasi sosial yang baik
• Tidak berlama-lama larut dalam rasa marah atu
kecewa, dapat dengan cepat kembali ke emosi normal
• Mempunyai cita-cita yang rasional
• Dapat mengisi waktu senggang secara positif
2. Risiko Besar
• Mempunyai sifat mudah kecewa, untuk mengatasi
cenderung agresif dan destruktif
• Bila mempunyai keinginan tidak bisa menunggu,
menuntut kepuasan segera
• Pembosan, sering merasa tertekan, murung dan tidak
sanggup berfungsi dalam hidup sehari-hari
• Suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang
berbahaya
• Kurang dorongan dari dalam diri sendiri untuk berhasil,
dalam pendidikan/pekerjaan, cenderung makan
berlebihan
• Mempunyai rasa rendah diri, kecemasan, obsesi, apatis,
menarik diri dari pergaulan atau hiperaktif, depresi,
kurang mampu menghadapi stress
• Suka tidur larut malam
• Ada riwayat penyimpangan perilaku seksual dini, putus
sekolah, dan perilaku antisosial pada usia dini
(agresivitas, membohong, mencuri, mengabaikan
peraturan, mulai merokok pada usia dini)
• Merasa hubungan keluarga kurang dekat, ada keluarga
yang alkoholik atau pemakai obat-obatan
• Bertean dengan alkoholik/penyalahguna NARKOBA,
kehidupan agama kurang religius
3. Coba-coba: Kontak pertama saat remaja

4. Kadang-kadang
Setelah tahap coba-coba, sebagian melanjutkan pemakaian
sampai menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Karena
pemakaian masih terbatas tidak ada perubahan mendasar,
masih dapat bersekolah, bekerja

5. Ketagihan
Pada tahap ini frekuensi, jenis, dan dosis pemakaian telah
meningkat. Angguan mental, fisik dan sosial yang
diakibatkannya semakin nyata.
• HIV adalah nama virus yang merupakan singkatan dari:
H = Human
I = Immunodeficiency
V = Virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia
Pada saat sistem kekebalan tubuh telah begitu parah rusaknya oleh HIV, sehingga
berbagai penyakit telah menyerang tubuh tanpa ada sistem kekebalan yang
melawannya, ini berarti orang yang terinfeksi HIV tersebut, sekarang telah masuk
ke kondisi AIDS.

AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome = kumpulan gejala


yang diakibatkan hilang atau berkurangnya kekebalan tubuh
Untuk masuk ke dalam tubuh manusia, HIV harus masuk
langsung ke dalam aliran darah orang yang
bersangkutan. Sedangkan di luar tubuh manusia HIV
sangat cepat mati. HIV bertahan lebih lama di luar
tubuh manusia hanya bila darah yang mengandung HIV
tersebut dalam keadaan belum mengering. Dalam
media darah kering HIV akan cepat mati.
Penularan HIV terjadi jika ada kontak atau percampuran
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, yaitu:
• Cairan Kelamin, melalui hubungan seksual
• Darah melalui penggunaan jarum suntik yang
telah tercemar HIV diantara pengguna narkoba,
dan benda tajam tercemar lainnya
• ASI dari ibu pengidap HIV atau penderita AIDS
ke bayinya
1. Stadium 1 – Periode Jendela,
• Dimulai sejak aat pertama terinfeksi
• Tidak ada tanda-tanda khusus, hanya seperti gejala flu yang dalam
beberapa hari/minggu hilang dengan sendirinya
• Jika dilakukan tes darah untuk HIV (Tes HIV) hasilnya negatif, namun
orang tsb sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain
• Lamanya periode jendela 1 – 6 bulan
2. Stadium 2 – HIV Positif Asimtomatik (Tanpa Gejala)
• HIV telah berkembangbiak, hasil tes darah untuk HIV dinyatakan
positif
• Orang tsb masih merasa sehat dan terlihat sehat, sama seperti orang
sehat lainnya. Stadium ini berlangsng selama 5 – 10 tahun
3. Stadium 3 – Muncul Gejala
• Sistem kekebalan tubuh telah menurun
• Mulai muncul gejala meliputi Diare kronis yang tidak jelas
penyebabnya, pembesaran kelenjar limfe (kelenjar getah bening)
secara tetap dan merata, tidak hanya muncul di satu tempat dan
berlangsung lebih dari satu bulan. Flu terus menerus.

4. Stadium 4 – Masuk ke kondisi AIDS


• Sistem kekebalan tubuh rusak paarah, tubuh menjadi lemah terhadap
serangan penyakit apapun
• Ditandai dengan adanya bermacam-macam penyakit, meliputi
Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan,
pernafasan, paru-paru dan berbagai kanker
Apakah seorang pengidap HIV dapat dikenali secara kasat
mata?
• TIDAK, seseorag dengan HIV yang belum masuk dalam kondisi AIDS tidak
dapat dikenali hanya dengan melihat saja.
• Pengidap HIV yang belum masuk dalam kondisi AIDS akan terlihat normal
sama seperti orang sehat lainnya

Apakah pengidap HIV dan Penderita AIDS dapat


disembuhkan?
• TIDAK, sampai sekarang belum ditemukan obat yang dapat menghilangkan
HIV dari dalam tubuh manusia
• Obat yang ada hanya dapat menghambat perkebangbiakan virus (HIV) tetapi
tidak dapat menghilangkan HIV sama sekali dari dalam tubuh, obat tersebut
dinamakan ARV (antiretroviral)
Bagaimana mengetahui status HIV kita?
• Dengan melakukan Tes HIV atau tes darah untuk
HIV
• Tes HIV ini termasuk bagian dari VCT (Voluntary
Counseling and Testing) atau KTS - Konseling dan
Tes HIV Sukarela yang terdapat di hampir semua
RS Daerah
• Bersenggolan atau menyentuh
• Berjabat tangan
• Melalui bersin atau batuk
• Berenang bersama-sama
• Menggunakan WC / toilet yang sama
• Tinggal serumah
• Menggunakan piring dan alat makan yang sama
• Gigitan nyamuk /serangga yang sama
1. Pencegahan penularan lewat hubungan seksual
A = abstinence = puasa, yaitu tidak melakukan
hubungan seksual diluar nikah. Hubungan
seks hanya dilakukan melalui pernikahan
yang sah.
B = be faithful = setia pada pasangan, bagi yang
telah menikah hanya melakukan hubungan
seks dengan pasangannya (suami atau istri-
nya sendiri). Tidak melakukan hubungan seks
diluar nikah
C = using condom = menggunakan kondom,
yaitu bagi pasangan suami –istri yang
salah satunya sudah terinfeksi HIV agar
tidak menularkan kepada pasangannya
2. Pencegahan penularan melalui darah
D = drugs = tidak menggunakan narkoba, karena
saat sakaw tidak ada pengguna narkoba yang
sadar akan kesterilan jarum suntik, apalagi
ada rasa kekompakan untuk memakai jarum
suntik yang sama
E = equipment = mewaspadai semua alat tajam yang
dapat melukai kulit, sepertijarum akupuntur, tindik,
tato, pisau cukur, agar semuanya steril dari HIV
sebelum digunakan, atau pakai alat baru.
Mewaspadai darah yang diperlukan untuk transfusi,
pastikan steril dari HIV.

2. Pencegahan penularan dari ibu ke bayi


• Intervensi berupa pemberian ARV (mulai usia kehamilan
36 minggu
• Persalinan secara bedah (caesar)
• Memberi susu formula sebagai ganti ASI (sebab
mengandung HIV)

Anda mungkin juga menyukai