Anda di halaman 1dari 2

Rayhan Rery Gymnastiar Putra

11211110000133

Antropologi dan Pembangunan


Kata kunci: Antropologi, Pembangunan, Masyarakat, Perkembangan

Masyarakat sendiri tidak lepas dari bagiamana sumber daya mereka di kembangkan agar dapat
membangun baik dari lingkungan terkecilnya yaitu keluarga maupun terbesarnya yaitu suatu negara.
Antropologi sendiri membahas bagaimana pembagunan itu dilakukan dari sisi manusia dan masyarakat.
Antropologi dibagi menjadi beberapa cabang penelitian dan penjelasan baik budaya, terapan, murni, ekonomi
dan lain-lain. Hal yang masih membingungkan orang-orang yaitu tentang apa perbedaan dari antropologi murni
dan antropologi terapan, ada 4 poin yang dijadikan perbedaan diantaranya. Yang pertama antropologi terapan
ini cenderung meneliti aspek budaya serta masyarakat yang hidup pada masa kini atau masa sekarang
sementara antropologi murni ini cenderung untuk mempelajari budaya serta masyarakat pada masa lalu dan
juga termasuk di dalmnya yang tidak dikenal lagi. Yang kedua, antropologi terapan berhubungan dengan
kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi masyarakat pada saat ini sementara antropologi murni meneliti
masalah-masalah yang seringkali tidak berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat. Yang ketiga,
antropologi terapan mengaplikasikan hasil temuan baik data maupun analisis pada masalah kepentingan umum
diluar bidang antropologi, sehingga nantinya para peneliti antropologi dapat bekerja sama dengan ahli dari
berbagai bidang lain. sementara antropologi murni memanfaatkan hasil temuan serta analisisnya untuk
mengasah, mengkritik serta merumuskan konsep dan teori keilmuan di dalam bidang ilmu yang termaksud.
Yang keempat terletak pada perbedaan cara pandang atau perspektif untuk penggunaanya dalam mencari
solusi bagi masalah kemanusiaan dan memfasilitasi pembangunan, pada antropologi digunakan untuk
penyelesaian masalah-masalah di luar bidang ilmu tersebut sementara pada antropologi murni digunakan
untuk penyelesaian atau solusi dari masalah-masalah yang ada di dalam bidang ilmu antroplogi sendiri 1.
Antropologi terapan biasanya bekerja pada bidang profesionalitas institusi-institusi non akademik, bekerja
untuk pemerintaj, firma konsultasi pribadi, agensi-agensi pengembangan komunitas, organisasi amal bahkan
perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada keuntungan secara materil 2
Bentuk dari Antropologi terapan sendiri lebih pada konsep teori, pengetahuan factual dan juga
metodologi penelitan sebagai solusi untuk mendiagnosis masalah sosiokultur dalam masyarakat serta juga
sebagai hal baru atau faktor baru untuk pengembangan teori dan konsep sehingga dapat disesuaikan dengan
waktu yang ada pada saat itu. Polanya sendiri tidak hanya dituntut untuk mengetahui dan menganalisa dari
suatu masalah dan merekomendasinya, namun juga memberikan tata cara yang berkaitan dengan kerja
analisisnya, kemudian diberlakukannya penyelidikan untuk menemukan solusi yang tepat dan menjadi tempat
sebagai penawaran solusi dari berbagai masalah yang berkaitan tersebut 3. Antropologi terapan ini perlu
dikembangkan khususnya pada bidang kelembagaan dan kontribusinya dalam pembangunan yang terutama
menyangkut dengn masalah manusia sebagai sumber daya dengan beragamnya sistem sosial budaya, perlunya
pengembangan ini dilihat dari sumber daya, dimana manusia akan selalu bertambah seiring berjalannya waktu
dan bagaimana pemanfaatannya dalam kontribusi pembangunan. Lalu sistem sosial budaya, pemngembangan
ini juga merujuk pada seiring berjalannya waktu di berbagai sudut wilayah atau daerah pastinya sistem sosial
budaya yang diterapkan berbeda-beda.
Antropologi di Indonesia sendiri sudah ada pada zaman colonial belanda hingga saat ini masih
digunakan untuk meneliti bagaimana pola perilaku manusia dalam berbudaya dan yang lainnya. Antropologi
memiliki ciri khas yaitu penelitian terlibat untuk sistem pengumpulan data, partisipasi langsung dalam
masyarakat dianggap bias. Pada saat ini, Antropologi sering bekerja sama dengan para pelaku ekonomi, dimana
penelitian mereka dibiayai baik dari sektor swasta maupun organisasi non pemerintah lainnya. Peran mereka
lebih pada pelaku penelitian yang bergerak di sektor industri pembangunan. Pada saat ini pun pembahasan
Antropologi lebih pada kebudayaan, pola perilaku dalam memenuhi kebutuhan, sistem yang mencakup

1
Amri Marzali (2007), Antropologi dan pembangunan, hlm 7-9
2
Agung Supriyadi (2009)
3
Amri Marzali, Thompson (1963), hlm 354
ekonomi, sosial, politik, teknologi, kepercayaan, Bahasa serta kesenian. Kemudian percampuran, pembudayaan
serta adaptasi dan yang terakhir perubahan kebudayaan.
Kontribusi Antropologi dalam pembangunan sendiri lebih pada membantu mengurangi sikap
etnosentrisme pada beberapa masyarakat khususnya di beberpa wilayah yang sistem adat istiadatnya sangat
kental akan budaya dengan cara menanamkan penghargaan terhadap keragaman budaya. Kemudian
meluasnya fungsi pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan, nilai dan sikap dari berbeagai macam orang
yang bersentuhan langsung dengan antropologi. Antropologi sendiri memiliki keterlibatan atas 3 posisi bebeda
dalam hal-hal yang bersifat praktis. 3 posisi itu bersifat sebagai pandangan, yang pertama pandangan Menara
gading. Pandangan ini menekankan pada penghindaran hal-hal yang bersifat praktis dan berkonsentrasi hanya
pada penelitian saja. Yang kedua pandangan skizofrenia, pandangan ini lebih berfokus pada antropolog untuk
mengumpulkan fakta-fakta yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan dan melaporkan penemuan mereka ke
organisasi maupun lembaga yang telah menugaskan mereka pada penelitian, lalu tidak dibolehkannya
pembuatan atau pengkritikan kebijakan atas dasar peniliaian pribadi serta dijauhkan secara terpisah. Yang
ketiga pandangan advokasi, pandangan ini berasumsi bahwa antropolog merupakan seorang yang ahli dalam
masalah manusia dan perubahan sosial dan seharusnya merekalah yang membuat kebijakan untuk
mempengaruhi manusia, evaluator kebijakan dan mengekspresikan pandangan mereka melalui asosiasi
profesi4.
Contoh dari pengaplikasian antropologi dalam pembangunan seperti, memahami/mempelajari pola
perilaku individu baik kelakuan setiap hari maupun hal lain, mendeteksi sebuah masalah serta menciptakan
solusi-solusi untuk pemecahan masalah (masalah gizi yang dialami oleh beberapa wilayah di Indonesia),
mengenal karakter masing-masing tiab bangsa di berbagai belahan dunia, memahami kebudayaan manusia 5.
Makes familiar strange atau biasanya dikenal dengan Seeing the strange in the familiar merupakan
suatu cara pandang terhadap sesuatu hal yang seperti biasanya dari pola-pola yang ada di sekitar kita
mengenai interaksi manusia, dalam singkatnya selalu mempertanyakan hal-hal yang tampaknya “biasa-biasa
saja” namun ada suatu makna yang tersirat dibelakangnya. Contohnya ketika dalam suatu kelas dimana ada
salah satu bangku yang diduduki oleh teman kita dan ketika teman kita tidak datang untuk menduduki kursi
tersebut tidak ada yang akan duduk di kursi tersebut meskipun ia tidak datang ke kelas sekalipun. Ini
memberikan pandangan bahwa ketika seseorang telah terbiasa hadir disana dan orang-orang pun menyadari
bahwa itu merupakan kepemilikannya, tidak aka nada yang berani untuk menganggu gugat ataupun
mengusiknya6
Analisis sederhana tentang A Film about Coffee mengenai komoditas kopi, komoditas kopi ini
merupakan salah satu komoditas terbesar baik dari sumber daya kopi itu sendiri sampai dengan orang-orang
yang menikmati serta memahami apa yang menjadikan kopi itu spesial, komoditas kopi ini selalu dinamis dan
tidak stagnan. ini menjadikan bahwa komoditas kopi selalu berkembang dari kurun waktu tertentu hingga
sampai saat ini. Kopi sendiri berkembang mulai dari pengenalannya yang hanya tentang biji kopi dan produk
yang ditawarkan hanya kopi hitam atau americano hingga bervariasinya biji kopi dan produk yang
ditawarkannya pun hasilnya beragam. ini menunjukan bahwa budidaya hingga sistem penjualan terus menerus
bergerak dan mengalami perubahan. Kemungkinan terhadap pengembangan kopi di indonesia terletak pada
sumber daya dan tingkat daya jualnya, sumber daya di indonesia sendiri terdiri dari sumber daya alamnya yang
melimpah dan bervariasi pada hal ini biji kopi serta sumber daya manusia akan keahlian baik dalam mencari
kualitas biji kopi hingga peracik dan pemvariasian kopi. hal ini dapat sangat mempengaruhi tingkat dari
konsumsi kopi dimana mereka dapat mengenalkan berdasarkan apa yang mereka teliti dan pengalaman. Untuk
tingkat daya jual beli tentunya juga melibatkan orang-orang yang ahli akan kualitas kopi dan juga ahli akan
tingkat komoditi baik ekspor maupun impor.

4
Trisha (2018), Antropologi dan pembangunan ekonomis
5
Khanza Savitra, 15 penerapan Antropologi Psikologi dalam kehidupan nyata
6
Parwitaningsih, Yulia Budiwati, Bambang Prasetyo, Pengantar Sosiologi

Anda mungkin juga menyukai