Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA BARU

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh

1. Firda Khoirunnisa (16.1152.S)


2. Safira Danis Wardani (16.1185.S)
3. Tesa Natasya (16.1193.S)
4. Yuni Sahira (16.1208.S)

S1. KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2019


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aspek terpenting dalam keperawatan keluarga adalah pemberian
asuhan pada unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan
komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa
kesehatan para anggota keluarga sudah ditanggulangi secara insidental, tetapi
keluarga belum dilihat sebagai klien dari keperawatan. sebenarnya, keluarga sebagai
unit asuhan keperawatan sangat besar pengaruhnya terhadap individu dan kelompok.
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya.
Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru
(keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan
fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan
sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan
keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan baru dengan
keluarga dan kelompok social lainnya.

B. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian keluarga
2. Mampu menjelaskan struktur keluarga
3. Mampu menjelaskan macam –macam tipe keluarga
4. Mampu menjelaska tahap- tahap perkembangan keluarga
5. Mampu menjelaskan Fungsi Keluarga
6. Mampu menjelaskan Definisi Keluarga Baru Menikah
7. Mampu menjelaskan Tahap – Tahap Pasangan Baru Menikah
8. Mampu menjelaskan Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru
Menikah
9. Mampu menjelaskan Tugas Perkembangan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta
social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari interaksi yang regular dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai tujuan umum.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam
keadaaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan
serta empertahankan kebudayaan.
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh
perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus
keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.

B. Struktur Keluarga :
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang
digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota
keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam
mengambil keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana
pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a. Struktur peran formal
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga
dalam melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan
harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten.
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b. Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam
keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali
peran tersebut sering dilakukan secara konsisten
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran
disfungsional serta bagaimana dampaknya terhap anggota keluarga
c. Analisa Model Peran
1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga
dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan nilai-nilai
tentang perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi
pasangan dan sebagai orang tua.

d. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran :


1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas sosial
mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam keluarga.
2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran
3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
4. Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah :
a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d. Identifikasi sejauh mana keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga
serta kesadaran dalam menganut sistem nilai.
e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan
keluarga terhadap nilai keluarga
g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.

C. Macam –macam tipe keluarga


1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Yaitu keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam saturumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non Tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

D. Tahap- tahap perkembangan keluarga


Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun
secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama :
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan
keluargamasing-masing-masing.
a. Membina hubungan intim yan memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain teman, kelompok social
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelaahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran
anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaski, hubungan
sexual dan kegiatan keluarga
c. Mempertaruhkan hubungan yang memuaskan
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-
7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat
remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah
anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1. Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
a. Pola kebutuhan keluarga
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya,
serta bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari
anggota keluarganya.
2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-
masing anggota keluarga
b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu
sama lain serta bagaimana mereka saling mendukung
2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama
lain, serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan
keterikatakan serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga
sehingga terbina keterikatan dalam keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan
usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam
keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam
membesarkan anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan
makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.

F. Definisi Keluarga Baru Menikah


Sedangkan Pasangan baru menikah adalah ketika seorang laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui pernikahan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing.

G. Tahap – Thap Pasangan Baru Menikah


1. Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga via
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing.
2. Mempersiapkan keluarga yang baru.
3. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
4. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
5. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan keluarga sendiri. Masing-
masing menghadapi perpisahan dengan keluarga orangtuanya, mulai membina
hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
6. Yang perlu diputuskan : kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah
yang diharapkan

H. Masalah Yang Biasa Dilakukan Oleh Pasangan Baru Menikah


1. Tidak menghadapi masalah utang
Ternyata, menurut data dari thenest.com, masalah keuangan adalah masalah paling
utama yang dipermasalahkan oleh pasangan. Jika sudah menikah, maka ada
baiknya Anda mengeluarkan dan mengutarakan semua masalah perutangan Anda,
toh ia adalah pasangan Anda, tak ada yang perlu ditutup-tutupi, tetapi perlu
dihadapi bersama. Kemudian, cobalah berhitung dan rencanakan keuangan Anda
untuk ke depannya. Jika perlu, temui ahli perencana keuangan.
2. Mengasingkan diri dari pertemanan
Teman-teman adalah kunci sukses dari pernikahan. Jadi, jangan mengasingkan
diri dari mereka. Jika teman-teman Anda yang lajang berkumpul, pastikan
segalanya sudah dalam keadaan aman di rumah, lalu ikutlah pergi bersama
mereka, tentu dengan seizin suami. Hanya karena Anda tidak ikut-ikutan flirting
bersama pria di klub bukan berarti Anda tidak bisa menjadi teman yang suportif.
3. Tidak cukup seks
Sebanyak 60 persen pasangan baru menikah yang mengikuti survei mengatakan
bahwa kehidupan seks mereka berantakan. Alasan terbanyakn ialah kesibukan.
Coba untuk menginisiasikan acara berhubungan intim dengan pasangan. Bahkan,
kalau perlu, buat jadwalnya. Jika Anda mulai terbiasa untuk melakukannya, maka
Anda akan makin menginginkannya, tak tertutup kemungkinan akan makin
menyukainya juga.
4. Tidak menjaga tubuh
Pernahkah Anda menyadari, biasanya orang-orang yang baru saja menikah akan
terlihat lebih "makmur" dalam hal berat badan? Ya, entah mengapa, ini selalu
terjadi. Mungkin karena kebiasaan minum atau makan di malam hari atau karena
sibuk berlelah-lelahan pada malam hari sehingga pada pagi harinya jadi lebih
semangat untuk sarapan dalam jumlah banyak. Wah, ini mesti diwaspadai.
Sebaiknya Anda mulai memperbanyak agenda untuk berolahraga bersama
pasangan.
5. Mertua dan ipar
Lima puluh persen pasangan yang disurvei oleh thenest.com memiliki masalah
dengan mertua dan ipar mereka. Cobalah untuk mengatur ekspektasi, seperti Anda
akan datang berkunjung bersama pada akhirnya, ini akan kembali menghantui
Anda.
6. Pertengkaran tak penting
Anda tahu, kadang hidup seatap dengan orang yang Anda pikir sudah Anda kenal
bisa jadi hal yang sangat memusingkan. Cobalah untuk tidak mudah terpancing
amarah. Namun, jika memang emosi marah sudah memuncak, ucapkan permisi,
bilang bahwa Anda butuh waktu untuk sendiri dulu. Tenangkan diri Anda sejenak.
Pastikan Anda dalam keadaan tenang dan kepala dingin saat ingin menyelesaikan
masalah tadi. Saat emosi, pikiran Anda tidak tenang dan bisa saja mengucapkan
hal-hal yang tak Anda maksudkan yang bisa saja malah memperburuk masalah.
7. Terobsesi dengan bayi
Tentu, ingin memiliki bayi adalah langkah besar berikut dalam hidup setelah
menikah. Namun, tenanglah, jangan terburu-buru dan menjadi terobsesi untuk
memilikinya segera. Rata-rata, pasangan memiliki bayi dalam jangka waktu 3
tahun pernikahan mereka. Jadi, mengapa terburu-buru? Nikmati waktu Anda
bersama pasangan, berlibur bersama, menikmati waktu tanpa perlu pusing
memikirkan kerepotan akan keperluan bayi, dan lainnya. Toh, ketika Anda dalam
keadaan rileks, kemungkinan untuk hadirnya momongan justru lebih besar.

I. Tugas Perkembangan
Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluargakeluarga sendiri. orangtuanya, mulai
membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok social pasangan
Yang perlu diputuskan.
kapan waktu yang tepat untuk mendapatkan anak dan jumlah yang diharapkan Tugas
perkembangan keluarga baru menikah :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
a. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru
b. Sumber- sumber dari dua orang yang digabungkan.
c. Peran berubah.
d. Fungsi baru diterima.
e. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
Saling mensesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan minat
pasangan.
3. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal dan
mengupayakan hubungan dengan orang tua pasangan dan keluarga besar lainnya.
Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan perkawinannya.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat
Perawat dalam Keluarga berencana Dalam keluarga berencana peran perawat
adalah membantu pasangan untuk memilih metoda kontrasepsi yang tepat untuk
digunakan sesuai dengan kondisi, kecendrungan, sosial budaya dan kepercayaan
yang dianut oleh pasangan tersebut, oleh karena itu proses keperawatan lebih
diarahkan kepada membantu pasangan memilih metode kontrasepsi itu sendiri.
Kegagalan penggunaan metode kontrasespsi terjadi disebabkan karena kurangnya
pengetahuan wanita tersebut terhadap alat kontrasespsi itu sendiri sehingga
memberikan pengaruh terhadap kondisi fisiologis, psikologis, kehidupan sosilaL
dan budaya terhadap kehamilan tersebut. maka disinilah letak peran perawat untuk
memberikan pengetahuan yang tepat, sehingga hal di atas tidak terjadi. Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka
dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien.
Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan
pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum (Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obgyn),
pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai
edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut
berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang
direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu
jenis/metoda, perawat dapat menanyakan alasan penggunaan metoda tersebut.
pertanyaan-pertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang
dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat
menentukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi.
Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai diafragma,
kapan dan di mana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien
tersebut harus mengkonsumsi pil KB dengan menggali tingkat pengetahuan
klien, perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam
penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang
dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai.
Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien
terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga
pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi
bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di
konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan
peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.
4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat
Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang
pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji faktor-faktor yang dapat
membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien
yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric,
budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan.
Adapun kontraindikasi penggunaan metoda kontrasepsi yang berkaitan dengan
riwayat kesehatan adalah:
a. Kontrasepsi oral
1.) Pil keluarga berencana terpadu
Riwayat TBC, kejang, kanker payudara, benjolan payudara, telat
haid, hamil, pendarahan abnormal, hepatitis, penyakit jantung,
tromboplebitis. Untuk wanita perokok, usia lebih dari 35th,
pengidap DM, epilepsy, dan penderita hipertensi tidak dianjurkan
menggunakan pil keluarga berencana.
2.) Mini Pil
Mini pil ini sebaiknya tidak digunakan pada wanita yang harus
menghindari segala jenis metoda hormonal, atau yang mejalani
pengobatan kejang
b. Kontrasepsi Hormonal
1.) Hormone Implant
Kanker/benjolan keras di payudara, terlambat haid, hamil,
perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit jantung
dan keinginan untuk hamil kurang dari lima tahun.
2.) Hormone Injeksi
Suntikan terpadu tidak boleh diberikan pada wanita dalam masa
menyusui.
c. Kontrasepsi Mekanik
1.) Diafragma dan kap servik Diafragma dan kap servik tidak
dipakai pada wanita dengan riwayat alergi lateks dan riwayat
toksik shock syndrome.
2.) IUD Hamil atau kemungkinan hamil, resiko tinggi terkena
penyakit yang menular lewat hubungan seks, riwayat infeksi alat
reproduksi, infeksi sesudah persalinan/aborsi, kehamilan ektopik,
metroragia dismenorhea, anemia dan belum pernah hamil, mola.
8. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi ini tidak ada kontraindikasinya, karena sifatnya permanen.
Digunakan bagi pasangan yang sudah tidak ingin atau sudah tidak
memungkinkan untuk mempunyai anak Analisa Data Kurang
pengetahuan tentang keluarga berencana merupakan penyebab tersering
dari gangguan fisik, psikologis dan social dalam kaitannya dengan
kehamilan yang tidak direncanakan.

PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.A
2. Usia : 24 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Guru
5. Alamat : Denasri Kulon, Kec Batang, Kab. Batang
6. Komposisi Anggota Keluarga :

N
Na
o Umur L/P Agama Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan
ma
.

1 Tn.A 24 Tahun L Islam Suami SMA Guru

Ny.
2 22 Tahun P Islam Istri SMA Ibu rumah tangga
D

3 Ny.S 50 Tahun P Islam Mertua SD Berjualan dirumah

Imunisasi

N Hepatit
Nama Polio DPT Campak DT TT
o. BC is B
G
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2

1 Tn.A V - - - - - - - - - - - - - - -

2 Ny.D V - - - - - - - - - - - - - - -

3 Ny.S V - - - - - - - - - - - - - - -

N Nama Status Gizi TTV (TD, N, S, Alat Penampilan Riwayat Analisis


o (TB, BB, P) Bant umum penyakit/ kesehatan
. BMI) u alergi individu
1 Tn. A - - - - - -
2 Ny. D 155 cm, 70 110/70, 90x/mnt, - Kedaan - Nyeri
kg 17x/mnt umum baik pada
pinggang
3 Ny.S 156 cm, 78 120/80, 85x/mnt, - Kedaan - -
kg 15x/mnt umum baik

Genogram :

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Menikah

: Keturunan

: Tinggal satu rumah

7. Tipe/Bentuk Keluarga :
Keluarga Tn.A termasuk tipe keluarga Extended Family yaitu keluarga inti yang tinggal
dengan ibu kandung Ny.D

8. Suku bangsa :
Tn.A keturunan suku Jawa, Ny.S dan Ny.D bersuku jawa, Tn.A, Ny.S dan Ny.D berasal dan
bertempat tinggal di Denasri kulon,Batang
9. Agama
Seluruh keluarga Tn.A menganut agama Islam, taat menjalankan ibadah sholat 5 waktu dan
sholat sunah, mengaji dan tidak ada kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan.

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


a. Status sosial
Bahasa yang digunakan keluaga Tn.A adalah bahasa Jawa, pola struktur sosial
yang dipakai adalah adat Jawa, hubungan dengan tetangga baik, lingkungan sekitar
rumah masih ada ikatan persaudaraan.
b. Status ekonomi
Pendapatan dari Tn.A Rp.3.000.000 per bulan, Tn.A bekerja di Solo sebagai guru
di Sekolah Dasar dan sebagai guru privat , Tn.A setiap satu bulan sekali Tn.A
pulang ke Batang. Ny.D ibu rumah tangga. kebutuhan yang dikeluarkan 2.000.000
per bulan. Barang barang yang dimiliki adalah rumah, motor, televisi.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Setiap Tn.A pulang ke Batang menyempatkan waktu untuk menemani istri belanja ke pasar,
ke mall, terkadang jalan-jalan ke tempat rekreasi terdekat mislnya seperti pantai, berkumpul
dengan keluarga dirumah. Keluarga Tn.A tidak memiliki aktivitas rekreasi yang terjadwal.

II. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga :

12. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :


Tahap perkembangan keluarga Tn.A termasuk tahap 1 pasangan baru/keluarga baru, istri
Tn.A sedang hamil 26 minggu, tugas perkembangan keluarga tahap satu yaitu:

a. Membina hubungan intim yang memuaskan


b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.

13. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi :


Tugas perkembangan Tn.A secara umum sudah terpenuhi, tetapi Ny.D mengatakan merasa
sedih ketika berjauhan dengan suami karena merasa disaat hamil membutuhkan lebih
banyak kasih sayang dan perhatian.Tn.A mengatakan merasa kurang bertanggung jawab
menjadi suami yang baik karena kurang memberikan kasih sayang, memberikan dukungan
secara langsung.
14. Riwayat Keluarga Inti :
Keluarga Tn.A terbentuk bukan karena perjodohan keluarga, Tn.A dan Ny.D sudah lama
mengenal hampir 6 tahun mengenal dan berkomitmen untuk menikah, pada tahun 2018
Tn.A dan Ny.D menikah, 4 bulan setelah menikah Ny.D hamil dan sekarang usia
kehamilannya 26 minggu. Tidak ada riwayat sakit maupun masuk rumah sakit pada Tn.A
sebelumnya, Ny.D memiliki riwayat tipus 3 tahun yang lalu.

15. Riwayat Keluarga Sebelumnya :


Nenek Ny.D masih hidup diusia 86 tahun dalam keadaan sehat tetapi mengalami penurunan
kemampuan gerak karena usianya, Kakek Ny.D sudah meninggal sejak lama di usia 85 tahun
dikarenakan usia yang sudah tua. tidak memiliki riawayat penyakit menurun seperti
diabetes, hipertensi, asma Bapak Ny.D sudah meninggal pada tahun 2009 karena
kecelakaan, ibu Ny.D sehat tidak memiliki penyakit menurun seperti diabetes, hipertensi,
asma.

III. Lingkungan

16. Karakteristik Rumah (lengkapi dengan denah rumah) :


Luas rumah 8x10m, Dinding rumah terbuat dari batu bata, terdapat 2 jendela bagian depan
terdapat ventilasi setiap ruangan, ruang tamu, ruang tv, dapur dan tempat makan, 2 kamar
tidur, 1 kamar mandi, tempat cuci pakaian dan jemur pakaian. Masing-masing ruangan
dimanfaatkan dengan baik serta sesuai dengan fungsiya. Peletakan perabotan rumah tangga
sesuai dengan tempatnya. Jenis septic tank dikubur, sumber air yang diguanakan adalah air
sumur, pembuangan sampah dengan di bakar.

Keterangan:
6 5
1: Ruang tamu
3
2 : Kamar tidur

4 3 : Kamar tidur
2
4 : Ruang Tv

5 : Dapur dan tenpat makan

6 : kamar mandi, tempat nyuci, dan menjemur pakaian

17. Karakteristik Tetangga


1 dan Komunitas :
Keluarga tinggal di Desa Denasri Kulon, Batang, hubungan antar tetangga baik, jika ada yang
sakit saling menjenguk, keluarga mengenal dan dikenal tetangga sekitar. Tn.A sebagai warga
baru masih belajar beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan berusaha mengikuti
kegiatan-kegiatan di desanya ketika pulang dirumah.

18. Mobilitas Geografi Keluarga :


Ny.D dan Ny.S tinggal di rumah tersebut selama 23 tahun, sedangkan Tn.A baru menempati
rumah bersama mertua 1 tahun ini, dan jarang dirumah karena harus bekerja di luar kota
dalam 4 bulan terakhir ini.

19. Perkumpulan Keluarga & Interaksi dengan Masyarakat :


Hubungan keluarga dengan masyarakat baik. anggota keluarga sering berinterikasi dengan
masyarakat. Tn.A memanfaatkan waktu semaksimal mungkin ketika libur dirumah dengan
berkumpul bersama, makan bersama, dan pergi bersama walapun tempat yang dekat.

20. Sistem pendukung keluarga :


Tn.A mempunyai istri sedang hamil usia 7 bulan. Ny.D tinggal bersama orang tua, meskipun
Tn.A menantu Ny.S diananggap seperti anak kandung. semuanya saling mendukung dan
menguatkan, jika ada masalah didiskusikan dan selesaikan bersama-sama. Tn.A merasa
kurang bertanggung jawab sebagai suami karena tidak bisa mendampingi Ny.D ketika
periksa kehamilan ke pelayanan kesehatan seperti rumah bidan, puskesmas, dokter
spesialis, maupun rumah sakit.

IV. Struktur Keluarga :

21. Pola dan Proses Komunikasi :


Komunikasi dalam keluarga menggunakan bahasa Jawa (krama halus) dalam berkomunikasi.
Antar anggota keluarga saling terbuka jika ada masalah diselesaikan secara kekeluargaan.
Tn.A sering menghubungi keluarganya

22. Struktur Kekuatan :


Kekuatan keluarga berada pada Ny.S, karena Tn.A bekerja diluar kota,hanya pulang setiap
satu bulan sekali, meskipun kekuatan berada pada Ny.S dalam mengambil keputusan
dilakukan bersama-sama dengan Tn.A, karena menghargai Tn.A sebagai laki-laki, Ny.S
sebagai penasehat dan memberikan arah karena Tn.A dan Ny.D sebagai pasangan baru.

23. Struktur Peran :


Tn.A bertugas untuk mencari nafkah. Ny.D sebagai istri bertugas sebagai ibu rumah tangga,
mengerjakan pekerjaan rumah, dan membantu ibu Ny.D berjualan dirumah.

24. Nilai – nilai dan Norma - norma Budaya :


Orang tua Ny.D mengatakan bahwa orang hamil harus makan yang kerng-kering, tidak boleh
makan ikan laut, daging, telur. Orang tua Ny.D menganggap orang hamil tidak boleh banyak
bergerak.

V. Fungsi Keluarga

25. Fungsi Afektif


Keluarga Ny.S selalu berusaha membuat rukun anggota keluargnya, saling menghargai peran
masing-masing dan harmonis. Tn.A sangat menyayangi istrinya dan menghormati ibu mertua
sama seperti ibu kandung. Ketika Tn.A bekerja merasa menjadi jauh dengan keluarga
sehingga kurang dalam memberikan dukungan emosi.

26. Fungsi Sosialisasi


Tn.A berusaha selalu menjaga hubungan dengan istri agar harmonis meskipun terkadang
Ny.D merasa kesepihan dan kurang mendapat kasih sayang, hubungan dengan ibu
mertuanya juga baik. Ny.S berusaha mengerti posisi Tn.A yang bekerja di luar kota.

27. Fungsi Perawatan Kesehatan


a. Mengenal masalah
Ny.D dan Tn.A belum mampu beradaptasi dengan perubahan pekerjaan Tn.A yang
berada diluar kota sedangkan Ny.D sedang hamil dan merasa membutuhkan
perhatian dan kasih sayang yang lebih.
b. Tn.A belum mampu memberikan/penangan pertama jika ada anggota keluarga
yang sakit, misalnya ketika ada masalah berkaitan dengan kehamilan Ny.D, Tn.A
merasa bingung harus melakukan apa karena tidak selalu bisa mendampingi
istrinya.
c. Keluarga Tn.A menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia seperti
Puskesmas, Klinik dokter atau bida, dan Rumah sakit terdekat.
d. Keluarga mampu memelihara kebersihan lingkungan, terlihat rumahnya bersih,
terdapat tanaman didepan rumah dan samping rumah, terdapat tempat sampah dan
tempat pembakar sampah dibelakang rumah.

28. Fungsi Reproduksi


Ny.D sedang hamil yang pertama, setelah melahirkan Ny.D dan Tn.A belum merencanakan
penggunaan KB untuk menjaga jarak kehamilannya.

29. Fungsi Ekonomi :


Tn.A bekerja mengajar pendidikan agama di SD, Tn.A dapat memenuhi keutuhan dasar,
kebutuhan sosial dan pengembangan tetapi Tn.A belum dapat memberikan sumbangan
(kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur. Maka dari itu Tn.A harus
memenuhi kebutuhan keluarganya. Tingkat kesejahteraan Tn.A tahap ke tiga.

VI. Koping Keluarga :

30. Stressor keluarga jangka pendek dan jangka panjang :


Stresor jangka pendek : Ny.D mengatakan takut jika kelahiran anaknya tidak normal

Stresor jangka panjang : Ny.D dan Tn.A bingung bagaiman cara merawat anaknya, karena
Tn.A jarang dirumah sehingga tidak bisa membantu merawat anaknya setiap hari.

31. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap masalah :


Ketika ada masalah kesehatan istrinya berkaitan kehamilannya misalnya Ny.A diukur
tekanan darah hasilnya rendah, Tn.A berusaha tetap tenang, santai agar istri tidak panik,
mencari informasi dan meminta bantuan ibu Ny.D untuk mengatasi masalah tersebut.

32. Strategi Koping yang Digunakan


Tn.A berkonsultasi pada dokter kandungan, membantu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan
istri sesuai anjuran dari dokter, meskipun terkadang orang tua Ny.S masih percaya dengan
mitos zaman dulu.

33. Strategi adaptasi disfungsional :


Jika ada masalah Tn.A dan Ny.D berusaha untuk menyelesaikan dengan baik-baik ikhlas,
sabar dan selalu berdoa agar dimudahkan dalam menyelesaikan masalah. Mengklarifikasi
setiap ada kesalapahaman.

VII. Pengkajian pada Ibu Hamil :


1. Keadaan kesehatan ibu hamil:
a. Pengkajian khusus ibu hamil
Ny.D umur 22 tahun G1P0A0 26 minggu, Tb 155cm, bb 70 kg, TD 110/70, N
90x/mnt, Rr 17x/mnt, Hb 10,5 mg/dl TFU 3 jari diatas pusat.
Fokus pemeriksaan fisik:
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, bentuk kepala metris
Menggunakan alat bantu melihat
Dada : Inspeksi : tidak terlihat denyut jantung
Palpasi : denyut jantung teraba kuat
Auskultasi : reguler
Perkusi : pekak
Abdomen : Tidak ada jahitan bekas operasi,tidak ada lesi
Palpasi TFU: 3 jari diatas pusat
Auskultasi: DJJ 140x/menit
Ekstremitas : Tidak ada pembengkakan pada tangan dan kaki, tidak ada
varises pada kedua kaki
b. Support keluarga
Keluarga selalu mendukung dan memberikan apa yang dibutuhkan selama
kehamilan.
c. Nutrisi ibu hamil
Jenis makanan : beragam (nasi, lauk)
Porsi makan : sedikit tapi sering
Frekuensi makan :>4x/hari
Pantang makan : terdapat pantang makan seperti ikan, daging
Masalah makan : Ny.D kurang menyukasi sayuran
d. Rencana melahirkan
Ny.D berencana melahirkan normal tetapi Ny.D khawatir karena kedua matanya
minus 5, banyak yang mengatakan jika mata minus harus melahirkan caesar.
e. Perawatan payudara
Ny.D mengatakan selama hamil belum pernah melakukan perawatan payudara
f. Senam hamil
Selama hamil Ny.D belum pernah melakukan senam hamil, karena di desanya
tidak ada yang mengadakan senam hamil. Ny.D mengatakan pinggangnya terasa
sakit, jika pinggang sakit Ny.D hanya rebahan. Posisi Ny.D ketika berdiri
condong kedepan, posisi ketika duduk nyender punggung tidak lurus dan tegak.
VIII. Harapan Keluarga :
Keluarga berharap keluarganya tetap utuh, sehat selalu. Proses kehamilan dan
persalinan Ny.D lancar. Tn.A berharap perawat dapat memberikan pengetahuan
mengenai kehamilan dan melahirkan sehingga bisa menghadapi setiap ada masalah
kesehatan berkaitan dengan kehamilan anak pertamanya.
IX. Diagnosa Keperawatan Keluarga

DIAGNOSA KEPERAWATAN
DATA
KODE DIAGNOSIS

Ds: 00099 Tidak efektifan pemeliharaan

-Ny.D mengatakan pinggangnya terasa sakit, kesehatan berhubuhan dengan

Ny.D hanya rebahan untuk mengurangi rasa kurang pengetahuan terhadap

sakit. perawatan selama hamil

-Ny.S mengatakan bahwa orang hamil harus


makan yang kerng-kering, tidak boleh makan
ikan laut, daging, telur.

-Ny.S menganggap orang hamil tidak boleh


banyak bergerak.

Do:

-Posisi Ny.D ketika berdiri condong kedepan,

-posisi ketika duduk nyender punggung tidak


lurus dan tegak.

-HB : 10,5 Mmg TD 110/70, N : 90x/mnt,


RR17x/mnt

Ds : 00063 Gangguan proses keluarga


berhubungan dengan
-Ny.D mengatakan merasa sedih ketika
ketidakmampuan beradaptasi
berjauhan dengan suami karena merasa disaat
dengan perubahan
hamil membutuhkan lebih banyak kasih sayang
dan perhatian.

-Tn.A mengatakatak kurang baik menjadi suami


yang baik karena kurang memberikan kasih
sayang, memberikan dukungan secara
langsung kepada istrinya.

-Tn.A mengatakan belum mampu


memberikan/penangan pertama jika ada
anggota keluarga yang sakit, misalnya ketika
ada masalah berkaitan dengan kehamilan
Ny.D, -Tn.A merasa bingung harus melakukan
apa karena tidak selalu bisa mendampingi
istrinya

Do:

-Ny.D dan Tn.A belum mampu beradaptasi


dengan perubahan pekerjaan Tn.A yang berada
diluar kota sedangkan Ny.D sedang hamil dan
merasa membutuhkan perhatian dan kasih
sayang yang lebih

-Ny.D dan Tn.A tampak kurang memanfaatkan


fasilitas teknologi yang dimiliki.

X. Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan


Diagnosa Keperawatan:Tidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubuhan dengan
kurang pengetahuan terhadap perawatan selama hamil

NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN

2/3 Ny.D hamil yang


1 Sifat Masalah 2 1 2x1/3 pertama sehingga
informasi dan
pengalaman yang
didapat minim. Ny.D
tinggal bersama
orangtuanya di desa
yang rata-rata
masyarakatnya masih
mempercayai mitos dan
tabuh makanan
sehingga mempengaruhi
kesehatan kehamilannya

2 Keluarga Tn.A mudah


menerima informasi
kesehatan dan segi
Kemungkinan masalah
2 2 2 2x2/2 perekonomian tergolong
untuk diubah
mampu sehingga
kemungkinan masalah
diubah mudah

1 Keluarga Tn.A mau


memelihara kesehatan
Potensial masalah untuk tidak berdasarkan mitos-
3 3 1 3x1/3
dicegah mitos jaman dulu
sehingga potensial
masalah dicegah tinggi

1 Keluarga merasakan
terjadi masalah dan
4 Menonjolnya masalah 2 1 2x1/2 keluarga berupaya
untuk menyelesaikan
masalah

Total Nilai : 4 2/3

Diagnosa Keperawatan: Gangguan proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan


beradaptasi dengan perubahan

NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


1/3 Klien merupakan
pasangan baru menikah
yang sedang hamil dan
Tn.A sebagai suami
1 Sifat Masalah 1 1 1x1/3
bekerja diluar kota, klien
belum mampu
beradaptasi dengan
perubahan

1 Klien pengguna
smartphone, dengan
pemanfaatan
kecanggihan teknologi
Kemungkinan masalah
2 2 2 2x2/2 klien bisa menjalin
untuk diubah
komunikasi yang lebih
baik lagi sehingga
kemungkinan masalah
diubah mudah

1 Masalah terjadi belum


Potensial masalah untuk lama, sehingga potensial
3 3 1 3x1/3
dicegah masalah untuk dicegah
tinggi

1 Keluarga merasakan
terjadi masalah dan
4 Menonjolnya masalah 2 1 2x1/2
keluarga berupaya untuk
menyelesaikan masalah

Total Nilai : 31/3

Keterangan skor, bobot dan nilai

NO KRITERIA SKOR BOBOT Nilai

1 Sifat Masalah :

- Aktual 3 1
- Resiko
2
- Potensial
1

2
Kemungkinan masalah untuk diubah:
2
- Mudah 2
1
- Sebagian
- Sulit
0

3
Potensial masalah untuk dicegah:
3
- Tinggi 1
2
- Sedang
- Rendah
1

4
Menonjolnya masalah
2
- Masalah dirasakan dg ada upaya 1
- Masalah dirasakan dg tidak ada upaya 1

- Masalah tidak dirasakan


0

Rumus Nilai : Skor X Bobot

Skor Tertinggi

Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

KO DIAGNOSA KODE TUJUAN KODE INTERVENSI


DE

000 Tidak Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu


99 efektifan masalah mengenal masalah
5602
pemeliharaan
Pengetahuan: manajement Pengajaran : proses
kesehatan 1849 5606
selama kehamilan penyakit
berhubuhan
dengan Pengetahuan tentang proses 5604 Pengajaran: individu
kurang kehamilan
1602 Pengejaran: kelompok
pengetahuan
terhadap
perawatan
Kemampuan memutuskan Kemampuan memutuskan
selama hamil
tindakan keyakinan keluarga tindakan keyakinan
untuk meningkatkan atau keluarga untuk
memperbaiki kesehatan meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
Kepercayaan mengenai
kesehatan Dukungan pengasuhan
1701
Kemampuan melakukan Dukungan pengambilan
7040
berpartisipasi dalam keputusan

2202 memutuskan perawatan 5250


kesehatan

Partisipasi keluarga dalam


perawatan professional

2609

Keluarga mampu merawat Keluarga mampu merawat


keluarga keluarga

Manajement diri : pengaturan Konseling nutrisi


1617 5246
diet
Monitoring nutrisi
1160
Perilaku kepatuhan: diet yang

1622 dianjurkan

Orientasi kesehatan

1705 Status kesehatan personal

2006

Keluarga mampu Keluarga mampu


memodifikasi lingkungan memodifikasi lingkungan

Deteksi kehamilan yang


beresiko 6610 Identifikasi resiko

1908 Control resiko: kehamilan 4360 Modifikasi perilaku


yang berisiko

1914

Keluarga mampu Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
kesehatan kesehatan

Pengetahuan tentang Konsultasi

1806 sumber-sumber kesehatan 7910


Rujukan
Perilaku mencari pelayanan 8100
Bantuan system
kesehatan
1603 7400 kesehatan
Partispasi keluarga dalam
perawatan keluarga

2605

000 Gangguan Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu


63 proses masalah: mengenal masalah:
keluarga
Fungsi keluarga Fasilitasi proses belajar
berhubungan 2602 5520
dengan Normalisasi keluarga Pengajaran: individu
2604 5506
ketidakmamp
Partisipasi keluarga dalam Pengajaran: kelompok
uan 2605 5504
perawatan profesional membangun harapan
beradaptasi
dengan Keluarga mampu mengambil Keluarga mampu
perubahan keputusan: mengambil keputusan:

Berpartisipasi dalam Dukungan membuat


5310
memutuskan perawatan keputusan membangun

1606 kesehatan harapan


Menetapkan tujuan
bersama
4410

Keluarga mampu melakukan Keluarga mampu


perawatan: melakukan perawatan:

Fungsi keluarga Mediasi konflik


2602 5020
Integritas keluarga Modifikasi perilaku
2603 4360
Normalisasi keluarga Peningkatan integritas
2604 7100
keluarga
Performa peran
1501
Mempertahankan proses

7130 keluarga

Dukungan keluarga

7140 Terapi keluarga

7150 Peningkatan peran

5370

Keluarga mampu Keluarga mampu


memodifikasi lingkungan: memodifikasi lingkungan:

Status kenyamanan: Manajemen perilaku


4350
lingkungan
Dukungan emosional
2009 4270
Menunjukan perannya
Latihan kontrol impuls
4370
Kemampuan komunikasi

1501

2700

Keluarga mampu Keluarga mampu


memanfaatkan fasilitas memanfaatkan fasilitas
pelayanan: pelayanan:

Kepuasan klien: akses menuju Memfasilitasi tanggung


3000 sumber pelayanan 4480 jawab diri XI. I
mp
Rujukan
lem
8100
ent
asi
Ke
perawatan Keluarga

NO HARI/TANGGAL JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI

1. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang nutrisi selama
kehamilan
2. Melakukan pengajaran senam

1. hamil pada trimester 2


09.00
Rabu ,12 juni 2019 1 3. Memodifikasi
wib
perilaku/memperbaiki postur tubuh
yang kurang baik (posisi ketika
berdiri,berjalan,dan duduk)
4. Memberikan bantuan sistem
kesehatan

1.Membantu keluarga mengidentifikasi


masalah

2.Membantu keluarga mengidentifikasi


penyesuaian perubahan

09.00
2. Rabu ,12 juni 2019 2 3.Memberikan dukungan dalam
wib mengatasi situasi yang sedang dialami

4. Membantu keluarga untuk


memanfaatkan smartphone untuk
meningkatkan komunikasi dalam
keluarga

XII.FORMAT PELAKSANAAN EVALUASI


DIAGNOSA TUJUAN
NO TANGGAL EVALUASI
KEPERAWATAN KHUSUS

S S: keluarga mengatakan
mengerti pentingnya
kebutuhan nutrisi selama
hamil

Keluarga mengatakan belajar


untuk tidak mengikuti mitos-
1. keluarga mitos dan tabuh makanan
mengerti
Ny.D mengatakan akan
pentingnya
membiasakan posisi tubuh
nutrisi selama
yang baik dan benar dalam
kehamilan
sehari-hari
2.Ny.D
Tidak efektifan Ny.D mengatakan akan
terpenuhi
meningkatan aktivitas seperti
pemeliharaan kebutuhan
melakukan gerakan senam
1. kesehatan nutrisi selama
Rabu ,12 juni secara mandiri
berhubuhan dengan hamil
2019
kurang pengetahuan O:
3.Ny.D
terhadap perawatan
memperbaiki -Keluarga tampak antusias
selama hamil perilaku saat diberikan pendidikan
kesehatan
4.Ny.D mampu
mempraktikan -keluarga tampak tidak
senam hamil membatasi makanan untuk
secara mandiri Ny.D

-Ny.D dapat memperbaiki


posisi tubuh yg salah

-Ny.D tampak antusias saat


diajarkan senam hamil
trimester2

A: keluarga mampu
meningkatkan pemeliharaan
kesehatan

P: - monitoring nutrisi

Tingkatkan untuk mencara


iformasi kesehatan di
pelayanan kesehatan maupun
media sosial

Gangguan proses S:
keluarga
-Ny.D mengatakan mengerti
tentang perubahan yang
terjadi dalam keluarga baru
nya.

-Tn.A mengatakan menyadari


jarak yang jauh tidak
1. Keluarga
menjadikan hambatan untuk
mampu
tetap menjalin komunikasi
mengidentifikasi
dan memberikan support
masalah
kepada keluarganya

2.Keluara
O:
mampu
Rabu ,12 juni
2. beradaptasi -Tn.A tampak tampak antusias
2019 dalam mendiskusikan
dengan
perubahan perubahan dalam keluarga
baru
3.Meningkatnya
komunikasi -Keluargameningkatkan

didalam pemanfaatkan alat komunikasi

keluarga (smartphone) untuk menjalin


komunikasi dengan keluarga

A: keluarga mampu
memahami perubahan
keluarga barunya

P: -Berikan dukungan
kemampuan mengatasi
masalah
-tingkatkan komunikasi
didalam keluarga

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya. Tugas perkembangan
kelurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun perkawinan, menghubungkan
jaringan persaudaraan secara harmonis, membina hubungan dengan keluarga lain:
teman dan kelompok social, serta merencanakan penambahan anggota baru
(mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana punya anak.
B. SARAN
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada mahasiswa agar dapat
memahami mengenai asuhan keperawatan keluarga senam ibu hamil trimester 2
dalam makalah ini sehingga bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu
kami juga mengharapkan saran dan kritik dari dosen sehingga kami bisa berorientasi
lebih baik pada makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Iqbal,Wahit dkk. 2011.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Prakte
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2011. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.
Sri, Setyowati.2010.Asuhan Keperawatan Keluarga : Konsep dan Aplikasi Kasus Cet. 2.
Jogjakarta : Mitra Cendikia.

Anda mungkin juga menyukai