Anda di halaman 1dari 15

ILMU KESEHATAN MENTAL

BAB V
EMOSI
KELOMPOK 5
Alberto Fujimori Simbolon
Amjah
Andre Manullang
Orang hidup adalah orang yang masih memiliki emosi karena
emosi itu sendiri merupakan kumpulan perasaan yang ada dalam
hati manusia. Ragam perasaan seperti gembira, sedih, takut,
benci, cinta, dan marah merupakan bentuk emosi. Stres adalah
suatu kondisi yang dialami oleh manusia, berupa kumpulan-
kumpulan gangguan fisik dan psikis, yang disebabkan
ketidakmampuan manusia menghadapi tekanan-tekanan fisik
dan terutama tekanan psikologis.
Sedangkan Kesehatan atau sehat dikatakan adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri kepada tekanan-tekanan kehidupan. Jika demikian,
orang yang sehat haruslah menemukan cara-cara untuk menjaga irama
hidupnya, dengan menjaga agar stress itu berada pada keseimbangan
yang positif.
Pengertian Emosi
Emosi memiliki jenis yang berbeda-beda. Emosi
terdiri dari sedih, takut, jijik, sedih dan terkejut.
Ragam emosi tidak memiliki acuan yang sama dan
memiliki gradasi yang berbeda. Emosi bukanlah
marah, melainkan marah adalah bagian dari emosi.
Emosi berkembang karena motif dan derajat
perasaan.
Menurut Carolyn Saarni (2002) dalam buku (Educational Psychology 2004 :79) dia
mengatakan ” demonstrate emotional competence when we emerge from an emotion-
eliciting encounter with a sense of having accomplished what we set out to do” kita
memperlihatkan perasaan emosi, ketika dihadapkan dengan suatu perasaan untuk
memenuhi apa yang kita lakukan.

Charles Darwin dalam bukunya The Expression of Emotions in Man and Animal
(1872-1965) Emotion evolved other important aspects of human and nonhuman
structure and functions. Darwin juga berpandangan bahwa emosi merupakan warisan
atau sesuatu yang memang sudah ada dan akan muncul ketika berhadapan dengan
situasi kejadian tertentu yang terjadi di dunia.
Komponen Emosi
Komponen emosi menurut Rita L. Atkinson, Edward Smith,
Richard C. Atkinson dan Daryl J. Bem terdiri dari
•Respon Tubuh Internal, terutama yang melibatkan sistem saraf
otonomik
•Keyakinan atau penilaian kognitif bahwa telah terjadi keadaan
positif atau negatif tertentu.
•Ekspresi wajah
•Reaksi terhadap emosi
Rangsangan dan Emosi
Jika kita mengalami suatu emosi yang kuat, seperti rasa takut atau marah, kita mungkin merasakan sejumlah
perubahan pada tubuh, termasuk denyut jantung dan pernapasan yang cepat, rasa kering di tenggorokan dan
mulut, berkeringat, gemeteran dan perasaan tertekan di lambung. Sebagian besar perubahan fisiologis yang
terjadi selama rangsangan emosional terjadi akibat aktivasi cabang simpatik dan sistem saraf otonomik untuk
mempersiapkan tubuh melakukan tindakan darurat. Sistem simpatik bertanggung jawab untuk terjadinya
perubahan-perubahan berikut :
1. Tekanan darah dan kecepatan denyut jantung meningkat;
2. Pernafasan menjadi lebih cepat;
3. Pupil mata mengalami dilatasi;
4. Keringat meningkat sementara sekresi saliva dan mukus menurun;
5. Kadar gula darah meningkat untuk memberikan lebih banyak energi;
6. Darah membeku lebih cepat untuk persiapan kalau-kalau terjadi luka;
7. Motilitas saluran gastrointestinal menurun, darah dialihkan dari lambung dan usus ke otak dan otot rangka;
8. Rambut di kulit menjadi tegak, menyebabkan ”merinding”
Kognisi dan Emosi
Jika kita mengalami suatu peristiwa atau tindakan, kita
menginterpretasikan situasi itu berkaitan dengan tujuan pribadi
dan kesehatan kita. Hasil dari penilaian adalah keyakinan yang
positif atau negatif (”Saya memenangkan pertandingan dan
saya merasa bahagia” atau ”Saya gagal dalam ujian dan saya
merasa sedih”). Interpretasi ini dikenal sebagai penilaian
kognitif, yang memiliki dua bagian tersendiri : proses penilaian
dan keyakinan yang dihasilkannya.
Ekspresi dan Emosi
Ekspresi wajah yang menyertai emosi jelas berfungsi mengkomunikasikan
emosi tersebut. Sejak publikasi buku klasik Charles Darwin pada tahun 1872,
The Expression of Emotion in Man and Animals, para ahli psikologi
menganggap komunikasi emosi memiliki fungsi penting, yang memiliki nilai
kelangsungan hidup bagi spesies. Jadi tampak ketakutan mungkin
memperingatkan kepada lainnya akan adanya bahaya, dan menghayati bahwa
seseorang sedang marah mengatakan kepada kita bahwa ia mungkin akan
bertindak secara agresif. Penelitian belum lama ini lebih luas dari tradisi
Darwin, menyatakan bahwa selain fungsi komunikatifnya, ekspresi emosi
berperan pada pengalaman subjektif emosi, sama seperti rangsangan dan
penilaian.
Agresi dan Emosi
Emosi bukan hanya merupakan suatu reaksi umum, tetapi juga
reaksi spesifik. Kita mungkin tertawa saat kita gembira, menarik
diri saat takut, menjadi agresif saat marah dan sebagainya. Di
antara reaksi emosional tipikal tersebut adalah agresi. Perhatian
khusus ini disebabkan sebagiannya karena kepentingan sosial
agresi. Pada tingkat masyarakat, pada masa di mana senjata
nuklir masih tersebar luas, satu tindakan agresif dapat
menimbulkan bencana besar.
Selanjutnya sapolsky menyatakan bahwa stress adalah pola responsuatu organisma dalam membuat
stimulus yang mengganggu keseimbangan dan kemampuannya dalam mangatasinya. Stres adalah
suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau
lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Stres juga
didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat
ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek (Cooper,
1994).

Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila
tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya.
Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan
secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya
terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian
terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang
dihadapi (Diana, 1991).
EMOSI, STRES DAN
KESEHATAN
1.Pengaruh Emosi dan Stres Terhadap Kesehatan

Kita telah melihat bahwa pemaparan dengan peristiwa stres dapat


menimbulkan berbagai maslah fisik dan psikologis. Tetapi bagaimana stres
mempengaruhi kesehatan. Taylor (1986) telah menjelaskan empat jalur
yang berbeda : jalur langsung, jalur interaktif, jalur perilaku sehat, dan jalur
perilaku sakit.
Bagaimana Menangani Emosi dan Stres
Emosi dan rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh situasi stres sangat
tidak nyaman, dan ketidaknyamanan ini memotivasi individu untuk
melakukan sesuatu guna menghilangkannya. Proses yang digunakan oleh
seseorang untuk menangani tuntutan yang menimbulkan stres
dinamakancoping (kemampuan mengatasi masalah). Kemampuan
mengatasi masalah memiliki dua bentuk strategi yaitu, strategi terfokus
masalah dan strategi terfokus emosi (Lazarus & Folkman, 1984).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai