Anda di halaman 1dari 9

NARASI

TERTAWA TIDAK MENYEBABKAN


STRESS
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problem
Pembelajaran MIPA

Dosen : Ir. Dr. Yos Uly, MBA, M.M

Disusun Oleh:

SITI NAHRIAH APRIANTI

NPM: 20167270239

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN


MIPA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
TAHUN 2017

Tertawa Tidak
Menyebabkan
Stress
Created By : Nahriah
Apa itu tertawa?

Tertawa adalah expresi suara sebagai pencerminan dari


perasaan bahagia atau perasaan puas terhadap sesuatu hal. Dalam
aksi psikologi, tertawa merupakan hasil dari canda, mengelitik dan
simultan lainnya yang menyentuh hormone bahagia yang kemudian
diproses dalam otak dan di ekspresikan melalui suara. Tawa lebar
dapat mengeluarkan air mata atau bahkan kesakitan yang sedang.
Tertawa dapat menolong manusia dalam menjernihkan suasana
dalam kehidupan sosial dan dapat mencerminkan emosi dalam
percakapan

Apa itu stress?

Stress merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris


yang berarti tegangan. Tegangan timbul akibat adanya tekanan
(pressure), tarikan, bengkokan, dan reaksi. Dalam Fisika, istilah

F
=
"Stress memiliki rumus : A artinya, Stress (tegangan) =

Gaya yang diberikan dibagi Luas penampang benda. Jika dilihat dari
kacamata psikologi, menurut saya tegangan (stress) = banyaknya
masalah yang dihadapi dibagi luasnya hati. Jadi, Semakiin Luas hati
seseorang maka akan semakin kecil tingkat stress nya. Sementara
itu, Siagian (2003 :300) mengemukakan bahwa stress
merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi,
jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Sedangkan menurut
Hasibuan H. Malayu S.P (2003), stress adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous
dan merasakan kekhawatiran kronis. Mereka sering menjadi
marah-marah, agresif, tidak dapat relaks atau memperlihatkan
sikap tegang lainnya.

Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan


seseorang dalam menghadapi lingkungannya. Sebagaimana yang
dinyatakan oleh Pielberg (dalam Imatama, 2006 :17) bahwa stres
adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang,
misalnya obyekobyek dalam lingkungan atau stimulus yang secara
obyektif adalah berbahaya. Stress juga bisa diartikan sebagai
tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan
yang berasal dari luar diri seseorang.

Jenis Stres

Tidak semua stres itu buruk. Kenyataannya, banyak orang


yang setuju kalau kita memang membutuhkan stres sampai derajat
tertentu agar tetap sehat. Namun, bagaimana stres bisa menjadi
sesuatu yang baik? Apabila stres dianggap sebagai sebuah motivasi
positif, stres dapat dianggap sebagai sesuatu yang
menguntungkan. Apabila melebihi poin optimal yang
menguntungkan ini, stres ternyata lebih membawa keburukan
daripada kebaikan. Menurut (National Safety Council 2004), stres
dibagi dalam dua jenis yaitu : 1) Stres baik (positif). Yakni segala
situasi dan kondisi apapun yang menurut anda dapat memotivasi
atau memberikan inspirasi. Misalanya ketika kita mendapatkan nilai
ujian yang rendah lalu kita merasa tegang tetapi disamping itu juga
muncul dorongan atau motivasi untuk memperbaiki keadaan
dengan cara lebih giat belajar agar dalam ujian selanjutnya
mendapatkan nilai yang memuaskan. 2) Stres buruk
(distress). Adalah stres yang membuat anda menjadi marah,
tegang, bingung, cemas, merasa bersalah, atau kewalahan.
Misalnya seorang ibu ketika memikirkan hutang yang belum
dibayar sambil menggendong bayi nya yang terus menangis,
kemudian suaminya datang dengan kondisi penuh amarah dan
memaki-makinya hingga terjadi pertengkaran yang hebat sampai-
sampai si ibu tersebut menjatuhkan bayi nya karena marah dan
tertekan.

Proses Terjadinya Stres

Dalam peristiwa terjadinya stres, ada tiga hal yang saling


terkait satu dengan yang lainnya (Nasution, 2000) yakni : 1) Hal,
peristiwa, keadaan, orang yang menjadi sumber stres (stressor).
Jika dipandang secara umum, hal-hal yang menjadi sumber stres
dipahami sebagai rangsangan (stimulus). 2) Orang yang
mengalami stres (the stressed). Kita dapat memusatkan perhatian
pada tanggapan (response) orang tersebut terhadap hal-hal yang
dinilai mendatangkan stres. Tanggapan orang tersebut terhadap
sumber stres dapat berpengaruh terhadap psikologis dan fisiologis.
Tanggapan ini disebut strain, yaitu tekanan atau tanggapan yang
dapat membuat pola pikir, emosi dan perilakunya kacau, serta
dapat membuat gugup dan gelisah. 3) Hubungan antara orang
yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab
(transaction). Hubungan itu merupakan proses, yaitu ada
penyebab stres dan pengalaman individu yang terkena stres saling
terkait.

Gejala Adaptasi Umum Stres

Menurut Selye ada 3 (tiga) tingkatan yang berbeda dari


respon fisik dan mental atau tanggapan seseorang terhadap stres
yaitu peringatan (alarm), perlawanan (resistance), dan peredaan
(exhaustion). Pertama, tahap peringatan dini atau alarm,
merupakan tahapan awal dari reaksi tubuh saat menyadari adanya
suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam
bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan gejala seperti
otot menegang, tekanan darah dan denyut jantung meningkat dan
sebagainya. Kemudian apabila stres terus berlanjut, maka tahap
selanjutnya yaitu tahap perlawanan, yang ditandai dengan
adanya gejala ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan sebagainya
yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan
terhadap stres. Perlawanan terhadap stres sering menimbulkan
terjadinya kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik
dan sakit- sakitan. Setelah tahap kedua terdapat tahap peredaan
ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Pada tahap ini
akan muncul berbagai macam penyakit seperti tekanan darah
tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan
sebagainya.

Menurut Ghani (2003 :119) seseorang mengalami stres dapat


dilihat dari tandatanda, diantaranya adalah : Gejala fisik : sakit
kepala (headache), tekanan darah naik, dan serangan
jantung. Gejala psikologis : sulit tidur, mimpi buruk, depresi, kerja
gelisah/ tak bergairah, bingung, mudah tersinggung/impulsif, dan
gejala depresi lainnya. Gejala prilaku : membolos, uring- uringan,
produktivitas menurun, dan sering membuat kekeliruan/ kesalahan
kerja.

Anoraga Pandji (2006), mengemukakan bahwa stres yang


tidak teratasi menimbulkan gejala badaniah, jiwa dan gejala sosial.
Dapat ringan, sedang, dan berat. Suatu stres tidak langsung
memberi akibat saat itu juga, walaupun banyak diantaranya yang
segera memperlihatkan manifestasinya. Dapat juga bermanifestasi
beberapa hari, minggu, bulan atau setahun kemudian.

Kenapa Tertawa Tidak Menyebabkan Stress?


Umumnya orang-orang akan tertawa ketika melihat maupun
mendengar sesuatu yang lucu. Efeknya, orang tersebut akan
merasa terhibur dan bahkan dapat merasa bahagia. Dilihat dari
sudut pandang kesehatan, tertawa akan dapat meningkatkan
kesehatan organ jantung, meningkatkan harapan hidup serta dapat
mengurangi rasa sakit. Karena pada saat seseorang tertawa, maka
tubuhnya akan melepaskan neurotransmitter serta hormon yang
dapat mengurangi hormon kortisol serta adrenalin yang dapat
menyebabkan stres. Nantinya, pelepasan hormon ini akan
membantu menurunkan tekanan darah. Ketika seseorang tertawa,
otot-otot dalam tubuh seperti otot perut, wajah, kaki serta
punggung akan ikut bergerak. Selain itu, dengan tertawa akan
membuat paru-paru berkembang sehingga memuat pernapasan
menjadi lebih mudah.

Berbagai manfaat dari tertawa seperti ini akan memberikan


dorongan yang baik bagi sistem kardiovaskular dalam tubuh.
Pembuluh darah menjadi lebih lancar karena tertawa akan
menyebabkan darah mengalir lebih lancar. Tertawa juga dapat
menyeimbangkan otak kanan dengan otak kiri ketika seseorang
menanggapi sebuah lelucon.

Penelitian yang dilakukan di Universitas Maryland


menyarankan bahwa, tertawa selama 15 menit karena menonton
film yang lucu akan memperlancar pembuluh darah serta dapat
meningkatkan aliran darah. Menonton acara yang dapat membuat
kita tertawa selama sekitar 40 menit setelah makan mampu
membatasi kenaikan kadar gula dalam darah. Para peneliti percaya
bahwa bila kita tertawa, maka emosi positif akan muncul yang
nantinya akan mempengaruhi sistem endokrin dalam tubuh.

Tertawa ternyata juga dapat membuat usia seseorang lebih


panjang. Dalam sebuah studi yang diikuti oleh 500 orang
responden yang berusia 95 tahun keatas menemukan bahwa
kepribadian yang santai, optimis serta dapat menikmati hidup
dengan tertawa akan membuat seseorang memiliki usia yang lebih
panjang. Namun sayangnya, para peneliti masih belum bisa
memastikan bagimana kaitan antara tertawa dengan usia yang
panjang.

Mereka meneliti kepribadian dari 243 responden yang berusia


lebih dari 100 tahun dan menemukan bahwa para responden
memiliki umur yang panjang karena sikap positif dalam
memandang kehidupan. Mayoritas para responden tersebut hidup
dengan rasa optimis yang besar serta santai dalam menjalani
kehidupan. Mereka beranggapan bahwa tertawa merupakan bagian
terpenting dalam hidup mereka.

Anda pasti pernah merasa lebih baik setelah anda tertawa


lepas. Tertawa sering disebut-sebut sebagai obat yang terbaik.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka kita dapat
menemukan penjelasan secara ilmiah tertang manfaat tertawa.
Bahkan ada studi yang menyatakan bahwa tertawa juga dapat
mengindari seseorang mengalami pikun.

Sebuah studi di Loma Linda University, Amerika Serikat, telah


menemukan hubungan antara humor dengan kemampuan ingatan
pada orang-orang yang telah lanjut usia. Dalam studi tersebut, para
peneliti menganalisa 20 orang lanjut usia yang sehat. Para
responden tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok
pertama diminta untuk menonton acara komedi di televisi
sementara kelompok kedua tidak diminta untuk menonton apapun
dalam waktu 20 menit. Kemudian para peneliti melakukan tes
ingatan pada kedua kelompok tersebut. Selain tu para peneliti juga
mengumpulkan sampel berupa air liur dari para responden untuk
diperiksa kadar hormonnya. Hasilnya, reponden kelompok pertama
yang menonton acara komedi di televisi memiliki skor yang lebih
tinggi pada tes ingatan daripada kelompok yang tidak menonton
acara komedi. Selain itu, kelompok pertama memiliki kadar kortisol
atau hormon stres yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
kelompok kedua.

Gurinder Bains, penulis dari penelitian tersebut menjelaskan


bahwa, tertawa menyebabkan tubuh mensekresikan endorfin serta
mengirimkan dopamin ke organ otak. Hal ini nantinya akan
meningkatkan aktivitas serta fungsi dari organ otak secara
menyeluruh. Kemampuan belajar serta kemampuan mengingat
sesuatu akan semakin sulit ketika seseorang usianya semakin
bertambah. Namun dengan tertawa, mungkin proses belajar serta
mengingat jadi lebih mudah. Tertawa dengan teman maupun
menonton acara televisi yang dapat membantu kemampuan belajar
serta mengingat.

Ada yang menyebutkan bahwa tertawa itu merupakan obat


yang terbaik karena dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Namun, menurut sebuah studi terbaru menyatakan bahwa tertawa
juga dapat memberikan efek yang buruk dan dapat membahayakan
tubuh. Menurut studi tersebut, disamping memberikan manfaat,
tertawa juga dapat memiliki dampak buruk yang lebih dari yang
kita bayangkan. Bahkan seorang wanita dapat mengalami sindrom
kolaps jantung serta meninggal seketika setelah tertawa.

Selain itu, tertawa terbahak-bahak kemungkinan dapat


menyebabkan jantung pecah, robeknya tenggorokan serta
memicu apilepsi atau kejang. Pasokan udara yang masuk dengan
lebih cepat dan tiba-tiba pada saat kita tertawa dapat memicu
munculnya serangan asma. Selain itu tertawa terbahak-bahak bagi
orang-orang yang mengidap inkontinensia urine serta hernia dapat
memperparah kondisi penyakitnya.

Para peneliti yang berasal dari Birmingham serta Oxford


University menganalisa berbagai data dari tahun 1946 sampai
tahun 2013 untuk mempelajari berbagai manfaat dan dampak
buruk dari tertawa pada tubuh manusia. Mereka melakukannya
saat ada pertunjukan badut yang tujuannya untuk menghibur para
pasien di rumah sakit.

Hasilnya, tertawa yang tulus akan dapat membantu


mengurangi berat badan. Hal ini terjadi karena aktivitas seperti
tertawa efektif sekali untuk membakar kalori. Bila dilakukan
sepanjang hri, tertawa akan membakar 2.000 kalori setiap hari.

Para calon ibu yang menjalani terapi kesuburan akan


berpotensi besar untuk hamil sebesar 36% saat dihibur oleh
komedian maupun menonton acara tv yang lucu-lucu daripada
calon ibu yang tidak dihibur atau menonton acara tv yang lucu.

Namun, para peneliti juga menegaskan bahwa memasukkan


huor dalam kehidupan kita sehari-hari juga dapat menimbulkan
resiko, walaupun nilainya kecil. Jadi sebaiknya jangan tertawa
secara berlebihan.

SUMBER REFERENSI

1. Hidayat, Komarudin. Lifes Journey. Jakarta: Noura Books. 2013


2. Agustian, Ary Ginanjar. Emotional Spiritual Qoutient (ESQ).
Jakarta: ARGA. 2005
3. Wattimena, David. Martokoesoemo, Priatno. Spiritual Happiness.
Bandung: Mizania. 2011
4. Sobur, Alex. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. 2003
5. (online). (https://id.wikipedia.org/wiki/Tawa, diakses 26 Mei 2017)

Anda mungkin juga menyukai