Anda di halaman 1dari 78

Candi Mendut

Candi Prambanan

Pura Agung

Gapura- Paduraksa
Stupa Candi Borobudur

Petirtaan Kuno

Relief Candi Sakuh

Prasasti
Arca /Patung
1. Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam
dengan keluhan sesak dan agak pucat setelah buang air besar. Hasil pengkajian:
Pasien tidak mampu berjalan lebih dari 5 meter karena merasa lelah, sesak napas
dan pusing. Semua keluhan hilang setelah beristirahat selama 30 menit,  Frekuensi
nadi istirahat 70x/menit dan setelah beraktifitas 90X/menit. Apa intervensi
keperawatan prioritas pada kasus tersebut?*
1 poin

a. pembatasan cairan
b. pemberian oksigen
c. modifikasi pola defekasi
d. manajemen energi
e. observasi tekanan darah
Yang lain:

2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun mengeluh nyeri dada seperti tertimpa


benda berat. Nyeri dirasakan terus menerus yang menyebar ke leher dan punggung.
Nyeri bertambah saat beraktivitas dan berkurang dengan beristirahat. Pasien
diberikan obat anti nyeri. Monitor EKG menunjukan segmen ST elevasi. Apa tujuan
utama dari tindakan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. mampu beraktivitas tanpa nyeri


b. periode waktu istirahat bertambah
c. nyeri dada hilang
d. segmen ST kembali isoelektris
e. masa perawatan memendek

3. Seorang perempuan berusia 24 tahun datang ke poliklinik mengeluhkan diare


dan sakit perut sejak satu hari yang lalu. Hasil pengkajian: perut teraba tegang dan
kram,  bising usus 25x/ menit dan BAB encer  6-8 kali/24 jam, turgor kulit tidak
elastis, frekuensi nadi 110x/menit , nadi lemah dan TD 100/70mmHg. Apa intervensi
keperawatan utama yang harus dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. manajemen nyeri
b. pemantauan tanda vital
c. pengukuran produksi urin
d. pemasangan cairan intra vena
e. pemeriksaan karakteristik feses

4. Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di ruang penyakit dalam


dengan typoid hari kedua. Hasil pengkajian: Pasien bedrest, kulit terasa hangat,
suhu tubuh meningkat 38,5oC sampai 39,5o C, TD 100/70mmHg dan frekuensi nadi
110x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Pasien mengeluh sering berkeringat
terutama setelah minum obat. Apa kriteria hasil untuk masalah keperawatan utama
pada kasus tersebut?*
1 poin

a. aktivitas meningkat
b. suhu tubuh normal
c. tekanan darah normal
d. frekuensi nadi normal
e. kebersihan diri terpenuhi

5. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan


keluhan sesak napas dan bengkak di seluruh tubuh. Hasil pengkajian badan terasa
berat, gatal, pitting edema +3, produksi urin 500 cc/24 jam, BB 60 Kg, TB 155 cm,
TD 160/90 mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi napas 30 x/menit. Hasil
laboratorium ureum 180mg/dl, kreatinin 11 mg/dl, Hb 10 g/dl. Apakah masalah
keperawatan prioritas pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Gangguan integritas kulit


b. Hipervolemia
c. Gangguan rasa nyaman
d. Perfusi perifer tidak efektif
e. Gangguan eliminasi urin

6. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di ruang neurologi dengan


diagnosis CKR. Hasil pengkajian: kesadaran kompos mentis, kekuatan otot
5555/5555. Pasien mempertahankan posisi berbaring telentang dan sekali-sekali
miring selama tiga hari dan mengeluh pusing jika berubah posisi ke duduk. Tekanan
darah saat berbaring 110/80 mmHg dan ketika duduk 100/70 mmHg. Apa
implementasi keperawatan priotitas pada kasus tersebut?*
1 poin

a. latihan gerak sendi


b. Latihan berjalan
c. latihan gerak bertahap
d. mengobservasi tekanan darah
e. Gangguan eliminasi urin

7. Seorang pasien laki-laki berusia 20 tahun dirawat di ruang bedah dengan


diagnosis fraktur tibia & fibula  1/3 distal sinistra. Pasien telah dilakukan operasi
pemasangan plate screw. Pasien menanyakan apakah jalannya tidak akan pincang
setelah operasi ini. Kemudian perawat melakukan pemeriksaan panjang tungkai
dengan meletakkan angka nol meteran pada spina Iliaka anterior superior. Sampai
dimanakah akhir pemeriksaan tersebut?*
1 poin

a. Maleolus lateralis
b. Maleolus medialis
c. Kalkaneus
d. Tarsal
e. Phalanges pedis

8. Seorang pasien perempuan berusia 42 tahun dirawat karena luka bakar


seluas 22%,  grade II. Pasien mengeluh nyeri skala 4 (skala 0-10) pada daerah luka
bakar, nyeri berdenyut terus menerus, daerah luka terasa panas. Hasil
pemeriksaan : ada pus pada luka, TD 130/80 mmHg, suhu 38,5oC, frekuensi nadi
104 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit. Apakah pemeriksaan penunjang utama
yang diperlukan pada kasus diatas?*
1 poin

a. Ht
b. Hb
c. RBC
d. WBC
e. Platelet

9. Seorang pasien perempuan berusia 17 tahun dirawat karena appendicitis.


Pasien direncanakan operasi appendiktomi. Pasien mengatakan sering mengalami
memar pada sendi yang aktif digerakkan dan menstruasi sering berlebihan. Apakah
pemeriksaan penunjang utama terkait hasil pengkajian diatas?*
1 poin

a. Hb
b. Ht
c. Eritrosit
d. Leukosit
e. Platelet
10. Seorang pasien laki-laki berusia 37 tahun dirawat dengan vulnus punctum pada
tangan sejak  7 hari yang lalu.  Hasil pengkajian : keluhan tangan sulit digerakkan,
nyeri, tampak bengkak dan merah pada area luka. Apakah pengkajian yang perlu
dilengkapi pada kasus diatas?*
1 poin

a. Hitung frekuensi nadi


b. Hitung frekuensi napas
c. Kaji adanya pus
d. Ukur suhu
e. Ukur TD

11. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di bangsal saraf  dengan keluhan
sakit kepala, sering demam dan  tidak  tahan terhadap cahaya. Hasil pemeriksaan
fisik : saat salah  satu  tungkai difleksikan, kedua tungkai pasien juga ikut fleksi pada
panggul dan lutut. Apakah  interpretasi hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan
perawat diatas?*
1 poin

a. Tanda Lasegue positif


b. Tanda Brudzinski I positif
c. Tanda Brudzinski II positif
d. Tanda Kernig positif
e. Tanda Neck Rigidity/Kaku kuduk

12. Seorang  laki-laki  berusia 58 tahun dirawat di bangsal saraf  dengan keluhan
sakit kepala, sering demam.. Perawat melakukan pengkajian dengan cara
memfleksikan paha pada sendi panggul sampai membentuk sudut 90 derajat,
mengekstensikan tungkai bawah pada sendi lutut sampai sudut 135 derajat, namun
timbul rasa nyeri dan tahanan sebelum mencapai sudut 135 derajat Pertanyaan
soal. Apakah  interpretasi hasil  pemeriksaan fisik yang dilakukan perawat diatas?*
1 poin

a. Tanda Lasegue positif


b. Tanda Brudzinski I positif
c. Tanda Brudzinski II positif
d. Tanda Kernig positif
e. Tanda Neck Rigidity/Kaku kuduk

13. Seorang  laki-laki  berusia 43 tahun dirawat di bangsal saraf  dengan keluhan
sakit kepala, sering demam.. Perawat melakukan pengkajian dengan cara
menempatkan tangan dibawah kepala pasien dan tangan satu lagi di dada pasien,
selanjutnya perawat menekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai
dada dan terjadi fleksi pada  kedua tungkai pasien. Apakah interpretasi pemeriksaan
fisik yang dilakukan perawat diatas?*
1 poin

a. Tanda Lasegue positif


b. Tanda Brudzinski I positif
c. Tanda Brudzinski II positif
d. Tanda Kernig positif
e. Tanda Neck Rigidity/Kaku kuduk

14. Seorang laki-laki berusia 18 tahun dirawat di ruang bedah . Pasien baru saja
dilakukan pemasangan gips pada area lengan kanan. Perawat kemudian
meninggikan lengan kanan pasien dengan bantal pada 48 jam pertama. Apakah
rasional tindakan yang dilakukan perawat diatas?*
1 poin

a. Meningkatkan venous return.


b. Mempercepat penyembuhan tulang
c. Meningkatkan aliran arteri
d. Membantu mempercepat pengeringan gips
e. Mengurangi sensasi nyeri yang dirasakan pasien

15. Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat dibangsal bedah setelah


menjalani operasi laparotomi dengan anestesi umum. Saat sadar pasien
mengatakan nyeri pada area operasi dan merasa sangat haus. Pasien meminta
minum pada perawat. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?*
1 poin

a. Menanyakan apakah pasien sudah flatus


b. Memberikan pasien minum
c. Melakukan pengkajian skala nyeri
d. Melakukan pengkajian bising usus
e. Melakukan pengkajian luka post operasi

16. Seorang perempuan usia 58 tahun  dirawat di RS dengan keluhan luka pada
kaki yang tidak sembuh-sembuh, badan terasa lemas, mudah lapar, sering BAK dan
haus. Pasien diketahui menderita DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu. Perawat ingin
mengetahui PAD (Peripheral Arterial Disease). Apakah pemeriksaan fisik yang tepat
dilakukan perawat pada pasien diatas?*
1 poin

a. Babinski reflex
b. Monofilamen test
c. Ankle brachial index.
d. Refleks tendon achiles
e. Pemeriksaan derajat ROM
17. Seorang laki-laki berusia 65 tahun  dirawat di RS dengan keluhan luka pada kaki
yang tidak sembuh-sembuh, badan terasa lemas, mudah lapar, sering BAK dan
haus. Pasien diketahui menderita DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu. Perawat ingin
mengetahui sensasi pada kaki pasien. Apakah pemeriksaan fisik yang tepat
dilakukan perawat pada pasien diatas?*
1 poin

a. Babinski reflex
b. Monofilamen test
c. Pemeriksaan ROM
d. Ankle brachial index.
e. Refleks tendon achiles

18. Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke poli saraf dengan keluhan
kepala pusing seperti berputar-putar dan mual. Perawat kemudian melakukan
pemeriksaan fisik dengan meminta pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan
kaki yang lainnya (tumit kaki yang satu berada di depan jari-jari kaki yang lainnya).
Lengan dilipat pada dada dan mata ditutup. Apakah  saraf kranial yang diperiksa
perawat diatas?*
1 poin

a. Saraf vagus
b. Saraf fasialis
c. Saraf asesorius
d. Saraf glossofaringeus
e. Saraf vestibulokoklearis

19. Seorang laki-laki 60 tahun dengan kesadaran somnolen di antar keluarganya


ke IGD. Hasil pengkajian GDS : 55 mg/dl, pasien lemas, tampak berkeringat dingin,
pucat. Riwayat DM tipe 2 sejak 8 tahun yang lalu dan keluarga mengatakan pasien
tidak mau makan. Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Memberikan dextrose 40%


b. Memantau tanda hipoglikemi
c. Memberikan minuman manis
d. Menganjurkan segera untuk makan nasi
e. Menganjurkan untuk menghentikan obat gula

20. Seorang perempuan (30 tahun) ke poliklinik mata. Saat pasien duduk di
depan perawat sambil menutup mata sebelah kanan, perawat menutup mata kiri,
perawat menggerakkan objek dari perifer ke sentral dan meminta pasien memberi
tanda tepat ketika mulai melihat objek. Apakah pemeriksaan yang sedang
dilakukan?*
1 poin

a. Pemeriksaan gerakan pupil


b. Pemeriksaan reflek cahaya
c. Pemeriksaan tekanan bola mata
d. Pemeriksaan visus
e. Pemeriksaan lapang pandang

21. Seorang wanita berusia 40 tahun sudah selama 3 hari dirawat di ruang penyakit
dalam dengan keluhan batuk dan sesak nafas. Hasil pengkajian menunjukkan
terdapat wheezing, susah bernapas, sulit mengeluarkan dahak. TD 130/80 mmHg,
frekuensi nafas 32x/menit. Saat ini pasien sudah mendapatkan terapi oksigen 3 lpm.
Apakah intervensi prioritas dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Pemberian oksigen dengan masker 6 lpm


b. Kolaborasi pemberian bronkodilator
c. Lakukan fisioterapi dada
d. Posisikan semifowler
e. Ajarkan batuk efektif

22. Seorang perempuan berusia 55 tahun terpasang Chest Tube yang di


sambungkan ke WSD dengan sistem 2 botol. Saat pasien bergerak, tiba-tiba selang
tertarik sehingga ke-2 botol tergelincir dan mengakibatkan pecah pada botol
tersebut.*
1 poin

a. Sambungkan kembali ke botol yang utuh


b. Klem selang yang dekat dada
c. Lepaskan selang dari dada
d. Bersihkan pecahan botol
e. Ganti dengan botol baru

23. Seorang pasien laki-laki berusia 74 tahun di rawat dengan keluhan batuk dan
sesak nafas. Hasil pengkajian: suara napas wheezing, TD 140/90 mmHg, frekuensi
nadi : 94x/menit, frekuensi napas : 28x/menit, saturasi O2 94%. Pasien dilakukan
nebulisasi. Apakah evaluasi setelah dilakukan tindakan tersebut?*
1 poin

a. Menanyakan respon verbal


b. Mengukur TD
c. Mengkaji suara nafas
d. Mangukur saturasi
e. Menghitung nadi
24. Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruangan penyakit dalam.
Keluarga pasien mengatakan tangan dan kaki kiri pasien susah diangkat. Perawat
melakukan pemeriksaan kekuatan otot. Hasil pemeriksaan pasien mampu
mengangkat tangan kiri namun tidak mampu menahan gravitasi. Berapakah skala
kekuatan otot pasien?*
1 poin

a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

25. Seorang pasien laki-laki berusia 65 tahun datang ke poli mata RS AA. Pasien
mengeluh penglihatan kabur. Perawat melakukan pemeriksaan ketajaman
penglihatan. Hasil pemeriksaan diketahui pasien tidak bisa membaca huruf yang ada
pada kartu Snellen. Apakah pemeriksaan yang harus dijalani pasien selanjutnya ?*
1 poin

a. Menghitung jari perawat


b. Menilai gerakan tangan perawat
c. Menilai gerakan tubuh perawat
d. Melihat sinar dari penlight
e. Melihat sinar dari senter

26. Seorang perawat melakukan tes alergi pada seorang pasien. Perawat
melakukan penusukan dengan sudut 15 derajat dan memasukkan obat sampai
terbentuk gelembung. Kemudian perawat menarik jarum dari kulit pasien.Apakah
tindakan perawat selanjutnya?*
1 poin

a. Mendisinfeksi bekas tusukan dengan kapas alkohol


b. Mendisinfeksi bekas tusukan dengan kapas kering
c. Mencatat reaksi yang timbul
d. Melingkari area penyuntikan dengan pena
e. Menekan bekas tusukan dengan kapas alkohol

27. Seorang pasien laki-laki 64 tahun mengeluh kesemutan pada kaki kiri. Hasil
pemeriksaan didapatkan kadar gula darah sewaktu 300 mg/dl, TD sistolik lengan kiri
120 mmHg, TD sistolik kaki kiri 90 mmHg. Pertanyaan soal Berapakah nilai ABI
pasien tersebut?  *
1 poin

a. -20
b. 0,75
c. 0,83
d. 1,2
e. 20

28.    Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat inap di RS. Pasien diinstruksikan untuk
diberikan cairan infus   90 ml per jam menggunakan set infus makro drip dengan
faktor tetes Berapakah kecepatan tetesan pemberian infus kepada pasien?*
1 poin

a. 10 tetes per menit


b. 15 tetes per menit
c. 20 tetes per menit
d. 25 tetes per menit
e. 30 tetes per menit

29. Seorang laki-laki berusia 50 tahun  dirawat di RS dengan keluhan batuk


berdahak yang susah dikeluarkan, nyeri dada saat batuk. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan frekuensi nafas 30x/menit, suara nafas ronkhi. Perawat mengajarkan
latihan batuk efektif. Setelah 2 kali napas dalam, perawat menyuruh pasien menarik
napas dalam-dalam melalui hidung, kemudian menahan napas 2 detik. Apakah
tindakan keperawatan selanjutnya?*
1 poin

a. Batuk 1 kali
b. Batuk 2 kali
c. Batuk 3 kali
d. Batuk 4 kali
e. Batuk 5 kali

30. Seorang perawat memasang infus pada pasien laki-laki berusia 60 tahun.
Setelah memutuskan untuk melakukan insersi pada vena metacarpal perawat
melakukan desinfeksi dengan alkohol 70% pada area tempat insersi. Apakah
tindakan keperawatan selanjutnya?*
1 poin

a. Melakukan insersi i.v kateter


b. Menepuk-nepuk vena
c. Menunggu area disinfeksi kering
d. Memasang sarung tangan steril
e. Mengelap area yang disinfeksi dengan kasa steril

31. Seorang laki-laki berusia 56 tahun dirawat dengan keluhan sesak napas,
frekuensi 28x/menit, mual, dan tidak nafsu makan. Pasien tampak gelisah, pitting
edema grade 3 pada ekstremitas bawah, distensi vena jugularis, dan output urin
0,2cc/kgBB/jam. Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?*
1 poin

a. Hipovolemia
b. Hipervolemia
c. Pola napas tidak efektif
d. Defisit Nutrisi
e. Penurunan curah jantung

32. Seorang laki-laki berusia 58 tahun  dirawat di RS dengan keluhan; tidak kencing
sejak 3 hari yang lalu, pusing, mual, sesak napas, bengkak pada kedua tungkai,
nyeri pinggang, tampak pucat, kulit kering dan terasa gatal-gatal pada seluruh tubuh.
Tekanan darah 165/78 mmHg, frekuensi nadi 79x/menit, frekuensi napas 28x/menit.
Apakah pemeriksaan laboratorium yang tepat pada pasien?*
1 poin

a. T3, T4 dan TSH


b. Glukosa darah
c. Ureum kreatinin
d. SGOT SGPT
e. HbA1c

33. Seorang laki-laki berusia 62 tahun dirawat dengan keluhan tidak kencing
sejak 3 hari yang lalu, pusing, mual, sesak napas, bengkak pada kedua tungkai,
nyeri pinggang, tampak pucat, kulit kering dan terasa gatal-gatal pada seluruh tubuh.
Tekanan darah 165/78 mmHg, frekuensi nadi 79x/menit, frekuensi napas 28x/menit.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?*
1 poin

a. Pola napas tidak efektif


b. Gangguan integritas kulit
c. Defisit nutrisi
d. Risiko perfusi renal tidak efektif
e. Nyeri akut

34. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di RS dengan GGK. Pasien


mendapat terapi pembatasan cairan. Keluarga membawa air putih dari guru spiritual
yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit pasien dan menyuruh pasien untuk
segera menghabiskannya. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat?*
1 poin

a. Melarang keluarga mempercayai hal mistik


b. Memperbolehkan pasien untuk menghabiskan air tersebut
c. Memperbolehkan pasien untuk meminum air tersebut sedikit saja
d. Melarang keluarga untuk memberikan pasien air tersebut
e. Memperbolehkan pasien meminum air tersebut sesuai takaran intake cairan
35. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dengan keluhan nyeri pada area
ari-ari, rasa ingin BAK yang mendesak, BAK terasa tersendat dan tidak nyaman
serta kandung kemih terasa penuh, tidak ada BAK sejak 1 hari yang lalu. Hasil
pemerikasaan distensi kandung kemih & palpasi redup. Apakah tindakan
keperawatan utama yang tepat dilakukan?*
1 poin

a. Kolaborasi USG buli-buli


b. Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam
c. Memberikan kompres hangat
d. Kolaborasi pemasangan kateter urin
e. Kolaborasi pemberian analgetik

36. Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di ICU dengan diagnosa gagal
nafas. Hasil pengkajian: kesadaran somnolen, terpasang venilator, terdapat sekret
pada ETT, dan pasien akan dilakukan suction. Alat suction sudah disiapkan.Apakah
tindakan pertama yang harus dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Tingkatkan fraksi O2 menjadi 100%


b. Lepaskan sambungan ventilator dengan ETT
c. Lakukan penghisapan lendir dengan cara berputar
d. Masukan kateter suction dengan posisi kanula terbuka
e. Lakukan penghisapan lendir dengan posisi kanula tertutup

37. Seorang pasien laki-laki 20 tahun datang ke puskesmas karena cedera kaki
saat main sepakbola 10 menit yang lalu. Saat diperiksa tampak pergelangan kaki
bengkak berwarna kebiruan. Apa tindakan yang tidak boleh dilakukan perawat?*
1 poin

a. Tinggikan kaki
b. Istirahatkan pasien
c. Kompres es
d. Kompres hangat
e. Balut pergelangan kaki dengan verban elastis

38. Seorang pasien laki laki 19 tahun datang ke puskesmas karena cedera kaki
saat main sepakbola 7 hari yang lalu. Saat diperiksa tampak pergelangan kaki
bengkak berwarna kebiruan. Apa tindakan prioritas dilakukan perawat ?*
1 poin

a. Istirahatkan pasien
b. Kompres hangat
c. Tinggikan kaki
d. Kompres es
e. Balut tekan
39. Seorang pasien perempuan 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pusing dan tampak pucat, pekerjaan pasien sebagai buruh kebun dan telah 20 tahun
melakukan penyemprotan tanaman tanpa pakai masker. Hasil pemeriksaan Hb 7,2
g/dL. Apakah anemia yang diderita pasien tsb?*
1 poin

a. Hemolitik
b. Pernisiosa
c. Sickle cell anemia
d. Defisiensi Vitamin B12
e. Aplastik

40. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan diare
sejak sebulan yang lalu, BB sekarang 40 kg, BB sebulan yang lalu 45 kg, mudah
lelah. Pasien datang berobat ditemani ibunya karena suaminya bekerja diluar kota
dan hanya pulang setiap 6 bulan. Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat pada
kasus tersebut?*
1 poin

a. RF
b. CRP
c. CK-BB
d. ELISA
e. ESR

41. Seorang pasien laki-laki 30 tahun mengalami kehilangan darah 1 liter karena
fraktur terbuka femur dekstra. Berapakah jumlah larutan kristaloid isotonic diberikan
pada pasien tersebut?*
1 poin

a. 1 liter
b. 2 liter
c. 3 liter
d. 4 liter
e. 5 liter

42. Setelah memasang infus, seorang perawat melakukan suatu tindakan yaitu
memasang & mengencangkan tourniquet pada bagian proximal dari  tempat tusukan
iv untuk menghambat aliran vena. Perawat tersebut melihat infus tetap menetes.
Apakah yang terjadi pada pasien tersebut?*
1 poin

a. Infiltration
b. Phlebitis
c. Air Embolism
d. Thrombophlebitis
e. Clotting and Obstruction

43. Seorang pasien laki-laki 40 tahun dirawat dengan luka bakar sejak 1 hari
yang lalu. Hasil pengkajian TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, pucat,
Trombosit 100.000/mm3. Pasien akan diberikan terapi cairan i.v.Apakah larutan
yang harus dihindari pada pasien tersebut?*
1 poin

a. NaCl 0,9%
b. Dextran 6%
c. Glukosa 10%
d. NaCl 3%
e. RL

44. Seorang pasien memiliki TD 140/80 mmHg. Berapakah MAP (Mean Artery
Pressure) pasien tersebut?*
1 poin

a. 30
b. 60
c. 100
d. 110
e. 220

45. Seorang perempuan berusia 42 tahun dibawa ke UGD oleh keluarga karena
sesak nafas, pasien memiliki riwayat asma, sesak tidak berkurang meski telah
menggunakan inhaler. Hasil pemeriksaan TTV:  TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 124
kali/menit, frekuensi pernapasan 36 kali/menit, SaO2 90%, wheezing inspirasi
ekspirasi, retraksi dinding dada, gelisah, sianosis. Apakah intervensi keperawatan
pertama pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Batasi aktivitas fisik


b. Berikan oksigen
c. Kolaborasi pemasangan infus
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator
e. Berikan posisi semifowler

46.  Seorang laki-laki berusia 40 tahun diantar ke UGD karena nyeri, keesmutan
dan bengkak pada tangan kanan,  post kecelakaan 4 hari yang lalu dan terpasang
gips pada tangan. Hasil pemeriksaan : pembengkakan pada metacarpal kanan,
pulsasi nadi radialis kanan lebih lemah dibanding kiri, suhu pada metacarpal kanan
lebih dingin dibanding kiri dan pucat pada bagian distal tangan kanan. Apakah
penanganan kegawatdaruratan utama pada kasus diatas?  *
1 poin
A. Operasi
B. Terapi O2
C. Lepaskan gips
D. Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung
E. Elevasi tangan kanan

47. Seorang perempuan berusia 45 tahun di rawat di ruang penyakit dalam


dengan keluhan sesak napas, setelah di hemodialisis 2 hari yang lalu. Hasil
pengkajian : edema di ekstremitas bawah +/+, urin output 100 cc/24 jam, TD 150/90
mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 28x/menit dan suhu 37°CApakah
pengkajian selanjutnya yang di lakukan pada kasus tersebut ?*
1 poin

a. Adanya bunyi napas tambahan


b. Kenaikan berat badan pasien
c. Nilai ureum dan kreatinin
d. Asupan cairan pasien
e. Kadar hemoglobin

48. Seorang perempuan berusia 29 tahun datang sendiri ke poliklinik dengan


keluhan mudah lelah dan nafsu makan menurun, belum menikah. Hasil pemeriksaan
TD 110/70 mmHg, Suhu 38oC, Hb 10gr/dL, limfosit T CD4  200/μLApakah
pengkajian yang perlu dilengkapi  perihal kasus diatas?*
1 poin

a. Pendidikan
b. Agama
c. Pekerjaan
d. Alamat
e. Suku

49. Seorang pasien laki-laki 45 tahun datang konsultasi ke praktik mandiri


perawat. Hasil pengkajian TD 160/90 mmHg. Pasien menanyakan makanan apakah
yang baik untuk kondisinya saat ini.Apakah kandungan makanan yang cocok bagi
pasien tersebut?*
1 poin

a. Tinggi Kalsium
b. Tinggi Kalium
c. Tinggi Natrium
d. Rendah Kalsium
e. Rendah Kalium

50. Seorang pasien datang ke puskesmas dengan keluhan demam. Suhu 39 derajat
C, Rumple leed +. Apakah pemeriksaan darah  yang tepat dilakukan pada pasien
tersebut?*
1 poin

a. Eritrosit
b. Leukosit
c. Trombosit
d. Monosit
e. Eosinofil

51. Seorang perempuan berusia 46 tahun di rawat di ruang interna dengan DHF.
Hasil pengkajian ditemukan suhu 38,2°C, terdapat ptekie pada kedua lengan pasien
dan lemas, Hb 12 mg/dl, hematokrit 50 %, trombosit 45.000/mmApakah masalah
keperawatan prioritas pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Risiko deficit nutrisi


b. Gangguan integritas kulit
c. Resiko perdarahan
d. Intoleransi aktifitas
e. Termoregulasi tidak efektif

52. Seorang laki-laki berusia 45 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan diare kronis sejak sebulan yang lalu. Pasien mempunyai riwayat HIV,
mengalami penurunan BB 18 kg dalam 4 bulan terakhir. Hasil pengkajian : Nadi
110x/menit, TD 100/70 mmHg, turgor kulit tidak elastic, membrane mukosa kering
dan konsentrasi menurun. Apakah masalah keperawatan prioritas pada pasien
tersebut?*
1 poin

a. Defisit nutrisi
b. Hipovolemia
c. Gangguan integritas kulit
d. Gangguan memori
e. Diare

53. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan
diagnosis leukemia. Hasil pengkajian Hb 6,4 gr/dl, pasien direncanakan untuk
tranfusi darah. Perawat telah memasang jalur intravena dan memberikan NaCl 0,9%
50 cc, darah yang di lemari di ambil dan di hangatkan.Apakah langkah dilakukan
berikutnya*
1 poin

a. Mengobservasi pasien
b. Memasang darah transfusi
c. Mengecek label darah dan mencocokannya
d. Mendokumentasikan data yang relevan
e. Menutup klem yang berada di bawah kantong normal salin
54. Seorang perempuan berusia 60 tahun di rawat di ruang bedah pasca operasi
katarak. Pasien di rencanakan untuk pulang dan perawat menjelaskan hal-hal yang
tidak boleh di lakukan oleh pasien.Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
*
1 poin

a. Tidak menutup mata saat mandi


b. Tidak boleh diberikan tetes mata
c. Tidak boleh membaca majalah
d. Tidak memakai kacamata
e. Tidak menggosok mata

55. Seorang laki-laki berusia 40 tahun, dengan keluhan demam & flu marah-
marah kepada perawat triase UGD karena merasa lambat mendapatkan pelayanan
medis padahal sudah menunggu selama ± 30 menit dan melihat perawat lebih
mendahulukan pasien yang baru datang. Perawat kemudian menjelaskan bahwa
pasien yang masuk ke UGD akan di prioritaskan berdasarkan tingkat kegawatannya
dan kondisi yang mengancam nyawa. Apakah prinsip etik yang dilaksanakan oleh
perawat tersebut?*
1 poin

a. justice
b. veracity
c. autonomy
d. beneficence
e. non-maleficence

56. Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke UGD karena kecelakaan kerja.
Hasil pemeriksaan: fraktur terbuka pada tibia kanan, kaki kanan terlihat pucat,
pasien tampak meringis, terdapat perdarahan aktif. Apakah pemeriksaan fisik utama
pada kasus diatas?*
1 poin

A. Refleks babinski
B. Denyut nadi perifer
C. Suara napas
D. Skala kekuatan otot
E. Rentang pergerakan sendi

57. Seorang pasien laki-laki berusia 42 tahun dibawa ke UGD dengan luka
tembus di bagian samping leher. Hasil Pemeriksaan : TTV: frekuensi nadi 110
kali/menit, TD 90/60 mmHg, frekuensi pernapasan 34 kali/menit, luka tembus hingga
trakhea dengan lebar 2 cm, udara pernapasan keluar dari luka, sesak, kesadaran
somnolen, retraksi dinding dada, sianosis dan stridor, pH: 7.32, PCO2 50 mmHg,
pO2 74 mmHg, HCO3 24 mmol/l, SaO2 89%.  Apakah masalah keperawatan
prioritas pada kasus diatas?*
1 poin

a. Pola nafas tidak efektif


b. Penurunan curah jantung
c. Gangguan pertukaran gas
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif
e. Gangguan perfusi perifer

58. Seorang laki-laki berusia 30 tahun ditemukan disebuah ruangan dengan kondisi
kejang dan keluar busa dari mulut. Perawat telah meminta bantuan, memastikan
keamanan diri, lingkungan, dan mengecek respon pasien. Apakah tindakan prioritas
pada kasus diatas?*
1 poin

a. CPR
b. Recovery Position
c. Ventilasi 2 x
d. Kompresi 30 x
e. Bebaskan jalan nafas

59. Seorang perempuan berusia 24 tahun di bawa ke IGD karena korban


kecelakaan. Pasien tidak sadarkan diri, hasil pengkajian didapatkan pasien
membuka mata ketika diberikan rangsangan nyeri, melakukan gerakan fleksi
abnormal dan suara tidak jelas (menggumam). Berapakah nilai GCS pada pasien
diatas?*
1 poin

a. E2M4V2
b. E2M2V2
c. E3M3V3
d. E3M3V2
e. E2M3V2

60. Seorang laki-laki berusia 64 tahun dirawat hari ke 4 di ICU dengan respiratory
failure ec. stroke iskemik. Pernafasan dibantu dengan ventilator. Hasil pengkajian :
sekret pada ETT, suara nafas ronkhi, RR  34 x/menit, TD: 130/80 mmHg, frekuensi
nadi 102 x/menit, suhu 37,5oC, SaO2 94%. Apakah masalah keperawatan prioritas
pada pasien tersebut?*
1 poin

a. Pola nafas tidak efektif


b. Penurunan curah jantung
c. Kerusakan komunikasi verbal
d. Bersihan jalan nafas tidak efektif
e. Risiko Perfusi serebral tidak efektif

61. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil
pengkajian : kesadaran apatis, jejas pada antebrachii dextra. TD: 120/75 mmHg,
frekuensi nadi 100 kali/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, fracture terbuka radius
ulna 1/3 distal sinistra. Pasien telah dilakukan pemasangan bidai. Apakah tindakan
selanjutnya pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Mengevaluasi warna kulit


b. Mengevaluasi tingkat nyeri
c. Mengevaluasi posisi bidai
d. Mengevaluasi pulsasi distal
e. Mengevaluasi pergerakan lengan

62. Seorang laki-laki berusia 50 tahun diantar ke UGD oleh keluarga karena
penurunan kesadaran, keluarga mengatakan pasien sudah menderita DM sejak 5
tahun yang lalu, keluarga juga mengatakan sebelum pasien tidak sadar sebelumnya
pasien mengeluh pusing, tampak pucat dan berkeringat dingin. Hasil
pengkajian :akral teraba dingin, kesadaran sopor, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi
100 kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit, GDS 26 mg/dl. Apakah tindakan yang
tepat dilakukan pada kasus diatas?*
1 poin

a. Memberikan infus Dextrosa 10%


b. Memberikan glukosa 40% 1 flakon
c. Memberikan glukosa 40 % 2 flakon
d. Memberikan glukosa 40 % 3 flakon
e. Memberikan glukagon 1 mg intravena

63. Seorang laki-laki berusia 34 tahun diantar ke UGD akibat kecelakaan. Hasil
pengkajian : fraktur pada femur terbuka dekstra 1/3 distal, meringis, nyeri pada perut
kanan bawah, pucat, akral dingin, TD: 120/80 mmHg, CRT 5 detik, frekuensi nadi
120 kali/menit & lemah, frekuensi nafas 24 kali/menit, suhu 36,5oC. Apakah masalah
keperawatan prioritas pada kasus diatas?*
1 poin

a. Nyeri akut
b. Hipovolemia
c. Pola nafas tidak efekif
d. Perfusi perifer tidak efektif
e. Penurunan curah jantung

64. Seorang laki-laki berusia 34 tahun post operasi laparatomi 5 menit yang lalu,
saat di RR pasien menggigil. gambaran monitor menunjukkan TD  120/77 mmHg,
frekuensi nadi 65 kali/menit, suhu 35,5oC, frekuensi pernapasan 24 kali/menit,
pucat, kulit teraba dingin, piloereksi, CRT > 3 detik, urin output 1 cc/kg BB/jam.  
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus diatas?*
1 poin

a. Hipotermia
b. Hipovolemia
c. Pola nafas tidak efektif
d. Penurunan curah jantung
e. Perfusi perifer tidak efektif

65. Seorang laki-laki 24 tahun diantar ke UGD karena mengalami nyeri dada saat
bermain futsal. Hasil pengkajian : nyeri dada menjalar ke lengan kiri dan punggung,
skala nyeri 8, terdapat ronkhi, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 88 kali/menit,
frekuensi nafas 25 kali/menit, suhu 36oC, EKG menunjukkan STEMI  dan pasien
sudah mengapatkan NTG 10 mg sublingual, nyeri masih belum berkurang.Apakah
intervensi selanjutnya pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Kolaborasi dalam pemberian morfin


b. Kolaborasi pemberian obat digitalis
c. Kolaborasi pemberian anti platelet
d. Kolaborasi pemberian oksigen
e. Tingkatkan dosis NTG

66. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa oleh petugas damkar ke UGD
karena kebakaran rumah. Hasil pengkajian : luka bakar grade II dengan luas luka
bakar 45%, BB 70 Kg, TB 160 cm, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 80 kali/menit,
frekuensi napas 25 kali/menit. Pasien telah mendapatkan terapi cairan RL 4.000 ml.
Apakah yang menjadi kriteria keberhasilan tindakan diatas?*
1 poin

a. urin output 12,5-25 ml/jam


b. urin output 20-50 ml/jam
c. urin output 35-70 ml/jam
d. urin output 45-90 ml/jam
e. urin output 100-160 ml/jam

67. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dibawa oleh keluarga ke UGD karena sesak,
pasien memiliki riwayat asma. Hasil pengkajian : sesak, batuk produktif dengan
dahak kental, lemas, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88 kali/menit, frekuensi nafas
28 kali/menit, suhu 37,4oC, wheezing, SaO2 94%, Perawat telah memberikan terapi
nebulizer ventolin. Apakah evaluasi utama tindakan pada kasus tersebut?*
1 poin
a. suara nafas
b. lama batuk
c. kekuatan otot
d. nilai SaO2
e. jumlah sputum

68. Seorang laki-laki berusia 54 tahun dibawa ke UGD oleh keluarga karena terjatuh
di rumah. Hasil pengkajian: GCS E2M4V3, jejas di area frontal, bunyi napas
gurgling. TD 160/100 mmHg,  MAP: 120 mmHg, frekuensi nadi 100 kali/menit,
frekuensi napas 25 kali/menit, dan akral teraba dingin. Hasil CT scan stroke infark
hemister sinistra. Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?*
1 poin

a. suction
b. posisi semifowler
c. memasang oksigen
d. memasang ETT
e. memasang OPA

69. Seorang perempuan berusia 62 tahun diantar oleh keluarganya ke IGD karena
muntah darah. Hasil pengkajian kesadaran composmentis, nyeri tekan dan nyeri
lepas kuadran kanan atas skala 6, hepar teraba 4 cm, spider nevi, tekanan darah
90/60 mmHg, frekuensi nadi 100 kali/menit, frekuensi nafas 25 kali/menit. Apakah
tindakan prioritas pada kasus tersebut?*
1 poin

a. pasang NGT
b. puasakan pasien
c. berikan vitamin K
d. berikan cairan koloid
e. kolaborasi untuk transfusi darah

70. Seorang laki-laki berusia 24 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan. Hasil
pengkajian : luka terbuka diparu kiri, tampak sesak, breath sound menurun, JVP
meningkat, trakhea bergeser ke sebelah kiri. TD 80/50 mmHg, frekuensi nadi 120
kali/menit, frekuensi nafas 30 kali/menit. Pasien terpasang oksigen RM 10 L/menit.
Apa tindakan prioritas pada kasus diatas?*
1 poin

a. pasang CTT
b. perikardiosintesis
c. pasang balut tekan
d. pasang ETT
e. lakukan needle thorakosintesis
71. Seorang laki-laki berusia 34 diantar ke UGD akibat kecelakaan 2 jam yang lalu.
Hasil pengkajian : pasien gelisah, berkeringat, lemah, GCS E2M3V2, terdapat racon
eyes pada kedua mata, tampak bekas muntahan pada baju, jejas pada bagian
temporal. TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 60 kali/menit, pernapasan 32 kali/menit
& irreguler, suhu tubuh 37,5oC, CRT > 3 detik, pupil anisokor, pernapasan cuping
hidung.  Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?*
1 poin

a. Konfusi akut
b. Pola nafas tidak efektif
c. Perfusi perifer tidak efektif
d. Gangguan menelan
e. Penurunan kapasitas adaptif intracranial

72. Seorang perempuan usia 49 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian didapat data batuk berdahak bewarna
kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. Tekanan darah 130/80 mmHg,
frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 27x/menit,suhu 37,4oC. pH 7,35, PCO2
40 mmHg,PO2 85 mmHg, HCO3 22 mEq/dl.Apakah masalah keperawatan yang
utama pada pasien di atas?*
1 poin

a. Hipertermia
b. Kelemahan
c. Pola nafas tidak efektif
d. Gangguan pertukaran gas
e. Bersihan jalan nafas tidak efektif

73. Seorang laki-laki usia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
sesak nafas. Hasil pengkajian didapat data batuk. Tekanan darah 130/80 mmHg,
frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 27x/menit,suhu 37,4oC. pH 7,30, PCO2
50 mmHg,PO2 75 mmHg, HCO3 20 mEq/dl.Apakah masalah keperawatan yang
utama pada pasien di atas?*
1 poin

a. Hipertermia
b. Kelemahan
c. Pola nafas tidak efektif
d. Gangguan pertukaran gas
e. Bersihan jalan nafas tidak efektif

74. Seorang laki-laki usia 54 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian didapat data batuk, retraksi interkosta,
elevasi klavikula, penggunaan otot aksesoris pernapasan, Tekanan darah 130/80
mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 28x/menit,suhu 37,6oC. pH 7,38,
PCO2 38 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 23 mEq/dl.Apakah masalah keperawatan
yang utama pada pasien di atas?*
1 poin

a. Hipertermia
b. Kelemahan
c. Pola nafas tidak efektif
d. Gangguan pertukaran gas
e. Bersihan jalan nafas tidak efektif

75. Seorang wanita berusia 40 tahun sudah selama 3 hari dirawat di ruang
penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian menunjukkan
terdapat ronkhi basah di bagian basal paru, sulit mengeluarkan dahak dan susah
berbicara karena suaranya serak. TD 130/80 mmHg, frekunsi nafas 28x/menit. Saat
ini pasien sudah mendapatkan terapi oksigen 3 lpm.Apakah intervensi mandiri yang
tepat dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Pemberian oksigen dengan masker 6 lpm


b. Kolaborasi pemberian bronkodilator
c. Lakukan fisioterapi dada
d. Posisikan semifowler
e. Ajarkan batuk efektif

76. Seorang wanita berusia 40 tahun sudah selama 3 hari dirawat di ruang penyakit
dalam dengan keluhan sesak nafas. Hasil pengkajian menunjukkan terdapat ronkhi
kering, sulit mengeluarkan dahak, pasien masih bisa batuk dan  merasa lelah
setelah batuk , dan susah berbicara karena suaranya serak. TD 130/80 mmHg,
frekunsi nafas 28x/menit. Saat ini pasien sudah mendapatkan terapi oksigen 3
lpm.Apakah intervensi mandiri yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Pemberian oksigen dengan masker 6 lpm


b. Kolaborasi pemberian bronkodilator
c. Lakukan fisioterapi dada
d. Posisikan semifowler
e. Ajarkan batuk efektif

77. Seorang laki-laki berusia 69 tahun di rawat di ruang neurologi. Hasil


pengkajian stupor dengan GCS 9, kesan hemiparese dextra. TD 190/100 mmHg,
frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 26x/menit dan suhu 37,4°C. CT scan
menunjukan adanya gambaran hiperden pada daerah frontotemporal kananApakah
masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Risiko perfusi serebral tidak efektif


b. Gangguan mobilitas fisik
c. Pola nafas tidak efektif
d. Resiko cedera
e. Hipertermi

78. Seorang laki-laki usia 58 tahun, post stroke di rawat di ruang neuro mengalami
inkontenensia urin. Perawat akan melatih pasien dan merencanakan program latihan
yang tepat dan efektif dalam mengatasi inkontinensia.Manakah tindakan yang tepat
dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Kateterisasi intermitten setiap kali berkemih


b. Batasi asupan cairan 1200 ml setipa berkemih
c. Bantu pasien ke toilet setiap 2 jam
d. Gunakan kondom kateter
e. Pasang foley kateter

79. Seorang perempuan berusia 35 tahun di rawat di ruang neuro dengan


keluhan kejang. Hasil pengkajian di dapatkan memiliki riwayat kejang sejak 2
minggu lalu. Pasien terlihat kaku seluruh tubuh selama 1 menit, wajah menoleh
kekiri, mulut mencong kekiri, mata mendelik ke atas.Apakah tindakan keperawatan
yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Miringkan pasien, jauhkan benda tajam


b. Berikan posisi terlentang
c. Observasi tanda vital
d. Pasang oksigen
e. Pasang spatel

80. Seorang laki-laki 60 tahun di antar keluarganya memeriksakan diri ke


poliklinik penyakit dalam. Hasil pengkajian GDS : 60 mg/dl, pasien lemes, tampak
berkeringat dingin, pucat dan gelisah. Riwayat DM sejak 8 tahun yang lalu dan
keluarga mengatakan pasien tidak mau makan, kesadaran komposmentis.Apakah
intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Memberikan dextrose 40%


b. Memantau tanda hipoglikemi
c. Memberikan minuman manis
d. Menganjurkan segera untuk makan nasi
e. Menganjurkan untuk menghentikan obat gula
81. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dating ke poli bedah dengan keluhan nyeri
dan kaku pada persendian kaki. Hasil pengkajian skala nyeri 2 bertambah saat pagi,
lemah, dan kesulitan saat bergerak dan nyeri bertambah saat di gerakan pada
ekstremitas atas, pasien juga mengeluh penyakitnya tidak sembuh-sembuh, tanda
herberden’s (+) dan bouchard node (+). Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit
asam urat.Apakah masalah utama pada pasien tersebut?*
1 poin

a. Gangguan mobilitas fisik


b. Risiko cedera
c. Keletihan
d. Ansietas
e. Nyeri kronis

82. Seorang laki-laki berusia 36 tahun didiagnosis hemothorak sehingga


dipasang water sealed drainage. Catatan observasi menunjukan produksi cairan
tertampung pada botol semakin berkurang setiap harinya. Di hari ke-5 Pasien
mengeluh sesak, frekuensi napas 34x/menit dan 50cc cairan tertampung dalam
botol. Apa evaluasi yang harus dilakukan pada kasus tersebut?*
1 poin

a. gerakan dada
b. riwayat sesak
c. kebersihan botol
d. posisi ujung selang
e. karakteristik cairan

83. Seorang perawat ruangan VIP sedang memberikan pendkes pada pasien
dengan CHF. Saat pendkes berlangsung, ada panggilan code blue dari kamar lain
untuk segera dilakukan tindakan. Perawat berjanji akan melanjutkan pendkes
setelah urusan kamar lain selesai, namun perawat tak kunjung datang hingga
timbang terima shift selanjutnya. Apakah perinsip etik yang dilanggar oleh perawat
tersebut ?*
1 poin

a. Beneficience
b. Nonmaleficience
c. Fidelity
d. Confidentiality
e. Accountability

84. Seorang perempuan 26 tahun ke poliklinik dengan keluhan, sering lelah, tidak
bertenaga, capek tidak hilang meskipun telah istirahat, pasien tampak pucat dan
lesu. Tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 64 x/menit, Hb 8 gr/dl. Apakah
diagnosis keperawatan yang tepat ?*
1 poin

a. Intoleransi aktifitas
b. Gangguan mobilitas fisik
c. Defisit nutrisi
d. Perfusi perifer tidak efektif
e. Keletihan

85. Seorang laki – laki berusia 25 tahun dirawat di ruang bedah dengan crush
injury. Hasil pengkajian kesadaran pasien koma, tampak luka laceratum di sekujur
tubuhnya dan fraktur pada kedua kakinya. Tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi
nadi 100x/menit, dan frekuensi napas 20x/menit.Apakah hasil laboratorium yang
perlu diantisipasi meningkat pada pasien tersebut?*
1 poin

A. Prothrombin time
B. Hemoglobin
C. Hematocrit
D. Creatinine
E. Leukosit

86. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit luka bakar. Hasil
pengkajian luka bakar grade II dengan luas 35 %, BB 50 kg, TB 156 cm, TD 100/60
mmHg, frekuensi nadi 70 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit. Pasien telah diberikan
terapi cairan RL sebanyak 2000 cc.Apakah yang menjadi kriteria keberhasilan terapi
cairan tersebut?*
1 poin

A. Urin output 12,5 - 25 ml/jam


B. Urin output 25 - 50 ml/jam
C. Urin output 50 - 75 ml/jam
D. Urin output 75 - 100 ml/jam
E. Urin output 100 - 125 ml/jam

87. Seorang laki – laki berusia 60 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri
dan kaku pada persendian kaki. Hasil pengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi,
lemas, kesulitan saat bergerak dan rentang gerak menurun, pasien juga mengeluh
penyakitnya tidak sembuh–sembuh.Apakah masalah utama pada kasus tersebut?*
1 poin

A. Gangguan mobilitas fisik


B. Risiko cedera
C. Keletihan
D. Nyeri akut
E. Ansietas

88. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
diagnosis leukemia. Hasil pengkajian Hb 6,4 gr/dl, pasien direncanakan untuk
transfusi darah. Perawat telah memasang jalur intravena dan memberikan NaCl
0,9% 50 cc, darah yang sudah disiapkan kemudian dihangatkan.Apakah tindakan
selanjutnya yang tepat?*
1 poin

A. Mengobservasi pasien
B. Memasang darah transfusi
C. Mendokumentasikan data yang relevan
D. Mengecek label darah dan mencocokannya
E. Menutup klem yang berada dibawah kantong normal salin

89. Seorang perempuan berusia 34 tahun dirawat di ruang bedah dengan luka bakar
derajat II. Pasien mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar
daerah dada, tangan kanan dan paha kanan.Berapakah persentase luka bakar pada
kasus tersebut?*
1 poin

A. 44%
B. 42%
C. 34%
D. 32%
E. 27%

90. Seorang laki laki berusia 50 tahun dirawat di ruang bedah dengan luka bakar
derajat II. Pasien mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar
daerah perut, tangan kanan dan genitalia.Berapakah persentase luka bakar pada
kasus tersebut?*
1 poin

A. 9%
B. 18%
C. 19%
D. 27%
E. 28%

91. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis didapatkan data
70% lansia menghentikan terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri. Perawat
kemudian memberikan pendidikan kesehatan tentang jenis-jenis, manfaat dari
pengobatan anti diabetes. Klien menyatakan merasa lebih nyaman menggunakan
terapi alternatif untuk penyakit yang dideritanya, karena relatif harganya bisa
dijangkau. Apakah respon perawat pada kasus tersebut?*
1 poin

A. Menjelaskan kembali efek samping obat anti diabetes


B. Menghormati keputusan penggunaan terapi alternatif
C. Menjelaskan tentang risiko terapi alternatif
D. Mendukung pemanfaatan terapi alternatif
E. Merujuk penderita ke puskesmas

92. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 43 tahun, mengatakan


pundaknya terasa berat dan dirasakan sejak klien banyak bekerja menggunakan
computer, klien mengurangi keluhan dengan minum obat penghilang nyeri yang
dijual bebas. Hasil pemeriksaan : TD 160/100 mmHg; frekuensi nadi 110x/menit.
Apakah pengkajian yang harus diperdalam pada kasus tersebut?*
1 poin

A. Kebiasaan bekerja di depan computer


B. Upaya klien mengatasi penyakitnya
C. Kebiasaan olah raga klien
D. Kebiasaan berobat klien
E. Kebiasaan makan klien

93. Seorang perawat melakukan kunjungan pertama pada sebuah keluarga dengan
suami yang sedang menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan
yang lalu. Ibu mengatakan, “Saya mulai khawatir memikirkan masa depan keluarga
sebab kalau kondisi suami saya seperti ini terus pasti akan diberhentikan dari
pekerjaannya.” Hasil pemeriksaan fisik klien: hemiplegia ekstremitas kanan, afasia,
TD 140/90 mmHg. Apakah pengkajian lanjutan yang tepat dilakukan pada kasus
tersebut?*
1 poin

A. Struktur peran keluarga


B. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
C. stress-adapatasi dan koping keluarga
D. ketersediaan terapi alternative dan komplementer
E. hubungan dan interaksi keluarga dengan komunitas

94. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki-laki berusia 25 tahun. Hasil
pengkajian klien mengatakan sudah dua bulan minum OAT, sesak mulai berkurang,
sering lupa minum obat dan tidak nyaman jika memakai masker. Klien tinggal
bersama istri dan 2 anak dengan usia 3 tahun dan 5 tahun. Rumah terlihat lembab,
jendela di ruang tamu tidak dapat dibuka, kamar tidur tidak berjendela. Apakah
diagnosis keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?*
1 poin

A. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


B. Koping keluarga tidak efektif
C. Koping individu tidak efektif
D. Pola nafas tidak efektif
E. Ketidakpatuhan

95. perawat puskesmas karena tidak kontrol ulang selama 1 bulan. Hasil pengkajian:
rambut kotor, acak-acakan, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku hitam, panjang
dan kotor. Perawat menjelaskan tentang pentingnya kebersihan diri. Apakah
kemampuan yang diharapkan pada situasi tersebut?*
1 poin

A. Pasien dapat menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan.


B. Pasien mandi, mencuci rambut, menggosok gigi dengan benar.
C. Pasien mengenal masalah defisit perawatan diri.
D. Pasien mengenal tanda kekambuhan dan rujukan.
E. Pasien kontrol teraturke Puskesmas.

96. Hasil kunjungan perawat di panti mendapatkan klien laki-laki berusia 65 tahun
mengeluh sakit kepala pada tengkuknya yang sudah berlangsung kurang lebih 3
hari. Hasil pemeriksaan fisik, TD 160/100 mmHg. Saat ini klien hanya terbaring dan
tidak mampu beraktivitas dan malas makan. Klien mengatakan bahwa dia teringat
istrinya yang telah meninggal setahun yang lalu.Apakah tindakan pertama yang
dilakukan perawat pada kasus tersebut?*
1 poin

A. Mengatasi gangguan kesehatan


B. Pencegahan penyakit
C. Peningkatan status kesehatan
D. Mengoptimalkan fungsi mental
E. Meningkatkan persepsi diri klien

97. Seorang laki-laki berusia 35 tahun di rawat ruang luka bakar. Hasil pengkajian :
terdapat luka bakar pada kaki kanan seluas 9 kali ukuran telapak tangan pasien
serta 1% pada tangan kanan. Hasil pengkajian : TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi
100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Berat badan 70 kg dan tinggi badan 150 cm.
Berapakah cairan yang di perlukan dalam 8 jam ketiga menurut rumus parkland?*
1 poin

a. 350 ml
b. 700 ml
c. 1.400 ml
d. 2.800 ml
e. 5.600 ml

98. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di rawat ruang luka bakar. Hasil pengkajian :
terdapat luka bakar pada kepala dan leher serta 1% pada dada. Hasil pengkajian :
TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Berat
badan 60 kg dan tinggi badan 150 cm.Pasien akan dilakukan resusitasi cairan
sesuai formula parkland/baxter. Berapakah kecepatan tetesan infus jika faktor tetes
20 tetes/ml  dalam 8 jam pertama?
1 poin

a. 20 tetes /menit
b. 30 tetes / menit
c. 40 tetes/menit
d. 50 tetes /menit
e. 60 tetes /menit

99.  Seorang laki-laki berusia 34 tahun di rawat ruang luka bakar. Hasil pengkajian :
terdapat luka bakar pada punggung, pinggang  serta 2% pada dada. Hasil
pengkajian : TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas
24x/menit. Berat badan 40 kg dan tinggi badan 150 cm. Pasien akan dilakukan
resusitasi cairan sesuai formula parkland/baxter.Berapakah kecepatan tetesan infus
jika faktor tetes 15 tetes/ml  dalam 8 jam ketiga?
1 poin

a. 20 tetes /menit
b. 25 tetes / menit
c. 30 tetes/menit
d. 40 tetes /menit
e. 50 tetes /menit

100. Pada kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 61 tahun mengeluh
pusing. Klien menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini tinggal
bersama cucunya yang berusia 18 tahun, karena kedua orang tuanya meninggal.
Klien masih sering ke sawah, jarang memeriksakan diri ke puskesmas karena
keterbatasan biaya. Hasil pemeriksaan fisik: TD: 139/80mmHg, N: 75 x/mnt. Apakah
tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?*
1 poin

A. Anjurkan klien untuk banyak istirahat


B. Anjurkan cucu klien untuk menjaga klien
C. Anjurkan klien untuk makan makanan yang sehat
D. Memantau klien secara rutin dengan kunjungan rumah
E. Minta staf desa untuk lebih memperhatikan klien yang tinggal hanya dengan cucunya

101. Seorang laki-laki berusia 65 tahun tinggal di panti wreda mengalami stroke dan
kelumpuhan sejak 3 bulan lalu. Klien hanya berbaring. Semua aktifitas dan
kebutuhan klien dibantu. Bokong terlihat kemerahan, kemudian perawat melakukan
perubahan posisi setiap 2 jam sekali. TD 160/95 mmHg.Apa kriteria evaluasi yang
tepat untuk tindakan di atas?*
1 poin

A. Tidak ada tanda-tanda luka dekubitus


B. Semua kebutuhan dasar terpenuhi
C. Peningkatan personal hygiene
D. Peningkatan mobiltias fisik
E. TD dalam batas normal

102. Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai
pengobatan TBC Paru sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: klien tidak minum
obat sejak 4 hari lalu karena merasa sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat
keluarga untuk tetap minum obat diabaikan. Apakah diagnosis keperawatan utama
pada kasus tersebut?*
1 poin

A. Perilaku kesehatan cenderung beresiko


B. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
C. Manajemen kesehatan tidak efektif
D. Bersihan jalan napas tidak efektif
E. Ketidakpatuhan

103. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok penderita TB paru didapatkan data
15% klien menyatakan tidak melanjutkan program pengobatan, 40% pasien
menyatakan merasa tidak nyaman dengan efek samping obat dan 20% keluarga
tidak terlibat dalam pengawasan minum obat.  Apakah diagnosis keperawatan pada
kasus tersebut?*
1 poin

A. Perilaku kesehatan cenderung berisiko


B. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. Defisiensi kesehatan komunitas

104. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat ruang luka bakar. Hasil
pengkajian : terdapat luka bakar pada kaki kanan serta 2% pada kaki kiri. Hasil
pengkajian : TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas
24x/menit. Berat badan 50 kg dan tinggi badan 150 cmBerapakah cairan yang di
perlukan dalam 8 jam kedua menurut rumus parkland?*
1 poin

a. 1.000 ml
b. 2.000 ml
c. 3.000 ml
d. 4.000 ml
e. 5.000 ml

105. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 76 tahun tinggal
bersama keluarga. Keluarga mengatakan klien lebih banyak memilih diam di kamar,
cenderung marah dan tidak ingin keluar kamar semenjak suaminya meninggal
dunia. Keluarga sudah membantu membersihkan kamar dan tempat tidur klien agar
tidak berbau.Apakah pengkajian yang tepat pada kasus di atas?*
1 poin

A. Tanda-tanda vital
B. Skala aktivitas sehari - hari
C. Kolaborasi untuk pemeriksaan urin
D. Tingkat depresi dengan Geriatric Depression Scale
E. Status kognitif dengan Mini Mental State Examination

106. Pengkajian pada lansia di sebuah desa menunjukan sebanyak 90% lansia
memiliki tekanan darah normal. Setelah dilakukan pengkajian terkait pola makan,
data menunjukkan bahwa makanan lansia sudah memenuhi standar untuk penderita
hipertensi. Kader mengatakan 80% lansia tersebut rutin mengontrol tekanan
darahnya di puskesmas atau posyandu lansia.Apakah diagnosis keperawatan pada
kasus tersebut?*
1 poin

A. Perilaku kesehatan cenderung berisiko


B. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
C. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
D. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
E. Defisiensi kesehatan komunitas

107. Hasil pengkajian di suatu posyandu lansia didapatkan keluhan terbanyak  nyeri
perut  kiri atas.  Kader mengatakan, “lansia menganggap hal tersebut adalah biasa
dan memiliki kebiasaan makan tidak teratur.”Apakah pengkajian  lanjutan pada
kasus tersebut?*
1 poin

A. wawancara kader tentang kesehatan lansia


B. data kunjungan lansia ke puskesmas
C. windshield survey lingkungan desa
D. kuesioner perilaku kesehatan lansia
E. pengkajian fisik pada lansia

108. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal di panti werda. Klien mengeluh
nyeri punggung sejak satu minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tiduran. Skala nyeri
4 (0-10). Perawat sudah mengajarkan relaksasi nafas dalam untuk mengurangi
keluhan. Apakah kriteria keberhasilan tindakan tersebut?*
1 poin

A. Klien mengikuti program latihan


B. Klien mengatakan nyerinya berkurang
C. Klien mengerti tentang proses penyakit
D. Klien mengkonsumsi obat penghilang nyeri
E. Klien mampu melakukan aktivitas secara mandiri

109. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang perempuan usia 37 tahun


mengeluh badan lemas, nafsu makan meningkat, sering berkemih dan berat badan
cenderung meningkat. Hasil pemeriksaan gula darah 350 mg/dl.  Klien mengatakan
pernah periksa ke puskesmas satu tahun yang lalu tetapi keluhan tidak berkurang,
klien suka minuman bersoda dan hampir setiap hari makan cake dan anggur karena
menurut keluarganya hal itu baik untuk kesehatan.Apakah masalah keperawatan
pada kasus?*
1 poin

A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif.


B. Perilaku kesehatan cenderung beresiko.
C. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
D. Defisit pengetahuan.
E. Ketidakpatuhan.

110. Seorang perempuan berusia 56 tahun mengeluh pusing dan cenderung


meningkat selama satu bulan terakhir.  Hasil pemeriksaan didapatkan data tekanan
darah 170/90 mmHg. Klien dan keluarga telah mengetahui tentang pengobatan
hipertensi dari perawat puskesmas. Keluarga  mengatakan untuk mengurangi pusing
biasanya hanya dikompres dan dipijat hal ini dilakukan karena ibunya kecapaian
seharian mengasuh cucunya yang berusia 3 tahun. Klien tidak ada pantangan dalam
makan karena semua telah disediakan oleh keluarga.Apakah masalah keperawatan
yang tepat  pada kasus?*
1 poin

A. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif.


B. Perilaku kesehatan cenderung beresiko.
C. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
D. Defisit pengetahuan.
E. Ketidakpatuhan

111. Seorang perawat melakukan pengkajian di sebuah desa. Hasil pengkajian


terhadap 12 lansia didapatkan bahwa sebagian besar tekanan darah dan gula darah
lansia  lebih dari normal.  Tiga orang lansia melaporkan merasa kaki dan tangannya
terasa kesemutan  sedangkan empat lansia mengatakan sering pusing dan kaku
kuduk.  Hasil wawancara dengan beberapa lansia mengatakan bahwa mereka tidak
pernah memeriksakan kesehatannya karena  tidak memiliki biaya dan tidak ada
keluarga yang membantu membawa  berobat . Apa diagnosa keperawatan yang
tepat?*
1 poin

a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif


b. Manajemen kesehatan tidak efektif
c. Ketidakpatuhan
d. Defisit pengetahuan
e. Koping komunitas tidak efektif

112. Seorang perawat komunitas melakukan survey lapangan di sebuah desa. Dari
hasil survey sebagian besar rumah warga tipe permanen dengan jarak antar rumah
berdekatan , terdapat sebuah puskesmas yang jaraknya tidak jauh dari perumahan
warga, dan sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani. Apakah data yang
dikaji oleh perawat?*
1 poin

a. Persepsi
b. Lingkungan
c. Ekonomi
d. Inti komunitas
e. Subsistem komunitas

113. Tim perawat komunitas sedang berjalan menelusuri sebuah desa. Perawat
melihat banyak sampah yang tergenang di sepanjang aliran sungai. warga sekitar
desa memanfaatkan air sungai tersebut untuk mencuci, mandi dan sebagai air
minum. Terdapat beberapa rumah warga yang tampak kumuh dan terdapat kandang
ternak yang jaraknya sangat dekat dengan rumah. Berdasarkan kasus, apakah
metode pengumpulan data pengkajian yang dilakukan oleh perawat ?*
1 poin

a. Wawancara
b. Observasi partisipasi
c. Focus grup discussion
d. Kuesioner
e. Windshield survey

114. Sekelompok mahasiswa keperawatan akan mengambil topik penyuluhan terkait


hipertensi di sebuah desa. Mahasiswa meminta data  jumlah  kasus hipertensi di
puskesmas desa tersebut sebagai latar belakang masalah. Apakah metode yang
digunakan mahasiswa dalam mengumpulkan data ?*
1 poin

a. Partisipant observation
b. Constructed Survey
c. Secondary Data
d. Winshield survey
e. Informant Interview

115. Seorang pasien datang berkunjung ke puskesmas dengan keluhan batuk,


suara serak dan sering pusing. Pasien mengetahui penyebab penyakitnya karena
sering meminum alkohol selama 2 tahun. Namun pasien tetap mengkomsumsi
alkohol dengan alasan akan menambah semangat kerja. Apakah masalah
keperawatan yang tepat ?*
1 poin

a. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif


b. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
c. Defisit Kesehatan Komunitas
d. Defisit Pengetahuan
e. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

116. Perawat puskesmas melakukan survey di wilayah binaannya dan didapatkan


hasil bahwa 36%  lansia menderita Diabetes melitus, 27% lansia tidak teratur minut
obat dan mengatakan sudah bosan minum obat, 52% lansia tidak mengontrol pola
makannya dan 73%  lansia menghabiskan waktu senggangnya dengan menonton
dan mengasuh cucu. Apa masalah keperawatan yang tepat berdasarkan kasus ?*
1 poin

a. Manajemen kesehatan tidak efektif


b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
d. Defisit kesehatan komunitas
e. Kesiapan manajemen kesehatan diri

117. Hasil survey perawat di suatu lingkungan desa didapatkan 54% masyarakat
membuang limbah rumah tangga ke got, 53% masyarakat BAB di sungai, dan 12%
masyarakat tidak memiliki jamban sesuai dengan standar. Perawat akan melakukan
upaya untuk meningkatkan PHBS di wilayah tersebut. Siapakah sasaran tersier
PHBS yang dapat dituju oleh perawat?*
1 poin

a. Masyarakat
b. Kader
c. Perawat/ bidan desa
d. Tokoh masyarakat
e. Kepala desa
118. Di sebuah desa, hampir keseluruhan masyarakat usia dewasa mengalami
hipertensi. Hal ini dikarenakan kebiasaan masyarakat menambahkan garam pada
setiap makanan. Perawat komunitas telah melakukan penyuluhan terkait
penatalaksanaan hipetensi. Perawat  menganjurkan masyarakat untuk mengurangi
garam disetiap makanan dan menganjurkan untuk mengganti garam rendah sodium.
Apa intervensi  peka budaya  yang dilakukan oleh perawat terkait kebiasaan
penggunaan garam?*
1 poin

a. Preventif sekunder
b. Maintenence budaya
c. Akulturasi budaya
d. Akomodasi budaya
e. Restrukturisasi budaya

119. Ani bertengkar dengan suaminya, menurut Ani gajinya lebih besar dari
suaminya jadi Ani tidak terima kalau harus memasak dan mencuci, dan meminta
suaminya mencari pembantu rumah tangga untuk membantunya di rumah, menurut
suaminya tidak perlu pakai pembantu rumah karna ini adalah tugas sorang istri.
berdasarkan kasus di atas keluarga Ani berada pada tahap perkembangan siklus ?*
1 poin

a. Tahap I: keluarga Pasangan Baru


b. Tahap VI. Melepas anak dewasa muda
c. Tahap IV : keluarga dengan anak sekolah
d. Tahap II : Childbearing
e. Tahap III : keluarga dengan anak pra sekolah

120. Perawat berkunjung pada suatu keluarga di dapatkan salah satu anggota
keluarga yang sakit, anggota keluarga menyadari bahwa anaknya membutuhkan
pengobatan lanjut, tetapi mengatakan tidak ada biaya untuk berobat. Apakah Fungsi
keluarga utama yang terganggu pada kasus diatas?*
1 poin

A. Fungsi kesehatan keluarga


B. Fungsi ekonomi
C. Fungsi afektif
D. Fungsi reproduksi
E. Fungsi sosialisasi

121. Petugas Puskesmas berkunjung ke suatu keluarga, ada satu anggota keluarga
hamil 37 minggu, setelah di lakukan pengkajian keluarga, keluarga memutuskan
untuk melahirkan di dukun beranak, karena mereka percaya pada dukun beranak,
dan suduh turun temurun melahirkan di dukun beranak Apakah tindakan perawat
pada keluarga tersebut ?*
1 poin

a. Memberikan Pendidikan kesehatan


b. Membujuk keluarga berobat fasilitas kesehatan
c. Perawat bekerja sama dengan dukun untuk menolong persalinan
d. Berikan edukasi tentang perawatan ibu hamil
e. Melaporkan ke dinas kesehatan

122. Perawat puskesmas berkunjung ke satu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu
dan 2 orang anak yang masih SD. Keluarga ini baru pindah 3 ke bulan lalu  ke
tempat tinggal mereka sekarang karena mengikuti ayah yang pindah tugas.  Apakah
tipe keluarga tersebut ?*
1 poin

a. Nuclear Family
b. Family of origin
c. The dyad family
d. The childless family
e. Commuter Family

123. Perawat puskesmas berkunjung satu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan 2
orang anak yang masih SD. Keluarga ini baru pindah 3 ke bulan lalu  ke tempat
tinggal mereka sekarang karna mengikuti ayah yang pindah tugas. Keluarga
tersebut berada pada tahap siklus kehidupan keluarga ?*
1 poin

a. Keluarga dengan anak pra sekolah


b. keluarga dengan anak sekolah
c. childbearing family
d. keluarga dengan pasangan baru
e. keluarga dengan anak remaja

124. Perawat puskesmas berkunjung ke satu keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu
dan 2 orang anak yang masih SD. Keluarga ini baru pindah 3 ke bulan lalu  ke
tempat tinggal mereka sekarang karna mengikuti ayah yang pindah tugas. Fungsi
apakah yang harus dilakukan keluarga pada tempat tinggal mereaka ?*
1 poin

a. Fungsi Afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi Ekonomi
d. Fungsi Reproduksi
e. Fungsi perawatan Kesehatan keluarga
125. Seorang perawat melakukan pengkajian dengan hasil sebagai berikut : terdapat
keluarga besar yang diri dari Ayah, Ibu, 3 orang anak, dan 6 orang cucu. Dua orang
anak sudah menikah dan tinggal diluar kota dan anak terakhir sedang berada di luar
negeri untuk melanjutkan studi.Apakah tahapan keluarga saat ini ?*
1 poin

a. Keluarga dengan anak sekolah


b. Keluarga melepas anak dewasa muda
c. Keluarga dengan anak remaja
d. Keluarga orang tua paruh baya
e. Keluarga lansia dan Pensiunan

126. Perawat puskesmas berkunjung ke keluarga, yang terdiri dari pasangan lansia
dengan anak 30 tahun yang belum menikah, sang suami yang berusia 70 tahun
terbaring sakit dan sudah beberapakali ke RS , kadang-kadang terjadi penurunan
kesadaran, menurut keluarga klien tidak ingin Lagi di bawa ke Rumah sakit karna
ingin saat menjelang ajal di rumah saja . Apa tanggung jawab perawat Gerontik yang
harus di penuhi ?*
1 poin

a. Membantu lansia memperoleh kesehatan secara optimal


b. Membantu lansia menerima kondisinya
c. Membantu lansia memelihara kesehatannya
d. Membantu lansia menghadapi menjelang ajal dan di perlakukan secara manuasiawi
sampai meninggal
e. Membantu lansia berobat ke RS

127. Hasil pengkajian pada seorang lansia yang berkunjung ke Puskesmas, klien
mengeluh pusing dan tengkuk terasa berat, klien memilki riwayat hipertensi sejak 4
tahun yang lalu. Menurut klien, klien teratur minum obat, namun suka makanan yang
asin dan berlemak. Hasil pemeriksaan TD 170/100 mmHg. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat di lakukan ?*
1 poin

a. Menganjurkan klien untuk bedrest


b. Menganjurkan klien untuk melakukan kesehatan secara rutin
c. Menganjurkan klien untuk istirahat
d. Menganjurkan klien menjaga diet rendah garam dan kolesterol
e. Menganjurkan klien untuk tetap mengkomsumsi obat anti hipertensi

128. Keluarga A menyambut salah satu anggota keluarga yang telah di rawat di
rumah sakit selama 15 hari, setiap anggota keluarga telah di siapkan perannya
masing untuk melayani anggota keluarga yang akan pulang dari rumah sakit selama
di rumah. apakah diagnosis keperawatan pada keluarga tersebut ?*
1 poin

a. Kesiapan peningkatan koping keluarga


b. Ketidakmampuan koping keluarga
c. Penurunan koping keluarga
d. Menajemen kesehatan keluarga tidak efektif
e. Gangguan proses keluarga

129. Di suatu keluarga suami sudah tak sanggup lagi memenuhi tanggung jawabnya
sebagai kepala keluarga, karna di pecat dari pekerjaannya, dan istri tidak mau
mengurus anak dan mengurus keluarga. apakah diagnosis keluarga pada keluarga
di atas ?*
1 poin

a. Ketidakmampuan koping keluarga


b. Gangguan proses keluarga
c. Penurunan koping keluarga
d. Kesiapan peningkatan proses keluarga
e. Ketegangan peran pemberi asuhan

130. Pada kunjungan rumah didapatkan perempuan berusia 56 tahun. Hasil


pengkajian di dapatkan data klien mengatakan pundaknya terasa berat, TD
160/100mmHg, frekuensi nadi 127 x/mnt. Klien sudah melakukan pengobatan
alternative selama 5 tahun sejak dinyatakan menderita hipertensi. Klien meminum
air yang sudah di bacakan doa. Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus
tersebut?*
1 poin

A. Menjelaskan bahwa pengobatan yang sudah dilakukan salah


B. Menyesalkan keluarga yang lebih mempercayai pengobatan alternatif
C. Mendiskusikan dengan klien dan keluarga bahwa air yang diminum tercemar
D. Menjelaskan penyebab hipertensi, perawatan dan terapi yang diperlukan klien
E. Mendiskusikan kemungkinan pertentangan pengobatan alternative dengan hipertensi

131. Pada kegiatan posyandu lansia didapatkan data wawancara langsung pada
lansia dengan kegiatan jarang berrekreasi 78%. Posyandu lansia di daerah tersebut
memiliki program setiap 6 bulan sekali mengadakan rekreasi. Lansia tidak mau
memanfaatkan program posyandu karena takut sakit dan tidak ada pendamping.
Lansia mengatakan keluarga mereka sibuk bekerjaPeran perawat yang dapat
dikembangkan pada kasus di atas?*
1 poin

A. Konsultan
B. Advokat
C. Edukator
D. Koordinator
E. Fasilitator

132. Seorang perempuan berusia 69 tahun di rawat dengan keluhan batuk, sulit
mengeluarkan sekret dan sesak  nafas. Hasil pengkajian: suara napas wheezing, TD
130/90 mmHg, frekuensi nadi : 90x/menit, frekuensi napas : 28x/menit, saturasi O2
92%. Pasien dilakukan nebulisasi. Apakah evaluasi utama setelah dilakukan
tindakan tersebut?*
1 poin

a. Menanyakan respon verbal


b. Mengukur TD
c. Mengkaji suara nafas
d. Mangukur saturasi
e. Menghitung nadi

133. Seorang perempuan berusia 59 tahun di rawat dengan keluhan nyeri seperti
ditusuk daerah dada,  menyebar ke leher dan punggung kiri dengan skala 7. Hasil
pengkajian di temukan sesak napas, pusing, gelisah dan mual. TD 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 94x/menit, frekuensi nafas 28x/menit, SaO2 92%. Hasil EKG
menunjukan ST elevasi.Apakah tindakan keperawatan yang utama di lakukan pada
kasus tersebut?*
1 poin

a. Membatasi aktifitas
b. Membatasi cairan
c. Menganjurkan pasien rileks
d. Mengajarkan latihan nafas dalam
e. Kolaborasi pemberian nitrogliserin

134. Seorang perempuan berusia 59 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas dan ortopnea. Hasil pengkajian didapatkan : DVJ, pasien
terlihat pucat dan sianosis, TD 160/100 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit dan
lemah,  frekuensi nafas 26x/menit, suhu 37,2C, foto toraks menunjukan CTR :
60%.Apakah  masalah keperawatan yang utama pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Intoleransi aktifitas
b. Perfusi perifer tidak efektif
c. Penurunan curah jantung
d. Pola nafas tidak efektif
e. Gangguan ventilasi spontan

135. Seorang perempuan berusia 45 tahun di rawat ke RS dengan keluhan nyeri


dada. Hasil pengkajian ditemukan nyeri seperti diremas dengan skala 7. TD 140/90
mmHg, frekuensi nadi 94x/menit,  frekuensi nafas 24x/menit, suhu 30 C. Pasien
direncanakan diberi obat isosorbid dinitrat ISDN).Bagaimanakah cara pemeberian
obat yang tepat pada kasus tersebut?*
1 poin

a. Minum obat sebelum makan


b. Obat diminum setelah makan
c. Letakkan obat dibawah lidah
d. Obat di minum dengan cara di kunyah
e. Minum air putih sebelum obat di kunyah

136. Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam
sejak 4 hari yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengeluh mual, pusing.
Pasien tampak pucat, kulit merah dan terasa hangat, lemas dan nyeri tekan
abdomen kuadran kanan atas, TD 100/70 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit,
frekuensi nafas 26x/menit, suhu 39,5 C, dan hasil laboratorium HbsAg+.Apakah
masalah keperawatan prioritas pada pasien tersebut?*
1 poin

a. Hipertermi
b. Perfusi perifer tidak efektif
c. Nyeri kronis
d. Pola nafas tidak efektif
e. Defisit nutrisi

137. Seorang laki-laki berusia 48 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan lemas, mual dan sesak nafas, hasil pemeriksaan: edema tungkai +3 dan
shifting dullness pada abdomen, DVJ, oliguria, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi napas 24x/menit,  suhu 37 C. Apakah intervensi prioritas pada
pasien tersebut?*
1 poin

a. Memberikan posisi nyaman buat pasien


b. Monitoring intake dan output cairan
c. Monitoring nadi
d. Memberikan terapi diet
e. Berikan terapi O2

138. Seorang perempuan berusia 55 tahun di rawat dengan keluhan lemas, nyeri
abdomen, BAB sudah 8x selama 24 jam, konsistensi encer, terdapat lendir, TD
90/50 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit dan lemah, turgor kulit menurun, hematokrit
54%, peristaltic usus 40 kali/menit, frekuensi nafas 24x/menit,  suhu 38,3 C. Pasien
mendapat infus NaCl 30 tetes/menit.Apakah evaluasi utama pada pasien tersebut?*
1 poin

a. Nyeri hilang
b. BAB tidak ada lendir
c. Toleransi terhadap aktifitas
d. Kebutuhan cairan terpenuhi
e. Frekuensi napas dalam batas normal

139. Seorang laki-laki berusia 58 tahun di rawat di ruang interne dengan keluhan
sesak napas. Hasil pemeriksaan ditemukan TD 130/80 mmHg, Frekuensi napas 28
kali/ menit, nilai pH 7,30, HCO3: 22 mEq/L, PaCO2 : 49 mmHg, PaO2 : 85 mmHg,
saturasi oksigen 97%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien?*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi


b. Alkalosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Asidosis respiratorik
e. Asidosis metabolic

140. Seorang laki laki berusia 60 tahun di rawat di ruang interne. Hasil pemeriksaan
AGD ditemukan nilai pH 7,31, HCO3: 18 mEq/L, PaCO2 : 40 mmHg, PaO2 : 86
mmHg, saturasi oksigen 95%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien?
*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi


b. Alkalosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Asidosis respiratorik
e. Asidosis metabolic

141. Seorang laki-laki berusia 65 tahun di rawat diruang neurologi. Perawat


melakukan pemeriksaan saraf pasien. Satu tungkai diangkat lurus, dibengkokkan
(fleksi) pada sendi panggul, tungkai yang satu lagi berada dalam keadaan lurus
(ekstensi), kemudian pasien mengeluh sakit sebelum mencapai sudut 60 derajat .
Apakah interpretasi pemeriksaan rangsang meningeal pasien?*
1 poin

a. Tanda Brudzinski I positif


b. Tanda Brudzinski II positif
c. Tanda Kernig positif
d. Tanda Laseque positif
e. Tanda Nuchal Rigidity positif

142. Perawat melakukan pemeriksaan saraf kranial pasien dengan keluhan tidak
bisa mencium aroma apapun.  Perawat menyuruh pasien menutup satu lubang
hidung dengan tangan dan dalam keadaan mata tertutup, perawat menyuruh pasien
menghidu kopi, teh, jerukApakah nama saraf yang diperiksa perawat?*
1 poin

a. Olfaktorius
b. Okulomotorius
c. Vagus
d. Hipoglosus
e. Aksesorius

143. Seorang laki-laki berusia 65 tahun di rawat di ruang neurologi dengan


penurunan kesadaran. Hasil pengkajian saat di beri rangsang nyeri kedua telapak
tangan tidak ada reaksi, tidak membuka mata saat rangsang nyeri dan tidak ada
jawaban ketika dipanggil, reflek cahaya lambat, TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi
60x/menit, frekuensi nafas 18x/menit, suhu 36°C. Berapakah nilai GCS pada kasus
tersebut?*
1 poin

a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4

144. Seorang pasien laki-laki berusia 60 tahun dirawat di ruangan penyakit dalam.
Keluarga pasien mengatakan tangan dan kaki kiri pasien tidak bergerak.  Perawat
melakukan pemeriksaan kekuatan otot. Hasil pemeriksaan pasien tidak terdapat
kontraksi otot, lumpuh total pada tangan dan kaki kiri pasien dan pada tangan dan
kaki kanan terdapat pergerakan dan mampu melawan gravitasi. Berapakah skala
kekuatan otot tangan dan kaki kiri pasien?*
1 poin

a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4

145. Seorang laki-laki berusia 65 tahun di rawat di ruang neurologi dengan keluhan
penurunan kesadaran. Hasil pengkajian saat di beri rangsang nyeri kedua telapak
tangan deserebrasi/ekstensi. Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri dan
suara mengerang, pupil anisokor kanan, reflek cahaya lambat, TD 160/90 mmHg,
frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36,8°C.Berapakah nilai
GCS pada kasus tersebut?*
1 poin

a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
e. 9

146. Perawat puskesmas sedang melakukan pembalutan luka pada pasien korban
kecelakaan sebuah bus di depan puskesmas. Ada 28 orang penumpang terluka.
Kasa steril habis, sementara masih ada 4 orang pasien yang belum dibalut lukanya.
Selanjutnya perawat membalut luka menggunakan kain sarung yang dirobek dari
pakaian pasien. Apakah prinsip etik yang diterapkan perawat tersebut?*
1 poin

a. Beneficence
b. Confidentiality
c. Otonomy
d. Veracity
e. Justice

147.  Seorang laki laki berusia 60 tahun di rawat di ruang interne. Hasil pemeriksaan
AGD ditemukan nilai pH 7,47, HCO3: 30 mEq/L, PaCO2 : 40 mmHg, PaO2 : 86
mmHg, saturasi oksigen 95%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien?
*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi


b. Alkalosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Asidosis respiratorik
e. Asidosis metabolic

148. Seorang perempuan berusia 43 tahun di rawat di ruang interne. Hasil


pemeriksaan AGD ditemukan nilai pH 7,31, HCO3: 18 mEq/L, PaCO2 : 40 mmHg,
PaO2 : 86 mmHg, saturasi oksigen 95%. Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD
pada pasien?*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi


b. Alkalosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Asidosis respiratorik
e. Asidosis metabolic

149. Seorang laki-laki berusia 53 tahun di rawat di ruang interne. Hasil pemeriksaan
AGD ditemukan nilai pH 7,47 HCO3: 32 mEq/L, PaCO2 : 40 mmHg, PaO2 :
89mmHg, saturasi oksigen 97%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada
pasien?*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi


b. Alkalosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Asidosis respiratorik
e. Asidosis metabolic

150. Seorang laki-laki berusia 49 tahun di rawat di ruang interne. Hasil pemeriksaan
AGD ditemukan nilai pH 7,47 HCO3: 24 mEq/L, PaCO2 : 32 mmHg, PaO2 : 86
mmHg, saturasi oksigen 96%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien?
*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi


b. Alkalosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Asidosis respiratorik
e. Asidosis metabolic

151. Seorang laki-laki berusia 49 tahun di rawat di ruang interne. Hasil pemeriksaan
AGD ditemukan nilai pH 7,25 HCO3: 17 mEq/L, PaCO2 : 31 mmHg, PaO2 : 86
mmHg, saturasi oksigen 96%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien?
*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi sebagian


b. Alkalosis metabolic tidak terkompensasi
c. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
d. Asidosis respiratorik terkompensasi penuh
e. Asidosis metabolic

152. Seorang laki-laki berusia 49 tahun di rawat di ruang interne. Hasil pemeriksaan
AGD ditemukan nilai pH 7,43,  HCO3: 20 mEq/L, PaCO2 : 31 mmHg, PaO2 : 86
mmHg, saturasi oksigen 92%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien?
*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi sebagian


b. Alkalosis metabolic tidak terkompensasi
c. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
d. Alkalosis respiratorik terkompensasi penuh
e. Asidosis metabolic

153. Seorang laki-laki berusia 49 tahun di rawat di ruang interne. Hasil pemeriksaan
AGD ditemukan nilai pH 7,2 ,  HCO3: 17 mEq/L, PaCO2 : 40 mmHg, PaO2 : 86
mmHg, saturasi oksigen 96%.Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada pasien?
*
1 poin

a. Asidosis metabolik terkompensasi sebagian


b. Alkalosis metabolic tidak terkompensasi
c. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
d. Asidosis metabolic terkompensasi penuh
e. Asidosis metabolic tidak terkompensasi

154. Seorang pasien datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri. Perawat


menanyakan apa penyebab nyeri dan bagaimana rasa nyeri (tertusuk, teriris).
Apakah pengkajian nyeri selanjutnya yang ditanyakan perawat?*
1 poin

a. Pencetus nyeri
b. Beratnya nyeri
c. Lokasi nyeri
d. Skala nyeri
e. Waktu terjadinya nyeri

155. Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


penurunan pendengaran pada telinga kiri sejak 6 bulan yang lalu, sering pusing
seperti berputar. Perawat sedang melakukan pemeriksaan dengan membandingkan
konduksi getaran garputala melalui tulang mastoid pasien dengan perawat.Apakah
jenis pemerikasaan pada kasus tersebut ?*
1 poin

a. Tympanometri
b. Schwabach
c. Audiometri
d. Weber
e. Rinne

156. Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


penurunan pendengaran pada telinga kiri sejak 6 bulan yang lalu. Perawat sedang
melakukan pemeriksaan dengan membandingkan konduksi getaran garputala
melalui tulang mastoid pasien dengan udara.Apakah jenis pemerikasaan pada kasus
tersebut ?*
1 poin

a. Tympanometri
b. Schwabach
c. Audiometri
d. Weber
e. Rinne
157. Seorang perempuasn  berusia 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan
penurunan pendengaran pada telinga kiri sejak 6 bulan yang lalu. Perawat sedang
melakukan pemeriksaan dengan meletakkan garputala di tengah dahi. Apakah jenis
pemerikasaan pada kasus tersebut ?*
1 point

a. Tympanometri
b. Schwabach
c. Audiometri
d. Weber
e. Rinne

158. Seorang dokter di ICU berpesan kepada perawat ICU bahwa pasien A  yang
lagi dirawat di tempat tidur no 2 merupakan pasien “DNR”? Tindakan apa yang tidak
boleh dilakukan?*
1 point

a. Pemberian nutrisi parenteral


b. Pemberian antibiotik
c. Pemberian analgetik
d. Tindakan CPR

e. Pemberian O2

159. Seorang laki-laki berusia 34 tahun di rawat ruang luka bakar. Hasil pengkajian :
terdapat luka bakar pada punggung, pinggang, dada serta genitalia. Hasil
pengkajian : TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas
24x/menit. Berat badan 40 kg dan tinggi badan 150 cm. Berapakah luas luka bakar
pada pasien tersebut?*
1 point

a. 27%
b. 28%
c. 29%
d. 46%
e. 55%

160. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan acute kidney injury.
Hasil pengkajian: suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah, edema
extremitas derajat 2, ascites +. TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi :98x/menit,
frekuensi napas 30x/menit. Hasil laboratorium fungsi faal ginjal: ureum 178, kreatinin
4,6. Pasien mendapat therapy diuretic furosemid 3x3 ampul. Apakah yang perlu
dievaluasi dari tindakan kolaboratif tersebut?*
1 point
a. Tekanan darah
b. Frekuensi napas
c. Kadar natrium darah
d. Kadar kalium darah
e. Urine output

161. Seorang pasien laki –laki 45 tahun mengeluh sesak napas dan batuk
berdahak. Perawat melakukan pemeriksaan dengan cara meletakkan telapak tangan
pada dinding toraks, kemudian perawat meminta pasien mengulangi kata-kata:”99”.
Kemudian perawat mengetok area paru. Apakah pemeriksaan berikutnya yang
dilakukan oleh Perawat ?*
1 point

a. Taktil Fremitus
b. Ekskursi pernapasan
c. Palpasi paru
d. Auskultasi paru
e. Perkusi paru

162. Seorang pasien laki –laki 45 tahun mengeluh perut terasa sakit. Perawat
melakukan pemeriksaan abdomen. Perawat melihat ada benjolan di kuadran kanan
atas. Apakah pemeriksaan berikutnya yang dilakukan oleh Perawat pada abdomen
pasien?*
1 point

a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
d. Auskultasi
e. Observasi

163. Perawat sedang memeriksa suara paru pasien. Hasilnya suara paru bersih,
durasi ekspirasi lebih lama dari inspirasi. Apakah nama hasil auskultasi paru pasien
tersebut?*
1 poin

a. Vesikuler
b. Bronkial
c. Bronkovesikuler
d. Ronkhi
e. Wheezing

164. Perawat sedang memeriksa suara paru pasien. Hasilnya suara paru bersih,
durasi ekspirasi sama dengan inspirasi. Apakah nama hasil auskultasi paru pasien
tersebut?*
1 poin
a. Vesikuler
b. Bronkial
c. Bronkovesikuler
d. Ronkhi
e. Wheezing

165. Perawat sedang memeriksa suara paru pasien. Hasilnya suara paru bersih,
durasi ekspirasi lebih pendek dari inspirasiApakah nama hasil auskultasi paru pasien
tersebut?*
1 poin

a. Vesikuler
b. Bronkial
c. Bronkovesikuler
d. Ronkhi
e. Wheezing

166. Perawat sedang memeriksa suara paru pasien. Hasilnya suara paru seperti
ada sputum . Apakah nama hasil auskultasi paru pasien tersebut?*
1 poin

a. Vesikuler
b. Bronkial
c. Bronkovesikuler
d. Ronkhi
e. Wheezing

167. Seorang laki-laki berusia 45 tahun di rawat di ruang bedah karena kesulitan
berkemih. Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urine ( foley chateter).
Setelah pelumasan kateter dengan jelly, kateter dimasukan dengan mudah dan
tanpa hambatan, segera urin terlihat keluar dan di tampung dalam bengkok.Apakah
tindakan selanjutnya pada pasien tersebut?*
1 poin

a. Memfiksasi kateter dengan penis menghadap ke atas


b. Meneruskan pemasangan kateter sampai percabangan
c. Mengembungkan balon dengan cairan
d. Menyambungkan kateter ke kantung urin
e. Menekan pubis pasien dengan lembut

168. Seorang laki-laki berusia 45 tahun di rawat di ruang bedah karena kesulitan
berkemih. Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urine ( foley chateter).
Setelah pelumasan kateter dengan jelly, kateter dimasukan dengan mudah dan
tanpa hambatan, segera urin terlihat keluar dan di tampung dalam bengkok, perawat
mendorong kateter sampai percabangan.Apakah tindakan selanjutnya pada pasien
tersebut?*
1 poin

a. Memfiksasi kateter dengan penis menghadap ke atas


b. Mengembungkan balon dengan NaCl 0,9%
c. Mengembungkan balon dengan aquades
d. Mengembungkan balon dengan udara
e. Mengembungkan balon dengan meylon

169. Seorang pasien laki-laki usia 54 tahun dirawat inap di ruang bedah. Pasien
diinstruksikan untuk diberi obat Cefriaxon sebanyak 250 mg. Sediaan obat yang ada
adalah 1 g dalam 1 vial. Obat tersebut harus dilarutkan dengan aquades sebanyak 4
ml. Berapakah obat yang harus diberikan pada pasien?*
1 poin

a. 1 ml
b. 2 ml
c. 3 ml
d. 4 ml
e. 8 ml

170. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat inap di RS. Pasien terpasang infus RL
dengan kecepatan pemberian infus 20 tetes per menit. Pasien direncanakan akan
diberi infus selama 24 jam. Berapakah jumlah cairan RL yang harus disiapkan jika
factor tetes 20 tetes/ml?*
1 poin

a. 500 ml
b. 1.000 ml
c. 1.500 ml
d. 2.000 ml
e. 2.500 ml

171. Seorang perawat sedang dinas diruang UGD, tiba-tiba datang 5 orang pasien
secara bersamaan dengan kondisi Pasien A: laki-laki usia 45 tahun, riwayat penyakit
jantung mengeluh nyeri dada, Pasien B : perempuan usia 27 tahun  mengalami
serangan asma, Pasien C : laki-laki usia 38 tahun tidak berespon terhadap nyeri,
Pasien D : laki-laki usia 32 tahun mengalami fraktur tertutup didaerah tibia fibula
Pasien E : perempuan usia 54 tahun terdapat luka dibagian dahinya.Manakah
pasien yang harus mendapatkan prioritas penanganan segera?*
1 poin

a. Pasien A
b. Pasien B
c. Pasien C
d. Pasien D
e. Pasien E
172. Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun Warga Negara Jerman  yang lagi
berwisata ke Riau datang ke Poliklinik. Hasil pemeriksaan BB 100 kg dan TB 200
cm. Berapakah indeks massa tubuh pasien tersebut?*
1 poin

a. 10
b. 15
c. 20
d. 25
e. 30

173. Seorang pasien perempuan berusia 55 tahun dirawat di ruang penyakit


dalam. Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urin menetap. Apakah posisi
pasien tersebut?*
1 poin

a. SIM
b. Lithotomi
c. Semi fowler
d. Trendelenburg
e. Dorsal Recumbent

174. Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam.
Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urin menetap. Apakah posisi pasien
tersebut?*
1 poin

a. Supinasi
b. Lithotomi
c. Pronasi
d. Trendelenburg
e. Dorsal Recumbent

175. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan


mencret 10 kali sejak 8 jam yang lalu, namun sekarang mencret sudah berhenti.
Pasien tampak pucat, kulit dingin, TD 90/60 mmHg, Nadi 100x/menit dan lemah,
frekuensi napas 24 x/menit. Apakah posisi yang cocok untuk pasien tersebut?*
1 poin

a. SIM
b. Lithotomi
c. Knee Chest
d. Trendelenburg
e. Dorsal Recumbent
176. Seorang pasien laki-laki usia 54 tahun dirawat inap di ruang bedah. Pasien
diinstruksikan untuk diberi obat Cefriaxon sebanyak 250 mg. Sediaan obat yang ada
adalah 1 g dalam 1 vial. Obat tersebut harus dilarutkan dengan aquades sebanyak
10 ml. Berapakah obat yang harus diberikan pada pasien?*
1 poin

a. 2,5 ml
b. 5 ml
c. 10 ml
d. 15 ml
e. 20 ml

177. Seorang laki-laki berusia 25 tahun di rawat ruang luka bakar akibat tersiram
air panas. Hasil pengkajian : terdapat luka bakar pada tangan kanan dan kiri serta
2% pada punggung. Hasil pengkajian : TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit,
frekuensi nafas 24x/menit. Berat badan 60 kg dan tinggi badan 160 cm. Berapakah
cairan yang di perlukan dalam 24 jam menurut rumus baxter/parkland?*
1 poin

a. 2.400 ml
b. 4.800 ml
c. 7.200 ml
d. 8.600 ml
e. 9.600 ml

178. Seorang perempuan berusia 30 tahun di rawat ruang luka bakar. Hasil
pengkajian : terdapat luka bakar pada dada dan perut serta 2% pada lengan kiri.
Hasil pengkajian : TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi nafas
24x/menit. Berat badan 50 kg dan tinggi badan 150 cm. Berapakah cairan yang di
perlukan dalam 8 jam pertama menurut rumus parkland?*
1 poin

a. 1.000 ml
b. 2.000 ml
c. 3.000 ml
d. 4.000 ml
e. 5.000 ml

179. Seorang pasien laki-laki berusia 64 tahun mengeluh nyeri dada. Perawat
melakukan pemeriksaan EKG.  Perawat mencari tempat pemasangan elektroda.
Diruang intercosta berapakah elektroda V1 dipasang?*
1 poin

a. IC 2 Dextra
b. IC 2 Sinistra
c. IC 4 Dextra
d. IC 4 Sinistra
e. IC 5 Dextra

180. Seorang laki-laki berusia 30 tahun di rawat di ruang bedah dengan keluhan
nyeri skala 7. Pasien mengalami fraktur tertutup segmental radius 1/3 media sinistra
sejak satu hari yang lalu, saat ini pasien terpasang backslab/bidai pada area fraktur
dan direncanakan tindakan operasi fiksasi internal. Hasil pengkajian area fraktur
bengkak dan kemerahan. Apakah tindakan prioritas pada pasien tersebut ?*
1 point

a. Mengkaji status neurovaskuler daerah distal


b. Meninggikan posisi tangan yang fraktur
c. Mengatur posisi datar pada tangan kiri
d. Memberikan kompres dingin
e. Melatih teknik relaksasi

15 September 2022
Sabtria Winda Sari: Saat kunjungan rumah, didapatkan seorang perempuan berusia 45 tahun dengan
gastritis kronis sejak 5 tahun yang lalu. Klien mengatakan perutnya sering nyeri dan mual jika
terlambat atau kelebihan makan. Keluarga mengatakan dari dulu klien susah makan, padahal sudah
diingatkan. Keluarga membawa ke dokter setiap gastritis kambuh, namun belum juga sembuh.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
c. Manajemen kesehatan tidak efektif
d. Koping tidak efektif
[20.05, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan :
c. manajemen kesehatan tidak efektif
keluarga telah melakukan upaya untuk menangani masalah yang dialami klien dengan
memeriksakan klien ke dokter setiap gastritis kambuh dan mengingatkan klien tidak boleh terlambat
makan. Namun masalah belum teratasi, dan gejala penyakit masih sering dialami

[20.10, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Data di Puskesmas menunjukkan peningkatan angka kejadian
hipertensi di masyarakat setiap tahun. Perawat berupaya menurunkan angka kejadian kasus baru
hipertensi melalui program-program di masyarakat. Siapakah sasaran utama program tersebut ?
a. Keluarga dengan klien hipertensi
b. Kelompok masyarakat yang mengidap hipertensi
c. Kelompok pralansia yang mengidap hipertensi
d. Kelompok masyarakat berisiko hipertensi
[20.11, 15/9/2022] 🫶🏻: D
[20.13, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : d. Kelompok masyarakat berisiko hipertensi
Kelompok masyarakat berisiko hipertensi menjadi sasaran utama program tersebut karena perawat
ingin menurunkan angka kejadian kasus baru. Kelompok berisiko tersebut akan diberikan intervensi
melalui program pencegahan penyakit hipertensi.

[20.14, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Laporan bulanan di suatu Puskesmas menunjukkan
peningkatan jumlah balita dengan berat badan dibawah garis merah setiap bulan, dan data balita
dengan berat badan kurang di setiap Posyandu. Perawat sudah melakukan upaya untuk
meningkatkan status gizi balita, namun belum berhasil. Apakah tindakan keperawatan pada kasus
tersebut ?
a. Memberikan penyuluhan makanan sehat
b. Melakukan pemantauan berat badan
c. Melakukan stimulasi perkembangan
d. Melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat untuk penanganan
[20.15, 15/9/2022] 🫶🏻: .D
[20.19, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : d. Melakukan koordinasi dengan tokoh
masyarakat untuk penanganan
Masalah balita pada kasus ini memerlukan penanganan dengan cara bekerja sama dengan berbagai
pihak, termasuk tokoh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif
dan mendukung dalam upaya untuk mengatasi masalah balita tersebut.

[20.21, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Hasil pengkajian di suatu wilayah pinggiran kota didapatkan
tingginya angka kejadian ISPA pada penduduk. Hasil observasi terlihat jalanan utama di wilayah
tersebut banyak yang rusak dan berdebu. Perawat akan berupaya melakukan penanganan, salah
satunya menggunakan strategi kemitraan. Apakah intervensi keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat dalam melakukan kerja bakti untuk perbaikan jalan
b. Bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk perbaikan jalan
c. Bekerja sama dengan Puskesmas untuk membagikan masker
d. Bersama masyarakat untuk membersihkan lingkungan
[20.26, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : b. Bekerja sama dengan pemerintah daerah
untuk perbaikan jalan
Penyebab munculnya masalah ISPA pada kasus yaitu kerusakan jalan utama di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, penangan yang paling tepat yaitu mengatasi sumber penyebab masalah, antara lain
melakukan perbaikan jalan yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.

[20.27, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Opsi "a" : berarti kita sedang melakukan pemberdayaan
masyarakat
[20.27, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Opsi "c" : tidak tampak kemitraan disana bapak/ibu. Lalu,
membagikan masker belum bisa menyelesaikan masalah.
[20.28, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Opsi "d" : juga pemberdayaan masyarakat

[20.28, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Saat kunjungan rumah, didapatkan seorang perempuan
berusia 55 tahun dengan pascastroke sejak 2 bulan yang lalu. Ia mengalami hemiparesis dekstra dan
kesulitan berbicara. Keluarga mengatakan setiap ada yang menjenguk atau menanyakan
keadaannya, ia selalu menangis. Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Memberikan terapi tertawa
b. Melatih rentang gerak sendi
c. Menganjurkan aktif di kegiatan masyarakat
d. Meningkatkan dukungan emosional keluarga
[20.32, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : d. meningkatkan dukungan emosional keluarga
Bentuk dukungan emosional oleh keluarga berupa perhatian dan rasa peduli terhadap kondisi klien,
sehingga klien percaya dan yakin bahwa keluarga peduli serta memahami kondisinya. Klien akan
merasa nyaman untuk menjadikan keluarga sebagai harapan tempat bercerita dan menyampaikan
perasaannya.
[20.37, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Keyword disini adalah "data yang harus dikaji lebih lanjut".
[20.37, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : c. Mengidentifikasi gaya hidup lansia
Pengkajian gaya hidup klien hipertensi yang dapat dikaji antara lain : pola makan, pola istirahat-tidur,
aktivitas atau olahraga, dan manajemen stress. Data ini dapat membantu untuk mengidentifikasi
penyebab tekanan darah meningkat pada klien hipertensi.

[20.38, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Perawat melakukan survey di suatu perkampungan dengan
angka kejadian DBD tinggi, dengan 1 kasus meninggal dunia. Dari hasil observasi didapatkan
banyaknya genangan air di peralatan proyek perumahan di dekat perkampungan tersebut. Perawat
mendampingi tokoh masyarakat melakukan pembicaraan dengan pihak developer untuk mengatasi
genangan air. Apakah peran perawat yang ditampilkan ?
a. Peneliti
b. Penemu kasus
c. Advokat
d. Pendidik
[20.41, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : c. advokat
Peran advokat yang ditampilkan oleh perawat adalah perawat menjadi mediator antara masyarakat
dengan pihak developer untuk bersama-sama mengatasi masalah agar masyarakat terlindungi dari
dampak negatif proyek pembangunan perumahan.
[20.42, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: PERAN PERAWAT
- Manajer kasus : perawat melakukan skrining dan penemuan kasus serta menangani atau
menyelesaikan kasus tersebut dengan baik serta melibatkan masyarakat itu sendiri,
- Educator (edukator) : perawat berperan sebagai pendidik yang memberikan informasi
tentang kesehatan kepada masyarakat
- Advocator (advokat) : perawat berperan sebagai pembela masyarakat
- Collaborator (kolaborator) : perawat melakukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain
dalam perencanaan perawatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, misal : dengan dokter, apoteker,
ahli gizi.

[20.50, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Hasil pengkajian pada kelompok ibu hamil didapatkan data
sebanyak 15% mengalami anemia, sebanyak 30% mengeluh cepat lelah,sebanyak 45% nafsu makan
ibu hamil berkurang, dan sebanyak 20% ibu hamil tidak mengonsumsi tablet Fe secara rutin. Kader
mengatakan belum semua ibu hamil melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan. Perawat
melakukan upaya melalui edukasi pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil. Apakah
kriteria evaluasi formatif pada kasus ?
a. Tidak terjadi kasus anemia
b. Mematuhi jadwal pemeriksaan antenatal
c. Rutin mengonsumsi tablet Fe
d. Meningkatnya pemahaman tentang tablet Fe
[20.54, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Evaluasi formatif : evaluasi yang kita harapkan langsung
setelah selesai melakukan 1 intervensi.
[20.55, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Evaluasi sumatif : evaluasi yang kita harapkan setelah selesai
melakukan serangkaian asuhan keperawatan (semua intervensi keperawatan)
[20.56, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : d. Meningkatnya pemahaman tentang tablet
Fe
Evaluasi formatif dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana keperawatan
untuk menilai keefektifan tindakan yang telah dilakukan. Dalam kasus tersebut, perawat
mengevaluasi pemahaman ibu hamil tentang tablet Fe

[20.57, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Saat kunjungan rumah, dijumpai anak laki-laki berusia 7
tahun yang mengidap asma. Keluarga mengatakan asma sering kambuh dan biasanya dibawa
langsung ke klinik dekat rumah. Keluarga sering melarang anak bermain diluar rumah karena takut
asmanya kambuh. Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Mendiskusikan aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan anak
b. Mengajarkan cara penanganan jika asma kambuh
c. Mengidentifikasi alergen penyebab kekambuhan
d. Menjelaskan cara kerja obat asma
[21.03, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : a. Mendiskusikan aktivitas yang boleh dan
tidak boleh dilakukan anak
Mendiskusikan bersama keluarga aktivitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak yang
bertujuan agar keluarga memahami kebutuhan anak untuk bermain dan bersosialisasi tanpa ada
rasa ketakutan jika asma yang diidap anak akan kambuh.

[21.04, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Saat kunjungan rumah, dijumpai anak berusia 20 bulan masih
memerlukan bantuan saat berjalan. Keluarga mengatakan masih ada waktu untuk bisa berjalan
karena usianya belum 2 tahun. Keluarga sering melarang anak untuk bermain diluar rumah dan anak
digendong karena takut jatuh. Apakah tindakan keperawatan pada kasus tersebut ?
a. Menganjurkan pergi ke klinik tumbuh kembang
b. Melatih anak berjalan dengan berpegangan
c. Memberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang anak
d. Memberikan anak alat bantu jalan
[21.07, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : c. Memberikan penyuluhan tentang tumbuh
kembang anak
Pendidikan kesehatan tentang tumbuh kembang anak bertujuan untuk meningkatkan pemahaman,
sehingga bisa mengubah persepsi keluarga terkait anaknya yang berisiko mengalami keterlambatan
berjalan.

[21.07, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Hasil survey di sebuah SD didapatkan sebanyak 5% siswa
mengalami obesitas dan sebanyak 30% siswa dengan berat badan berlebih. Siswa mengatakan suka
mengonsumsi makanan cepat saji dan suka minum manis. Kejadian ini teridentifikasi saat
pemeriksaan berkala di sekolah. Apakah tindakan keperawatan dalam upaya pencegahan tersier ?
a. Memberikan edukasi kepada guru dan orang tua tentang cara mengatasi obesitas
b. Melakukan skrining obesitas dan berat badan berlebih pada siswa
c. Mengedukasi pencegahan obesitas
d. Melakukan skrining diabetes
[21.11, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : a. Memberikan edukasi kepada guru dan orang
tua tentang cara mengatasi obesitas
Pendidikan kesehatan tentang obesitas kepada guru dan orang tua bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang obesitas pada anak, termasuk dampak dan cara penanganannya, sehingga
orang tua dan guru tidak akan memiliki persepsi bahwa obesitas bukan masalah kesehatan yang
serius dan membutuhkan penanganan.
[21.12, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Opsi "B" termasuk pencegahan sekunder bapak/ibu
[21.12, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Opsi "c" : pencegahan primer

[21.14, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Hasil pengkajian di suatu TK didapatkan data sebanyak 45%
anak mengalami karies, sebanyak 30% anak tidak menggosok gigi sebelum tidur, sebanyak 15% anak
mempunyai kebiasaan minum susu menggunakan dot sebelum tidur, dan sebanyak 65% anak
menyukai makanan manis. Perawat berupaya untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
menjaga kesehatan gigi. Apakah strategi intervensi keperawatan komunitas yang digunakan ?
a. Kemitraan
b. Proses kelompok
c. Pendidikan kesehatan
d. Pemberdayaan masyarakat
[21.17, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : c. Pendidikan kesehatan
Strategi pendidikan kesehatan digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
perawatan gigi. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan anak.

[21.18, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Perawat melakukan kunjungan rumah untuk melatih rentang
gerak sendi pada klien pascastroke dengan hemiparesis dextra yang berusia 55 tahun. Perawat
menawarkan apakah akan latihan di kamar atau di ruang tamu. Apakah prinsip etika yang
ditawarkan oleh perawat ?
a. Justice
b. Fidelity
c. Autonomy
d. Beneficence
[21.29, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Pembahasan : d. nonmaleficence
Klien memiliki riwayat depresi hingga bunuh diri, berarti psikologis klien tidak stabil. Sedangkan
perawat menerangkan kondisi klinis dengan sangat frontal sehingga hal tersebut dikhawatirkan
dapat mengguncang psikologis klien. Nonmalfeficence : prinsip ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cidera fisik dan psikologis pada klien.

[21.29, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: PRINSIP ETIK


Prinsip Beneficence digunakan perawat memberikan jaminan bahwa perawat telah menjelaskan
manfaat atau keuntungan pemeriksaan sputum dan apa yang akan dialami keluarga saat
pemeriksaan.
- Autonomy : menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatannya
- Nonmalfeficence : prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cidera fisik dan psikologis
pada klien
- Fidelity : Menepati janji
- Justice : adil
[21.30, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: Strategi Intervensi Keperawatan Komuntas :
- Pendidikan kesehatan (health promotion) : suatu tindakan yang dilakukan secara terencana
dan terarah yang bertujuan untuk memotivasi seseorang untuk berubah kea rah yang lebih baik.
Pada kasus dikatakan bahwa masyarakat sudah memahami cara pengolahan sampahnya dengan
baik.
- Kerja sama (partnership) : hubungan yang terjalin antara profesi kesehatan dan partnernya,
yaitu individu, keluarga, dan masyarakat yang memiliki kekuatan/power. Seperti kerja sama dengan
profesi kesehatan lainnya, stake holder (Puskesmas, DKK, depatemen kesehatan, departemen sosial,
Pemkot), donator/sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat setempat.
- Pemberdayaan (empowerment) : peningkatan kemampuan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri. Pemberdayaan dilakukan agar masyarakat merasa
bertanggung jawab atas masalah kesehatan dan penyelesaian masalah yang ada di lingkungannya.
Pada kasus diatas disebutkan bahwa jarang sekali desa tersebut mengadakan gotong royong
sedangkan desa tersebut sering mengalami banjir yang disebabkan oleh sampah. Sehingga tepat
untuk melakukan pemberdayaan pada masyarakat disana agar merasa lebih bertanggung jawab
terhadap lingkungannya.
- Proses kelompok (group process) : salah satu strategi intervensi yang dilakukan bersama-
sama dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah kelompok.
[21.30, 15/9/2022] Sabtria Winda Sari: DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

Defisit Kesehatan Komunitas :


Definisi SDKI : terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat mengganggu kesejahteraan
pada suatu kelompok.
Key Point : Yang mengalami masalah adalah populasi. Kemudian belum ada program kesehatan
untuk menangani masalah kesehatan tersebut, atau sudah ada program dari pemerintah tapi tidak
berjalan dengan baik.

Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko :


Definisi SDKI : Hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki
status kesehatan
Key Point : Belum ditemukan masalah kesehatan secara nyata, namun perilaku atau gaya hidup yang
dijalani merupakan perilaku maladaptif.
Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif :
Definisi SDKI : ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan
Key Point : Masalah kesehatan ada sebenarnya, namun kurang mengetahui tentang praktik
kesehatan atau pun kurang kemauan untuk mengatasi masalah kesehatan (Pasien belum mendapat
pengobatan)

Manajemen Kesehatan Tidak Efektif :


Definisi SDKI : Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan ke dalam
kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang diharapkan
Key Point : pasien sudah medapat pengobatan tapi terkendala dalam melaksanakan
pengobatan/terapi. Pola penanganan masalah kesehatan tidak memuaskan untuk memulihkan
kondisi kesehatan anggota keluarga. (Klien sudah mendapat pengobatan tapi belum berhasil
mengontrol masalah kesehatan)

Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan : Perilaku yang ditunjukkan adalah perilaku adaptif
dan tidak ada masalah kesehatan apa pun.

20 Sep 2022
1. Seorang perempuan berusia 40 tahun didapatkan sering menyendiri di dalam rumah dan tidak
pernah berinteraksi dengan tetangganya. Keluarga mengatakan gejala tersebut muncul setelah ia
dilarang oleh orangtuanya menjalin hubungan dengan seorang laki laki karena secara perhitungan
kepercayaan di lingkungannya, hubungan tersebut termasuk hubungan yang akan berdampak buruk.
Apakah faktor predisposisi masalah pada perempuan tersebut?
A. Faktor budaya
B. Faktor biologis
C. Faktor herediter
D. Faktor komunikasi
E. Faktor tumbuh kembang
Jawaban: A
Pada kasus tersebut, pengaruh faktor budaya di dalam keluarga menjadi faktor utama munculnya
permasalahan yang berakibat merugikan salah satu anggota keluarga

2.Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun akan menjalani khitan dalam tradisi muslim. Anak
menunjukkan ekspresi sedih, mondar mandir, sulit berkonsentrasi dan berfokus pada masalah yang
dihadapi. Apakah tindakan keperawatan terhadap keluarga?
A. Mendorong keluarga mengungkapkan permasalahannya
B. Memberikan pendidikan kesehatan tentang khitan
C. Mendorong keluarga untuk selalu mendampingi anak
D. Mendorong keluarga bermain dengan anak
E. Mendorong keluarga untuk menunda khitan
[20.10, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban C
Pada kasus tersebut, anak mengalami permasalahan terkait dengan peristiwa yang belum pernah
dialami. Keluarga sebagai orang yang terdekat dengan anak hendaknya mengambil peran untuk
memberikan ketenangan kepada anak. Dalam kondisi ini, perawat menganjurkan kepada keluarga
untuk mendampingi anak sampai kegiatannya selesai

[20.10, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang laki-laki berusia 18 tahun, dibawa ke rumah sakit
jiwa dengan keluhan marah-marah, muka merah, nada suara keras, intonasi tinggi, mata melotot,
dan tangan mengepal. Klien marah karena dihina oleh teman-temannya. Setiap kali marah, klien
berteriak keras dan mengejar teman yang menghinanya. Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut?
A. Kemampuan mengontrol marah
B. Tanda dan gejala marah
C. Marah yang dilakukan
D. Penyebab marah
E. Akibat marah
[20.16, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: A
Pada kasus tersebut, kelengkapan data perilaku kekerasan pada klien perlu didapatkan secara
lengkap untuk dapat menegakkan diagnosis dan menentukan intervensi keperawatan yang akan
dilakukan oleh perawat, dan data yang belum didapatkan adalah kemampuan klien dalam
mengontrol marah
[20.22, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: C
Pada kasus tersebut, didapatkan data bahwa klien merasa malu dan tidak mau bergaul dengan orang
lain setelah diceraikan oleh suaminya, untuk itu perawat perlu melatih klien dengan menggali atau
menunjukkan aspek positif yang dimiliki oleh klien untuk menghilangkan rasa rendah dirinya
[20.22, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Perawat sedang berbincang-bincang dengan seorang klien
yang mempunyai masalah isolasi sosial. Perawat menanyakan alasan klien sering menyendiri dan
tidak berbincang-bincang dengan yang lain. Apakah tujuan perawat menanyakan hal tersebut?
A. Mengajari klien berkenalan
B. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
C. Mengidentifikasi jumlah teman yang dimiliki klien
D. Mengidentifikasi kemampuan klien yang masih bisa dilakukan di rumah sakit
E. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan berhubungan dengan orang lain
[20.26, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: B
Sudah sangat jelas dari kasus bahwa tujuan perawat adalah untuk menggali kemungkinan penyebab
klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain, baik dengan klien lain maupun dengan perawat yang
merawatnya

[20.27, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang lansia berusia 62 tahun telah mengidap penyakit
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu. Ia tidak ingin orang lain mengetahui tentang penyakitnya, karena
khawatir dianggap orangtua yang penyakitan dan tidak dapat melakukan apapun. Apakah konsep
diri yang bermasalah pada lansia tersebut?
A. Peran
B. Ideal diri
C. Harga diri
D. Gambaran diri
E. Identitas personal
[20.32, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: C
Klien mengalami harga diri rendah karena dari kasus didapatkan data bahwa klien merasa tidak
berharga sebagai akibat dari penyakit hipertensi yang diidapnya, klien merasa dirinya orang tua yang
tidak berdaya dan khawatir dianggap sebagai orangtua yang penyakitan

[20.33, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang perempuan berusia 14 tahun sejak kecil selalu
dimanja oleh keluarganya sehingga saat ini klien belum mampu mengenakan dan melepaskan
pakaian sendiri. Apakah masalah keperawatan kasus tersebut?
A. Defisit perawatan diri: kebersihan diri
B. Defisit perawatan diri: berdandan
C. Defisit perawatan diri: makan
D. Defisit perawatan diri: BAB
E. Defisit perawatan diri: BAK
[20.38, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: B
Dalam kasus ini masalah keperawatannya adalah defisit perawatan diri: kebersihan diri, karena anak
tersebut selalu dimanja, selalu dipenuhi dan dibantu dalam mengenakan dan melepaskan pakaian
sendiri sehingga menyebabkan anak tidak mampu mengembangkan kemandirian yang harus dicapai
pada usia perkembangannya.

[20.38, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di rumah sakit
karna pasca amputasi kaki kiri akibat kecelakaan 1 minggu yang lalu. Saat ini, ia menolak dikunjungi,
menangis, dan mengatakan malu krena dirinya tidak dapat bekerja lagi. Apakah masalah
keperawatan pada kasus tersebut?
A. Keputusasaan
B. Harga diri rendah
C. Ketidakberdayaan
D. Gangguan citra tubuh
E. Harga diri rendah situasional
[20.41, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Maaf, saya salah di pembahasan. Jawabannya tetap B, dpd:
berdandan

[20.48, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban E


Pada kasus tersebut, perasaan negatif pada klien yang muncul akibat kejadian tertentu berpengaruh
terhadap kondisi psikologis dan mengarah ke penilaian negatif. Peristiwa amputasi terjadi kurang
dari 6 bulan sehingga termasuk dalam diagnosis harga diri rendah situasional. Didukung dengan data
klien yang mengatakan merasa malu karena dirinya tidak dapat bekerja lagi, menolak dikunjungi dan
menangis

[20.49, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang laki-laki berusia 25tahun dirawat di rumah sakit
jiwa. Klien tersebut berkelahi dengan klien lain. Akibat tindakan klien tersebut, perawat memukul
klien dan memasukkannya ke ruang isolasi. Bagaimanakah tindakan perawat pada kasus ini?
A. Sudah sesuai dengan standar operasional prosedur
B. Perlu mendapat pembinaan dari ketua timnya
C. Sudah tepat karena klien membuat jengkel
D. Belum menunjukkan sikap profesional
E. Sudah sesuai dengan etika profesi
[20.56, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: D
Pada kasus tersebut, perawat perlu dilatih untuk bersikap profesional dalam memberikan pelayanan
perawatan kepada klien. Setiap kejadian yang dilakukan klien meskipun di luar kendali dan membuat
marah perawat, perawat perlu memberikan penjelasan kepada klien dengan menunjukkan sikap
caring sebagai seorang profesional yang bertanggung jawab

[20.56, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang perempuan berusia 20 tahun G1P0A0 hamil 27
minggu darang ke poli kandungan. Klien mengungkapkan bahwa di bagian lipatan tubuhnya
mengalami perubahan warna yang semakin menghitam dan teraba kasar seperti daki yang
menumpuk, namun ketika dibersihkan tetap sama saja. Klien merasa malu terhadap suaminya dan
khawatir keadaan tersebut merupakan tanda penyakit dalam kehamilan. Apakah diagnosis
keperawatan pada kasus ini?
A. Ansietas berhubungan dengan proses kehamilan
B. Koping tidak efektif berhubungan dengan kondisi kehamiln
C. Gangguan identitas diri berhubungan dengan gangguan orientasi
D. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kondisi kehamilan
E. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hiperpigmentasi kehamilan
[21.00, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: E
Perempuan hamil mengalami perubahan persepsi citra tubuh saat tubuhnya mulai membesar dan
terjadi hiperpigmentasi terutama di daerah lipatan. Sebagian besar menunjukkan rasa tidak percaya
diri terutama terhadap pasangan. Klien pada kasus mengungkapkan rasa malu terhadap pasangan
karena hiperpigmentasi di bagian lipatan tubuh, sehingga diagnosis keperawatannya yaitu gangguan
citra tubuh berhubungan dgn hiperpigmentasi kehamilan

[21.01, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Perawat sedang melakukan terapi kognitif pada klien, dan
pada saat ini berada di tahap restrukturisasi kognitif. Perawat menanyakan kepada klien apakah
dengan berpikir bahwa mengonsumsi minuman keras dapat menyelesaikan masalah klien. Kemudian
klien mengatakan bahwa dengan mengonsumsi minuman keras masalahnya belum dapat diatasi.
Apakah respons yang diungkapkan klien tersebut?
A. Emosi
B. Penyebab
C. Rasionalisasi
D. Pikiran otomatis
E. Hasil
[21.06, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: C
Pada kasus tersebut, respon yang diungkapkan klien adalah rasionalisasi dimana kesimpulan sekilas
yang menjadi persepsi klien perlu diluruskan dengan akal sehat, sehingga klien dapat
mengembangkan pemikiran positif dan mampu melakukan penilaian positif terhadap peristiwa yang
dilakukan

[21.06, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang perempuan berusia 65 tahun, baru dua minggu
menghuni panti werdha. Ia merasa dibuang oleh keluarganya. Setiap hari, klien tersebut hanya
tiduran di kamarnya dan menghindar untuk bergaul dengan sesama penghuni panti. Apakah masalah
keperawatan pada kasus ini?
A. Gangguan komunikasi verbal
B. Gangguan interaksi sosial
C. Intoleransi aktivitas
D. Ketidakberdayaan
E. Kecemasan
[21.10, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban B
Klien mengalami masalah gangguan interaksi sosial karena kurang adanya minat melakukan kontak
dengan sesama penghuni panti, dan lebih memilih menarik diri dari lingkungan sosialnya.

[21.10, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang laki laki berusia 35 tahun dirawat di rumah sakit
jiwa. Hasil pengkajian didapatkan bahwa klien tampak bicara dan tersenyum sendiri karena
mendengar ada suara orang yang menyanyi. Klien senang dengan suara tersebut. Suara tersebut
muncul saat sendiri dan menjelang tidur. Apakah data yang harus dikaji lebih lanjut?
A. Mengkaji isi suara yang didengar
B. Menanyakan waktu munculnya suara
C. Mengkaji situasi pencetus munculnya suara
D. Menggali kemampuan klien mengontrol suara
E. Menanyakan situasi yang menyebabkan klien senang
[21.15, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: D
Pada kasus tersebut, pengkajian data halusinasi dilakukan secara lengkap. Data pengkajian yang
perlu ditambahkan pada klien yaitu kemampuan klien untuk mengontrol halusinasi sebagai
gambaran awal kemampuan yang dimiliki klien terkait dengan diagnosis yang dialaminya
[21.16, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Seorang laki2 berusia 45 tahun dirawat di rumah sakit jiwa.
Hasil pengkajian didapatkan klien sering menyendiri, tidak bergaul dengan temannya, belum tahu
cara berkenalan dengan orang lain, dan tampak sering melamun. Perawat telah mendiskusikan
kepada klien tentang keuntungan memiliki teman. Apakah tindakan perawat selanjutnya?
A. Melatih klien berbicara saat melakukan aktivitas
B. Mendiskusikan kerugian tidak memiliki teman
C. Melatih klien berkenalan dengan klien lain
D. Mendiskusikan akibat menyendiri
E. Mengkaji penyebab menyendiri Jawaban: B
Rasionalisasi:Pada kasus tersebut, perawat melakukan pengkajian secara lengkap untuk
mendapatkan data dari klien. Klien perlu mengenali masalah yang dialaminya, selain keuntungan
memiliki teman, klien juga perlu dikenalkan kerugian tidak memiliki teman dengan tujuan klien
mampu memberikan penilaian terhadap kelebihan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
Tahapan halusinasi:

[21.25, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: A


Pada kasus tersebut, perawat menggali data untuk menentukan pada fase/tahap apa halusinasi yang
dialami oleh klien. Kondisi klien yang merasa/menunjukkan kenyamanan/kesenangan berarti
halusinasi yang dialami klien berada pada tahap comforting

[21.26, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Perawat sedang berbincang-bincang dengan seorang


perempuan berusia 32 tahun yang mengatakan sering melihat bayangan yang menyuruhnya untuk
lari dari rumah sakit. Perawat menjelaskan bahwa bayangan yang dilihat klien tidak dapat dilihat
orang lain. Apakah tujuan perawat menjelaskan hal tersebut?
A. Mengajak klien mengikuti TAK
B. Mengajak klien menyalurkan energinya
C. Membantu klien mengenal halusinasi
D. Mengajari klien cara mengontrol halusinasi
E. Membina hubungan saling percaya
[21.30, 20/9/2022] +62 821-6676-4883: Jawaban: C
Pada kasus tersebut perawat melakukan tindakan dengan mengajak klien untuk mengenal masalah
yang dialaminya, bahwa yang melihat bayangan hanya diri klien sendiri. Hal ini menjadi bagian
penting yang perlu dilakukan oleh perawat agar klien mengenali masalah yang dialami

Awal Herbal: Departemen Keperawatan Jiwa


Materi dan Pendekatan Proses Perawatan Masalah Psikososial
Materi utama pada asuhan keperawatan pada masalah psikososial meliputi: ansietas, kehilangan,
ketidakberdayaan, berduka, gangguan citra tubuh, keputusasaan, dan harga diri rendah situasional
1. Ansietas
1. Materi
Ansietas atau kecemasan adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau
ketidaknyamanan seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam. Salah satu penyebab kecemasan
adalah tindakan pembedahan karena merupakan ancaman terhadap integritas tubuh dan jiwa
seseorang. Perubahan yang terjadi akibat kecemasan : Respon fisiologis terhadap sistem saraf
otonom: peningkatan frekuensi nadi, respirasi, peningkatan tekanan darah dan suhu, relaksasi otot
polos… kandung kemih dan usus (sering BAB dan BAK), kulit dingin dan lembab, dan perubahan
pola tidur. Respon psikologis menimbulkan ada rasa ketakutan, khawatir dan was-was. Respon
kognitif menyempit.
2. Proses Perawatan
1. Pengkajian
Adanya perubahan fisiologis, psikologis dan kognitif.
2. Diagnosis
Ansietas
3. Perencanaan/ Tindakan
Identifikasi tanda – tanda ansietas. Ajarkan tehnik tarik nafas dalam. Lakukan distraksi. Lakukan
spiritual. Hipnotis lima jari
4. Evaluasi
Peningkatan kemampuan pasien mengatasi ansietas ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas
normal, mampu mengontrol perilaku, dan lapang persepsi meluas.
2. Ketidakberdayaan
1. Materi
Ketidakberdayaan adalah suatu kondisi di mana individu mempersepsikan bahwa tindakan yang
dilakukan individu tidak akan memberikan hasil yang bermakna sehingga menyebabkan hilang
kontrol atas situasi saat ini maupun yang akan terjadi (Wilkinson, 2012). Pasien merasa bahwa tidak
ada upaya yang akan mengubah pada masalahnya, sehingga akan menyebabkan emosi rasa takut,
perasaan kehilangan dan kesedihan. Proses ketidakberdayaan bisa disebabkan karena penilaian
negatif terhadap diri sendiri yang salah satunya disebabkan perubahan fisik/penampilan yang dapat
menyebabkan gangguan citra tubuh.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Klien ketidakberdayaan memperlihatkan keragu-raguan terhadap penampilan peran,
ketidakmampuan perawatan diri, tidak dapat menghasilkan sesuatu, ketidakpuasan dan frustasi,
menghindari orang lain, menunjukan perilaku ketidakmampuan mencari informasi tentang
perawatan, tidak bisa pengambilan keputusan, ketergantungan terhadap orang lain, dan gagal
mempertahankan ide/pendapat.
Klien juga terlihat apatis dan pasif, ekspresi muka murung, bicara dan gerakan lambat, tidur
berlebihan, serta nafsu makan tidak ada lagi atau berlebihan.
2. Diagnosis
Ketidakberdayaan
3. Perencanaan dan Tindakan
Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi
pasien tanpa memintanya untuk menyimpulkan. Identifikasi pemikiran yang negative. Membantu
pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif.
4. Evaluasi
Klien mampu mengendalikan perasaan ketidakberdayaan ditandai dengan mengungkapkan pikiran
positif akan kemampuannya mengendalikan situasi
3. Berduka
1. Materi
Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun risiko yang dapat dialami individu ketika
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau keseluruhan, atau terjadi
perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan. Kehilangan dapat berupa kehilangan:
objek, pekerjaan, fungsi, status, bagian tubuh, hubungan sosial, termasuk orang yang berarti.
Berduka (grieving) merupakan reaksi emosional terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dalam
berbagai cara yang unik pada masing-masing orang dan didasarkan pada pengalaman pribadi,
espektasi budaya, dan keyakinan spiritual yang dianutnya.
Tindakan amputasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan seluruh tubuh.
Amputasi adalah bisa menyebabkan kehilangan. Respon kehilangan menurut Kubler Ross terbagi
menjadi beberapa tahapan.
1. Denial (mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih, lesu, mual, gelisah,
tidak tahu apa yang akan dilakukan)
2. Anger (melampiaskan kekesalan, nada suara tinggi, berteriak, bicara kasar, menyalahkan
orang lain, menolak pengobatan, agresif, nadi cepat, gelisah, tangan mengepal, susah tidur)
3. Bargaining (berusaha kembali ke masa lalu, sering mengatakan “andai saja)
4. Depression (menolak makan dan bicara, menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah
tidur, letih)
5. Acceptance (menerima kenyataan kehilangan)
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
 Kaji tingkat kehilangan
 Respon emosional: berduka yang ditandai dengan perasaan sedih, merasa bersalah,
menyalahkan, tidak menerima kehilangan dan merasa tidak ada harapan dan menangis, pola tidur
berubah, tidak mampu dan tidak berkonsentrasi.
2. Diagnosis
Berduka
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Identifikasi proses terjadinya berduka, memahami perubahan fisik dan peran atau kondisi kesehatan
dan kehidupannya. Motivasi harapan dan keyakinan melanjutkan kehidupan. Tingkatan kegiatan
spiritual dan beradaptasi dengan keadaan dan merasa lebih optimis.
4. Evaluasi
Klien mampu melalui fase berduka sampai pada tahap acceptance ditandai dengan pemenuhan
kebutuhan dasar (nutrisi, istirahat dan tidur, serta kebersihan diri), kestabilan tanda-tanda vital, dan
perasaan optimis.
4. Gangguan Citra Tubuh (GCT)
1. Materi
Konsep diri merupakan persepsi individu terhadap dirinya, mempengaruhi setiap aspek dalam
kehidupan, kemampuan fungsional dan status kesehatan. Setiap orang memiliki konsep diri yang
berbeda yang membuat setiap individu menjadi unik (Delaune & Leader, 2002). Setiap individu
memiliki pandangan diri pada aspek fisik, emosional, intelektual dan dimensi fungsional yang akan
berubah setiap waktu dan tergantung pada situasi. Masalah pada komponen konsep diri terdiri dari
5 komponen : Gangguan citra tubuh, perubahan peran, ideal diri tidak realistis, gangguan identitas,
dan harga diri rendah situasional.
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan
oleh perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Tanda dan gejala terjadinya perubahan fungsi tubuh (misal: anomali, penyakit, obat-obatan,
kehamilan, radiasi, pembedahan, trauma, dll), perubahan fungsi kognitif, ketidaksesuaian budaya,
transisi perkembangan, proses penyakit, gangguan psikososial, trauma, dan tindakan pengobatan.
Klien tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh dan mengungkapkan perasaan
negatif tentang tubuh.
2. Diagnosis
Gangguan Citra Tubuh
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Identifikasi perubahan citra tubuh dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini. Motivasi pasien
untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara bertahap. Bantu pasien menyentuh bagian tubuh
tersebut. Observasi respon pasien terhadap perubahan bagian tubuh. Bantu pasien untuk
meningkatkan fungsi bagian tubuh yang sehat. Ajarkan pasien melakukan afirmasi dan melatih
bagian tubuh yang sehat. Beri pujian yang realistis atas kemampuan pasien. Ajarkan pasien untuk
meningkatkan citra tubuh dan melatih bagian tubuh yang terganggu.
4. Evaluasi
Klien mampu menerima perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh ditandai dengan mau melihat
bagian tubuh yang berubah, terlibat aktif dalam perawatan termasuk dalam penggunaan protese.
5. Keputusasaan
1. Materi
Keputusasaan merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya maupun orang lain tidak dapat
melakukan sesuatu untuk mengatasi masalahnya, memandang adanya keterbatasan atau tidak
tersedianya pemecahan masalah, dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingan sendiri.
Proses terjadinya keputusasaan bisa disebabkan karena mengalami penyakit kronis seperti gagal
ginjal kronik. Sebagian pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis, pasien seringkali dibayangi
dekatnya kematian, merasa tidak dapat lagi mengatur diri sendiri dan harus bergantung pada orang
lain. Kondisi demikian tentu akan menimbulkan perubahan di dalam aspek kehidupan pasien, dan
persepsi menyempit menilai tindakan hemodialisis tidak menyelesaikan masalah.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Tanda dan gejala : mengalami stres jangka panjang, penurunan kondisi fisiologis, penyakit kronis,
kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting,
pembatasan aktivitas jangka panjang dan isolasi sosial. Klien mengungkapkan keputusasaan, isi
pembicaraan yang pesimis. isi pembicaraan yang pesimis “Saya tidak bisa”, kurang dapat
berkonsentrasi, bingung, berperilaku pasif, sedih dan fokus perhatian menyempit
2. Diagnosis
Keputusasaan
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Identifikasi kemampuan membuat keputusan dan identifikasi area harapan dalam kehidupan.
Identifikasi hubungan dan dukungan sosial yang dimiliki pasien. Latih cara merawat dirinya. Latih
cara melakukan aktivitas positif. Latih cara partisipasi aktif dalam aktivitas kelompok. Latih cara
tindakan koping alternatif dengan memperluas spiritual diri
4. Evaluasi
Klien mampu mengatasi keputusasaan ditandai dengan memiliki harapan dan kegiatan positif,
merasa diri bermakna, serta memutuskan melanjutkan pengobatan.
6. Harga diri rendah situasional
1. Materi
Harga diri adalah penilaian harga diri pribadi seseorang berdasarkan kesesuaian pencapaian diri
dengan ideal diri. Seberapa sering seseorang mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi
perasaan kompeten (harga diri tinggi atau harga diri rendah). Penilaian diri yang negatif/rendah
dapat diakibatkan oleh penilaian negatif dari lingkungan sekitar. Harga diri rendah dapat diakibatkan
oleh beberapa hal antara lain kehilangan, ganguan citra tubuh, gangguan peran, dan ideal diri tidak
realistis
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Tanda dan gejala : perilaku mengkritik diri, produktivitas menurun, gangguan dalam hubungan,
perasaan tidak mampu, bersalah, perasaan negatif terhadap tubuh sendiri, pandangan hidup
pesimistis, penolakan kemampuan pribadi, dan mengecilkan diri, lesu, ekspresi murung,
mengabaikan perawatan diri, bicara pelan dan lirih, jalan dengan menunduk, postur tubuh
menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan tidak mampu membuat keputusan.
2. Diagnosis
Harga diri rendah stuasional
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Nilai kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki. Pilih kemampuan positif yang bisa dilatih. Latih kemampuan positif yang dimiliki dan berikan
reinforcement positif terhadap setiap kemampuan klien.
4. Evaluasi
Klien mampu meningkatkan diri dan melakukan aspek positif yang dimiliki.

2. Pokok Materi dan Pendekatan Proses Perawatan Masalah Gangguan Jiwa


Asuhan keperawatan jiwa dengan masalah gangguan jiwa meliputi: harga diri rendah kronik, risiko
perilaku kekerasan, halusinasi, isolasi sosial, defisit perawatan diri, risiko perilaku kerasan, dan
waham.
1. Harga Diri Rendah Kronik
1. Materi
Keadaan di mana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam
waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan perasaan tidak berharga, tidak berdaya,
putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak berarti.
Proses terjadinya harga diri rendah disebabkan faktor predisposisi: transisi perkembangan, transisi
peran situasi, dan transisi sehat sakit dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat
perubahan konsep diri. Faktor presipitasi adanya kegagalan atau berduka disfungsional dan individu
yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau koping maladaptif.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
 Faktor predisposisi dan presipitasi
 Tanda dan gejala : menilai diri negatif (mengungkapkan tidak berguna, tidak tertolong),
merasa malu/bersalah, merasa tidak mampu melakukan apapun, meremehkan kemampuan
mengatasi sulit, merasa tidak memiliki kelebihan. Berjalan menunduk, kontak mata kurang, lesu,
tidak bergairah, berbicara pelan, lirih dan pasif.
2. Diagnosis
Harga Diri Rendah Kronik
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Latih pasien menilai kemampuan
yang dapat digunakan. Latih pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih. Latih
kemampuan yang dipilih pasien.
4. Evaluasi
Peningkatan kemampuan pasien mengatasi harga diri rendah dan penurunan tanda dan gejala
2. Risiko Perilaku Kekerasan
1. Materi
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon terhadap perasaan
terancam berupa ancaman fisik atau ancaman terhadap konsep diri yang diekspresikan dengan
mengancam, mencederai orang lain dan atau merusak lingkungan.
Proses terjadinya risiko perilaku kekerasan disebabkan faktor predisposisi: faktor biologi
(neurobiologi), faktor perkembangan pada masa usia toddler tidak menyenangkan, sering
mengalami kegagalan, kehidupan yang penuh tindakan agresif dan lingkungan yang tidak kondusif
(bising dan padat), kecacatan fisik, penyakit kronis dan faktor psikologis. Faktor presipitasi: adanya
ancaman (baik ancamaan internal dan external) terhadap konsep diri seseorang, penyalah gunaan
NAPZA, dan halusinasi.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
 Faktor predisposisi dan presipitasi
 Tanda dan gejala : tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan, mengatakan ingin memukul
orang lain, meremehkan keputusan, mengungkapkan pikiran negatif, marah, mengamuk, melotot,
pandangan mata tajam, tangan mengepal, berteriak, mendominasi dan agresif.
2. Diagnosis
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Mengidentifikasi: penyebab (tanda, gejala, dampak perilaku kekerasaan yang dilakukan).
Menjelaskan cara mengontrol perilaku kekerasan. Mempraktekkan latihan cara mengontrol dengan
cara fisik I, fisik II. Mempraktekan secara verbal. Mempraktekkan secara spiritual. Menjelasakan cara
minum obat (8 benar).
Pada saat pasien dengan kondisi marah karena merasa ada ancaman, sehingga berespon melukai diri
sendiri dan orang lain. Tindakan keperawatan bisa dilakukan terdiri tiga strategi yaitu preventif,
antisipasi, dan pengekangan/ managemen krisis.
Untuk tindakan dengan pengekangan (restrain) dilakukan hanya dengan kondisi darurat, ketika ada
risiko besar akan membahayakan pasien atau orang lain. pengekangan ada dua macam fisik secara
mekanik.
Prinsip tindakan pengekangan/pengikatan/restrain pada pasien dengan kondisi marah boleh
dilakukan asal tidak melukai pasien.
Pengekangan fisik harus dilakukan melalui pertimbangan etik seperti Non-Maleficence, Beneficence,
Autonomy, Veracity, Justice. Non-Maleficence (tidak melakukan tindakan yang merugikan),
Beneficence (setiap tindakan bermanfaat bagi pasien dan keluarga), Autonomy (tidak boleh
memaksakan suatu tindakan pada pasien), Veracity (mengatakan sejujurnya tentang apa yang
dialami pasien), Justice (harus mampu berlaku adil pada pasien).
4. Evaluasi
Peningkatan kemampuan pasien mengungkapkan marah secara konstruktif : kestabilan tanda-tanda
vital, bicara tidak kasar dan mendominasi, ekspresi tenang, mengungkapkan keinginan dan
penolakan secara asertif, melakukan kegiatan spiritual.
3. Halusinasi
1. Materi
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata. Proses
terjadinya halusinasi disebabkan faktor predisposisi: faktor perkembangan, sosialkultural, biokimia,
psikologis dan faktor genetic serta pola asuh. Faktor presipitasi: dimensi fisik, dimensi emosional,
dimensi intelektual, dimensi sosial dan dimensi spiritual
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
 Faktor predisposisi dan presipitasi
 Tanda dan gejala halusinasi: jenis halusinasi, tahapan halusinasi, komat-kamit, mondar-
mandir, mengarahkan telinga ke satu arah, sering meludah, menolak interaksi dengan orang lain,
merasa sendirian, merasa tidak diterima dan menunjukkan permusuhan
2. Diagnosis
Halusinasi : (sesuaikan dengan jenis halusinasi)
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Mengidentifikasi jenis, frekuensi isi, waktu, frekuensi situasi dan respon terhadap halusinasi.
Mengajarkan pasien cara menghardik halusinasi. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan
kegiatan (biasa dilakukan pasien). Melatih pasein mampu minum obat dengan prinsip 8 benar
4. Evaluasi
Peningkatan kemampuan pasien mengendalikan halusinasi ditandai dengan berorientasi sesuai
realita.
4. Isolasi sosial
1. Materi
Isolasi sosial adalah kondisi di mana seseorang mengalami gangguan hubungan interpersonal yang
mengganggu fungsi individu tersebut dalam meningkatkan keterlibatan atau hubungan (sosialisasi)
dengan orang lain. Proses terjadinya halusinasi disebabkan faktor predisposisi : faktor
perkembangan, faktor biologis (genetic), dan faktor sosial kultural (komunikasi dalam keluarga).
Faktor presipitasi: sosial kultural, perpisahan dengan orang yang berarti, tidak sempurnanya anggota
keluarga dan faktor psikologis.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Faktor predisposisi dan presipitasi
Tanda dan gejala: menolak interaksi dengan orang lain, merasa sendirian, merasa tidak diterima,
mengungkapkan tujuan hidup yang tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang dianggap
penting, serta tidak mampu memenuhi harapan orang lain.
2. Diagnosis
Isolasi sosial
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial. Mendiskusikan keuntungan berinteraksi dengan orang lain
dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain. Berkenalan secara bertahap antara pasien-
perawat, pasien-perawat-pasien, pasien dalam kelompok.
4. Evaluasi
Klien mampu berinteraksi dengan lingkungan ditandai: ada kontak mata, mampu memulai
percakapan, memperkenalkan diri pada orang lain, dan terlibat dalam kegiatan kelompok.
5. Defisit Perawatan Diri
1. Materi
Defisit perawatan diri adalah kondisi dimana individu tidak mampu melakukan atau menyelesaikan
aktifitas perawatan diri, adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri, makan, berhias, dan toileting : Buang Air Besar (BAB)/Buang Air Kecil (BAK) secara
mandiri.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Faktor penyebab: gangguan muskuloskeletal, gangguan neuromuskuler, kelemahan, gangguan
psikologis dan atau psikotik, serta penurunan Motivasi / Minat.
Tanda dan gejala: menolak melakukan perawatan diri, menyatakan tidak ada keinginan mandi secara
teratur, perawatan diri harus dimotivasi, BAB/ BAK di sembarang tempat dan tidak mampu
menggunakan alat bantu makan. Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ke
toilet/berhias secara mandiri, penampilan tidak rapi, pakaian kotor, tidak mampu berpakaian secara
benar, tidak mampu melaksanakan kebersihan yang sesuai.
2. Diagnosis
Defisit Perawatan Diri
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Menjelaskan pentingnya kebersihan diri (menjelaskan cara menjaga kebersihan diri. Membantu
pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri). Menjelaskan cara makan yang baik dan
membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik. Menjelaskan cara eliminasi yang baik dan
membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik. Menjelaskan cara berdandan dan
membantu pasien mempraktekkan cara berdandan.
4. Evaluasi
Peningkatan kemampuan pasien mengendalikan defisit perawatan diri dan penurunan tanda dan
gejala
6. Risiko Bunuh Diri
1. Materi
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri untuk mengakhiri
kehidupan atau pembinasaan oleh individu sebagai akibat krisis multidimensional pada pemenuhan
kebutuhan individual di mana individu merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Proses terjadinya
risiko bunuh diri meliputi:
Faktor predisposisi: Sosial budaya spiritual. Faktor presipitasi: biologi (putus obat), psikologis (takut
kehilangan keluarga atau orang yang dicintai, faktor sosial ekonomi, masalah pekerjaan, gangguan
peran dan konflik keluarga). Tingkatan bunuh diri terdiri dari isyarat, ancaman, dan percobaan.
Pasien dengan isyarat bunuh diri sering kali mengungkapkan pernyataan tidak langsung terkait
dengan keinginan bunuh dirinya, misalkan “Orang lain akan lebih baik mengasuh anak saya”.
Perawat harus menguasai tehnik komunikasi dalam merespon ungkapan pasien, seperti tehnik
mendengarkan aktif, klarifikasi, hening dan lainnya.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Faktor predisposisi dan presipitasi
Tanda dan gejala: Memberikan ancaman akan melakukan bunuh diri
Mengungkapkan ingin mati, mengungkapkan kata-kata segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya,
mengungkapkan rencana ingin mengakhiri hidup.
Melakukan percobaan bunuh diri secara aktif dengan berusaha memotong nadi, menggantung diri,
meminum racun,, membenturan kepala, menjatuhkan kepala dari tempat yang tinggi, menyiapkan
alat untuk melakukan rencana bunuh diri dan gelisah
2. Diagnosis
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien (amankan benda-benda yang
dapat membahayakan pasien. Melakukan kontrak treatment. Mengajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri. Mengidentifikasi aspek
positif pasien. Mendoroang pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang berharga).
Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien. Menilai dan memotivasi pasien memilih
pola koping yang konstruktif. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien.
4. Evaluasi
Peningkatkan kemampuan mengendalikan keinginan bunuh diri yang ditandai dengan mempunyai
harapan akan kehidupan, menghindari alat dan benda yang berbahaya, mengembangkan koping
konstruktif.
7. Waham
1. Materi
Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas eksternal).
Waham juga diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus
namun tidak sesuai dengan kenyataan.
Jenis waham meliputi : kebesaran, curiga, agama, nihilistic, dan lain-lain.
Proses terjadinya waham faktor predisposisi: Biologi (Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik,
neurotransmitter dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotonin), Psikologi (mudah
kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri konsep diri yang negatif), dan sosial
budaya (riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral individu). Faktor presipitasi
waham meliput faktor biologi, psikologis dan lingkungan.
2. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Faktor predisposisi dan presipitasi
Tanda dan gejala : mudah lupa atau sulit konsentrasi, mengatakan bahwa ia adalah artis, nabi,
presiden, wali, dan lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan, mengatakan hal yang diyakini sacara
berulang-ulang, dan sering merasa curiga dan waspada berlebihan. Inkoheren, flight of idea,
sirkumtansial, sangat waspada, khawatir, sedih berlebihan atau gembira berlebihan, wajah tegang,
perilaku sesuai isi waham, banyak bicara, menentang atau permusuhan, hiperaktif, menarik diri,
tidak bisa merawat diri dan defensive.
2. Diagnosis
Waham
3. Perencanaan dan Pelaksanaan
Membantu orientasi realita. Mendikusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Membantu memenuhi
kebutuhannya dan berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki. Melatih kemampuan yang dimiliki.
4. Evaluasi
Peningkatan kemampuan berorientasi pada realita ditandai dengan bicara dalam konteks realita,
mengenal kebutuhan yang tidak terpenuhi, mengembangkan aspek positif untuk mangatasi
wahamnya.

CONTOH SOAL PENGKAJIAN DAN STRATEGI


Seorang perempuan usia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar. Ketika perawat akan
melakukan pengukuran TD, pasien menolak dan menutupi tangannya dengan jaket. Hasil pengkajian:
tangan sebelah kanan berwarna putih bekas luka bakar, pasien banyak menunduk, dan mengatakan
tangannya tidak seperti orang lain.
Apakah komponen konsep diri yang terganggu pada kasus tersebut?
1. Penampilan peran
2. Citra tubuh
3. Harga diri
4. Ideal diri
5. Identitas
Pembahasan:
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran, dan
identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan bawah sadar terhadap tubuh sendiri. Perasaan
tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Strategi:
Sesuai kasus, pasien mengalami perubahan fisik yaitu perubahan bentuk (warna pada tangan
kanannya) sehingga merefleksikan perubahan perasaan pada penampilan, menutupi perubahan
pada tubuhnya dan adanya perasaan yang negatif.
Jawaban: B

CONTOH SOAL DIAGNOSIS DAN PEMBAHASAN


Seorang perempuan berusia 20 tahun, bekerja sebagai model, dirawat di RSU karena kecelakaan
yang mengakibatkan luka di wajahnya. Hasil pengkajian: pasien mengatakan “sudah tidak ada lagi
yang bisa saya lakukan, saya tidak bisa bekerja lagi”, dan diucapkan berulang-ulang. Pasien terlihat
murung dan susah tidur.
Apakah masalah keperawatan pada pasien tersebut?
1. Ansietas
2. Keputusasaan
3. Ketidakberdayaan
4. Harga diri situasional
5. Gangguan citra tubuh
Pembahasan :
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil secara
signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan datang.
Strategi:
Pada kasus di atas, pasien mengalami beberapa masalah keperawatan: ansietas, ketidakberdayaan,
keputusasaan, harga diri rendah situasional dan gangguan citra tubuh. Hasil pengkajian saat ini/
here and now, data yang diungkapkan berulang-ulang atau mengancam diri pasien menjadi masalah
utama, sehingga masalah keperawatan utama pada pasien adalah ketidakberdayaan.
Jawaban : C

CONTOH SOAL INTERVENSI/ IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN


Seorang laki-laki berusia 34 tahun, dirawat di RSJ karena mengurung diri di kamar sejak 1 bulan lalu
dan kadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian: pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara
sendiri, afek labil, dan penampilan tidak rapi. Keluarga mengatakan pasien di PHK setahun yang lalu.
Apakah tujuan tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
1. Pasien mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya.
2. Pasien menunjukan perilaku meningkatnya harga diri.
3. Pasien mampu mengontrol perilaku marahnya.
4. Pasien mampu mengontrol halusinasinya.
5. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.
Pembahasan :
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengidentifikasi jenis, frekuensi isi, waktu,
frekuensi situasi dan respon terhadap halusinasi dan mengajarkan pasien cara menghardik
halusinasi. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan (kegiatan yang biasa dilakukan
pasien). Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur. Pasien mampu
minum obat dengan prinsip 8 benar.
Strategi
Pada kasus di atas tentukan terlebih dahulu masalah utamanya yaitu halusinasi karena kondisi saat
ini/ here and now (sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, afek labil) adalah halusinasi
sehingga tujuan mengacu kepada masalah utama (halusinasi) mampu mengontrol halusinasinya.
Pilihan a,b,c dan e bukan intervensi pada masalah keperawatan halusinasi.
Jawaban: D

CONTOH SOAL EVALUASI DAN PEMBAHASAN


Seorang perempuan berusia 20 tahun dirawat di RSJ dua minggu yang lalu karena marah-marah,
bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mau merawat diri. Hasil pengkajian pasien mengatakan “Saya
tidak lulus pramugari karena pendek dan kulit hitam, saya malu”, ekspresi murung, dan tidak mampu
memulai percakapan.
Apakah evaluasi tindakan keperawatan pada kasus tersebut?
1. Mandi, keramas, dan gosok gigi secara mandiri
2. Bercakap-cakap dengan pasien lain
3. Melakukan kemampuan positif
4. Halusinasi terkontrol
5. Marah terkontrol
Pembahasan:
Harga diri rendah merupakan keadaan di mana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai
diri dan kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan perasaan
tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak berarti. Tanda dan
gejala harga diri rendah adalah menilai diri negatif (misal; mengungkapkan tidak berguna, tidak
tertolong), merasa malu/bersalah, merasa tidak mampu melakukan apapun, meremehkan
kemampuan mengatasi sulit, merasa tidak memiliki kelebihan, berjalan menunduk, kontak mata
kurang, lesu, tidak bergairah, berbicara pelan, lirih dan pasif. Tindakan keperawatan difokuskan pada
peningkatan harga diri pasien.
Strategi
Berdasarkan kasus di atas, pilihan a,b,d dan e tidak termasuk dalam tindakan keperawatan harga diri
rendah. Pasien mengungkapkan pandangan negatif pada tubuhnya dan ada perubahan perilaku
terlihat murung dan sedih pasien juga mengatakan malu. Tindakan yang sudah dilakukan adalah
menyebutkan aspek positif yang dimilikinya, tindakan berikutnya adalah melatih kemampuan positif
yang dimiliki.
Jawaban :C

Anda mungkin juga menyukai