Anda di halaman 1dari 10

SOSIALISASI DIDALAM MASYARAKAT

Gramedia Literasi

Home » Sosiologi » Pengertian Sosialisasi:

Pengertian Sosialisasi

Secara luas, pengertian sosialisasi adalah suatu proses interaksi dan pembelajaran yang dilakukan
seorang manusia sejak lahir hingga akhir hayatnya di dalam suatu budaya masyarakat. Sedangkan,
pengertian sosialisasi secara sempit berarti sebuah proses pembelajaran dari manusia agar dapat
mengenali lingkungan yang kelak akan ia hidupi, baik lingkungan fisik ataupun sosial.

Secara umum, pengertian sosialisasi adalah suatu proses belajar-mengajar dalam berperilaku di
masyarakat. Beberapa orang juga mengatakan bahwa sosialisasi adalah proses penanaman nilai,
kebiasaan, dan aturan dalam bertingkah laku di masyarakat dari satu generasi ke generasi lainnya.
Dalam proses sosialisasi sendiri, manusia disesuaikan dengan peran dan status sosial masing-masing di
dalam kelompok masyarakat.

Dengan adanya proses sosialisasi, maka seseorang bisa mengetahui, memahami sekaligus menjalankan
hak dan kewajibannya berdasarkan peran status masing-masing sesuai budaya masyarakat. Selanjutnya,
dalam proses pengenalan hak dan kewajiban seorang manusia dewasa, setiap individu atau manusia
perlu melakukan sosialisasi untuk mempelajari dan mengembangkan pola-pola perilaku sosial bersama
anggota masyarakat lainnya.

.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri sosialisasi primer dalam ilmu sosiologi:

1. Terjadi di Lingkungan Keluarga

Sosialisasi primer dimulai sejak individu lahir dan terutama terjadi di dalam lingkungan keluarga.

Keluarga adalah agen sosialisasi utama dalam tahap ini. Anak-anak belajar nilai-nilai, norma-norma, dan
perilaku dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

2. Pembentukan Dasar Kepribadian

Sosialisasi primer memainkan peran penting dalam pembentukan dasar kepribadian individu. Nilai-nilai
dan norma-norma yang dipelajari di dalam keluarga akan membentuk dasar perilaku dan pandangan
dunia individu tersebut.

3. Masa Kanak-Kanak Awal

Proses sosialisasi primer terjadi pada masa kanak-kanak awal, yaitu sekitar usia 0 hingga 6 tahun. Inilah
saat-saat awal ketika individu mulai mengenal dunia sekitarnya dan belajar bagaimana berinteraksi
dengan orang lain.

4. Informal dan tidak Tertulis

Ciri lain dari sosialisasi primer adalah bahwa nilai-nilai dan norma-norma yang dipelajari cenderung
bersifat informal dan tidak tertulis.

Anak-anak belajar melalui pengamatan, contoh, dan interaksi sehari-hari dengan anggota keluarga
tanpa adanya aturan tertulis.

5. Pengaruh Kuat

Pengaruh sosialisasi primer memiliki dampak jangka panjang yang kuat pada perkembangan individu.
Nilai-nilai dan norma-norma yang dipelajari dalam tahap ini dapat membentuk pola perilaku yang
berlangsung sepanjang hidup.
6. Pengenalan kepada Budaya

Melalui sosialisasi primer, individu diperkenalkan kepada budaya keluarganya. Mereka belajar bahasa,
tradisi, kepercayaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga mereka.Persiapan untuk Sosialisasi
Sekunder

Sosialisasi primer juga mempersiapkan individu untuk menghadapi sosialisasi sekunder di lingkungan
yang lebih luas, seperti sekolah dan masyarakat.

Dasar-dasar nilai dan norma yang dipelajari dalam keluarga akan membantu individu beradaptasi
dengan lingkungan sosial yang lebih besar.

Dalam kesimpulannya, sosialisasi primer dalam ilmu sosiologi adalah proses pembelajaran nilai-nilai dan
norma-norma yang pertama kali dialami oleh individu di dalam lingkungan keluarga.

Salah satu ciri-ciri sosialisasi primer ialah memengaruhi pembentukan kepribadian individu dan
mempersiapkannya untuk interaksi di masyarakat yang lebih luas.

Fungsi Sosialisasi
Setelah Sobat Pijar mengetahui apa itu sosialisasi, jenis sosialisasi, tahapan sosialisasi dan tujuan
sosialisasi, mari lanjutkan pembahasan ke fungsi sosialisasi. Ada beberapa fungsi sosialisasi yang perlu
Sobat Pijar ketahui, di antaranya:

1. Menanamkan Nilai-nilai Sosial

Sosialisasi membantu menanamkan nilai-nilai sosial, seperti moral, etika, dan perilaku yang diterima
oleh masyarakat dalam membentuk identitas seseorang.

2. Mendidik Individu

Sosialisasi juga membuat individu lebih memahami bagaimana hidup dalam masyarakat, membantu
mereka memahami norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku, serta membantu mereka
mengembangkan kemampuan sosial dan keterampilan interaksi sosial.

3. Menciptakan Integrasi Sosial

Sosialisasi akan menciptakan integrasi sosial dengan memperkenalkan individu pada budaya dan tradisi
masyarakat, membantu mereka memahami perbedaan-perbedaan sosial dan bagaimana hidup dalam
keragaman.

4. Mengendalikan Perilaku

Selain itu, fungsi sosialisasi adalah membantu mengendalikan perilaku individu dengan memperkenalkan
mereka pada norma-norma dan aturan-aturan yang diterima oleh masyarakat.
5. Membentuk Identitas Sosial

Sosialisasi akan membentuk identitas sosial individu dengan memperkenalkan mereka pada budaya dan
tradisi masyarakat. Sosialisasi juga membantu individu memahami bagaimana perilaku dan identitas
mereka terkait dengan masyarakat.

6. Mengembangkan Kemampuan Sosial

Sosialisasi secara tidak langsung akan mengembangkan kemampuan sosial individu. Caranya dengan
memperkenalkan mereka pada norma-norma interaksi sosial dan membantu mereka mengembangkan
kemampuan berinteraksi dengan orang lain.

*KLASIFIKASI ATAU PENGELOMPOKAN*


Menurut Encyclopedia Britannica, pengertian struktur sosial dalam sudut pandang sosiologi didefinisikan
sebagai suatu pengaturan institusi yang unik dan juga stabil di mana setiap individu di dalamnya saling
berinteraksi satu sama lain dan hidup bersama membentuk lingkungan masyarakat.

Struktur sosial juga dipandang sebagai salah satu ilmu yang ada dalam sosiologi, dimana membahas
mengenai hubungan internal yang dilembagakan oleh individu yang berada dalam kelompok tersebut.

Terdapat pula pengertian struktur sosial menurut para ahli. Menurut George C. Homans, yang
mendefinisikan struktur sosial sebagai suatu pokok bahasan yang ada dalam ilmu sosiologi yang terkait
atau berhubungan dengan kepribadian dan perilaku sosial setiap orang yang ada dalam kehidupannya
setiap harinya untuk menyesuaikan diri dengan peraturan atau norma yang berlaku di lingkungan
tersebut.

Berdasarkan pengertian mengenai struktur sosial di atas, secara umum struktur sosial merupakan
sebagai suatu pola hubungan sosial yang terbentuk antara individu yang satu dengan individu lain yang
membentuk suatu kelompok di dalam suatu lingkungan masyarakat.

Untuk dapat lebih memahami struktur sosial, buku Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga
1945 yang menjabarkan mengenai kehidupan dan pergaulan sosial orang Batak Toba dapat kamu
pelajari.

Klasifikasi Struktur Sosial


Struktur sosial dibagi menjadi dua kategori berdasarkan klasifikasinya yang diciptakan oleh para ahli
sosiologi untuk lebih memahami mengenai pembagian dan jenis dari struktur sosial yang ada. Dua
kategori tersebut dibedakan berdasarkan sudut pandang tertentu yang ada, yaitu Stratifikasi Sosial dan
Diferensiasi Sosial. Berikut penjelasannya.

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial atau klasifikasi sosial yang memiliki perbedaan tingkatan secara vertikal merupakan
bentuk struktur sosial pada masyarakat yang pada setiap tingkatannya memiliki nilai yang berbeda
antara satu tingkatan dengan tingkatan lainnya.

Dalam stratifikasi sosial dapat dibagi lagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu stratifikasi sosial tertutup,
stratifikasi sosial terbuka, dan yang terakhir stratifikasi sosial campuran.

a. Stratifikasi Sosial Tertutup

merupakan stratifikasi sosial yang menggambarkan bahwa tidak memungkinkan bagi individu maupun
kelompok yang berada dalam tingkatan tertentu untuk terjadi mobilitas sosial atau yang dimaksud
dengan terjadinya perpindahan posisi dari satu tingkatan ke tingkatan lain. Contoh dari stratifikasi sosial
tertutup ini adalah sistem kasta yang ada pada masyarakat Bali di Indonesia.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka

merupakan stratifikasi sosial yang menggambarkan bahwa sangat memungkinkan bagi individu maupun
kelompok yang berada dalam tingkatan tertentu untuk terjadi mobilitas sosial atau yang dimaksud
dengan terjadinya perpindahan posisi dari satu tingkatan ke tingkatan lain baik meningkat maupun
menurun.
Contoh dari stratifikasi sosial terbuka ini adalah ketika seseorang yang tadinya merupakan buruh pekerja
yang kemudian membuka usaha dan sukses sehingga menjadi pengusaha besar, ataupun sebaliknya
ketika seorang pengusaha besar yang mengalami kerugian sehingga bangkrut.

c. Stratifikasi Sosial Campuran

merupakan stratifikasi sosial yang terjadi ketika adanya penggabungan antara stratifikasi sosial terbuka
dengan stratifikasi sosial tertutup.

Contoh dari stratifikasi sosial campuran ini dapat kita lihat salah satu contoh kasusnya adalah
masyarakat Hindu Bali, dimana seperti yang kita tahu bahwa adanya sistem kasta di dalam masyarakat
Hindu Bali yang tidak dapat diubah.

Namun, jika seseorang dari kasta rendah berpindah ke ibu kota dan menjadi pengusaha sukses atau
memiliki prestasi pendidikan maupun ekonomi maka tingkatan sosialnya juga akan naik, namun dia tidak
bisa mengubah kasta yang sudah ditentukan.

Stratifikasi dan Mobilisasi Sosial

Stratifikasi dan Mobilisasi Sosial

Beli Buku di Gramedia

Diferensiasi Sosial

Diferensiasi Sosial atau klasifikasi sosial yang memiliki perbedaan tingkatan horizontal merupakan
bentuk struktur sosial pada masyarakat yang memiliki nilai yang sama atau setara antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya. Beberapa contoh dari diferensiasi sosial adalah diferensiasi ras maupun
etnisitas, diferensiasi agama, diferensiasi suku, dan masih banyak lagi.
Soerjono Soekanto yang merupakan Lektor Kepala Sosiologi dan Hukum Adat di Fakultas Hukum
Universitas Indonesia menyatakan bahwa diferensiasi sosial merupakan variasi dari pekerjaan, prestise,
serta kekuasaan sebuah kelompok dalam lingkungan masyarakat yang berkaitan dengan interaksi
ataupun akibat umum yang terjadi karena adanya proses interaksi sosial.

Diferensiasi sosial berdasarkan ciri-cirinya dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu ciri fisik, ciri sosial,
dan ciri budaya yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Ciri Fisik

merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan bentuk fisik antara individu dengan
individu yang lain dalam suatu lingkup masyarakat. Contoh dari ciri fisik ini adalah, bentuk mata, warna,
maupun rambut.

b. Ciri Sosial

merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan status sosial yang dimiliki
seseorang. Contoh dari ciri sosial ini adalah jabatan, profesi, maupun kekuasaan yang dimiliki seseorang.

c. Ciri Budaya

merupakan diferensiasi sosial yang terjadi ketika adanya perbedaan budaya antar individu. Contoh dari
ciri budaya adalah perbedaan agama, suku, ras, bahasa, kepercayaan, adat istiadat, maupun norma atau
nilai yang dipegang oleh seseorang. Penjelasan lebih lanjut juga dapat kamu temukan pada buku Agama
& Pembentukan Struktur Sosial dibawah ini.

Ada banyak contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, baik itu tindakan
pelanggaran kecil hingga tindakan kriminal.
Berikut ini kumpulan contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Contoh Penyimpangan Sosial di Keluarga

Contoh Penyimpangan Sosial di Keluarga:

Kekerasan dalam rumah Tangga (KDRT).

Berbicara kasar kepada anggota keluarga, terutama kepada yang lebih tua.

Melakukan tindakan kriminal yang mencoreng nama baik keluarga.

Anak yang berbohong pada orang tua.

Orang tua yang memarahi anak secara berlebihan.

Pertengkaran orang tua antara ayah dan ibu dalam suatu keluarga.

Merusak barang-barang di rumah dengan sengaja.

Orang tua yang membentak anak-anak dengan keras.

Pertengkaran antarsaudara (kakak dan adik) karena suatu hal.

Orang tua yang memaksakan kehendak mengenai masa depan anak.

Anda mungkin juga menyukai