Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agung Maulana

NIM : 11171110000031
Antropologi dan Pembangunan
Terapan-Pembangunan-Multikulrutral

Perbedaan Antropologi Murni dan Antropologi Terapan?

Pertanyaan ini mejadi sangat penting untuk dibahas, sebab pertanyaan ini tidak hanya menghantui perasaan
mahasiswa antropologi akan kekhawatirannya terhadap masa depan, melainkan juga menjadi suatu kewajiban bagi
disiplin ilmu untuk menunjukan taringnya di hadapan semesta. Seperti disiplin ilmu lainnya, antropologi juga dituntut
untuk mengaplikasikan ilmunya untuk dunia manusia yang di dalamnya terdapat ekosistem kehidupan yang menjadi
tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk merawatnya.

Setidaknya ada empat perbedaan antara Antropologi Murni dan Antropologi Terapan Menurut Marzali.

1. Antropologi terapan mengkaji atau berhubungan dengan budaya-budaya dan kelompok sosial yang hidup
pada masa kini. Sedangkan antropologi murni cenderung mengkaji masyarakat dan budaya masa lampau,
termasuk yang sudah kandas dari kehidupan nyata masa kini.

2. Studi antropologi terapan adalah berkenaan dengan kebutuhan dan masalah nyata yang dihadapi kelompok
sosial tersebut pada masa kini, seperti masalah konflik etnik, pengangguran dan lain-lain. Antropologi murni
banyak memberikan perhatian pada masalah difusi penyebaran kapak lonjong pada zaman prehistori
Nusantara, sistem kepercayaan orang Kubu, yang pada umumnya tidak relevan dengan kebutuhan dan
masalah nyata yang dihadapi masyarakat pada masa kini.

3. Ahli antropologi terapan mengaplikasikan penemuan, data, dan analistis mereka ke bidang di luar
antropologi, khususnya pada bidang public interest. Hal ini menyebabkan ahli antropologi terapan sering
bekerja secara antara-disiplin. Mereka meneliti masalah-masalah baru dalam antropologi yang relevan
dengan isu-isu masa kini. Sedangkan bagi ahli antropologi abstrak, analisis data terutama ditujukan untuk
mempertajam perdebaan keilmuan di kalangan ahli antropologi.

4. Yang terakhir ialah perbedaan karier antropologi terapan dari antropologi murni. Antropolog terapan
biasanya bekerja sebagai professional pada institusi-institusi non-akademik. Sedangkan antropologi murni
pada umumnya bekerja dalam bidang Pendidikan dan penelitian antropologi di universitas dan bidang
permuseuman.

Bentuk Antropologi Terapan dan Perlunya Pengembangan Antropologi Terapan

Antropologi terapan menyugguhkan penggunaan data, perspektif, teori, dan metode untuk
mengidentifikasi, menilai, dan memecahkan masalah kontemporer. Seorang antropolog terapan harus memiliki
kemampuan untuk merelevansikan disiplin ilmu antropologi dengan manfaatnya bagi dunia luar. Ahli antropologi
membagi kategori bidang dalam antropologi terapan. Secara garis besar Poldolefsky dan Brown membagi tugas kerja
antropologi terapan ke dalam empat kategori bidang;

1. Kategori pertama adalah kerja-kerja penelitian di mana terkandung baik sifat antropologi murni maupun
antropologi terapan. Contoh kajian Podolefsky sendiri tentang faktor-faktor yang menyebabkan perang
antarsuku di Papua New Guinea. Pada antropologi terapan, kajian ini dapat memberikan pencerahan lebih
mendalam kepada para pengambil keputusan tentang masalah perang antarsuku, yang pada gilirannya
dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan program untuk menolong menghentikan perang antarsuku
di kawasan tersebut.

2. Kategori kedua adalah penelitian-penelitian yang dilakukan antropologi untuk suatu instansi pemerintah,
suatu perusahaan, atau sekelompok orang tertentu dengan tujuan khusus sesuai yang diminta client
Nama : Agung Maulana
NIM : 11171110000031
tersebut. Ahli antropologi bisnis biasanya diminta oleh pengusaha untuk menyesuaikan produk usaha yang
dibuat dengan kebudayaan yang mejadi target konsumen.

3. Pada kategori ketiga, antropologi terapan bekerja sebagai konsultan untuk instansi pemerintah atau
perusahaan swasta yang memerlukan pengetahuan sosiokultural yang mendalam guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi oleh client tersebut. Dalam hal ini seorang antropolog berperan sebagai
cultural broker, mediator, atau penasihat yang memperantarai dua pihak yang bertentangan. Bedanya
dengan kategori ke-dua, seorang antropolog difokuskan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi diantara
pihak-pihak yang berbeda atau berlawanan. Contohnya ialah mencari solusi atas masalah Bandara Kulon
Progo, Yogyakarta: antara sabda leluhur dan 'proyek strategis' Jokowi. Baca berita selengkapnya di
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42262077.

4. Pada kategori terakhir, antropolog bekerja untuk mengimplementasikan program pembangunan. Di


tempat-tempat tertentu dalam bidang-bidang tertentu, beberapa ahli antropologi sudah dapat
mengembangkan pengetahuan yang mendalam, sedemikian rupa, sehingga mereka mampu mengelola
suatu proyek pembangunan. Seorang antropolog pada kategori ini harus berkontribusi dalam memetakan
sebuah pembangunan di Indonesia agar pembangungan tidak mengarah kepada pengasingan suatu
identitas budaya. Contoh pembangunan kota meikarta dan juga proyek reklamasi, yang pastinya banyak
unsur kebudayaan asing yang bisa saja bertentangan dengan unsur budaya lokal yang dikhawatirkan dapat
memicu konflik sosial-budaya. Seorang antropolog harus bisa berkontribusi dalam mensinergikan
pembangunan dengan budaya kearifan lokal.

Antropologi terapan sangat perlu dikembangkan ditengah arus globalisasi, selain alasan utama adalah
masuknya tekhnologi canggih yang mulai mewarnai kehidupan berbudaya di Indonesia, tetapi juga masuknya nilai-
nilai atau paham dari luar yang juga sama derasnya dengan masuknya tekhnologi. Seorang antropolog dituntut untuk
memperkirakan seluruh akibat yang mungkin bisa timbul dari perubahan yang pesat. Seorang antropolog juga
dituntut untuk menjelaskan pengaruh kebudayaan luar terhadap perubahaan sikap/tingkah laku masyarakat
Indonesia yang multicultural. Oleh karena itu pengembangan antropologi terapan akan selalu dibutuhkan seiring
terjadinya perubahan nilai-nilai sosio-kultural.

Situasi Antropologi Indonesia Semakin Mengkhawatirkan Sebagai Bangsa Multikultural

Sebagai bangsa multicultural, kesadaran warga Indonesia sebagai bagian dari aneka warna kebudayaan
masih sangat minim. Wajah seorang antropolog jarang sekali menghiasai media-media sebagaimana wajah orang-
orang alay di acara tv alay. Antropologi di Indoneisa hampir tidak ada yang menspesialisasikan dirinya pada wilayah
etnik tertentu, hal ini sangat menyakitkan mengingat beraneka-ragamnya kebudayaan di Indonesia yang seolah tidak
menarik perhatian seorang antropolog. Kondisi ini sangat berbeda dengan antropologi di luar Indonesia, yang para
ahli antropolognya mengembangkan spesialisasi pada wilayah etnik tertentu. Mereka bukan saja menguasai
masyarakat dan kebuadyaan terkait, melainkan juga dapat berbicara dalam Bahasa tersebut dengan fasih serta
mempunyai jaringan serta pengaruh di dalamnya.

Pendidikan antropologi di sekolah formal hanya diberikan pada saat SMU, walau setelah masa reformasi
mata pelajaran antropologi dihapuskan sehingga hanya tinggal mata pelajaran sosiologi. Sudah saatnya pemerintah
kita sadar mengenai pentingnya pengaruh dunia Pendidikan antropologi bagi kehidupan multicultural di Indonesia.
Seharusnya Pendidikan antropologi mulai diterapkan pada tingkat Pendidikan yang paling dini. Tentu bukan dalam
bentuk mata pelajaran, melainkan dalam bentuk praktik yang disenangi oleh anak-anak.

Kontribusi Antropologi dalam Pembangunan

Seorang antropolog dalam konteks pembangunan memiliki peranan sebagai ahli yang menghubungkan dan
mentransformasikan moderenisasi dan teknologi modern ke dalam masyarakat local. Seorang antropolog juga
memformulasikan rumusan-rumusan pembangunan yang bersinergi dengan kearifan lokal. Tujuannya juga
Nama : Agung Maulana
NIM : 11171110000031
“mendorong tercapainya hasil-hasil yang menguntungkan secara maksimal dan mengurangi kerugian-kerugian
masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan dan bagi program pembangunan itu sendiri” (suparlan 1997;65).
Dengan demikian pendekatan antropologis dalam konteks pembangunan sangat penting sebagai jembatan yang
menghubungkan suprastruktur dan infrastruktur agar tercipta masyarakat madani.

Anda mungkin juga menyukai