Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN

DALAM
ELIMINASI PENULARAN HIV, SIFILIS dan HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK

OLEH:
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

Disampaikan pada Pertemuan Penanggulangan Penyakit Menular Langsung Program Diare


Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, 17 Oktober 2018
Kerangka Penyajian
1.Latar Belakang
2.Analisis Situasi
3.Kebijakan, Strategi dan Target
4. Integrasi dalam Layanan KIA
5. Target dan Rencana Eliminasi
6. Peran Yang diharapkan
Latar Belakang
OTONOMI DAERAH Tujuan Nasional
Hak, wewenang, kewajiban daerah  Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia
otonom untuk mengatur dan  Memajukan kesejahteraan umum
mengurus sendiri urusan  Mencerdaskan kehidupan bangsa
pemerinthanan dan kepentingan  Ikut melaksanakan ketertiban dunia
masyarakat setempat dalam sistem
NKRI

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,


Mempercepat peningkatan : spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
- kesejahteraan rakyat, hidup produktif secara sosial dan ekonomis
- pemberdayaan masyarakat,
- pelayanan publik dan
- daya saing
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Keluarga, dan Orang
Tua wajib mengusahakan agar Anak yang lahir terhindar
UU 23 th 2014 ttg dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau
Pemerintahan Daerah menimbulkan kecacatan
VISI DAN M ISI PRESIDEN

TRISAKTI:
Mandiri di Bidang Ekonomi; Berdaulat di Bidang Politik;
SEKTOR UNGGULAN, PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
3 DIMENSI PEMBANGUNAN: PEMBANGUNAN MANUSIA,

Berkepribadian dlm Budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)

NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA


Agenda ke 5: Meningkatkan Kualitas Hidup
Manusia Indonesia

PROGRAM INDONESIA KERJA


PROGRAM INDONESIA PROGRAM PROGRAM INDONESIA
PINTAR INDONESIA SEHAT SEJAHTERA

RENCANA STRATEGIS KEMENKES 2015-2019

PENERAPAN PENGUATAN JAMINAN KESEHATAN


PARADIGMA SEHAT PELAYANAN KES NASIONAL (JKN)

KELUARGA
DTPK
SEHAT

27-09-2016 3JK 4
CONTINUUM OF CARE PPIA
•ART
• Kespro remaja (PKPR) •Penyiapan pengungkapan status HIV
• Konseling: Gizi HIV,Sifilis, Hep B, NAPZA dll
• ABAT
• Terapi
ARV (ART) • ART
• Pemantauan pertumbuhan
Pelayanan bagi anak SD & perkembangan
• PMT
• Konseling Kespro
• KIE Kespro Catin Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja Pelayanan bagi balita
• Pelayanan KB
• Perencanaan kehamilan

Pelayanan Pelayanan bagi bayi


PUS & WUS

Lansia
Pemeriksaan Kehamilan Persalinan, nifas & neonatal

• Pemberian makanan pada bayi: ASI


eksklusif
• Imunisasi dasar lengkap
• ARV profilaksis • Kualitas
• Persalinan aman: • Kotrimoksasol profilaksis • Hambat Degeneratif
• ANC terpadu (gizi, ATM, PTM, IMS, partus normal/SC • Diagnosis HIV
imunisasi) • ART • ART
• Tes HIV,Sifilis dan Hep B (TIPK) • Konseling menyusui (manajemen laktasi) • Test HBsAg
• ART • IMD
• Konseling persalinan aman, pemberian • ASI eksklusif
makanan pada bayi, KB pasca persalinan • KB pasca persalinan
• Neonatus Imunisasi HB0 & HBIG <24jam
Penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B adalah penyakit menular seksual yang dapat berakibat
kecacatan serta pembiayaan tinggi.

1
Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Indonesia cukup tinggi yaitu 0,33%, 1,7% dan
2,5%, oleh karena itu jumlah kasus HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada anak cenderung meningkat.

2
Test HIV pada Bumil dan pemberian ARV pada Bumil dg HIV sejak trimester pertama kehamilan akan menurunkan
jumlah bayi lahir dengan HIV.
Jika bumil yang terinfeksi sifilis tidak diobati dengan adekuat maka 67% kehamilan akan berakhir dengan abortus,
3 lahir mati atau sifilis kongenital pada neonatus.

Infeksi Hepatitis B pada bayi meningkatkan risiko kematian pada dewasa


4 muda

Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak akan menurunkan angka kematian dan kecacatan,
5 meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan menekan pembiayaan pelayanan kesehatan.
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan HEPATITIS B

Penularan HIV Penularan Sifilis


45% 67%
Penularan hepatitis B 95%

Risiko Risiko abortus, lahir mati atau Risko : 95% Bayi


45% bayi HIV sifilis Hepatitis B

Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui


7
Analisis Situasi
 Tujuan global mengakhiri epidemi HIV , PIMS (Sifilis) dan virus
hepatitis sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun
2030. INTERVENSI
 ‘Triple’ Eliminasi Penularan dari ibu ke anaknya (WHO) 1. Cegah KTD,
 HIV :HIV baru pada anak ≤50 per 100.000 kelahiran hidup
per tahun 2. intervensi EMTCT saat
 populasi menyusui <5% atau hamil (antenatal),
 populasi non menyusui <2%. persalinan, dan setelah
 sifilis bawaan (kongenital) ≤50 per 100.000 kelahiran hidup dilahirkan
per tahun.
3. pengobatan atau
 Hepatitis B baru ~ HBsAg ≤ 0,1% pada tahun 2030
profilaksis
 Syarat :
 cakupan ANC lengkap berkualitas setinggi-tingginya (≥95%) 4. vaksinasi hepatitis B.
untuk tes HIV, sifilis dan Hepatitis B
 cakupan pengobatan setinggi-tingginya juga (≥ 95%). 5. Nilai tunggal
 cakupan HB0 birthdose >95% (< 24 jam kelahiran), ≤50/100.000 kelahiran
dilanjutkan HB1, HB2 & HB3100% tahun 2022. hidup
DUKUNGAN
(Global guidance on criteria and processes for validation: Elimination of mother-to-child transmission (EMTCT) of HIV and syphilis, WHO 2014)
INDONESIA
2016 HIV Sifilis Hepatitis B
Ibu Hamil 5.354.594 Januari-Juni 2017 HIV Sifilis Hepatitis B
Ibu Hamil dites 726.764 43.873 173.439 Ibu Hamil 2.662.163
2.50% Ibu Hamil terinfeksi 4.389 4.169 4.418 Ibu Hamil dites 618.651 39.660 213.632
1.70% Ibu Hamil ditangani 1.234 n/a n/a Ibu Hamil terinfeksi 3.202 3.295 5.255
Ibu Hamil ditangani 740 344 N/A
0.30% 2016 HIV AIDS
Januari - Juni 2017 HIV Sifilis Hepatitis B
usia <4th 4.965 Bayi lahir hidup 2.635.008
HIV Sifilis Hepatitis B
17.841
usia 5-15th 2.273 Bayi lahir hidup dari
396 N/A 2.497
est 2020 20.825 ibu terinfeksi
2016 Bayi Penanganan dini 360 N/A 2.492
ANC K1 murni 81,60% PNC KF1 81,90% Bayi tes PCR (EID DBS) 63 N/A N/A
ANC lengkap 4 70,40% PNC KF2 51,80% Bayi terinfeksi 26 N/A N/A
ANC Bidan 88,00% PNC KF3 43,40%
ANC BPM 52,50% PNC lengkap 3 32,10%
Linfaskes 70,40% KN1 71,30%  akses dan kualitas layanan bagi ibu hamil, ibu
menyusui, dan bayi / anak
Riset Indikator Nasional 2016 ANC  peran dan sarpras fasilitas pelayanan
Fasyankes
Pemberi ANC mampu periksa ANC Terpadu kesehatan untuk eliminasi
2016
Hemoglobin 21% eliminasi  sumber daya di bidang kesehatan;
Proturin 20% RS 2.409 261  jejaring kerja, kemitraan, lintas program dan
Gol darah 19% PKM 9.742 0 lintas sektor;
HIV 10% RI 3.395 0  peran serta masyarakat
Sifilis 6% NRI 6.345 0
KEBIJAKAN
1. Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak dilaksanakan di
seluruh kabupaten/kota Indonesia dengan pendekatan standar pelayanan minimal
bidang kesehatan
2. Pelayanan Antenatal di setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus terpadu ‘triple’
Eliminasi
3. Penerapan Standar Prosedur Operasional Pelayanan Antenatal Terpadu untuk
Eliminasi sebagai MAKLUMAT PELAYANAN
4. Daerah menetapkan penugasan, pelimpahan wewenang dan task shifting
5. Ketersediaan sumber daya, sistem informasi dan logistik dalam sistem kesehatan
6. Layanan Komprehensif Berkesinambungan berkualitas bagi perempuan, bayi baru
lahir, anak dan keluarganya
7. Peran serta masyarakat, tidak terbatas pada swasta, LSM, warga peduli dan
kelompok dukungan
STRATEGI Pendekatan PIS-PK

1. meningkatkan akses dan kualitas layanan bagi ibu hamil, ibu


menyusui, dan bayi / anak sesuai standar program;
2. meningkatkan peran fasilitas pelayanan kesehatan dalam sistem
kesehatan, deteksi dan penatalaksanaan yang diperlukan untuk
Eliminasi Penularan;
3. meningkatkan penyediaan sumber daya di bidang kesehatan;
4. meningkatkan jaringan kerja, jejaring kerja, dan kemitraan serta
kerja sama lintas program dan lintas sektor;
5. meningkatkan manajemen program yang akuntabel, transparan,
berdayaguna dan berhasilguna.
6. meningkatkan peran serta masyarakat
Sasaran yang diharapkan
Setiap ibu hamil dan bayi yang dikandungnya terpenuhi hak
kesehatannya, terlindungi dan tidak seorangpun terlewatkan untuk
menghentikan penularan dari ibu ke anak
Mengimplementasikan program eliminasi sejak dari perencanaan,
pelaksanaan, pencatatan-pelaporan, diseminasi informasi, advokasi,
pemantauan, evaluasi, pembinaan dan pengawasan.
Menjadi tim teaching pelatihan di jenjang di provinsi masing-
masing bersama tim berikutnya.
Memperkuat berbagai subsistem kesehatan nasional dan daerah
yang terintegrasi
Target
a. Menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV, Sifilis dan
Hepatitis B dari ibu ke anaknya
b. Menurunkan hingga meniadakan masalah kesehatan terkait HIV,
Sifilis dan Hepatitis B;
c. Mendorong perilaku hidup bersih dan sehat bebas risiko
kesehatan
d. Meningkatkan kualitas pengetahuan, kebiasaan dan praktik
petugas pelaksana, institusi, dan manajemen pelayanan kesehatan
berorientasi pada standar prosedur
e. Menghilangkan dampak sosial ekonomi pada individu, keluarga
dan masyarakat.
Integrasi dalam Layanan KIA
Tentuk sTatus Tes Kehamilan,
an DJJ Imunisasi Tablet Gol. Darah
ANAMNESIS TFU Fe
Hemoglobin
GlukoProteinurin
sTatus Sifilis,
gizi Test HIV,
Hep B,
Malaria (pada daerah

Tensi Tata endemis),,


Sputum BTA (bila
laksana ada indikasi

TB & ANC Temu


wicara
BB TERINTEGRASI konseling

TINDAK LANJUT
Integrasi dalam Layanan KIA

komunikasi, informasi, edukasi kepada ibu dan keluarga


Perawatan BBL
skrining Bayi Baru Lahir
pelayanan kesehatan
ASI Eksklusif Skrining umum neonatal esensial
Emergensi Skrining hipotiroid 0-6 jam
Yankes BBL kongenital
6 jam – 28 hari
Skrining BBL
Indikator dan Target Ibu hamil
dalam ‘triple’ Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Ibu hamil diperiksa, Cakupan 2018 : 60% dari ibu hamil K1
dites, dideteksi dini Cakupan 2019 : 70% dari ibu hamil K1
ANC 10T lengkap Cakupan 2020 : 80% dari ibu hamil K1
Cakupan 2021 : 90% dari ibu hamil K1
berkualitas
Cakupan 2022 : 100% dari ibu hamil K1
Penanganan bagi ibu 100% ibu hamil diobati ARV, 100% ibu hamil diobati 100% kasus hepatitis B
hamil dengan hasil berupa Kombinasi Dosis dengan Benzatin Penicilin G pada ibu hamil dalam
positif Tetap (KDT) (Tenofovir 300mg 2,4 juta IU IM sebagai pengawasan, dirujuk ke
+ Lamivudin 300mg + program dosis tunggal pada rumah sakit yang
Efavirens 600mg) setiap hari fase dini, diulang 2 kali dgn mampu tatalaksana
sekali (tiap 24jam) seumur selang waktu 1 minggu hepatitis B
hidup atau dirujuk
Ibu bersalin di 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di fasyankes 100% bersalin di
fasyankes oleh nakes oleh nakes fasyankes oleh nakes
Indikator dan Target Bayi
dari Ibu terinfeksi dalam Eliminasi Penularan
Indikator HIV Sifilis Hepatitis B
Penanganan anak dari 100% mendapat pelayanan 100% mendapat pelayanan 100% mendapat
ibu positif standar standar pengobatan pelayanan standar
profilaksis ARV dalam 24 jam, Benzatin Penicilin G 50.000 imunisasi HB0 <24 jam
pemeriksaan EID (virologis IU/kgBB IM dosis tunggal, dan
kualitatif dgn DBS) saat mulai pemeriksaan titer RPR usia HBIg <24 jam;
6 minggu, dilanjutkan dengan 3 bulan dibandingkan titer pemeriksaan serologis
kotrimoksazol profilaksis ibunya, atau pemeriksaan HBsAg dan atau
atau pemeriksaan serologis lain atau pemantauan klinis virologis Hepatitis B
pada usia 18 bulan sampai 2 tahun saat bayi usia 9-12
bulan.
Anak negatif 100% hasil DBS EID negatif, 100% titer RPR negatif atau 100% pemeriksaan
(keberhasilan program anak sehat tanpa ARV sama dengan titer ibu anak serologis HBsAg
3E) sehat, tanpa cacat atau negatif.
kematian
TATALAKSANA IBU HAMIL
SESUAI HASIL PEMERIKSAAN LAB (DETEKSI DINI)
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B

Deteksi
dini
Tes HIV Tes Sifilis Tes Hep B
R1 (+), R2 (+), R3 (+) TP Rapid Sifilis Rapid Hep B
Hasil + +
Segera Benzatin Benzil
+
Pengawasan kasus
Segera ARV
IBU KDT 1 tab/24jam
seumur hidup
Penicilin / Benzatin Penisilin
G 2,4 juta IU boka-boki
hepatitis dirujuk,
lainnya puskesmas

ARV profilaksis Obati 50.000IU/kgBB IM, sblm Vit K

BBL AFASS : ASI Eksklusif or PASI


Eksklusif – unmixed)
PCR EID usia 6 mgg
pulang.
tanda2 : lesi kulit, Snuffles,
Trias Hutchinson,
HB0 < 24jam
HBIg< 24jam
+ Cotrim profilaksis
23 NOVEMBER 2017
Alur Pelayanan Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu
ke Anak di Puskesmas
Form yg dipakai:
- Kohort Ibu, Buku KIA Pemeriksaan lab T8 lengkap
- Form HIV, Sifilis dan Hep B termasuk HIV, Sifilis, Hepatitis B
- Form permintaan periksa lab
Menunggu
Pemeriksaan Hasil Tes
Bumil Pendaftaran Admin Puskesmas Poli KIA
R. Lab
3 4 4
1 2

6 5

Hasil lab diserahkan ke ibu hamil


Pengelola • Form hasil laboratorium
Pengelola Program HIV, Sifilis,
Program Pkm
Hepatitis
Dinkes Kab/Kota Ruang Data
Pemberitahuan Hasil lab umum
• Reaktif : Konseling postest dan tatalaksana HIV/Sifilis;

Bumil
8. Staf Lab bagi Hep B rujuk ke RS tata laksana Hep, kehamilan di
9
puskesmas
• Non Reaktif : Konseling posttest, Edukasi PHBS dan
10 7 saran imunisasi Hep B mandiri

Lap yg dikirim perbulan:


- Form TIPK HIV Bumil
- Form Sifilis –IMS
- Form Hep.03.Bumil_Pkm
To : PP Dinkes Kab
23 NOVEMBER 2017
Pulang
ROADMAP
2018 - • Akses Terbuka ELIMINASI PENULARAN
2019 HIV, SIFILIS & HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Di INDONESIA
2020-
• Pra Eliminasi
2021 Eliminasi : <50/100.000 KH
: <5/10.000 KH
: <0,05%

Eliminasi : upaya 2022 • Eliminasi


pengurangan penyakit
berkesinambungan di
wilayah kesakitan
serendah mungkin : tidak 2023- • Pemeliharaan
menjadi masalah kesehatan
di wilayah 2025
23 NOVEMBER 2017
Akses terbuka 2018-2019
◦ Akses bumil ANC terpadu lengkap (10T) basis NIK / KTP JKN
◦ Deteksi dini tes laboratorium (T8) : selain HCG dan golongan darah; Hb,
GD, sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria (untuk daerah endemis), protein urin,
dan BTAcuriga TBC.
◦ Tracing pasangan  keluarga

Pra eliminasi 2020-2021 (min 1 kab/kota salah satu eliminasi per prov)
◦ tahap sebelumnya tetap dilakukan
◦ mulai penilaian eliminasi ibuanak seluruh provinsi dan kabupaten/kota.
◦ dukungan tertulis penyiapan eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B
◦ tiap FKTP & FKRTL berkemampuan optimal tertulis tercatat dan laporan
akurat sebagai bukti kinerja
◦ surveilans berbasis layanan di FKTP dan FKTL terlaporkan.

23 NOVEMBER 2017
Eliminasi 2022 (min 1 provinsi salah satu kab/kota ‘triple’ eliminasi)
◦ tahap sebelumnya tetap dilakukan; ANC lengkap >95%
◦ 100% P/K/K eliminasi HIV, Sifilis dan Hepatitis B (tertulis)
◦ 100% FKTP & FKRTL SOP tertulis
◦ Eliminasi : surveilans berbasis layanan.
◦ Pengelola program P/P/K/K kompilasi dan analisa data dan TL epid ,
◦ Pengambil keputusan : terdapat bukti tertulis pemenuhan hak bayi untuk sehat
sejak masih dalam kandungan secara sistematis; morbiditas dan mortalitas
tertangani 100% dalam sistem, dengan risiko penularan minimal. sertifikasi
eliminasi

Pemeliharaan 2023-2025
◦ mempertahankan status Eliminasi (cegah ibu hamil terinfeksi, cegah penularan
vertikal)
◦ Menyisir kasus impor; Surveilans dan kohort integrasi UKM-UKP dalam JKN
23 NOVEMBER 2017
Indikator
‘triple’ Eliminasi
PENULARAN HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
DARI IBU KE ANAK
Indikator Umum
No Uraian 10T HIV Siflis Hepatitis B

1 Cakupan ibu hamil dilakukan ANC


terpadu 100% 100% 100% 100%

2 Ibu hamil terinfeksi maks 0,30% 1,70% 2,50%


3 Ibu hamil terinfeksi mendapatkan
pelayanan 100% 100% 100%

4 Bayi dari ibu hamil terinfeksi


mendapatkan penanganan 100% 100% 100%

5 Bayi terinfeksi per 100.000 kelahiran


hidup per tahun <0,05% <0,05% <0,05%

23 NOVEMBER 2017
Tantangan :
1. Pelayanan antenatal >95% rata-rata Indonesia
2. Kualitas dan kelengkapan pemeriksaan/deteksi dini/skrining
3. Pencatatan berhenti di fasyankes  belum sampai dinkeskab/kota
data individualnya
4. Penanganan hasil deteksi dini (AKI masih tinggi)
5. Data Kualitas Bayi Baru Lahir (AKB / AKBa / AKA tinggi)
6. Epidemi Penyakit Menular Langsung

KESEMPATAN :
1. SPM  PP 2/2018
2. NSPK - SPM Kesehatan : Ibu hamil – HIV – Sifilis – Hepatitis B
3. Standar Puskesmas  Manajemen Puskesmas  SPO
4. JKN dan Pengorganisasian Dinkes Prov/Kab/Kota
5. SIK – SIRS – SIKDA – Kohort IA – SIHA – SIHEPI ?
6. Bersama Gerakan ELIMINASI : TB – FRAMBUSIA – MALARIA
7. KOMITMEN BERSAMA dlm PIS-PK

23 NOVEMBER 2017
Peran Provider dalam 3 Eliminasi
( Permenkes N0.52 tahun 2017)

1. Pengelola dan penanggungjawab program


- Sosialisasi
- Perencanaan kegiatan terpadu 3E
- Peningkatan kapasitas SDM
- Melakukan program 3E secara terpadu
- Melakukan monev secara terpadu LP/LS ( termasuk profesi)
- Pengelola program dapat melaksanakan fungsinya untuk
meningkatkan Capacity building di wilayah kerja
Peran Provider dalam 3 Eliminasi
( Permenkes N0.52 tahun 2017)

2. Profesi : IDI, PDUI, PAPDI, IDAI, POGI, PERDOSKI, IBI :


Melaksanakan program 3 Eliminasi
- Sosialisasi
- Memberikan Pelayanan tanpa stigma
- Melakukan sistem rujukan terpadu untuk keberlanjutan
pengobatan dan mencegah lost follow up
- Melakukan monev
KESIMPULAN

• Pengendalian Penyakit HIV, Sifilis dan


Hepatitis B akan sangat efektif dan efisien
bila dilakukan pemutusan penularan dari ibu
ke anak.
• Diperlukan Integrasi antara program KIA,
HIV AIDS dan PIMS serta Hepatitis di
Fasyankes untuk tercapainya Eliminasi
Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu
ke Anak

23 NOVEMBER 2017
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai