Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SEMINAR

Masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan


reproduksi pada pria dan wanita dan hormonal. “Invertilitas dan
Gangguan Haid”

Disusun oleh
kelompok 3 :
1. Anasta Pravangesti K.A / P17210204165
2. Valentina Febrianti F / P17210204154
3. Vicky viorella / P17210204155
4. Siti Nur Cholis A.I / P17210204179
5. Adinda Ayu Sasadila / P17210204174
6. Krisna Dwi Navyanto / P17210204176
7. Riza Ofilia P.Z / P17210204186
8. Virly Suvi R / P17210204183
9. Khorida Alvima M.J /P17210204172

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


Kampus II : Jalan Ahmad Yani Sumberporong Lawang. Telepon (0341) 427847

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah serta inayah-NYA,
sehingga makalah tentang Masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan
reproduksi pada pria dan wanita hormonal. “Invertilitas dan Gangguan Haid”ini dapat
tersusun hingga selesai.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Ni Wayan DR, APP., M.Kes
selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun materi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran
yang konstruktif yang bersifat membangun.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.amiinn…

2
Daftar Isi

Kata pengantar.............................................................................................................2
Daftar isi.......................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan......................................................................................................4
1.1 latar belakang masalah...................................................................................4
1.2 rumusan masalah...........................................................................................4
1.3 tujuan.............................................................................................................4
1.4 manfaat..........................................................................................................5
Bab II Pembahasan...................................................................................................6
2.1 Pengertian Infertilisasi dan gangguan haid.......................................................6
2.2 Masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan reprodusi pria dan
wanita
hormonal ............................................................................................................... 6
2.3 Penyebab masalah gangguan reprodusi pria dan wanita hormonal.......................11
2.4 Cara mencegah masalah yang dapat terjadi pada pasien gangguan reprodusi pria dan
wanita hormonal .......................................................................................... 17
Bab III Penutup.......................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 19
3.2 Saran.............................................................................................................. 19
Daftar Pustaka........................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menstruasi adalah peristiwa pengeluaran darah, mukus, dan sel-sel epitel dari
uterus secara periodik. Menstruasi umumnya terjadi dengan interval setiap bulan selama
periode reproduksi, kecuali selama kehamilan dan menyusui. Menstruasi merupakan
bagian dari siklus menstruasi, suatu komponen penting dalam siklus reproduksi
perempuan.
Proses menstruasi dapat menimbulkan masalah kesehatan reproduksi perempuan
berhubungan dengan fertilitas yaitu pola menstruasi. Gangguan menstruasi dapat terjadi
pada sebagian perempuan dari negara industri maupun negara berkembang.faktor-faktor
yang berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi seperti berat badan, aktivitas
fisik, dan stress. (setyowati, 2017).
Masalah infertilitas dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami istri. Selain
menyebabkan masalah medis, infertiuilitas juga dapat menyebabkan masalah ekonomi
maupun psikologis.
Infertilitas adalah kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang-
kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secarateratur tanpa kontrasepsi.
Infertilitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu infertilitas primer dan infertilitas
sekunder. Dikatakan infertilitas primer karena pasangan belum pernah hamil. Dan
dikatakan sekunder apabila pasangan sudah memperoleh kehamilan sebelumnya.
(NILDAWENI, 2018)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari invertilitas dan gangguan haid?
2. Masalah apa yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan reproduksi pria
dan wanita hormonal?
3. Apa penyebab masalah gangguan reproduksi pria dan wanita hormonal?

4
4. Bagaimana cara mencegah atau mengatasi gangguan reproduksi pria dan wanita
hormonal?
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui tentang arti dari invertilitas dan gangguan haid secara luas.
2. Agar mengetahui masalah apa saja yang terjadi pada pasien yang mengalami
gangguan reproduksi pria dan wanita hormonal.
3. Agar dapat mengetahui tentang penyebab masalah yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.
4. Agat dapat mengetahui tentang cara mencegah atau mengatasi masalah yang terjadi
pada pasien yang mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.

1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan lebih luas dalam memahami arti invertilitas dan gangguan
haid.
2. Menambah pemahaman tentang masalah apa saja yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.
3. Menjadi lebih mengerti tentang penyebab masalah yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.
4. Menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas tentang cara mencegah atau
mengatasi masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan reproduksi
pada pria dan wanita hormonal.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Invertilitas dan Gangguan Haid


Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal
Bedah). Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.
Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis
serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil. Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu tahun. Infertilitas
primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah hamil.
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang
tidak menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup. (Smile)
Menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalami anomali atau
kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama sekali .
(Halodoc)
Gangguan menstruasi mencakup beberapa macam jenis gangguan,
seperti premenstrual syndrome   (PMS) , tiba-tiba tidak menstruasi, menstruasi terlalu
banyak, siklus menstruasi tidak teratur, atau menstruasi disertai nyeri.
Siklus menstruasi bagi tiap perempuan berbeda-beda. Rata-rata siklus menstruasi
adalah 28 hari, namun siklus menstruasi yang dianggap normal berkisar antara 21-35
hari. Menstruasi berlangsung sekitar 4-7 hari setiap kalinya.

6
Perlu diingat bahwa pola menstruasi setiap perempuan berbeda-beda. Menstruasi
yang normal bagi satu orang, belum tentu juga normal bagi orang lain. Perhatikan
siklus menstruasi Anda. Jika ada perubahan yang menetap pada siklus menstruasi, ada
baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. (Haryono, 2019)

2.2 Masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan reproduksi pria
dan wanita dan hormonal
a. Masalah yang Terjadi pada Pasien yang Mengalami Gangguan Reproduksi Pria
1. Hernia Inguinal : ketika dinding perut bagian bawah melemah sehingga usus
turun ke kantung testis atau bagian samping penis yang menyebabkan testis
terlihat lebih besar. Benjolan tersebut muncul ketika beraktifitas seperti
mengangkat benda-benda berat. Namun ketika posisi Anda terlentang akan
kembali normal dan masuk kembali ke perut. Pengobatan hernia ialah dengan
melakukan operasi untuk memperbaiki dinding perut yang robek.
2. Epididimitis : peradangan yang terjadi pada epididimis, yaitu tabung
melingkar yang terletak di belakang setiap testis. Ia berfungsi dalam
pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sel sperma yang diproduksi di
testis. Epididimitis sering disebabkan oleh infeksi atau oleh penyakit kelamin
klamidia. Gejala epididimitis termasuk rasa sakit dan pembengkakan pada
skrotum. Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke testis lainnya yang
saling berdekatan, dan menyebabkan demam dan abses (pengumpulan nanah)
3. Torsio testis : Testis memiliki saluran (korda spermatika) yang berfungsi
mengalirkan darah. Saat saluran tersebut berposisi tidak normal - bengkok
atau terpelintir - aliran darah ke testis pun terhambat. Kondisi inilah yang
disebut dengan torsio testis. Gejalanya yaitu nyeri hebat yang timbul tiba-tiba.
Jika terjadi selama beberapa jam hal ini akan menyebabkan jaringan testis
mati. Kondisi tersebut biasa dialami oleh remaja laki-laki pada usia 12-16
tahun.
4. Hidrokel : kondisi ketika kantong testis dipenuhi oleh cairan yang
mengelilingi testis. Biasanya hidrokel tidak membahayakan testis, dan tidak
menyebabkan rasa sakit. Seiring berjalannya waktu gangguan ini dapat hilang
dengan sendirinya. Jika Anda mendapati bagian testis mengalami

7
pembengkakan, segera periksakan diri ke dokter, terutama bila terjadi secara
tiba-tiba dan disertai dengan nyeri. (Berbagai Masalah yang Dapat
Mengganggu Reproduksi Pria, 2018)
b. Masalah yang Terjadi pada Pasien yang Mengalami Gangguan Reproduksi
Wanita
1. Sindrom ovarium polikistik
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah salah satu penyakit pada
sistem reproduksi wanita yang cukup sering menyebabkan masalah kesuburan.
Penyakit ini sering ditemukan pada wanita usia subur.
Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada ovarium atau kelenjar
adrenal, sehingga hormon androgen (hormon seks laki-laki) berjumlah lebih
banyak dari kadar normalnya di dalam tubuh wanita. Penyakit ini rentan
terjadi pada wanita yang memiliki kelainan hormon dan diabetes.
Wanita yang memiliki PCOS dapat mengalami beberapa tanda dan gejala,
seperti:
 Haid tidak teratur.
 Banyak rambut atau bulu yang tumbuh di bagian tubuh tertentu.
 Nyeri panggul.
 Kulit berminyak dan mudah berjerawat.
2. Infeksi menular seksual (IMS)
Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang mungkin muncul lainnya
adalah infeksi menular seksual. Wanita yang berhubungan seksual tanpa
kondom dengan penderita IMS akan tertular penyakit tersebut. Ketika
diderita oleh perempuan hamil, maka IMS bisa menyebabkan dampak serius
kepada janin.
3. Miom
Penyakit pada sistem reproduksi wanita lainnya adalah fibroid rahim atau
miom. Miom merupakan pertumbuhan tumor jinak pada dinding otot rahim
yang menyerang perempuan pada usia subur.
Meski penyebab pasti miom rahim masih belum diketahui, namun terdapat
dua faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita untuk terkena penyakit ini,
yaitu gangguan hormonal (perubahan kadar hormon estrogen dan
progesteron) dan faktor genetik atau keturunan.

8
4. Kanker pada sistem reproduksi wanita
Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita disebut juga kanker
ginekologis. Beberapa jenis kanker yang termasuk dalam kelompok kanker
ginekologi adalah kanker rahim, kanker serviks, kanker ovarium, kanker
vagina, dan kanker vulva.
5. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga cukup
sering didengar adalah endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika lapisan
jaringan di rahim tumbuh di organ atau bagian tubuh lain, misalnya di
ovarium, saluran cerna, atau kandung kemih.
Penyakit ini banyak menyerang wanita di usia 30 hingga 40an. Gejalanya
bisa berupa nyeri pada panggul atau perut, menstruasi yang sangat
menyakitkan, perdarahan di luar masa menstruasi, hingga nyeri saat BAB
atau saat berhubungan intim.
6. Radang panggul
Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi yang menimbulkan
peradangan pada organ reproduksi wanita. Penyakit ini biasanya terjadi
akibat masuknya bakteri dari vagina ke panggul, lalu menimbulkan
peradangan di daerah tersebut.
Penyakit radang panggul ini juga bisa disebabkan oleh infeksi menular
seksual, seperti gonore. Gejala radang panggul biasanya berupa nyeri
panggul dan perut, nyeri saat berkemih atau berhubungan seksual, demam,
dan munculnya cairan atau darah dari vagina. Jika tidak segera diobati,
penyakit radang panggul ini bisa menyebabkan komplikasi
berupa infertilitas.
7. Rahim turun (prolaps uteri)
Ini adalah kondisi di mana posisi rahim turun hingga ke vagina atau keluar
dari bagian tersebut. Rahim turun lebih banyak terjadi pada wanita yang
sudah menopause, usia tua, pernah melahirkan secara normal lebih dari dua
kali, dan wanita yang memiliki kelemahan otot panggul.
Gejala penyakit ini bisa berupa munculnya rasa tidak nyaman di perut atau
panggul, tampak adanya benda atau benjolan yang keluar dari vagina, nyeri
saat berhubungan seks, dan susah menahan pipis (inkontinensia urine).
8. Interstitial cystitis

9
Penyakit lain yang bisa menyerang organ reproduksi wanita
adalah interstitial cystitis. Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih atau
daerah sekitar panggul mengalami nyeri kronis, sehingga mengakibatkan
ketidaknyamanan terus-menerus.
Wanita yang menderita penyakit ini akan sering merasa ingin buang air
kecil, ada ketidaknyamanan atau nyeri di perut atau panggul, nyeri perut
(terutama saat ditekan), dan nyeri saat berkemih. (Adrian, 2019)

c. Masalah yang Terjadi pada Hormonal


Gangguan hormon terjadi ketika kelenjar penghasil hormon terganggu.
Kondisi ini membuat jumlah hormon yang dihasilkan kurang atau justru terlalu
banyak, sehingga fungsi organ tubuh tertentu terganggu dan muncul berbagai
masalah kesehatan. Gangguan hormon dalam tubuh berpotensi menimbulkan
sejumlah penyakit, tergantung hormon atau kelenjar apa yang mengalami
gangguan. Misalnya, jika gangguan terjadi pada kelenjar adrenal, bisa mengalami
masalah pada tekanan darah, metabolisme, dan fungsi ginjal. Berikut ini adalah
beberapa jenis penyakit yang umum terjadi karena gangguan hormon :
1. Sindrom Cushing
Kondisi ini terjadi karena kelenjar pituitari terlalu aktif sehigga menyebabkan
tubuh terlalu banyak menghasilkan hormon kortisol. Sindrom Cushing bisa
disebabkan oleh efek samping obat kortikosteroid dosis tinggi atau jangka
panjang, faktor genetik, hingga tumor pada kelenjar atau kelenjar adrenal.
2. Hipopituitarisme
Kondisi ini terjadi ketika kelejar pituitari tidak mampu memproduksi hormon
dengann jumlah yang memadai, sehingga pennderitanya mengalami
kekuranga hormon. Kekurangan hormon yang dihasilkan kelenjar pitutiari
dapat menimbulkan masalah kesehatan yang beragam. Pada anak
hipotituitarisme dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Sedangkan
pada orang dewasa, kondisi ini berpotensi menyebabkan kemandulan atau
infertilitas.
3. Penyakit Addison
Penyakit Addison disebabkan oleh berkurangnya hormon yang diproduksi
oleh kelenjar adrenal. Penyakit ini bisa menyebabkan penderitanya
mengalami beberapa gejala seperti sering kelelahan,, mual dan muntah,

10
perubahan warna kulit, tidak tahan terhadap suhu dingin, serta penurunan
nafsu makan.
4. PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)
Penyakit ini terjadi ketika ovarium atau indung telur terganggu dan
menyebabkan jumlah hormon didalam tubuh wanita menyebabkan jumlah
hormon didalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan
salah satu faktor penyebab kemandulan pada wanita. Penyebab penyakit
PCOS belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini diduga dapat
disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi tertentu, seperti keleibihan
hormon androge dan insulin.
5. Gigantisme
Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Kondisi gigantisme
merupakan penyakit akibat gangguan hormon ketika tubuh anak
menghasilkan hormon pertumbuhan secara berlebihan. Kondisi gigantisme
membuat anak yang mengalaminya memiliki tinggi badan dan berat diatas
rata-rata.
6. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi ketika kadar hormon tiroksin atau tiroid yang
dihasilkan kelenjar tiroid di dalam tubuh sangat tinggi. Hipertiroidisme lebih
sering terjadi pada wanita, namun kondisi ini juga bisa dialami pria.
Gangguan pada hormon ini menyebabkan proses metabolisme tubuh
terganggu, penurunan berat badan, gangguan cemas, hingga detak jantung
menjadi lebih cepat atau dada berdebar-debar.
7. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid terganggu dan tidak bisa
menghasilkan cukup hormon. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala berupa
tubuh mudah lemas, sembelit, tidak tahan terhadap suhu dingin, sering
mengantuk, dan kulit kering. Pada anak-anak, hipotiroidisme dapat
menghambat tumbuh kembang mereka. Masih ada beragam penyakit dan
kondisi lain yang berkaitan dengan terjadinya gangguan hormon dalam tubuh,
sehingga perlu serangkaian pemeriksaan yang seksama untuk bisa
menentukan penyakit yang mendasari munculnnya gangguan hormon
tersebut.

11
Gangguan hormon merupakan masalah kesehatan yang perlu diperiksa dan
ditangani oleh dokter. Untuk mendeteksi gangguan hormon, dokter perlu
serangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, seperti tes darah. Tes urine, dan pemeriksaan radiologis seperti foto
rontgen, CT Scan, USG dan MRI. Setelah jenis hormon yang bermasalah dan
penyebabnya teridentifikasi, akan diberikan pengoata sesuai dengan jenis
gangguan hormon yang dialami oleh penderita. Ganngguan hormon tidak boleh
dianggap remeh. Jika mengalami gejala-gejala gangguan hormon sebaiknya
segera konsultasikan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (Adrian D. K.,
2020 )
2.3 Penyebab masalah gangguan reprodusi pria dan wanita hormonal
a. Penyebab terjadinya infertilitas pada pria

Ada dua kemungkinan penyebab infertilitas, yaitu infertilitas pria yang


menjadi masalah utama pasangannya untuk hamil dan kemungkinan kedua adalah
infertilitas tersebut terjadi bersamaan dengan penghambat kehamilan dari sisi
wanita yang juga memiliki masalah kesuburan. Masalah yang memicu
ketidaksuburan pria dapat disebabkan oleh beragam hal, antara lain gangguan
hormonal, fisik, serta psikologis.
1. Gangguan hormonal
Kondisi ini ditandai dengan tingkat hormon yang terlalu tinggi atau
rendah sehingga memengaruhi kesuburan, antara lain:

 Hipotiroid. 

Kadar hormon tiroid yang rendah dapat menurunkan kualitas air mani,
fungsi testis, dan mengganggu libido.

 Hiperprolaktinemia. 

Kondisi hormon prolaktin yang tinggi. Kondisi ini ditemukan 10-40 persen
pada pria yang tidak subur. Kadar prolaktin yang tinggi dapat mengurangi
produksi sperma dan hasrat seksual, sekaligus menyebabkan impotensi.

 Hipogonadotropik hipopituitarisme.

Rendahnyaproduksi follicle stimulating hormone (FSH)dan lutenizing hor
mone (LH) dari kelenjar pituitari. Hal itu menyebabkan terganggunya
perkembangan sperma dan menurunnya jumlah sperma dalam testis.
Keadaan ini dapat memicu infertilitas pria.

 Hiperplasia adrenal kongenital. 

12
Atau disingkat HAK terjadi ketika kelenjar pituitari tertekan oleh kenaikan
tingkat hormon androgen adrenal sehingga menyebabkan rendahnya
produksi sperma, kurang aktifnya gerak sperma, serta banyaknya sel
sperma yang tidak benar-benar berkembang dengan baik.

 Panhipopituitarisme. 

Kegagalan kelenjar pituitari secara total dimana terdapat kekurangan


hormon pertumbuhan, TSH (thyroid stimulating hormone), dan tingkat LH
dan FSH. Gejala-gejalanya antara lain testis yang berukuran normal atau
kecil, impotensi, dan hasrat seks yang menurun.

2. Gangguan fisik
Masalah kesuburan pria dapat disebabkan oleh beragam masalah
fisik, mulai dari gangguan proses produksi sperma atau terhambatnya
perjalanan sperma dari testis menuju ujung penis. Dapat ditandai dengan
rendahnya jumlah sperma atau bentuk dan ukuran sperma yang tidak
normal. Berikut ini beberapa masalah fisik yang umumnya menyebabkan
infertilitas pria:

 Infeksi dan penyakit


Beberapa jenis infeksi dan penyakit tertentu, seperti radang testis dan
saluran testis dapat mengganggu produksi atau kondisi sperma. Bahkan
kemungkinan menghambat jalannya sperma. Di antaranya infeksi
saluran kemih dan penyakit menular seksual seperti gonore dan sifilis.
 Varikokel
Terjadinya pelebaran pembuluh darah dalam skrotum dan mencegah
darah mengalir dengan baik. Varikokel terdapat pada sekitar 15-40
persen dari para pria yang sedang melakukan evaluasi masalah
kesuburan.
 Kelainan saluran sperma
Tabung yang membawa sperma atau saluran sperma dapat mengalami
kerusakan lantaran cedera atau penyakit. Sebagian pria mengalami
sumbatan pada testis yang menyimpan sperma atau hambatan pada satu
atau kedua saluran yang membawa sperma dari testis.
 Torsio testis
Yaitu kondisi dimana testis memutar di dalam skrotum secara ekstrim,
biasanya dapat terlihat dari timbulnya pembengkakan. Torsio testis
dapat menyebabkan gangguan aliran darah di dalam testis.
 Penyakit genetik
Meski tidak banyak ditemukan, penyakit atau kelainan bawaan tertentu,
seperti sindrom jacob dan fibrosis kistik atau, juga dapat menyebabkan
infertilitas pria.
 Ejakulasi retrograde
Kelainan ini menyebabkan air mani memasuki kandung kemih,
bukannya keluar dari penis saat ejakulasi. Kemungkinan penyebabnya
yakni komplikasi dari operasi prostat, kandung kemih, atau saluran
kemih. Selain itu bisa akibat efek samping obat tertentu atau penyakit
diabetes.

13
3. Gangguan kombinasi fisik dan psikologis
Sebagian masalah seksual pada pria terkait dengan kondisi
psikologis. Meski sebenarnya gangguan psikologi dan gangguan fisik sulit
dipisahkan. Berikut ini beberapa di antaranya.

 Impotensi. Bisa disebabkan oleh satu atau kombinasi beberapa faktor.


Dulu kondisi ini dianggap sebagai masalah psikologis. Namun, penelitian
terbaru menyebut ini sebagai masalah fisik yang kemudian diperburuk
dengan masalah psikologis seperti stres, cemas, rendahnya rasa percaya
diri, dan depresi.
 Ejakulasi dini. Ketika seorang pria tidak dapat mengendalikan respons
ejakulasi setelah penetrasi minimal 30 detik. Ejakulasi dini menjadi
masalah kesuburan ketika ejakulasi terjadi sebelum penis benar-benar
berada di dalam vagina.
 Inkompetensi ejakulasi. Kondisi psikologis ini membuat seorang pria
tidak mampu ejakulasi selama hubungan seksual, namun dapat
melakukannya saat masturbasi.

4. Kemungkinan Penyebab-Penyebab Lain


Selain beberapa penyebab ketidaksuburan yang dapat dialami pria,
ada beberapa kemungkinan lain, yaitu:

 Kanker dan tumor. Keduanya dapat memengaruhi organ reproduksi


secara langsung atau melalui gangguan terhadap kelenjar yang
melepaskan hormon reproduksi, seperti kelenjar pituitari.
 Pengobatan tertentu. Misalnya penggunaan kortikosteroid dalam jangka
panjang, obat antijamur tertentu, terapi pengganti testosterone, obat-
obatan kanker atau kemoterapi, dan beberapa obat lain yang dapat
mengganggu produksi sperma dan mengurangi kesuburan laki-laki.
 Tindakan operasi sebelumnya. Beberapa operasi dapat menyebabkan
komplikasi yang menghambat keluarnya sperma pada saat ejakulasi,
antara lain vasektomi, perbaikan hernia inguinalis, pembedahan skrotum
dan prostat, serta operasi besar untuk menangani kanker pada testis dan
anus.

Selain penyebab di atas, berbagai faktor gaya hidup dan kesehatan


secara keseluruhan juga dapat berkontribusi terhadap kondisi kesuburan,
terutama jumlah dan kesehatan sperma. Faktor-faktor tersebut antara lain:

 Pertambahan usia.
 Kebiasaan merokok.
 Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
 Penggunaan obat-obat terlarang.
 Sering memakai celana dalam yang terlalu ketat.
 Paparan zat-zat berbahaya, seperti pestisida, merkuri, logam berat,
benzena, dan borium. (Adrian d. , 2018)

b. Penyebab terjadinya infertilitas pada wanita

14
1. Faktor Risiko Infertilitas

Kemungkinan ketidaksuburan wanita dapat dipengaruhi faktor-faktor


risiko sebagai berikut:

 Usia
Infertilitas wanita dapat dikaitkan dengan usia. Tingkat kesuburan wanita
menurun secara signifikan pada usia 30-an akhir. Sekitar 95 persen
wanita yang berusia 35 tahun akan hamil setelah 3 tahun melakukan
hubungan seks tanpa kontrasepsi, sedangkan hanya 75 persen wanita usia
38 tahun yang hamil pada jangka waktu yang sama.
 Merokok

Kebiasaan ini dapat merusak serviks dan tabung saluran indung


telur, sekaligus meningkatkan risiko keguguran dan kehamilan ektopik.
Rokok juga dianggap membuat indung telur Anda mengalami penuaan
lebih cepat dan akan menghabiskan sel telur Anda sebelum waktunya,
sehingga mempersulit kemungkinan hamil.

 Berat badan

Proses ovulasi dengan normal dapat terhambat ketika seorang


wanita memiliki berat badan berlebih atau kurang secara signifikan. Upaya
mencapai berat badan sehat berdasarkan kategori Indeks Massa Tubuh
(IMT) menunjukkan dapat meningkatkan frekuensi ovulasi serta
kemungkinan hamil. Disisi lain, olahraga yang terlalu ekstrim juga dapat
memicu masalah kesuburan wanita. Untuk meningkatkan pelang hamil,
wanita dan pasangannya juga perlu mengonsumsi nutrisi dan vitamin
tertentu.
 Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dikaitkan dengan
peningkatan risiko gangguan ovulasi dan endometriosis.

 Kelainan bawaan

Infertilitas wanita bisa disebabkan oleh kelainan bawaan


misalnya septate uterus, yang dapat menyebabkan keguguran berulang
atau tidak dapat hamil. Septate uterus adalah kondisi ketika adanya
kelainan pada rongga rahim, di mana uterus terbagi oleh dinding otot atau
jaringan ikat.

 Infertilitas tanpa sebab tertentu

Terkadang infertilitas wanita tidak dapat ditemukan penyebabnya.


Hal itu bisa saja dipicu oleh kombinasi dari beberapa faktor dari kedua
pasangan. Meski sulit menerima hal tersebut, tidak jarang masalah ini
teratasi sendiri seiring dengan waktu.
2. Gangguan Ketidaksuburan Wanita

15
a. Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi atau pelepasan sel telur secara berkala,
merupakan kondisi paling umum yang menyebabkan wanita tidak dapat
hamil. Sebagian kondisi membuat wanita tidak lagi melepaskan sel telur,
sebagian lagi menyebabkan sel telur hanya dilepaskan dalam jarak waktu
yang lebih lama dari yang seharusnya.
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi lantaran beberapa kondisi, seperti:
 Gangguan tiroid, termasuk hipertiroid dan hipotiroid dapat menghambat
ovulasi.

 Sindrom ovarium polikistik.Kondisi ini membuat indung telur


kesulitan memproduksi sel telur.
 Kegagalan ovarium prematur, yaitu ketika indung telur seorang wanita
berhenti berproduksi sebelum usia 40 tahun.

b. Kerusakan pada tuba falopi atau tabung saluran indung telur


Ketika tabung saluran indung telur atau tuba falopi rusak atau
tersumbat, maka hal itu akan menyulitkan sperma membuahi sel telur
atau menghalangi gerak sel telur yang sudah dibuahi ke dalam rahim.
Kerusakan itu dapat dipicu oleh beberapa faktor.
Faktor pertama adalah penyakit radang panggul, yaitu radang
pada rahim dan tabung tuba falopi oleh penyakit menular seksual seperti
klamidia dan gonore.
Yang kedua, pernah menjalani operasi besar atau operasi pada
panggul, termasuk operasi untuk kehamilan ektopik, yaitu sel telur yang
dibuahi tertanam dan mulai berkembang di saluran indung telur, bukan
rahim.
Dan faktor ketiga adalah karena tuberkulosis pada panggul.
Merupakan salah satu penyebab utama infertilitas wanita.
c. Jaringan parut pascaoperasi
Kerusakan fisik yang terjadi pada ovarium dapat mengakibatkan
gagal ovulasi. Misalnya, operasi invasif dan berulang untuk kista
ovarium dapat menyebabkan kerusakan atau munculnya jaringan parut,
sehingga ovulasi tidak terjadi. Selain itu, infeksi juga dapat
menimbulkan infertilitas wanita.
d. Gangguan lendir serviks
Saat seorang wanita tengah berovulasi, secara alami lendir
serviks menjadi lebih tipis dan encer untuk memudahkan sperma
bergerak dan menghampiri sel telur. Ketidaknormalan pada lendir
tersebut dapat mempersulit proses ini dan menghambat terjadinya
kehamilan.
e. Submucosal fibroid

16
Submucosal fibroid adalah tumor jinak dan tidak bersifat
kanker yang tumbuh di dalam atau sekitar rahim. Submucosal fibroid
berkembang dalam lapisan otot dinding rahim dan dapat berkembang
ke rongga rahim. Kondisi ini mampu mengurangi kesuburan meski
tidak diketahui apa yang memicu hal tersebut. Kemungkinan fibroid
mencegah embrio tertanam di dalam rahim.
f. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya tumbuh di
rahim, kemudian tertanam dan tumbuh di bagian tubuh lain.
Pertumbuhan jaringan tambahan dan operasi pengangkatannya dapat
menyebabkan munculnya jaringan parut. Jaringan parut kemudian dapat
menghalangi tabung saluran indung telur dan menghambat terjadinya
pembuahan sel telur oleh sperma. Kondisi ini juga bisa berdampak pada
kesuburan secara tidak langsung, namun endometriosis kemungkinan
dapat memengaruhi lapisan rahim dan mengganggu penanaman sel telur
yang dibuahi.
g. Efek samping obat-obatan
Sebagian obat-obatan dapat memengaruhi kesuburan Anda.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat tersebut:

 Obat anti-inflamasi nonstreoid (OAINS), termasuk obat golongan


aspirin dan ibuprofen. Penggunaan OAINS dosis tinggi atau jangka
waktu yang panjang dapat mempersulit proses kehamilan.
 Neuroleptik atau obat antipsikotik yang digunakan untuk mengobati
kondisi Obat tersebut terkadang membuat penggunanya tidak
mendapat haid secara regular atau bahkan mandul.
 Obat antidiuretik spironolakton yaitu jenis obat-obatan yang
dimanfaatkan guna mengatasi kelebihan Perlu waktu sekitar dua
bulan sejak berhenti konsumsi obat ini untuk mengembalikan
kesuburan ke tingkat yang normal.
 Kemoterapi sebagai terapi pengobatan kanker, terkadang
menimbulkan gangguan pada indung telur sehingga tidak mampu
berfungsi sebagaimana seharusnya. Kerusakan tersebut juga
mungkin bersifat permanen.
 Obat-obatan terlarang seperti ganja dan kokain mampu
memengaruhi kesuburan. Obat ini akan mempersulit siklus ovulasi
yaitu pelepasan sel telur tiap bulan. (Adrian d. K., Penyebab
Infertilitas Pada Wanita, 2018)

2.4 Cara mencegah atau mengatasi gangguan reproduksi pria dan wanita
hormonal
Menjaga kesehatan seksual dan reproduksi sama pentingnya dengan memelihara
kesehatan tubuh secara keseluruhan.

1. Bersihkan Organ Intim dengan Benar

17
Kebiasaan sepele ini ternyata berdampak besar terhadap kesehatan
organ seksual dan reproduksi Anda. Bersihkan organ intim dari depan ke
belakang, bukan sebaliknya, terutama bagi wanita. Membersihkan organ
intim dari belakang ke depan akan menyebabkan terbawanya bakteri anus ke
vagina/penis yang menjadi pemicu infeksi.

2. Sering Ganti Celana Dalam

Malas mengganti celana dalam juga dapat memicu timbulnya gatal-


gatal dan jamur. Mulai sekarang, gantilah celana dalam secara rutin,
minimal 2 kali sehari. Segera ganti jika celana dalam terasa lembap atau
kotor. Penting juga memilih celana dalam dari bahan yang dapat menyerap
keringat dengan baik.

3. Mengonsumsi Makanan Sehat

Kesehatan seksual dan reproduksi juga dapat ditunjang dengan


mengonsumsi makanan sehat, lho. Nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan
organ intim pria dan wanita di antaranya serat, protein, vitamin, antioksidan,
serta folat. Kandungan ini bisa Anda peroleh dari kacang-kacangan, daging,
ikan, susu, telur, sayur, dan buah-buahan. Jangan lupa juga untuk mencukupi
kebutuhan cairan harian dan hindari konsumsi kafein yang bisa berdampak
buruk bagi kesuburan.

4. Berhubungan Seks dengan Aman

Aktivitas seksual yang tidak aman dan higienis bisa memicu


penularan penyakit seksual. Untuk itu, pastikan Anda selalu menerapkan
prinsip seks aman. Caranya dengan:

 Setia pada satu pasangan. Tidak bergonta-ganti partner seksual


 Menggunakan alat kontrasepsi kondom
 Jaga kebersihan area genital sebelum dan sesudah berhubungan
 Saling terbuka mengenai riwayat seksual kepada pasangan

5. Rutin Check-up keDokter
Rutin melakukan check-up ke dokter sangat disarankan, terutama
untuk Anda yang sudah aktif secara seksual. Hal ini perlu untuk
menghindari penyakit yang mungkin bisa menyebabkan masalah infertilitas,
seperti endometriosis pada wanita dan infeksi testis pada laki-laki. Maka
jangan ragu untuk memeriksakan diri dan pasangan secara rutin, baik di
klinik, rumah sakit maupun laboratorium. Jenis pemeriksaan yang umum
dilakukan meliputi: pap smear, USG, HSG, tes penyakit kelamin, tes darah,
dan sebagainya.
6. Hindari Rokok dan Alkohol

Rokok dan alkohol tidak hanya menyebabkan berbagai gangguan


kesehatan kronis, tapi juga memengaruhi tingkat kesuburan pria maupun
wanita. Terlalu banyak merokok juga bisa menyebabkan impotensi pada
laki-laki. Jadi, mulai tinggalkan kebiasaan buruk ini ya, terutama Anda yang
sedang menjalani program kehamilan.

18
7. Olahraga Teratur

Menjaga kesehatan seksual juga bisa dilakukan dengan olahraga rutin.


Aktivitas fisik yang teratur akan mencegah obesitas, meningkatkan stamina
tubuh, dan menyehatkan organ reproduksi Anda. Dengan begitu, performa
seks menjadi lebih baik. Anda atau pasangan pun memiliki peluang
kehamilan lebih tinggi.

8. Sunat bagi Pria

Laki-laki sangat dianjurkan untuk menjalani sunat/khitan. Tujuannya


adalah untuk menghindari risiko infeksi yang disebabkan oleh kotoran
(smegma) yang menumpuk di bawah kulit kulup (ujung penis). (A, 2020)

BAB III

PENUTUP

19
3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kami simpulkan bahwa Infertilitas (pasangan


mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama 1 tahun dan sudah
melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi tetapi belum juga
memiliki anak. Infertilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu, infertilitas primer yaitu
infertilitas karena pasangan belum pernah hamil dan dikatakan infertilitas sekunder
apabila pasangan sudah memperoleh kehamilan sebelumnya. Masalah infertilitas
dapat memberikan dampak besar bagi pasangan yang mengalami. Selain
menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah ekonomi
maupun psikologis.

Kondisi ini disebabkan karena salah satu pasangan atau juga keduanya
mengalami gangguan pada alat reproduksi dan terjadi masalah pada hormonal.
Adapun beberapa cara mencegah atau mengatasi gangguan reproduksi dan masalah
pada hormonal yaitu, membersihkan organ intim dengan benar, berhubungan seks
dengan aman, mengonsumsi makanan sehat, olahraga dengan teratur dan sering check
up ke dokter.

3.2 Saran
Saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang
paling penting yaitu memelihara dan menjaga kebersihan organ reproduksi supaya
terhindar dari beberapa penyakit yang menyebabkan organ reproduksi menjadi tidak
sehat. Di samping itu wawasan dan pengetahuan kesehatan organ reproduksi juga
tidak kalah penting untuk bisa dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-
laki yang berumah tangga, supaya kesejahteraan dan kesehatan bisa tercapai dengan
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

20
A, M. P. (2020, Februari 25). Retrieved from Tips Menjaga Organ Seksual dan Reproduksi Pria
Wanita: https://www.k24klik.com/blog/8-tips-menjaga-kesehatan-organ-seksual-dan-reproduksi-
pria-wanita/

Adrian, d. (2018, Maret 8). Penyebab Infertilitas pada Pria. Retrieved from Penyebab Infertilitas pada
Pria: https://www.alodokter.com/penyebab-infertilitas-bagi-kaum-pria

Adrian, d. K. (2018, Maret 17). Penyebab Infertilitas Pada Wanita. Retrieved from Penyebab
Infertilitas Pada Wanita: https://www.alodokter.com/penyebab-infertilitas-wanita-yang-
perlu-diketahui

Adrian, d. K. (2019, september 30). Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita yang Umum Terjadi.
Retrieved from Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita yang Umum Terjadi:
https://www.alodokter.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-yang-umum-mendera-
perempuan

Adrian, D. K. (2020 , July 02 ). https://www.alodokter.com/gangguan-hormon-dapat-memicu-


berbagai-penyakit. Retrieved from www.alodokter.com.

Berbagai Masalah yang Dapat Mengganggu Reproduksi Pria. (2018, september 3). Retrieved from
Berbagai Masalah yang Dapat Mengganggu Reproduksi Pria: https://www.emc.id/id/care-
plus/berbagai-masalah-yang-dapat-mengganggu-reproduksi-pria

Halodoc, R. (n.d.). Gangguan Menstruasi. Retrieved from gangguan menstruasi - pengertian, gejala,
penyebab, diagnosis: https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-menstruasi

Haryono, d. A. (2019, oktober 29). Gangguan Menstruasi. Retrieved from Gangguan Menstruasi.
Gejala,Diagnosis,Pengobatan.: https://www.sehatq.com/penyakit/gangguan-menstruasi

NILDAWENI, M. (2018). BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang.

setyowati, F. (2017). Retrieved from BAB I PENDAHULUAN A.latar belakang menstruasi:


http://repository.unimus.ac.id/546/2/BAB%20I.pdf

Smile, W. (n.d.). ASKEP-INFERTILITAS. Retrieved from (doc) 81049455- ASKEP - INFERTILITAS:


https://www.academia.edu/8732428/ASUHAN_KEPERAWATAN_INFERTILITAS

21

Anda mungkin juga menyukai