Anda di halaman 1dari 2

Nama: Rayhan Rery Gymnastiar Putra

NIM: 11211110000133

MASYARAKAT
Kata Kunci: Masyarakat, Kelompok, Antropologi

Dalam kehidupan sehari-hari individu-individu selalu berinteraksi satu sama lainnya, ini merupakan
hakekat manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa adanya orang lain. Ini
sejalan dengan pemikiran Koentjaraningrat perihal masyarakat, bahwa masyarakat merupakan kepaduan hidup
manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu. Bersifat terus menerus dan juga
saling terikat oleh rasa identitas yang sama dan selaras 1. Secara sederhana, masyarakat ini kelompok yang
saling berinteraksi dalam waktu yang relatif lama. Kepaduan ini mencakup lingkup desa, kota maupun negara
yang merupakan sebuah konsep masyarakat.
Di dalam masyarakat juga terdapat unsur-unsur yang membangun satu kesatuannya. Unsur-unsur
dalam masyarakat itu diantaranya, beranggotakan paling sedikit atau minimal dua orang atau lebih, tentu
harus lebih dan jika tidak itu hanya akan dinamakan individual atau individu serta tidak akan ada yang namanya
interaksi secara luas. Kemudian seluruh anggota sadar akan menjadi kelompok yang satu kesatuan, artinya
seluruh anggota paham betul dan bertanggung jawab akan kesatuan kelompoknya. Lalu berhubungan dalam
waktu yang cukup lama dari proses itu pula ada hasilnya berupa individu baru yang saling berinteraksi serta
dari proses yang lama itu pula menghasilkan aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat. Yang terakhir
itu menjadi sistem atau struktur hidup Bersama yang menampakan kebudayaan dan keterkaitan atau
berkesinambungan antar satu sama lain sebagai anggota masyarakat 2.
Masyarakat juga mempunyai sistem-sistem untuk berinteraksi, ada dua sistem yang menjadi wadah
interaksi tersebut. Diantaranya yaitu Pranata Sosial dan Struktur Sosial. Pranata sosial disini merupakan suatu
sistem norma khusus yang mengatur suatu kumpulan tindakan mempunyai sistem yang valid untuk memenuhi
suatu keperluan secara khusus dari individu manusia dalam kehidupan bermasyarkat 3. Secara sederhananya,
Pranata Sosial ini ada untuk melihat dan mengatur aktivitas-aktivitas manusia dalam masyarakat. Contoh
penerapan Pranata Sosial dalam wujud yang konkrit dan valid yaitu dalam berbagai macam lembaga seperti
Taman Kanak-kanak, SD, SMP, SMA, SMK, akademi, Perguruan Tinggi dan sebagainya. Sehari-harinya
menganalisa untuk bisa melihat perkembangan apa yang telah dicapai dan itu juga sudah menjadi tujuan
lembaga itu ada dalam masyarakat.
Dalam Pranata ini juga lebih difokuskan pada tujuan atau pencapaiannya, seperti salah satu contoh
diatas misalnya Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. UIN Jakarta ini sebagai
lembaga dan bersifat konkrit sementara untuk Pranata atau tujuannya sendiri merupakan pendidikan berbasis
agama. Contoh lagi seperti penerbit Kompas maupun Tempo sebagai Lembaga sementara Pranata atau
tujuannya merupakan Jurnalistik. Pranata Sosial ini dibagi menjadi 8 golongan berdasarkan pemenuhan
keperluannya, diantaranya yang pertama Pranata pemenuhan keperluan kehidupan kekerabatan
(Kinship/Domestic Institutions), contoh dari pranata yaitu adanya perkawinan atau pernikahan, tolong
menolong antar kerabat dan sebagainya. Yang kedua Pranata pemenuhan keperluan mata pencaharian
(Economic Institutions), contoh dari pranata ini berupa pertanian, industri, koperasi, perbankan dan
sebagainya. Yang ketiga Pranata pemenuhan keperluan pendidikan (Educational Institutions), contoh dari
Pranata ini berupa Pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai dengan Perguruan Tinggi, pers dan juga
perpustakaan umum. Yang keempat Pranata keperluan ilmiah manusia (Sciencetific Institutions), contoh dari
Pranata ini berupa Metodologi Penelitian, pendidikan ilmiah dan sebagainya yang berkaitan dengan observasi.
Yang kelima yaitu Pranata keperluan penghayatan atas keindahan dan rekreasi (Aesthetic and Recreational
Institutions), contoh Pranata ini berupa hal-hal yang berkaitan dengan seni, kesusastraan dan juga olahraga.
Yang keenam yaitu Pranata keperluan atas manusia kepada Tuhan atau dengan alam ghaib (Religious
Institutions), contohnya berupa doa, upacara keagamaan dan hal-hal yang berkaitan dengan batin manusia
dengan tuhan maupun media lainnya. Yang ketujuh yaitu Pranata keperluan berkaitan dengan mengatur

1
Koentjaraningrat, hlm 146-147
2
Soerjono Soekanto, Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi (2019) hlm 52
3
Koentjaraningrat, hlm 164
kekuasaan atau keseimbangan dalam kehidupan masyarakat (Political Institutions), contohnya berupa
pemerintahan, demokrasi dan juga hal-hal yang berkaitan dengan politik, keamanan dan pemerintahan. Yang
terakhir yaitu Pranata keperluan fisik dan kenyamanan hidup masyarakat (Somatic Institution), contohnya
pemeliharaan kecantikan kedokteran dan hal-hal yang berkaitan dengan Kesehatan.
Selain Pranata Sosial ada juga Struktur Sosial. Struktur Sosial ini merupakan keseluruhan hubungan
kekerabatan antara unsur-unsur sosial berupa kaidah, lembaga, kelompok maupun lapisan sosial 4.
Sederhananya Struktur Sosial ini diartikan sebagai hubungan timbal balik baik posisi maupun peranan yang ada
di dalam kehidupan sosial.
Masyarakat tidak hanya dipandang oleh Antropologi saja namun juga dengan Sosiologi, keduanya
selalu beriringan dan berkesinambungan. Kesamaan yang melekat yaitu mempelajari manusia sebagai subjek
studi atau penelitian. Seiring dengan stigma itu ternyata ada beberapa perbedaan yang dialami baik
Antropologi dan Sosiologi dalam mengkaji masyarkat, yang pertama yaitu dalam menganalisis. Memang
persamaannya yaitu menganalisis masyarakat namun yang membedakannya Antropologi menganalisis dari
aspek biologis dan perkembangan manusia sementara Sosiologi hanya menganalisis hubungan dalam
kelompok. Yang kedua berhubungan dengan jenis masyarakat, di Antropologi berhubungan dengan masyarakat
sederhana, primitif dan kurang beradab sementara Sosiologi berhubungan dengan masyarakat modern,
beradab dan kompleks. Yang ketiga yaitu mempelajari masyarakat dari ruang linkupnya, untuk Antropologi
mempelajari masyarakat dalam ruang lingkup yang kecil dan lebih kearah komunitas sementara Sosiologi
mempelajari masyarakat dalam ruang lingkup yang lebih luas. Yang terakhir dalam penggunaan teknik
pengumpulan data dan observasi, di Antropologi sendiri dalam penelitian menggunakan teknik partisipatif dan
analisis kualitatif sementara untuk Sosiologi sendiri menggunakan angket, kuesioner, wawancara dan
investigasi serta menggunakan teknik analisis kuantitatif 5. Masyarakat memiliki subsistensi atau makna
dalam kehidupannya, subsistensi sendiri merupakan bentuk kesempurnaan bersifat positif yang berhubungan
dengan hakikat dan bukan keberadaan. Menyangkut ketentuan tentang hakikat yang substansial, hal yang
membuat itu berbeda dari yang lain. Menurut Thomisme dan Meinong, ada dua bentuk subsistensi. Yang
pertama bentuk tidak sempurna, hal ini berhubungan dengan spesies atau bisa dibilang ciri fisik atau secara
umum dikatakan sebagai perawakan. Contoh dari bentuk subsistensi ini berupa fakta yang bisa dirasakan oleh
pancaindera manusia dan hal tersebut bersifat kongkrit atau jelas wujudnya. Bentuk yang kedua yaitu
sempurna, berkaitan dengan hakikat substansial individual. Contohnya berupa agama dan kepercayaan, hal itu
bersifat kekal dan terus menerus memiliki eksistensi namun eksistensinya ada yang berupa wujud adapun yang
tidak. Subsistensi ini juga dapat mempengaruhi bentuk masyarakat, terutama pada masyarakat yang
mempunyai peran yang berlebih dan juga pengaruh yang besar. Salah satunya dalam memahami ekonomi
secukup hidup (subsistence economy) yang bersifat adaptif, dimulai dan biasanya berkembang 6.
Dalam tugas ini pula disertakan untuk membahas film yang berjudul “Captain Fantastic”, menurut
saya, keluarga yang ada di dalam film tersebut termasuk ke dalam kelompok masyarakat karena adanya
hubungan darah dan tujuan yang sama untuk mencapai sesuatu. Selain itu film ini memperlihatkan bahwa
keluarga ini menganut paham sosialisme untuk menentang kapitalis. Bentuk kelompok yang ada di dalam film
itu berupa kelompok primer karena itu keluarga (terkait) dan mempunyai kesamaan dan bentuk kedua yaitu in-
group karena berbeda dari yang lain dan dianggap memiliki sifat etnosentrisme (pemusatan budaya) atau
menganggap kelompoknya lebih punya kekuasaan daripada yang lain.

4
Soerjono Soekanto. Teori Sosiologi tentang Struktur Masyarakat. 1984. Hlm. 107-108.
5
Ade Heryana. Antropologi dan Sosiologi: Ruang Lingkup dan Sudut Pandang (2018) diakses pada tanggal 27
Maret 2022
6
Roger M. Keesing. Teori-teori tentang budaya. Hlm 4

Anda mungkin juga menyukai