Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANTROPOLOGI KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Irda Devi Oktavia 1910035004
Risna Widiyastuti 1910035013
Desti Gita Safitri 1910035019
Arif Dwi Anggoro 1910035020
Febrianti 1910035021
Shara Khoirunnisa 1910035022
Robi Nur 1910035029
Liya Trihartini 1910035030
Arini Aprilia 1910035031
Widiati 1910035032

FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

TAHUN 2021
PEMBAHASAN

1. Antropologi sosial
a) Pengertian
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; “Antrhopos “
yang berarti “manusia” , dan “Logos” yang berarti “akal”. Dengan begitu
Antropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai
pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk
fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia
sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat
khusus badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai – nilai yang membuat
pergaulan hidup yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam
antropologi memang terdapat banyak ilmu yang membahas tentang manusia,
seperti ekologi, biologi, anatomi, psikologi, dan sebagainya.

Berikut definisi antropologi menurut para ahli :

a. Menurut Ralf dan Harry


Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dan semua apa yang
dikerjakan olehnya.
b. Menurut David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingin tahuan tentang umat manusia
yang tidak terbatas.
c. Menurut Zerhun Dodda
Antropologi adalah studi ilmu yang mempelajari tentang manusia.
d. Menurut William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun
generalalisasi yang bermanfaat tentang manusia dari perilakunya  serta untuk
memperoleh pengetahuan yang lengkap tentang keanekaragaman manusia itu
sendiri.
 Ruang Lingkup
Menurut March Swartz dan David K. Jordan, ruang lingkup antropologi adalah :
1) Asal muasal hidup manusia dari periode ke periode.
2) Perkembangan struktur fisik dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
3) Bertugas untuk memahami manusia secara utuh.

Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering disebut Antropologi Budaya


berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi. Ilmu ini mempelajari
tingkah-laku manusia, baik itu tingkah-laku individu atau tingkah laku kelompok.
Tingkah-laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan
mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka.
Pada manusia, tingkah-laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang
mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia
sepanjang hidupnya disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah-
laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari
lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli
Antropologi disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan dari kelompok-kelompok
manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar inilah yang
menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi Sosial Budaya.
Dalam perkembangannya Antropologi Sosial-Budaya ini memecah lagi kedalam
bentuk-bentuk spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian yang
dipelajari atau diteliti. Antroplogi Hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum
pada kelompok-kelompok masyarakat atau Antropologi Ekonomi yang mempelajari
gejala-gejala serta bentuk-bentuk perekonomian pada kelompok-kelompok
masyarakat adalah dua contoh dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam
Antropologi Sosial-Budaya.

2. Pendekatan Antropologi

Pengertian

Adapun pengertian pendekatan, dalam dunia ilmu pengetahuan makna dari


istilah pendekatan adalah sama dengan metodologi, yaitu sudut pandang atau cara
melihat dan memperlakukan sesuatu yang menjadi perhatian atau masalah yang
dikaji. Bersamaan dengan itu, makna metodologi juga mencakup berbagai teknik yang
digunakan untuk melakukan penelitian atau pengumpulan data sesuai dengan cara
melihat dan memperlakukan masalah yang dikaji. Dengan demikian, pengertian
pendekatan atau metodologi bukan hanya diartikan sebagai sudut pandang atau cara
melihat sesuatu permasalahan yang menjadi perhatian tetapi juga mencakup
pengertian metode-metode atau teknik-teknik penelitian yang sesuai dengan
pendekatan tersebut.

Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai


salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan
yang tumbuh dan berkembang dalam masayarakat. Melalui pendekatan ini agama
tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan
berusaha memberikan jawabannya.

Dengan kata lain bahwa cara-cara yang digunakan dalam disiplin ilmu
antropologi dalam melihat suatu masalah digunakan pula untuk memahami agama.
Antrapologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dawam Raharjo, lebih
mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipasif. Dari sini timbul
kesimpulan-kesimpulan yang sifatnya induktif yang mengimbangi pendekatan
deduktif sebagaimana digunakan dalam pendekatan sosiologis.

Objek Kajian dalam Pendekatan Antropologi

Ditinjau dari pengertian antropologi tersebut, obyek kajian dalam antropologi


mencakup 2 (dua) hal yaitu :

1. Keanekaragaman bentuk fisik manusia.


2. Keanekaragaman budaya/kebudayaan sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa
manusia.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang mengatakan bahwa secara umum
obyek kajian antropologi dapat dibagi menjadi dua bidang, yaitu antropologi fisik
yang mengkaji makhluk manusia sebagai organisme biologis, dan antropologi
budaya dengan tiga cabangnya: arkeologi, linguistik dan etnografi. Meski
antropologi fisik menyibukan diri dalam usahanya melacak asal usul nenek moyang
manusia serta memusatkan studi terhadap variasi umat manusia, tetapi pekerjaan
para ahli di bidang ini sesungguhnya menyediakan kerangka yang diperlukan oleh
antropologi budaya. Sebab tidak ada kebudayaan tanpa manusia.

Jika budaya tersebut dikaitkan dengan agama, maka agama yang dipelajari
adalah agama sebagai fenomena budaya, bukan ajaran agama yang datang dari
Allah. Antropologi tidak membahas salah benarnya suatu agama dan segenap
perangkatnya, seperti kepercayaan, ritual dan kepercayaan kepada yang sakral.
Wilayah antropologi hanya terbatas pada kajian terhadap fenomena yang muncul.

Menurut Atho Mudzhar, ada lima fenomena agama yang dapat dikaji, yaitu:

1. Scripture atau naskah atau sumber ajaran dan simbol agama.


2. Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama, yakni sikap, perilaku dan
penghayatan para penganutnya.
3. Ritus, lembaga dan ibadat, seperti shalat, haji, puasa, perkawinan dan waris.
4. Alat-alat seperti masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya.
5. Organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan,
seperti Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, Gereja Protestan, Syi’ah dan
lain-lain.

Kelima obyek di atas dapat dikaji dengan pendekatan antropologi, karena kelima
obyek tersebut memiliki unsur budaya dari hasil pikiran dan kreasi manusia.

Kerangka Operasional Pendekatan Antropologis

Menurut Amin Abdullah, cara kerja yag dalam hal ini bisa kita artikan sebagai
langkah dan tahapan pendekatan antropologi dalam studi Islam memiliki empat cirri
fundamental yang meliputi :

1. Bercorak descriptive, bukannya normative.


Pendekatan antropologi bermula dan diawali dari kerja lapangan (field work),
berhubungan dengan orang, masyarakat, kelompok setempat yang diamati dan
diobservasi dalam jangka waktu yang lama dan mendalam. Inilah yang biasa
disebut dengan thick description (pengamatan dan observasi di lapangan yang
dilakukan secara serius, terstuktur, mendalam dan berkesinambungan). Thick
description dilakukan dengan cara antara lain Living in , yaitu hidup bersama
masyarakat yang diteliti, mengikuti ritme dan pola hidup sehari-hari mereka
dalam waktu yang cukup lama.
2. Local practices , yaitu praktik konkrit dan nyata di lapangan.
Praktik hidup yang dilakukan sehari-hari, agenda mingguan, bulanan dan
tahunan, lebih -lebih ketika manusia melewati hari-hari atau peristiwa-peristiwa
penting dalam menjalani kehidupan. Ritus-ritus atau amalan-amalan apa saja
yang dilakukan untuk melewati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan
tersebut (rites de pessages) ? Persitiwa kelahiran, perkawinan, kematian,
penguburan . Apa yang dilakukan oleh manusia ketika menghadapi dan
menjalani ritme kehidupan yang sangat penting tersebut?
3. Keterkaitan antar berbagai domain kehidupan secara lebih utuh (connections
across social domains).
Bagaimana hubungan antara wilayah ekonomi, sosial, agama, budaya dan
politik. Kehidupan tidak dapat dipisah-pisah. Keutuhan dan kesalingterkaitan
antar berbagai domain kehidupan manusia. Hampir-hampir tidak ada satu domain
wilayah kehidupan yang dapat berdiri sendiri, terlepas dan tanpa terkait dan
terhubung dengan lainnya.
4. Comparative (Perbandingan) artinya studi dan pendekatan antropologi
memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi, sosial, budaya dan agama-agama.
Studi dan pendekatan antropologi memerlukan perbandingan dari berbagai tradisi,
sosial, budaya dan agama-agama.

Meskipun menyebut local practices untuk era globalisasi sekarang adalah


debatable, tetapi ada empat rangkaian tindakan keagamaan yang perlu dicermati oleh
penelitian antropologi. Pertama, adalah bagaimana seseorang dan atau kelompok
melakukan praktik-praktik lokal dalam mata rantai tindakan keagamaan yang terkait
dengan dimensi social, ekonomi, politik, dan budaya.

Sebagai contoh ada ritus baru yang disebut “walimah al-Safar”, yang biasa
dilakukan orang sebelum berangkat haji. Apa makna praktik dan tindakan lokal ini
dalam keterkaitannya dengan agama, sosial, ekonomi, politik dan budaya? Religious
ideas yang diperoleh dari teks atau ajaran pasti ada di balik tindakan ini. Bagaimana
tindakan ini membentuk emosi dan menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan yang
luas?. Bagaimana walimah safar yang tidak saja dilakukan di rumah tetapi juga di
laksanakan di pendopo kabupaten? Oleh karenanya, keterkaitan dan keterhubungan
antara local practices, religious ideas, emosi individu dan kelompok maupun
kepentingan sosial – poilitik tidak dapat dihindari. Semuanya membentuk satu
tindakan yang utuh.
3. Peran Antropologi Kesehatan

Pengertian

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya


terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan(Solita Sarwono,
1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri
tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya
saja. Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat
mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial,
budaya (1984;76).

Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan


konsep yang tepat karena termakutub dalam pengertian ilmu antropologi seperti
disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi
Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang
berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.

Pokok perhatian Kutub Biologi :

 Pertumbuhan dan perkembangan manusia


 Peranan penyakit dalam evolusi manusia
 Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

Pokok perhatian kutub sosial-budaya :

 Sistem medis tradisional (etnomedisin)


 Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
 Tingkah laku sakit
 Hubungan antara dokter pasien
 Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada
masyarakat tradisional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin


yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku
manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah
kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia
(Foster/Anderson, 1986; 1-3).

 Menurut Weaver :Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan


yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)
 Menurut Hasan dan Prasad :Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu
mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan
manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami
kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran
(medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah
kesehatan manusia (Hasan dan Prasad, 1959; 21-22)
 Menurut Hochstrasser :Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya
manusia dan karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan
pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245)
 Menurut Lieban :Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis
(Lieban 1973, 1034)
 Menurut Fabrega :Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:
 Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam
atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-
kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit.
 Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap
pola-pola tingkahlaku. (Fabrga, 1972;167)

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai


Antropologi Kesehatan seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Antropologi Kesehatan mencakup:

1) Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah


tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa
lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut;
2) Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan
memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang
hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui
perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik.

Antropologi membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang


berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:

a. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes);


b. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural
maupun supernatural atau penyihir;
c. Kelompok ‘healers’ ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap
kelompok masyarakat;
d. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh;
e. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan ‘sakit’ atau ‘penyakit’ tidak
secara individual, terutama “illness dan sickness” pada keluarga ataupun
masyarakat.

4. Teori Antropologi social

Antropologi semakin berkembang karena adanya teori-teori yang bermunculan dan


berkembang. Teori antropologi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Teori Evolusionisme Deterministik


Teori Evolusionisme Deterministik dapat dikatakan sebagai teori tertua di
deretan teori antropologi. Teori ini dikembangkan oleh Lewis Henry Morgan
dan Edward Burnet Tylor. Teori ini muncul dari anggapan adanya hukum
universal yang mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia.
Berdasarkan teori ini setiap kebudayaan mengalami fase-fase atau evolusi.
Lewis Henry Morgan (1818-1881) menggambarkan proses evolusi
masyarakat dan kebudayaan dengan delapan tahap evolusi universal yang
dituangkan dalam karyanya dengan judul Ancient Society. Delapan tingkat
evolusi tersebut adalah zaman liar, zaman liar madya, zaman liar muda, zaman
barbar tua, zaman barbar madya, zaman barbar muda, zaman peradaban purba
dan zaman peradaban masa kini

2. Teori Partikularisme
Teori partikularisme muncul setelah berakhirnya masa teori
evolusionisme. Pemikiran baru ini dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942)
yang menentang teori evolusionisme. Teori ini disebut juga sebagai
partikularisme historic. Boas tidak setuju dengan teori evolusi tentang adanya
hukum universal yang menguasai kebudayaan. Boas berpendapat meskipun
hanya satu unsur, kebudayaan tetap harus dipelajari dalam konteks masyarakat
di mana unsur tersebut berada. Teori partikularisme berpandangan bahwa
perkembangan tiap kebudayaan mempunyai kekhasan sendiri-sendiri dan tidak
dapat digeneralisasikan ke dalam aturan atau hukum yang universal.

3. Teori Fungsionalisme
Teori fungsionalisme dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski
(1884-1942). Teori ini beranggapan bahwa semua unsur kebudayaan adalah
bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur tersebut
berada. Pandangan fungsionalis menekankan bahwa setiap pola perilaku,
kepercayaan dan sikap yang menjadi bagian dari kebudayaan suatu
masyarakat, memiliki peran mendasar di dalam kebudayaan yang
bersangkutan.

5. Macam –macam antropologi social


Antropologi dibagi menjadi beberapa cabang secara khusus yaitu antropologi
fisik dan antropologi budaya. Cabang antropologi tersebut masih dibagi lagi menjadi
sub bidang, seperti dibawah ini:

1. Antropologi Fisik

Menurut Haviland, antropologi fisik mempelajari manusia sebagai


organisme biologis. Antropologi fisik membahas manusia berdasarkan
evolusinya serta menyelidiki manusia dari variasi biologis dalam berbagai
jenis (spesies). Analisis antropologi fisik diperoleh dari fosil-fosil dan
pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup.

Para ahli antropologi fisik berusaha mencari tahu nenek moyang


manusia untuk mengetahui kapan, bagaimana, dan mengapa manusia menjadi
mahluk seperti sekarang ini.
Antropologi fisik dibagi menjadi sub bagian :

 Paleontologi

Paleontologi berasal kata dari bahasa Yunani yaitu paleon, ontos dan
logos. Gabungan kata ini dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
mengenai kehidupan di masa lalu. Paleontologi merupakan keilmuan
mempelajari asal usul serta perkembangan manusia secara biologis.

 Somatologi

Somatologi adalah salah satu sub bagian antropologi fisik yang


mempelajari jenis ras manusia dengan didasarkan pada ciri-ciri fisik. Ciri
fisik manusia baik fenotip dan genotip dipelajari dalam somatologi.
Somatologi juga mempelajari sejarah terjadinya aneka warna manusia
yang dipandang dari ciri-ciri tubuh.

2. Antropologi Budaya

Burke menjelaskan bahwa antropologi budaya berfokus pada


kebudayaan manusia atau cara hidup manusia dalam masyarakat. Antropologi
budaya merupakan studi mengenai praktek-praktek sosial, bentuk ekspresif
dan penggunaan bahasa.

Antropologi budaya memiliki tiga sub bidang yang berdekatan, yaitu :

 Prehistori

Prehistori merupakan salah satu sub bidang antropologi budaya


mempelajari sejarah perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka
kebudayaan manusia sebelum mengenal tulisan.

 Etnolinguistik

Etnolinguistik membahas mengenai sejarah asal, perkembangan dan


penyebaran aneka bahasa yang diucapkan manusia.
 Etnologi

Sub bidang etnologi merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan-


kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku
bangsa yang tersebar di dunia. Etnologi dibagi lagi menjadi dua kajian
yaitu antropologi diakronik dan antropologi sinkronik. Antropologi
diakronik meneliti seperangkat pola budaya suku bangsa yang telah
menyebar di dunia. Antropologi sinkronik mempelajari tingkah laku sosial
dalam suatu lembaga seperti keluarga, kultur kebudayaan, sistem
kekerabatan, tata hukum dan organisasi politik.

3. Antropologi Psikologi

Antropologi psikologi merupakan bidang yang mengkaji tentang


hubungan antara individu dengan nilai kebiasaan sosial dari sistem budaya
yang ada. Ruang lingkup antropologi psikologi sangat luas dan menggunakan
berbagai pendekatan untuk masalah yang muncul dalam interaksi antara nilai,
pemikiran dan kebiasaan sosial. Fokus kajian antropologi psikologi adalah
kedekatan individu dalam masyarakat yang dihubungkan dengan psikologi.
Bisa kita bilang ini adalah sangat besar kaitannya dengan cabang cabang
psikologi lainnya seperti psikologi organisasi.

4. Antropologi Spesialisasi
Antropologi spesialisasi dibagi menjadi banyak keilmuan, antara lain:
a. Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan merupakan keilmuan yang membahas pengaruh
unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat mengenai
penyakit dan kesehatan.

b. Antropologi Ekonomi
Antropologi Ekonomi adalah bidang kajian antropologi yang
mempelajari gejala ekonomi dalam kehidupan masyarakat dengan
melihat gaya hidup manusia dan sistem pencarian makanan secara
subtantif.

c. Antropologi Perkotaan
Antropologi Perkotaan menggunakan pendekatan antropologi  untuk
membahas masalah perkotaan. Masalah perkotaan muncul dan
berkembang  menjadi ciri dari hakekat kota itu sendiri. 

d. Antropologi Kependudukan
Antropologi Kependudukan mempelajari cara mengatasi masalah-
masalah kependudukan. Beberapa kendala yang menghambat
kelancaran program kependudukan antara lain, latar belakang dan
kondisi sosial budaya masyarakat. 

e. Antropologi Pendidikan
Antropologi Pendidikan bermanfaat untuk mengasah kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik,  dalam menganalisa, mensintesa,
dan mengevaluasi topik-topik di sekitar antropologi.

f. Antropologi Hukum
Antropologi Hukum berkaitan dengan suatu norma sosial adalah
hukum. Jika terjadi pelanggaran atau tindakan yang bertentangan
dengan norma sosial maka pelanggar akan diberikan sanksi.

g. Antropologi Sosial
Salah satu studi ilmu antropologi yang mempelajari kebudayaan
masyarakat dalam suatu etnis. Ilmu ini mempelajari manusia dari sisi
keragaman fisik seperti perilaku, tradisi, serta nilai – nilai budaya yang
berbeda. Sehingga, dapat dikatakan bahwa antropologi sosial
mempelajari tentang apa saja yang terjadi dalam kehidupan manusia.

h. Antropologi Forensik
Antropologi forensik merupakan antropologi terapan yang
menggabungkan ilmu antropologi fisik atau yang biasa disebut biologi,
dengan ilmu Osteologi dan Ondotologi. Kedua ilmu tersebut
mempelajari tentang kondisi tulang dan gigi. Kemudian, antropologi
forensik berkaitan dengan pengguaan osteologi dan odontologi dalam
identifikasi mayat.
i. Antropologi Pembangunan
Dalam kajian antropologi, pembangunan adalah bagian dari
kebudayaan. Pembangunan sendiri menandai eksistensi dari beberapa
tindakan manusia. Sedangkan kebudayaan adalah sebuah pedoman
untuk manusia bertindak. Dengan demikian, berdasarkan prespektif
antropologi, pembangunan dinilai memiliki tujuan untuk membangun
masyarakat serta peradaban manusia

j. Antropologi Terapan
Antropologi Terapan merupakan tempat keterampilan, pengetahuan
dan sudut pandang ilmu antropologi. Antropologi Terapan digunakan
untuk mencari solusi dari masalah-masalah praktis kemanusiaan serta
menfasilitasi pembangunan manusia. Antropologi Terapan berkaitan
dengan masalah nyata dan berbagai kebutuhan kelompok sosial di
masa kini seperti masalah pengangguran konflik kelompok etnis,
bencana alam, kemiskinan struktural, ethnic cleancing dan
sebagaimnya. Antropologi terapan diketahui, dipelajari dan
diaplikasikan dengan menyesuaikan situasi kajian.

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Antropologi 2002.Jurnal Antropologi Papua Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Cendrawasih

Antropologi Sosial 2018 Jurnal Academia.edu.Universitas Brawijaya

Peran Antropologi Dalam Kesehatan 2020.www.coursehero.com

http://journal.ui.ac.id/index.php/jai/article/download/3193/2493
https://www.kompasiana.com/lismalio/belajar-antropologi-dan-macammacam-jenis-cabang-
turunan-antropologi_56f4fc39e422bd4107cf0df2

Peranan Antropologi dalam Pelayanan Kesehatan .Slide Player

Anda mungkin juga menyukai