OLEH
Ns. ANGGA ARFINA, M.Kep
REVIEW SISTEM
IMUN
Sistem Imun
• Sistem imun berfungsi untuk membantu tubuh
mencegah infeksi dengan cara mengenali
sesuatu yang masuk kedalam atau berada
didalam tubuh sebagai bagian dari diri (self) atau
benda asing (non-self)
• Jika sistem imun mengenali adanya benda asing
(non-self) yang mengancam maka respon imun
akan mulai aktif
• Respon imun umumnya dikelompokkan menjadi
respon imun non spesifik dan spesifik
• Respon pertahanan inheren yang secara
nonselektif mempertahankan tubuh dari
invasi benda asing baik yang sudah
dikenali maupun belum
• Respon imun non spesifik dapat berupa
reaksi peradangan, interferon (di hepar),
sel natural killer, dan sistem komplemen
Respon Imun Seluler
• Terdapat 3 tipe limfosit T yaitu: T sitotoksin (CD8), T
Helper (CD4) dan T supressor
• T Sitotoksin menghancurkan sel inang yang telah
terinfeksi benda asing (telah membawa antigen)
• T Helper membantu perkembangan limfosit B yang
telah terstimulasi oleh antigen untuk secara aktif
memproduksi antibody, membantu aktifitas T sitotoksik
dan supressor dan mengaktifkan makrofag
• T Supresor menekan produksi antibodi yag diproduksi
sel B dan menekan aktifitas sel T
Kegagalan Sistem Imun
• Jika sistem imun tidak mampu mengenali benda
asing yang masuk sebagai ancaman maka tubuh
akan terbuka terhadap berbagai jenis serangan
dari luar dan bermacam-macam penyakit akan
terjadi
• Kegagalan sistem imun dapat bersifat kongenital
atau diperoleh
Virus HIV
Karakteristik HIV
• Virus HIV mempunyai docking protein pada
membran luar selnya gp41 dan gp120 yang
berfungsi untuk menemukan host yang sesuai
(T Helper/CD4)
• HIV mempunyai material genetik dan enzim
(Reverse Transcriptase), Integrase dan HIV
protease yang berfungsi untuk memperbanyak
diri di dalam sel host
Proses Infeksi
• Ketika seseorang terinfeksi HIV, virus akan
secara random membenturkan dirinya ke
setiap sel yang ditemui
• Docking protein virus akan mencari reseptor
khusus yang ada di membran sel calon host,
sehingga virus mampu berikatan dan
memasuki calon host
• Sel T Helper (CD4) mempunyai reseptor
(CCR5 dan CD4+) yang dikenali oleh HIV
• Docking protein gp120 akan berikatan dengan
CD4+ dan gp41 akan berikatan dengan CCR5.
Setelah ikatan ini terjadi virus akan memasuki
sel CD4
• Setelah masuk ke dalam CD4, virus akan
memasukkan material genetiknya ke dalam
material genetik sel CD4
• Material genetik virus adalah RNA rantai tunggal
sedangkan material CD4 adalah DNA rantai
ganda. Agar dapat masuk virus mengubah
material genetiknya menjadi DNA rantai ganda
dengan menggunakan Reverse Transcriptase
• Setelah material genetiknya sama (DNA rantai ganda),
virus akan menggabungkan DNAnya dengan DNA
CD4 dengan menggunakan enzim Integrase. Pada
keadaan ini infeksi virus terhadap CD4 telah sukses
• Setelah bergabung virus akan memaksa CD4 untuk
memproduksi partikel-partikel virus baru
• Partikel virus baru yang terbentuk masih berbentuk
rantai protein panjang. Virus akan memotong rantai ini
dengan menggunakan HIV protease
• Setelah terpotong-potong, partikel-partikel ini siap
untuk menjadi virus baru dan keluar dari CD4 untuk
mencari CD4 baru dan mengulang proses yang sama
Patofisiologi
• Ketika CD4 telah terinfeksi virus maka CD4 akan
berubah menjadi pabrik virus.
• Selain itu, CD4 yang telah terinfeksi ini tidak dapat lagi
menjalankan fungsinya
• Pada fase awal infeksi, sistem imun yang ada masih
dapat melawan serangan virus baru.
• Orang yang terinfeksi HIV akan merasakan gejala
serangan virus pada umumnya seperti demam, sakit
kepala, berkeringat malam, menggigil dan nyeri sendi.
• Tanda dan gejala awal ini akan hilang dengan sendirinya
secara perlahan-lahan
Lanjutan Patofisiologi......
Pengobatan Anti
Retroviral (ARV)
Dukungan Psikososial
dan spiritual
Dukungan nutrisi
Tujuan Terapi Antiretroviral
• Menurunkan angka kesakitan akibat HIV, dan
menurunkan kematian akibat AIDS
• Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup
penderita seoptimal mungkin
• Mempertahankan dan mengembalikan status
imun ke fungsi normal
• Menekan replikasi virus serendah dan selama
mungkin shg kadar HIV dlm plasma < 50
kopi/ml
Aspek Psikologis Pada HIV/AIDS
• Dukungan psikologis dapat diberikan dengan
konseling, dukungan keluarga, masyarakat dan
spiritual.
• Konflik psikologis yang umumnya klien alami
meliputi ketakutan menularkan HIV kepada orang
lain, kekhawatiran menetap mengenai
perkembangan infeksi, rasa bersalah tentang
gaya hidup sebelumnya dan perubahan dalam
hubungan pribadi
• Beban psikologis dapat diatasi dengan
mengantisipasi kecemasan, ketakutan atau
depresi meliputi:
Waktu awal diagnosis HIV
Waktu awal diagnosis AIDS
Perubahan pengobatan
Perkembangan gejala baru
Masalah berulang dan kambuh
Sakit terminal
Aspek Sosial Pada HIV/AIDS