Anda di halaman 1dari 7

Masyarakat

Kehidupan kolektif

Umumnya, setiap makhluk akan hidup bersama dengan makhluk


sejenisnya di dalam suatu gabungan atau kesatuan kolektif. Bila kita amati,
setiap kehidupan kolektif itu mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu:
 Adanya pembagian kerja yang jelas, misalnya ada yang bertugas mencari
makan, ada yang tugasnya mereproduksi, dan lain sebagainya.
 Sebagai akibatnya, akan terjadi ketergantungan individu satu dengan
yang lain
 Dengan demikian, individu-individu tersebut harus bekerjasama
 Untuk itu diperlukan adanya komunikasi antar individu agar kerjasama
dapat terlaksana
 Ini berarti akan terjadi diskriminasi terhadap warga luar

Untuk bertahan hidup di dalam kesatuan kolektif, makhluk-makhluk


yang tergabung di dalamnya harus menganut azas altruisme (azas hidup
berbakti untuk kepentingan yang lain). Mereka harus mengembangkan suatu
hubungan bantu-membantu dan kerjasama yang serasi agar mereka menjadi
kuat dan bertahan hidup di alam yang ganas dan kejam. Sebaliknya, seorang
ahli filsafat bernama H. Spencer berpendapat bahwa suatu makhluk dapat
bertahan hidup karena ia menganut azas egoisme (azas mendahulukan
kepentingan diri sendiri di atas kepentingan yang lain). Dengan
mengembangkan sifat egois ia menjadi cocok dengan alam dan dapat
bertahan hidup (survival of the fittest) (Koentjaraningrat, 1986:137).

Tindakan manusia bukan didasarkan oleh naluri, tetapi karena adanya


akal yang membuat manusia dapat mengadakan pilihan dan seleksi terhadap
pelbagai alternatif dalam tingkah lakunya. Oleh karena itu, manusia dapat
melakukan pengulangan tingkah laku untuk masalah yang sama dan
kemudian mengkomunikasikannya pada individu lain dalam kolektif
sehingga tingkah laku tersebut menjadi pola yang mantap (ini yang kita
sebut adat). Jadi, tingkah laku (tidak terencana dalam gen) dimiliki dengan
cara belajar (action). Sedangkan kelakuan (behaviour), telah terencana
dalam gen, sehingga sifatnya adalah refleks, naluri.

Karena adanya proses belajar itulah yang mengakibatkan pola tingkah


laku manusia di Asia, Afrika, Australia, Amerika, dan Eropa tidak sama.
Unsur dalam “survival of the fittest”:
1. Sikap egois (mendahulukan kepentingan sendiri di ats kepentingan yang
lain)
2. azas altruisme (hidup berbakti untuk kepentingan yang lain). Azas ini
diperlukan untuk kehidupan kolektif.

Wujud kolektif manusia:


1. ras  tidak menyebabkan perbedaan tingkah laku
2. batas wilayah  perbedaan suku bangsa, agama
3. desa-kota
4. kelompok-kelompok kekerabatan
5. partai politik
6. lapisan sosial yang berbeda: golongan petani, buruh, kasta

Definisi Masyarakat
Masyarakat adalah kesatuan-kesatuan hidup manusia. Dalam bahasa
Inggris disebut society, berasal dari bahasa latin socius yang berarti kawan.
Dalam bahasa Arab, ada kata “syaraka” yang artinya ikut serta,
berpartisipasi; sedangkan masyarakat artinya saling bergaul.

Dengan demikian masyarakat adalah sekumpulan manusia yang


saling bergaul/berinteraksi dan mempunyai ikatan yang khusus, yaitu
pola tingkah laku (adat istiadat) yang khas, mantap dan kontinyu
mengenai semua aspek kehidupan dalam batas ketentuan tsb, serta terikat
oleh adanya identitas yang sama di antara warganya. Dalam berinteraksi,
kesatuan manusia tersebut harus mempunyai prasarana, seperti jaringan
komunikasi: laut, udara, darat, radio/tv, maupun suatu sistem upacara
bersama. Kesatuan hidup manusia yang tinggal di dalam suatu negara, kota,
dan desa dapat disebut dengan masyarakat. Jadi masyarakat itu adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama (JL & JP Gillin, 1954:139 dalam Koentjaraningrat 1986:147).

Kerumunan (crowd) penjual jamu, penonton sepak bola, asrama


pelajar, ataupun akademi kedinasan tidak dapat disebut masyarakat karena
hanya meliputi beberapa sektor kehidupan, dan bersifat sementara.

Unsur-unsur masyarakat

a. Komunitas (community):
Kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata,
dan yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat serta yang terikat
oleh suatu rasa identitas komunitas.

b. Kategori sosial (social category)

Kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau


suatu kompleks ciri-ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-
manusia itu (dilakukan oleh pihak luar). Misalnya: kategori warga di atas
umur 18 tahun. Kategori ini dibuat karena berhubungan dengan hak pilih.
Kategori tidak dapat diklasifikasikan dalam masyarakat karena:

 tidak ada orientasi sosial yang mengikat orang-orang tersebut


 tidak ada identitas
 tidak terikat kesatuan adat, sistem nilai atau norma tertentu
 tidak mempunyai lokasi, organisasi, dan pimpinan.

c. Golongan sosial

Kesatuan manusia yang mempunyai identitas sosial, terikat oleh suatu


sistem nilai, sistem norma dan adat-istiadat tertentu (jadi ada kemungkinan
bersifat kontinyu). Mereka digolongkan demikian sebagai respons/reaksi
caranya pihak luar memandang golongan tersebut (karena mempunyai suatu
ciri tertentu). Contoh golongan sosial antara lain:
 golongan pemuda: kesatuan manusia yang ada di dalamnya umumnya
mempunyai sifat muda, penuh idealisme. Golongan pemuda merupakan
positif stereotipi karena adanya kongres Pemuda tahun 1928
 golongan petani
 golongan berdasarkan profesi (dokter, guru)
 golongan Negro, merupakan negatif stereotipi
 golongan berdasarkan lapisan/kelas sosial: lapisan bangsawan, budak,
umumnya mereka mempunyai gaya hidup yang khas.

Kategori sosial dan golongan sosial tidak dapat diklasifikasikan


sebagai Masyarakat karena tidak ada prasarana khusus untuk
melakukan interaksi sosial.

d. kelompok (group)
Kesatuan manusia yang mempunyai sistem interaksi antara para
anggotanya, ada adat-istiadat serta sistem norma yang mengatur interaksi
tsb, ada identitas yang mempersatukan semua anggota, mempunyai
organisasi dan pemimpin.

2 macam kelompok:
1. kelompok yang tidak dibentuk dengan sengaja, terbentuk karena ikatan
alamiah dan ikatan keturunan yang mengikat warganya dengan adat-
istiadat dan sistem norma yang sejak dulu tumbuh. Misalnya marga
Tampubolon  primary group  informal organisation  Kelompok
 organisasi adat  sifat pimpinan kewibawaan dan karisma 
hubungan azas perorangan  gemeinschaft  solidaritas mekanik 
hubungan kekeluargaan  MASYARAKAT (kingroup, keluarga inti,
keluarga luas, klen)
2. Kelompok yang dibentuk dengan sengaja sehingga aturan-aturan
organisasi dan sistem norma yang mengikat anggotanya juga disusun
dengan sengaja. Misalnya Persatuan Karateka  association  formal
organisation  perkumpulan  organisasi buatan  pimpinan
berlandaskan wewenang dan hukum  hubungan dengan anggota
berdasarkan anonim dan azas guna  gesellschaft  solidaritas organik
 hubungan kontrak (geng anak muda, koperasi, perseroan).

Dari unsur-unsur masyarakat yang diutarakan di atas, yang dapat


disebut masyarakat adalah hanya komunitas dan kelompok karena
hanya itulah yang memenuhi persyaratan sebagai suatu masyarakat (lihat
definisi masyarakat di atas).

Individual dan masyarakat

Interaksi terjadi bila seorang individu dalam masyarakat berbuat


sesuatu sehingga menimbulkan suatu respons/reaksi dari individu-individu
lain. Dalam proses interaksi ada dua hal yang harus diperhatikan:
a. kontak: bisa melalui tatap muka, lewat pendengaran (telpon, radio),
tapi juga melalui jaringan komunikasi lain seperti buku, surat kabar,
televisi, dan lain-lain. Jadi kita melakukan kontak dengan seseorang
bisa melalui bacaan (penulis dan pembaca). Kontak saja belum berarti
ada komunikasi, misalnya seorang pembaca tidak berhasil memahami
tulisan seorang penulis. Ini artinya ada kontak, tapi tidak terjadi
komunikasi di antara keduanya.
b. Komunikasi: terjadi setelah ada kontak. Bila pihak pertama bereaksi
(bisa berupa gerak, ekspresi muka, ucapan, dan lain sebagainya)
terhadap pihak kedua setelah terjadi kontak. Di sini artinya, pihak
kedua mencoba menangkap makna yang dilontarkan oleh pihak
pertama, sehingga menjadi pangkal bagi pihak kedua untuk bereaksi.

Pranata (Institution)1

Pranata adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang


memungkinkan warga masyarakat untuk berinteraksi menurut pola-pola
resmi. Dengan kata lain, pranata adalah suatu sistem norma khusus yang
menata suatu rangkaian tindakan berpola mantap guna memenuhi suatu
keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan masyarakat.

Macam-macam pranata:
1. pranata kekerabatan  perkawinan, pergaulan antar kerabat
2. pranata ekonomi  pertanian, perburuhan, perbankan
3. pranata pendidikan  pendidikan rakyat, pemberantasan buta huruf
4. pranata ilmu pengetahuan  penelitian, metode ilmiah
5. pranata kesenian & rekreasi  seni rupa, olah raga
6. pranata keagamaan  doa, upacara, penyiaranagama
7. pranata politik  pemerintahan, demokrasi, kepartaian
8. pranata kebutuhan fisik & kenyamanan hidup  pemeliharaan
kecantikan

Pranata biasanya tumbuh dari dalam atau dari adat-istiadat masyarakat


yang bersangkutan. Namun memang ada juga yang tumbuh/muncul dari
luar, misalnya demokrasi.

Hubungan sosial: kedudukan dan peran, jaringan sosial

Interaksi sosial adalah suatu proses di mana individu bertindak dan


memberi reaksi dalam berhubungan dengan individu lainnya. Artinya, ada
pedoman-pedoman tertentu yang melandasi interaksi tersebut.

Dalam suatu interaksi, individu berada dalam kedudukan (status)


sosial tertentu yang dikonsepsikan untuknya oleh norma-norma yang menata
1
Pranata dalam bahasa Inggrisnya adalah institution dan bukan institute yang berarti lembaga (memacu
kepada bangunan fisik/gedung). Sering kali kita menggunakan kalimat yang salah dengan mengatakan
“kegiatan atau aktivitas tersebut akan dilembagakan”, seharusnya adalah dipranatakan.
seluruh tindakannya. Norma-norma ini merupakan unsur penting untuk
menganalisis masyarakat.

2 macam kedudukan:
1. Kedudukan yang diterima dengan sendirinya/tergariskan (ascribed
status), misalnya kedudukan dalam kasta tertentu: sebagai brahmana.
2. Kedudukan yang diperoleh harus dengan usaha (achieved status),
misalnya menjadi direktur suatu perusahaan.

Selain kedudukan, dalam suatu interaksi, individu juga mempunyai


peranan sosial (role), yaitu tingkah laku individu yang mementaskan suatu
kedudukan tertentu. Misalnya: dalam keluarga seseorang mempunyai
kedudukan sebagai ibu, maka peran sebagai ibu akan diwujudkannya dengan
cara merawat anak-anaknya. Secara singkat, kedudukan adalah sesuatu yang
pasif sedangkan peran adalah sesuatu yang aktif.

Konflik peran terjadi ketika individu harus merespons pelbagai status


yang disandangnya. Contoh: pak Harto pada masa lalu mempunyai
kedudukan sebagai kepala negara dalam pemerintahan dan juga sebagai ayah
ketika harus menggolkan usaha Tommy (mobil nasional Timor) putranya.
Sebagai kepala negara ia tidak boleh memberikan prioritas terhadap usaha
tersebut karena Tommy adalah salah seorang warganegara yang harus
tunduk pada aturan-aturan yang berlaku. Namun karena Tommy adalah
anaknya, pak Harto tidak dapat berperan sebagai kepala negara
menghadapinya, melainkan sebagai ayah.

Struktur sosial

Struktur sosial adalah kerangka yang menggambarkan kaitan antara


kedudukan tertentu dengan kedudukan lain, dalam hal intensitas, sifat, mutu,
dan frekuensi dari pola-pola kaitan tersebut (keseluruhan institusi yang
saling berhubungan satu sama lain).
 pertama kali dibahas oleh Radcliffe Brown dalam bukunya yang berjudul
The Andaman Islanders
 struktur sosial dapat mengendalikan tindakan individu dalam
masyarakat
 struktur sosial tidak tampak, jadi harus diabstraksikan secara induksi;
misalnya analisis sistem kekerabatan.
Jaringan sosial (social network)  J.A. Barnes

Jaringan sosial adalah suatu jaringan dari ikatan-ikatan sosial yang


menghubungkan individu-individu yang saling berkomunikasi dan
berinteraksi satu sama lainnya. Hubungan-hubungan interaksi antar individu
cocok untuk menganalisis masalah lapisan sosial. Dengan demikian,
jaringan sosial merupakan:
 pola-pola hubungan interaksi antar warga dari suatu sistem di luar
hubungan formal
 dapat digunakan untuk menganalisis proses-proses politik di daerah
pedesaan atau perkotaan
 dapat menelusuri kehidupan sosial dalam komuniti yang
bersangkutan dari dalam, dan dari sudut perasaan, sikap, dan
pandangan para individu yang menjadi warganya.

Perkembangan masyarakat erat kaitannya dengan perkembangan


teknologi. Oleh karena itu masyarakat diklasifikasikan atas:
 Masyarakat Berburu dan Peramu (teknologi sederhana, small bands,
nomaden)
 Masyarakat Perkebunan dan Peternak (mengembangkan alat-alat untuk
menggali tanah guna ditanami bibit)
 Masyarakat Agraris/pertanian
 Masyarakat Industri
 Masyarakat paska-industri

Kepustakaan
1. Koentjaraningrat, 1996. Pengantar Antropologi bab V (IV)
2. John J. Macionis, 1997. Sociology, bab II, ch. 4-7
3. William A. Haviland (diterjemahkan oleh R.G. Soekadijo), 1993.
Antropologi, bab 10-11
4. Ember & Ember, 1996. Cultural Anthropology, bab VIII, XII.
5. Koentjaraningrat, 1990. Sejarah Teori Antropologi (jilid 2), bab IV.

Anda mungkin juga menyukai