(K4312007)
(K4312011)
(K4312016)
Isnaemi Roosdiana
(K4312032)
(K4312039)
A. Pengertian Kepribadian
Kepribdian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat,
berpikir, dan merasakan, khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau
menanggapi suatu keadaan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang
dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain.Untuk memahami lebih
jauh mengenai pengertian kepribadian, berikut ini definisi yang dipaparkan oleh
beberapa ahli.
M.A.W. Brower
Kepribadian adalah sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini,
dan sikap-sikap seseorang.corak tingkah laku,
Koentjaraningrat
Kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
tingkah laku atau tindakan seseorang.
Theodore R. Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku.
Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, da sosiologis yang
mendasari perilaku seseorang.
Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan
secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri
dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup polapola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, dan mentalitas yang umumya
sejalan dengan kebiasaan umum.
Kepribadian seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang
memengaruhi kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan
naluri.
Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi,
pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya
dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit
demi sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan
penilaian positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan
selalu bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau
kejadian akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap
jam pelajaran yang kosong.
Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal
itu dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang
bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri,
yaitu untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi
dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan
bentuk, warna, suara, dan gerak.
C. Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian
Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima factor yaitu:
Warisan Biologis(Heredity)
Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia
mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada
seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan
orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap
keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam
membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
Warisan Lingkungan Alam(Natural Environment)
kepribadian dan adanya perbedaan kepribadian antar inividu yang satu dengan
individu yang lain.Teori tersebut tidak dapat diterima seluruhnya. Kita tahu bahwa
setiap orang memiliki kecenderungan khas sebagai warisan yang dibawanya sejak
lahir yang akan memengaruhi kepribadiannya pada waktu dewasa. Akan tetapi juga
harus diingat bahwa warisan genetik hanya menentukan potensi kepribadian setiap
orang. Tumbuh dan berkembangnya potensi itu tidak seperti garis lurus, namun ada
kemungkinan terjadi penyimpangan. kepribadian seseorang tidak selalu berkembang
sesuai dengan potensi yang diwarisinya.Warisan genetik itu memang memengaruhi
kepribadian, tetapi tidak mutlak menentukan sifat kepribadian seseorang. Pengalaman
hidup, khususnya pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada usia dini, sangat
menetukan kepribadian individu.
kadang bayi menangis bila di pangku oleh orang yang tidak dikenalnya. Ia
bukan saja tidak percaya kepada orang-orang yang asing tetapi juga kepada
benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan asing dan sebagainya. Kalau
menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi menangis.
b. Masa kanak-kanak awal (early childhood ditandai adanya kecenderungan
autonomy shame, doubt. Pada masa ini sampai-batas-batas tertentu anak
sudahbisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain, minum
dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak laindia ga
telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
c. Masa pra sekolah(Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiative
guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan
kecakapankecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa kegiatan,
tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia
mengalami kegagalan.Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia
memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau
berinisatif atau berbuat.
d. Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry
inferiority.Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada
masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya.
Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat
besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan dan
pengetahuannya kadangkadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan
kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa
rendah diri.
e. Masa Remaja (adolescence) ditandai adanya kecenderungan identity
Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula
oleh kemampuan dan kecakapankecakapan yang dimilikinya dia berusaha
untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari
dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitasdiri ini, pada para
remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang
dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan.
Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering
diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok
sebayanya.Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran,
dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada
masing-masing anggota.
f. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan
intimacy - isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan
yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa iniikatan kelompok
sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan
yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap
ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan
orangorang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
g. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity
stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu
telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya.
Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga
perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan
individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam
ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas.
Untuk mengerjakan atau mencapai hal hal tertentu ia mengalami hambatan.
h. Masa hari tua (Senescence)ditandai adanya kecenderungan ego integrity
despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas
pribadi,semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik
pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya
yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau
tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali
kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus
asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan
C.
tipe-tpe kepibadian menurut masing-masing para ahli agar kita lebih memahami
kepribadian peserta didik sehingga saat proses kegiatan belajar dan mengajar
berlangsung dengan maksimal.
Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan
Tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
o Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas,
bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif
bicara, impulsif,
tipologi
kepribadian
berdasarkan
cairan
tubuh
yang
memahami sikap perilaku anak puber yang kadang menaik diri, emosional,
perilaku negative dan lai-lain, serta membantunya agar anak dapat menerima
peran seks dalam kehidupan bersosialisasi dengan orang atau masyarakat di
sekitarnya.
D. Perkembangan kepribadian
Kata kepribadian dalam bahasa asing disebut dengan kata personality.
Kata ini berasal dari kata latin, yaitu persona yang berarti topeng atau seorang
individu yang berbicara melalui sebuah topeng yang menyembunyikan
identitasnya dan memerankan tokoh lain dalam drama (Buchori, 1982:91).
Sehingga kepribadian seseorang adalah perangsang dari orang tua atau kesan
yang ditimbulkan oleh keseluruhan tingkah laku orang lain.
Kepribadian bersifat dinamis (tidak statis), dan melainkan berkembang
secara terbuka sehingga manusia senantiasa berada dalam kondisi perubahan dan
perkembangan. Kepribadian selalu dalam penyesuaian diri yang unik dengan
lingkungannya dan berkembang bersama-sama dengan lingkungannya, serta
menentukan jenis penyesuaian yang akan dilakukan anak, karena tiap anak
mempunyai pengalaman belajar yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Dalam perkembangan kepribadian, konsep diri dan sifat-sifat seseorang
merupakan hal atau komponen penting. konsep diri merupakan konsep,
persepsi, maupun gambaran seseorang mengenai dirinya sendiri, atau sebagai
bayangan dari cermin diri. Konsep diri seseorang dipengaruhi dan ditentukan
oleh peran dan hubungannya dengan orang lain terhadap dirinya (Buchori
1982).
Menurut Suadianto (2009) menerangkan bahwa
Sifat mempunyai dua ciri yang menonjol, yaitu:
itu
membentuk
konsep
diri
primer
yang
sangat
dan relatif tidak berubah sehingga mewarnai timbul perilaku khusus terhadap
diri seseorang. Persistensi dapat disebabkan oleh kondisi bawaan anak sejak
lahir, pendidikan yang ditempuh anak, perilaku orang tua dan lingkungan
kelompok teman sebaya, serta peran dan pilihan anak ketika berinteraksi dengan
lingkungan sosial.
E. Pengaruh kepribadian terhadap peserta didik
Memahami karakter seseorang memang sangat sulit, namun sangat
penting. Apalagi kita sebagai pendidik selalu bersama dengan peserta didik yang
sangat banyak dan masing-masing mempunyai karakter-karakter tersendiri.
Keadaan atau proses beajar dan mengajar tidak dapat berjalan dengan baik
apabila kita tidak saling mengenal dengan peserta didik. Saling mengenal tidak
harus dengan menghafal nama-nama dari peserta didik, tetapi pendidik harus
mengenal kepribadian dari murid-muridnya.
Berdasarkan tipe-tipe kepribadian yang telah tercantum di atas bahwa
setiap sifat yang baik pasti ada sifat yang jelek. Ada peserta didik yang diajak
berbicara selalu merespon, ada peserta didik yang periang, ada sifat atau pribadi
yang tertutup, ada peserta didik yang kurang menghargai pendidikya dan
mengaggap suatu hal biasa. Kita sebagai pedidik, kita harus mengendalikan ego
dan menambah kesabaran saat berinteraksi dengan peserta didik untuk
mengingatkan bahwa hal tersebut salah, benar, sopan dan lain-lain. Misalnya,
anak yang suka bergurau dan menganggap guru adalah teman, saat pendidik
melakukan kesalahan dan peserta didik mengejek dengan kata kurang sopan.
Apabila kita langsung memarahi dan tidak bisa menahan emosi kita, maka kita
akan ditakuti oleh dia dan bisa saja peserta didik tersebut dan yang lain langsung
merasa tegang dan akhirnya pada saat peajaran, bukan suasana yng
menyenangkan yang didapat melainkan suasana tegang. Kita sebagai pendidik
harus melihat kepribadian siswa tersebut apakah mudah tersingung atau tidak.
http://wapannuri.com/a.karakter/perkembangan_kepribadian_manusia.html
http://nersblogger.blogspot.com/2012/11/perkembangan-kepribadian.html
http://sadidadalila.wordpress.com/2010/09/30/kepribadian-peserta-didik-dankarakteristiknya/
http://alfinpink1.blogspot.com/2010/01/macam-macam-karakteristikkepribadian.html