Anda di halaman 1dari 120

HIV dan AIDS

APA ITU HIV…?

HIV : Human Immunodeficiency Virus

 virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh manusia


Photo credit: © AVERT

This is a picture of HIV virus. This image represents the structure of human
immunodeficiency virus (HIV). HIV is part of a family or group of viruses called lentiviruses.
Lentiviruses other than HIV have been found in a wide range of nonhuman primates. These
other lentiviruses are known collectively as simian (monkey) viruses (SIV) where a subscript
is used to denote their species of origin.
APA ITU AIDS…?

AIDS Acquired Immune–


 Deficiency Syndrome
🠚 sekumpulan gejala penyakit yang
disebabkan menurunnya sistem
kekebalan tubuh karena terinfeksi
HIV
CARA PENULARAN

• Hubungan seks yang tidak aman


• Kontak darah yang tidak aman (IDU’s , tattoo,
tindik, transfusi darah, transplantasi organ)
• Perinatal (kehamilan, melahirkan dan menyusui)
WAKTU PENULARAN

Dalam Rahim

Saat Kelahiran

Menyusui
TRANSMISI VERTIKAL

15%

10% 10%

P
Pregnancy
Kehamilan A Breastfeeding
Menyusui
R

U
TIDAK MENULARKAN HIV&AIDS

• Bersentuhan, bersenggolan, salaman,


berpelukan,
dan ciuman
• Alat makan dan minum (piring, sendok, gelas)
• Gigitan nyamuk
• Berenang
• WC umum
FAKTOR RISIKO

• Berganti-ganti pasangan seksual


• Berhubungan seksual dengan ODHA
• Memakai NAPZA suntik bersama-sama
• Terpajan dengan alat medis yang
terkontaminasi dengan HIV
• Berhubungan seksual dengan
penderita IMS
HUBUNGAN IMS & HIV
AIDS
MELEMAHKAN TUBUH

IMS & HIV


MEMPERCEPAT
IMS HIV

PERILAKU SEKSUAL BERISIKO


KELOMPOK RISIKO TINGGI

• Hubungan seks yang tidak aman


dengan pasangan yang berisiko
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Berganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain
yang kontak dengan cairan tubuh dengan
orang lain
• Tranfusi darah terinfeksi HIV
PERJALANAN INFEKSI HIV DAN AIDS

• Masa inkubasi atau masa laten, tergantung


daya tahan (rata-rata 5-10 th)
• Tidak ada gejala
• Jumlah virus merusak sistim kekebalan tubuh

Infeksi Oportunistik
GEJALA

Fase I (window period)

1. Lama : 1-3 bulan


2. Belum ada gejala sama sekali
3. Belum bisa terdeteksi melalui
tes
4. Sudah dapat menularkan HIV
Lanjutan………

Fase II
(asimptomatik)
1. Terjadi 2 atau 5 – 10 tahun setelah
terinfeksi HIV
2. Demam
3. Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Tes darah sudah positif HIV
Lanjutan………

Fase III (simptomatik)

Gejal prodromal infeksi virus, antara lain :


 Flu tidak sembuh-sembuh
Nafsu makan berkurang dan lemah
Pembesaran Kelenjar limfe menetap dan merata
(Persistent Generalized Lymphadenopathy)

Akhir Stadium :
 Infeksi oportunistik
Lanjutan………

Fase IV/
AIDS
 Infeksi kulit atau selaput lendir
 Infeksi paru-paru (TB Paru)
 Infeksi usus yang menyebabkan diare
parah selama berminggu-minggu
 Infeksi otak yang menyebabkan
kekacauan mental, kelumpuhan
 Kanker kulit (khas pada penderita AIDS)
Keterangan……

• Gejala Mayor • Gejala Minor


– Gagal tumbuh/ BB – Limfadenopati
– Diare kronis/ berulang generalisata
> 1 bulan – Hepatospleno
– Demam megali
kronis/ berulang – Kandidiasis
> 1 bulan oral
– Infeksi saluran – Infeksi ringan berulang
nafas bagian (otitis, faringitis)
bawah dan – Batuk kronis
menetap – Dermatitis generalisata
– Ensefalitis
Keterangan……

• Gejala Mayor • Gejala Minor


– BB < 10%, > 1 – Batuk-batuk > 1 bulan
bulan – Dermatitis generalisata
– Diare kronis > 1 bulan – Herpes Zoster
– Demam kronis > multisegmen
1 bulan & berulang
– Penurunan kesadaran – Limfadenopati
dan gangguan generalisata
neurologis – Infeksi berulang
– Dementia/ HIA di organ genital
encephalopathy
Herpes zoster in A I D S patient. Photo ITM, Dr Lut Lynen
Oral candidiasis during chronic HIV infection. With special thanks to
Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM
CXR showing Pneumocystis carinii pneumonia in an AIDS patient. With special thanks to
Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM
PENCEGAHAN

A : Abstinence ( tidak berhubungan


seks) B : Be Faithful (setia pada
pasangan)
C : Condom ( gunakan kondom
saat berhubungan seks berisiko)
D : Drug ( jangan pakai narkoba)
E : Equipment ( hati-hati ! pakai alat
steril)
DETEKSI HIV

• Tes darah, deteksi antibodi virus


H IV Jenis :
– Rapid test
– Test Elisa
– Test Western Bold
• VCT (Voluntary Counseling and
Testing for HIV&AIDS),
tes HIV suka rela, ada 2 tahapan :
- pre test counseling  tes HIV 
post test counseling
MITOS-MITOS HIV dan AIDS

• Penyakit kutukan
• Penyakit orang barat
• Hanya menular lewat hubungan seks
• Penyakit kaum homoseksual
• Hanya diderita oleh pekerja seks
• Dapat menular lewat udara, makan dan
minum bersama
M ateri Inti 8

NAPZ A
APA YANG K A MU KETAHUI TENTANG
BAHAYA PENYALAHGUNAAN
NAPZA ?

Tuliskan di kertas warna HIJAU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR

Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu


Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah
kartu
tambahan
SEBUTKAN FAKTOR RISIKO (yang mendorong
terjadinya PENYALAHGUNAAN NAPZA) !

SEBUTKAN FAKTOR PELINDUNG (yang menghindari


terjadinya PENYALAHGUNAAN NAPZA) !

Tuliskan FAKTOR RISIKO dikertas warna HIJAU


Tuliskan FAKTOR PELINDUNG Di kertas warna BIRU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR

Satu pendapat / ide menggunakan satu

kartu
SEBUTKAN CIRI-CIRI ORANG YANG DICURIGAI
PENYALAHGUNAAN NAPZA ?

Tuliskan di kertas warna HIJAU

Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR


Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu
Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu
tambahan
HAI……….REMAJA
LATAR BELAKANG

• 20% Populasi adalah remaja


• 64% Perokok usia 15 – 19 tahun
• 28,3% Penyalahguna NAPZA usia 15 -19 tahun
• 48 -65% menggunakan NAPZA suntik
• 41,6% pengguna NAPZA menderita HIV
• Jumlah penyalahguna NAPZA 1,3 juta
SINGKATAN NAPZA

• Narkotika
• Alkohol
• Psikotripika
• Zat adiktif lainnya
PENGERTIAN NAPZA

Merupakan zat yang bila masuk ke


dalam tubuh dapat mempengaruhi :
• PIKIRAN
• PERASAAN
• PERILAKU
NARKOTIKA

Zat yang berasal dari tanaman atau bukan


tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menimbulkan :
• Perubahan kesadaran
• Hilangnya perasaan
• Hilangnya rasa sakit
• Menyebabkan ketergantungan
( Undang-Undang N0. 22. thn 1997 )
PSIKOTROPIKA

Zat atau obat, baik alami maupun sintetis bukan


narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan:

Perubahan khas pada mental dan perilaku


ZAT ADIKTIF

Zat atau bahan yang berpengaruh


psikoaktif selain Narkotika dan Psikotropik
yang dapat mengakibatkan ketergantungan
permanen, karena mematikan sel otak

Contoh : alkohol, inhalan, tembakau dll


EFEK TERHADAP SUSUNAN
SARAF PUSAT ( SSP )

• Depresan : efek menenangkan,


pendiam,
tertidur / tidak sadarkan diri
• Stimulan: efek merangsang, segar,
bersemangat
• Halusinogen: efek daya khayal yang
mengubah
perasaan dan pikiran
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN
PENYALAHGUNAAN ….??
yaitu …..
penggunaan obat atau zat-zat berbahaya lain di
luar tujuan pengobatan dan penelitian (tanpa
pengawasan dokter, digunakan secara berkala
dan terus menerus, digunakan tanpa mengikuti
aturan kesehatan serta dosis yang benar)
FAKTOR PENYEBAB

Individu:
Lingkungan:
• Coba-coba
• Ingin diterima Zat:
• Keluarga yang tidak
dalam
harmonis • Mengubah Pikiran
kelompok • Pengaruh teman
• Ikut trend • Mengubah suasana
• Pergeseran norma hati
• Kenikmatan
• Lingkungan cuek • Mengubah
sesaat • Lingkungan rawan
• Cari perhatian perasaan
• Pendidikan agama • Mengubah
• Identitas diri
rendah perilaku
• Pelarian dari
• Menimbulkan
masalah
• M embangkitkan ketergantunga
keberanian n
• Ikut tokoh • Mudah
FAKTOR PELINDUNG

• Sehat secara fisik dan mental


• Mempunyai kemampuan adaptasi sosial yang
baik
• Mempunyai sifat jujur dan tanggung jawab
• Mempunyai cita-cita yang rasional
• Dapat mengisi waktu senggang yang positif
• Perhatian orang tua yang positif
FAKTOR RISIKO

• Mempunyai sifat yang mudah kecewa,


agresif dan destruktif
• Mempunyai hawa nafsu yang tinggi,
menuntut kepuasan segera
• Cepat bosan
• Suka mencari sensasi
• Dorongan belajar yang menurun
• Rasa rendah diri
• Riwayat penyimpangan perilaku
• Ada keluarga pengguna NAPZA
• Berteman dengan penyalahguna NAPZA
TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA

• Coba-coba (experimental use)


• Pemakaian Sosial / Rekreasi
• Pemakaian Situasional (Situational
Use)
• Penyalahgunaan (Abuse)
• Ketergantungan (Dependence Use)
Berikut ini adalah 53 ciri pengguna narkoba yang
juga dapat diakses di situs Humas BNN
di www.bnn.go.id:
1. Jika diajak bicara jarang mau kontak 10. Berbicara kasar kepada orangtua
mata atau anggota keluarganya
2. Bicara pelo/cadel 11. Semakin jarang mengikuti kegiatan
3. Jika keluar rumah sembunyi-sembunyi keluarga
4. Keras kepala/susah dinasehati 12.Berubah teman dan jarang mau
5. Sering menyalahkan orang lain untuk mengenalkan teman-temannya
kesalahan yang dia buat 13.Teman sebayanya makin lama
6. Tidak konsisten dalam berbicara tampak mempunyai pengaruh negatif
(mencla - mencle) 14. Mulai melalaikan tanggung
7.Sering mengemukan alasan yang jawabnya
dibuat-buat 15. Lebih sering dihukum atau dimarahi
8. Sering berbohong 16. Bila dimarahi, makin menjadi-jadi
9.Sering mengancam, menantang atau dengan menunjukan sifat membangkang
sesuatu hal yang dapat menimbulkan 17.Tidak mau memedulikan peraturan di
kontak fisik atau perkelahian untuk lingkungan keluarga
mencapai keinginannya 18. Sering pulang lewat larut malam
19. Sering pergi ke diskotek, mal atau
Lanjutan.....
20. Menghabiskan uang tabungannya 30.Sering makan permen karet atau
atau selalu kehabisan uang permen mentol untuk menghilangkan
21.Barang-barang berharga miliknya atau bau mulut
milik keluarga yang dipinjam hilang dan 31. Sering memakai kacamata gelap dan
sering tidak dilaporkan atau topi untuk menutupi mata telernya
22.Sering merongrong keluarga untuk 32. Sering membawa obat tetes mata
meminta uang dengan berbagai alasan 33. Omongannya basa-basi dan
23. Selalu meminta kebebasan yang menghindari pembicaraan yang panjang
lebih 34.Mudah berjanji, mudah pula
24.Waktunya di rumah banyak dihabiskan mengingkari dengan berbagai alasan
di kamar sendiri atau kamar mandi 35.Teman-teman lamanya mulai
25. Jarang mau makan atau berkumpul menghindar
bersama keluarga 36. Pupusnya norma atau nilai yang
26. Sikapnya manipulatif dulu
27. Emosi tidak stabil atau naik turun dimiliki
28.Berani berbuat kekerasan atau 37. Siklus kehidupan menjadi
kriminal terbalik
29.Ada obat-obatan, kertas timah, bong (siang tidur, malam
(botol yang ada penghisapnya) maupun melek/keluyuran)
barang-barang aneh lainnya 38.Mempunyai banyak utang serta
mengandalkan barang-barang atau
Lanjutan.....

40.Paraniod (ketakutan, berbicara 47. Mudah tersinggung


sendiri, merasa selalu ada yang 48.Berubah gaya pakaian dan musik
mengejar yang disukai
41.Tidak mau diajak berpergian 49.Meninggalkan hobi-hobi yang
bersama yang lama (keluar kota, terdahulu
menginap) 50.Motivasi sekolah menurun (malas
42. Sering tidak pulang berhari-hari berangkat sekolah, mengerjakan PR,
43. Sering keluar rumah sebentar atau tugas sekolah)
kemudian kembali ke rumah 51. Di sekolah sering keluar kelas
44.Tidak memperbaiki kebersihan/ dan tidak kembali lagi
kerapihan diri sendiri (kamar berantakan, 52.Sering memakai jaket (untuk
tidak mandi) menutupi bekas suntikan, kedinginan,
45.Menunjukan gejala-gejala ketagihan dll)
(demam, pegal-pegal, menguap, tidak bisa 53.Sering menunggak uang sekolah
tidur berhari-hari, emosi labil) atau biaya-biaya lainnya
46.Sering meminta obat penghilang rasa
sakit dengan alasan demam, pegal, lisu, atau
obat tidur dengan alasan tidak bisa tidur
DAMPAK PENYALAHGUNAAN
NAPZA

• GANGGUAN FISIK
• GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL
• MEMBURUKNYA KEHIDUPAN SOSIAL
DETEKSI DINI/DIAGNOSISCIRI–
CIRI PEMAKAI NAPZA

• Anamnesis
• Observasi
• Pemeriksaan fisik dan psikologis
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan penunjang Lainnya (Fota Thorax,
EKG, dan lain-lain)
KELOMPOK RISIKO TINGGI

• ANAK
• REMAJA
• KELUARGA
UPAYA PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA

• Pemberian informasi dan pengetahuan


• Peningkatan keterampilan psikososial
• Program teman sebaya
• Peran serta orang tua dan guru
CONTOH NAPZA
CONTOH NAPZA
CONTOH NAPZA
CONTOH NAPZA
Terima kasih
MATERI INTI 9

KOMUNIKASI DAN KONSELING


TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum
Setelah selesai sesi, mampu melakukan
Komunikasi dan Konseling

Tujuan Khusus
Setelah selesai sesi, mampu :
1. Menjelaskan tentang KIE, Komunikasi
Interpersonal dan konseling
2. Memerankan diri sebagai konselor dengan baik
dan benar
1. KO M U N IKASI, IN FO RMASI
DAN EDUKASI (KIE)
PENGERTIAN KIE

Proses interaksi antara pemberi dan penerima


pesan untuk mendapatkan persepsi yang sama
dalam mencapai suatu keinginan bersama
berdasarkan informasi yang benar
TUJUAN KIE

• Memberi informasi yang benar dan bertanggung


jawab
• Memberi motivasi pada remaja unt mencari
pertolongan bila terjadi masalah
• Agar remaja mempraktikkan perilaku hidup
sehat
• Mengadvokasi pihak lain agar menjadi
pendukung dlm perubahan menuju hidup sehat
SASARAN KIE

• Primer : Remaja dan teman sebaya


• Sekunder : Orang tua remaja, guru, pemuka
agama, pemuka adat, LSM, dll
• Tersier : Pemerintah pusat, Pemerintah
daerah, penyandang dana/sponsor, dll
JENIS-JENIS MATERI KIE

• Buku pedoman
• Brosur
• Poster
• Radio/TV Spot
• VCD
• Kaset
• Billboard/reklame
• Lembar balik, dll
APLIKASI KIE

• Pelatihan dan sejenisnya


• Promosi
• Kampanye
• Konseling, dll.
2. KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DAN KONSELING (KIP & K)
KOMUNIKASI

Terdiri dari 3 komponen:


• Memberi pesan : menyampaikan berita secara
verbal dan non-verbal
• Media perantara : membantu atau
menghambat penyampaian pesan
• Penerima pesan: menanggapi secara
intelektual & emosional
KOMUNIKASI INTERPERSONAL (KIP)

Proses dimana seseorang menyampaikan


pesan kepada orang lain, dua arah, interaksi
verbal maupun non verbal untuk berbagi
informasi, pendapat juga perasaan, sehingga
terjadi saling pengertian
PESAN VERBAL & NON-VERBAL

Pesan verbal :
• Kata-kata yg dipilih dapat mengandung konotasi
yang negatif atau positif
• Cara mengucapkan akan memberi kesan
berbeda

Pesan non-verbal :
• Ekspresi wajah, gerakan dan postur
tubuh
ARUS KOMUNIKASI

• Satu arah, bila penerima pesan berstatus


pasif

• Dua arah, bila penerima maupun pemberi


pesan berstatus aktif dan berinteraksi.
HAMBATAN YANG MUNGKIN TERJADI

– Sisi pengirim pesan/komunikator : tidak


jelas, gagap, dll.

– Faktor isi pesan : membingungkan,


memiliki arti ganda, kurang sistematis,
bahasa yang tidak lazim, dll.
Lanjutan……..

– Faktor penerima pesan : ada rasa curiga,


tidak berkonsentrasi, bukan pendengar yg
baik, kondisi diri yang buruk(tuli, daya
tangkap rendah), dll.

– Faktor lingkungan : suasana bising, gaduh,


tempat kurang nyaman, tidak privasi, dll.
KONSELING

• Proses pemberi bantuan dari petugas


kesehatan kepada kliennya, melalui
pertemuan tatap muka.

• Pemberian informasi yang tujuan akhirnya


adalah agar klien dapat membuat keputusan
untuk mengatasi masalah
CIRI-CIRI KONSELOR YANG BAIK

• Memahami dan peduli klien


• Memberikan informasi yang akurat dan
berguna bagi klien
• Membantu klien membuat keputusan
sendiri
• Mengingatkan klien tentang apa yang harus
dilakukan
6 LANGKAH KUNCI KONSELING

• G - GREAT
• A - ASK
• T - TELLING
• H - HELP
• E - EXPLAINING
• R -RETURN
KONSELING UNTUK REMAJA
• Dialog  pengenalan diri
membantu remaja mengatasi masalah
• Tidak dalam bentuk nasehat dan tidak mau
diperlakukan seperti anak kecil
• Menghargai remaja
• Prevensi primer untuk mencegah gangguan
jiwa
• Prevensi tertier
• Pendekatan empati
SYARAT KONSELOR
• Mempunyai ilmu tentang kesehatan
remaja terkait perilaku berisiko
• Mempunyai ketrampilan untuk membina
remaja
• Mampu bersikap tepa dan adekuat
• Menerima remaja apa adanya
• Menjaga kerahasiaan
M A T E R I INTI
10
PENGENALAN PENDIDIKAN
KETRAMPILAN HIDUP SEHAT
(PKHS)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran Umum
Setelah selesai sesi, mampu
melaksanakan Pendidikan Ketrampilan
Hidup Sehat (PKHS)

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi,
mampu :
1. Menjelaskan pengertian,
ruang lingkup PKHS
2. Menerapkan strategi
Permainan : Perjalanan Hidup

A
PKHS (Life Skill Education)

kemampuan psikososial seseorang


untuk memenuhi kebutuhan dan
mengatasi masalah kesehatan dalam
kehidupan sehari-hari secara efektif.
MANFAAT PKHS
• Remaja sanggup menyangkal pengaruh yang
merugikan bagi kesehatannya.
• Remaja trampil mengatasi masalah perilaku
yang berkaitan dengan ketidak sanggupan
mengatasi stress dan tekanan dalam hidup
dengan baik.
• Remaja dapat berpikir kreatif dan mampu
berkomunikasi secara efektif serta
mengendalikan dalam menolak pengaruh
negatif temannya.
10 ASPEK
KOMPETENSI PSIKOSOSIAL

1. Empati: kemampuan untuk memposisikan perasaan


orang lain pada diri sendiri, bahkan untuk situasi yang
tidak terbiasa bagi kita sekalipun.

2. Kesadaran diri: Kemampuan untuk mengenal diri sendiri


tentang karakter, kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahannya, keinginan dan ketidakinginan  dapat
membantu mengetahui sedang stress atau dalam
keadaan tertekan.
10 A spek K ompetensi
P sikososial…
3. Pengambilan keputusan: Kemampuan yang membantu
untuk mengambil keputusan secara konstruktif, dengan
membandingkan pilihan alternatif dan efek samping
yang akan terjadi.

4. Pemecahan masalah: Kemampuan yang memungkinkan


kita dapat menyelesaikan permasalahan secara
konstruktif didalam kehidupan.
10 A spek K ompetensi P sikososial…

5. Berpikir kreatif: Kemampuan untuk menggali


alternatif yang ada dan berbagai
konsekwensinya dari apa yang kita lakukan atau
tidak, dalam membuat keputusan atau
penyelesaian masalah.

6. Berfikir kritis: Kemampuan untuk


menganalisa informasi dan pengalaman-
pengalaman secara obyektif
10 A spek K ompetensi
P sikososial…

7.Komunikasi efektif: Kemampuan untuk


mengekspresikan diri secara verbal
maupun non verbal yang mengikuti
budaya dan situasi.

8.Hubungan interpersonal: Kemampuan


yang dapat menolong untuk
berinteraksi dengan sesama secara
positif.
10 A spek K ompetensi P sikososial…

9. Mengatasi emosi: Kemampuan keterlibatan


pengenalan emosi dalam diri dan orang lain
sadar bagaimana emosi mempengaruhi tingkah
laku dan dapat menjawab tantangan emosi
secara tepat.

10.Mengatasi stress: Kemampuan pengenalan


sumber-sumber yang menyebabkan stress
dalam kehidupan, bagaimana efeknya dan cara
mengontrol diri terhadap derajat/tingkat stress.
RUANG LINGKUP PKHS

• Program UKS bagi anak usia sekolah dasar


sampai lanjutan

• Program anak usia sekolah di luar sekolah


(remaja masjid/gereja, karang taruna, anak
jalanan, pondok pesantren, dll)
STRATEGI PENGEMBANGAN PKHS

• PKHS dikembangkan melalui program yang ada


• Pengembangan difokuskan pada ketrampilan
• Penekanan terhadap kompetensi psikososial
• Partisipasi aktif dari sasaran dalam
proses pembelajaran
• Proses pembelajaran dalam suasana nyaman,
atraktif, dan menyenangkan
• Pelatihan PKHS bagi tenaga kesehatan, guru 
sebagai fasilitator
• Melakukan kajian lokal dan dalam ruang lingkup
yang lebih luas  upaya promotif dan
preventif
Terima
kasih
MATERI INTI 11

CARA BELAJAR PARTISIPATIF


TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah selesai sesi, mampu memfasilitasi secara
partisipasif pelatihan PKPR bagi petugas

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai sesi, mampu :
1. Menjelaskan tentang pendekatan cara
belajar
partisipasif
2. Menjelaskan perbedaan konsep pedagogi dan
androgogi
3. Menjelaskan prinsip metode cara belajar orang
dewasa
4. Memperagakan ragam metode belajar
partisipasif
1. CARA BELAJAR PARTISIPASIF
CARA BELAJAR PARTISIPASIF

Konfusius (551-479 B.C)


Saya dengar maka saya
lupa Saya lihat maka saya
ingat
Saya mengerjakan maka saya
mengerti
2. KONSEP ANDROGOGI-PEDAGOGI
ANDRAGOGI
• pendidikan bagi orang dewasa (the art and
science of teaching adults)
• orang dewasa :
mampu mempersepsikan dirinya sebagai
penanggungjawab atas hidupnya sendiri
• Pendidik orang dewasa (adult educator)
Seseorang yang bertanggungjawab untuk
membantu seorang dewasa lain untuk
“belajar”
Andragogi…..

• Learning by doing
• Fasilitator menggali pengalaman
peserta
• Cara belajar dua arah/banyak arah
PEDAGOGI

• Ilmu dan seni untuk mengajar anak-anak (the art and


science of teaching children)
• Pemberi materi  narasumber
Peserta  tidak mempunyai pengetahuan dan
pengalaman
• Bersifat satu arah
3. PRINSIP CARA BELAJAR
ORANG DEWASA
EMPAT ASPEK PEDAGOGI - ANDROGOGI

• Self concept
• Role of
learner’
experience
• Readiness to
learn
• Orientation to
3 FAKTOR DALAM MENCIPTAKAN SUASANA

Lingkungan belajar

Hubungan Antar Manusia

Lingkungan Fisik organisasi


4. RAGAM METODE
BELAJAR
PARTISIPATORI
1. VIPP
(Visualization in Participatory Program)
• Suatu proses kepesertaan, yang berpusat
pada manusia
• Semua peserta berpartisipasi dan
mempunyai kesempatan yang sama untuk
berekspresi
• Menggunakan sejumlah kartu berbagai
bentuk dan warna
ALAT BANTU BELAJAR

• Papan, flipchart
atau papan busa
• Pin atau selotip
kertas
• kartu
PENGELOMPOKAN KARTU DI PAPAN

• Kartu disusun dan dikelompokkan sesuai


kreativitas, contoh :
PENULISAN KARTU
• Satu ide per kartu
• Tulisan maksimun tiga baris pada tiap kartu
• Gunakan kata kunci
• Tulisan mudah dibaca
• Kartu dengan ukuran, bentuk,warna yang
berbeda
• Ikuti aturan warna fasilitator untuk
kategori ide
PELIBATAN PESERTA
• Setiap peserta = narasumber
narasumber = peserta
• Saling membantu
• Setiap pemikiran diperhitungkan
• Setiap konflik divisualisasikan
• Perasaan tidak nyaman harus ditanggulangi
• Kartu kuning untuk membatasi bicara
• Gunakan metode belajar yang terdapat dalam VIPP
(curah pendapat, simulasi, role play, diskusi)
KERJA KELOMPOK
• Atur ruang kerja : kursi lingkaran atau setengah
lingkaran
• Penjelasan tugas dengan kata-kata atau
demonstrasi
• Tentukan topik dan waktu
• Kumpulkan pemikiran dalam satu kartu
• Kelompokan dan diskusikan kartu
• Review kelompok kartu
• Siapkan presentasi
PRESENTASIKAN HASIL KERJA
KELOMPOK
• Seluruh peserta dan tim berkumpul di
depan panel
• Presentasi kreatif, bisa dengan
program
• Libatkan semua peserta
• Hindari komentar panjang dan
pengulangan
• Catat umpan balik atas kartu
2. CURAH PENDAPAT
(BRAINSTORMING)
• Sumbang saran
• Membantu menghasilkan ide-ide dengan
cepat
• Ide disampaikan di papan flipchart atau
kartu yang tersedia
• Semua peserta berpartisipasi
• Dapat digunakan untuk mengawali sesi
3. BERMAIN PERAN

Yaitu berperan sebagai ‘seseorang’ yang bukan dirinya


dengan meniru

• Memberi kesempatan peserta berekspresi lewat emosi


• Dalam peran yang ditiru, menganalisis masalah dan
cara mengatasinya

• Kesempatan petugas kesehatan untuk menunjukkan


kemampuan dalam membantu masalah remaja dalam
berbagai situasi
4. STUDI KASUS

• Dapat dengan bentuk sidang pleno


atau sesi kelompok kecil
• Memodifikasi tugas
• Membuat variabel metode umpan
balik
5. DISKUSI
• Suasana diskusi santai dan informal 
iklim terbuka
• Bahan diskusi dipersiapkan dengan baik
• Menentukan kelompok dan peserta kelompok
• Tempat diskusi menyenangkan
• Adanya flipchart/papan untuk mencatat hasil
diskusi
• Adanya pengantar tentang hasil diskusi yang
diharapkan tampa ikut campur fasilitator
6. METODE CERAMAH

• Metode ceramah = metode kuliah ( the lecture


method) = metode deskripsi
• Memberikan penjelasan/deskripsi materi
pembelajaran dengan lisan secara sepihak
(fasilitator)
• Tujuan : agar peserta latih mengetahui dan
memahami materi
• Cara belajar satu arah
7. METODE DEMONSTRASI

• Cara mengajar dengan memperlihatkan suatu


proses
• Menekankan pada penjelasan dan hasil kerja
(contoh konkrit)  ditunjukkan pelatih agar
mudah dipahami oleh peserta
• Keuntungan : lebih menimbulkan minat, dapat
menjelaskan prinsip/prosedur yang masih kabur
• Kelemahan : membutuhkan waktu persiapan
dan peralatan mahal
8. KELOMPOK STUDI KECIL
(BUZZ GROUP)
• Pemecahan kelompok yang lebih besar:2 atau 3
orang

• Keunggulan :
- mendorong peserta yan pemalu
- menciptakan suasana menyenangkan
- pembagian tugas
kepemimpinanmemupuk kepemimpinan
- menghemat waktu
- memungkinkan pengumpulan pendapat
- variasi metode
Kelompok studi kecil (BUZZ GROUP )….

• Kelemahan :
- tingkat pengetahuan peserta tidak sama
hasil diskusi tidak maksimal
• Kemungkinan laporan tidak tersusun baik
• Diskusi mungkin berputar-putar
• Mungkin ada pemimpin yang lemah
• Perlu belajar sebelumnya bila ingin
mencapai hasil yang baik
9. METODE SIMULASI

• Simulasi : pekerjaan tiruan atau meniru


• Memberikan kesempatan peserta untuk
menirukan suatu kegiatan/pekerjaan
yang berkaitan dengan tugas dan
tanggung jawab dalam kehidupan sehari-
hari
• menampilkan simbol-simbol atau
peralatan dan kondisi
sebenarnya
Tahapan pelaksanaan ………………….

• Persiapan: skenario kasus, masalah,


peralatan, pembentukan kelompok, dll
• Pelaksanaan simulasi
- menjelaskan skenario
- menyajikan situasi dalam kehidupan nyata
- memainkan peran
- penutupan kegiatan dengan demonstrasi
dan komentar
Tahapan pelaksanaan…

• Review/balikan/umpan
- diawali dengan pernyataan kesan
tentang penguasaan materi
- dilanjutkan dengan diskusi
- akhir diskusi, pelatih
memberikan umpan balik dan
tindak lanjut sesuai kesimpulan
hasil simulasi
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai