Disusun oleh
kelompok 3 :
1. Anasta Pravangesti K.A / P17210204165
2. Valentina Febrianti F / P17210204154
3. Vicky viorella / P17210204155
4. Siti Nur Cholis A.I / P17210204179
5. Adinda Ayu Sasadila / P17210204174
6. Krisna Dwi Navyanto / P17210204176
7. Riza Ofilia P.Z / P17210204186
8. Virly Suvi R / P17210204183
9. Khorida Alvima M.J /P17210204172
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah serta inayah-NYA,
sehingga makalah tentang Masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan
reproduksi pada pria dan wanita hormonal. “Invertilitas dan Gangguan Haid”ini dapat
tersusun hingga selesai.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Ni Wayan DR, APP., M.Kes
selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun materi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran
yang konstruktif yang bersifat membangun.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.amiinn…
2
Daftar Isi
Kata pengantar.............................................................................................................2
Daftar isi.......................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan......................................................................................................4
1.1 latar belakang masalah...................................................................................4
1.2 rumusan masalah...........................................................................................4
1.3 tujuan.............................................................................................................4
1.4 manfaat..........................................................................................................5
Bab II Pembahasan...................................................................................................6
2.1 Pengertian Infertilisasi dan gangguan haid.......................................................6
2.2 Masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan reprodusi pria dan
wanita
hormonal ............................................................................................................... 6
2.3 Penyebab masalah gangguan reprodusi pria dan wanita hormonal.......................11
2.4 Cara mencegah masalah yang dapat terjadi pada pasien gangguan reprodusi pria dan
wanita hormonal .......................................................................................... 17
Bab III Penutup.......................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 19
3.2 Saran.............................................................................................................. 19
Daftar Pustaka........................................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menstruasi adalah peristiwa pengeluaran darah, mukus, dan sel-sel epitel dari
uterus secara periodik. Menstruasi umumnya terjadi dengan interval setiap bulan selama
periode reproduksi, kecuali selama kehamilan dan menyusui. Menstruasi merupakan
bagian dari siklus menstruasi, suatu komponen penting dalam siklus reproduksi
perempuan.
Proses menstruasi dapat menimbulkan masalah kesehatan reproduksi perempuan
berhubungan dengan fertilitas yaitu pola menstruasi. Gangguan menstruasi dapat terjadi
pada sebagian perempuan dari negara industri maupun negara berkembang.faktor-faktor
yang berhubungan dengan gangguan siklus menstruasi seperti berat badan, aktivitas
fisik, dan stress. (setyowati, 2017).
Masalah infertilitas dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami istri. Selain
menyebabkan masalah medis, infertiuilitas juga dapat menyebabkan masalah ekonomi
maupun psikologis.
Infertilitas adalah kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang-
kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secarateratur tanpa kontrasepsi.
Infertilitas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu infertilitas primer dan infertilitas
sekunder. Dikatakan infertilitas primer karena pasangan belum pernah hamil. Dan
dikatakan sekunder apabila pasangan sudah memperoleh kehamilan sebelumnya.
(NILDAWENI, 2018)
4
4. Bagaimana cara mencegah atau mengatasi gangguan reproduksi pria dan wanita
hormonal?
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui tentang arti dari invertilitas dan gangguan haid secara luas.
2. Agar mengetahui masalah apa saja yang terjadi pada pasien yang mengalami
gangguan reproduksi pria dan wanita hormonal.
3. Agar dapat mengetahui tentang penyebab masalah yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.
4. Agat dapat mengetahui tentang cara mencegah atau mengatasi masalah yang terjadi
pada pasien yang mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan lebih luas dalam memahami arti invertilitas dan gangguan
haid.
2. Menambah pemahaman tentang masalah apa saja yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.
3. Menjadi lebih mengerti tentang penyebab masalah yang terjadi pada pasien yang
mengalami gangguan reproduksi pada pria dan wanita hormonal.
4. Menambah ilmu pengetahuan yang lebih luas tentang cara mencegah atau
mengatasi masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan reproduksi
pada pria dan wanita hormonal.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Perlu diingat bahwa pola menstruasi setiap perempuan berbeda-beda. Menstruasi
yang normal bagi satu orang, belum tentu juga normal bagi orang lain. Perhatikan
siklus menstruasi Anda. Jika ada perubahan yang menetap pada siklus menstruasi, ada
baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. (Haryono, 2019)
2.2 Masalah yang terjadi pada pasien yang mengalami gangguan reproduksi pria
dan wanita dan hormonal
a. Masalah yang Terjadi pada Pasien yang Mengalami Gangguan Reproduksi Pria
1. Hernia Inguinal : ketika dinding perut bagian bawah melemah sehingga usus
turun ke kantung testis atau bagian samping penis yang menyebabkan testis
terlihat lebih besar. Benjolan tersebut muncul ketika beraktifitas seperti
mengangkat benda-benda berat. Namun ketika posisi Anda terlentang akan
kembali normal dan masuk kembali ke perut. Pengobatan hernia ialah dengan
melakukan operasi untuk memperbaiki dinding perut yang robek.
2. Epididimitis : peradangan yang terjadi pada epididimis, yaitu tabung
melingkar yang terletak di belakang setiap testis. Ia berfungsi dalam
pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sel sperma yang diproduksi di
testis. Epididimitis sering disebabkan oleh infeksi atau oleh penyakit kelamin
klamidia. Gejala epididimitis termasuk rasa sakit dan pembengkakan pada
skrotum. Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke testis lainnya yang
saling berdekatan, dan menyebabkan demam dan abses (pengumpulan nanah)
3. Torsio testis : Testis memiliki saluran (korda spermatika) yang berfungsi
mengalirkan darah. Saat saluran tersebut berposisi tidak normal - bengkok
atau terpelintir - aliran darah ke testis pun terhambat. Kondisi inilah yang
disebut dengan torsio testis. Gejalanya yaitu nyeri hebat yang timbul tiba-tiba.
Jika terjadi selama beberapa jam hal ini akan menyebabkan jaringan testis
mati. Kondisi tersebut biasa dialami oleh remaja laki-laki pada usia 12-16
tahun.
4. Hidrokel : kondisi ketika kantong testis dipenuhi oleh cairan yang
mengelilingi testis. Biasanya hidrokel tidak membahayakan testis, dan tidak
menyebabkan rasa sakit. Seiring berjalannya waktu gangguan ini dapat hilang
dengan sendirinya. Jika Anda mendapati bagian testis mengalami
7
pembengkakan, segera periksakan diri ke dokter, terutama bila terjadi secara
tiba-tiba dan disertai dengan nyeri. (Berbagai Masalah yang Dapat
Mengganggu Reproduksi Pria, 2018)
b. Masalah yang Terjadi pada Pasien yang Mengalami Gangguan Reproduksi
Wanita
1. Sindrom ovarium polikistik
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah salah satu penyakit pada
sistem reproduksi wanita yang cukup sering menyebabkan masalah kesuburan.
Penyakit ini sering ditemukan pada wanita usia subur.
Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pada ovarium atau kelenjar
adrenal, sehingga hormon androgen (hormon seks laki-laki) berjumlah lebih
banyak dari kadar normalnya di dalam tubuh wanita. Penyakit ini rentan
terjadi pada wanita yang memiliki kelainan hormon dan diabetes.
Wanita yang memiliki PCOS dapat mengalami beberapa tanda dan gejala,
seperti:
Haid tidak teratur.
Banyak rambut atau bulu yang tumbuh di bagian tubuh tertentu.
Nyeri panggul.
Kulit berminyak dan mudah berjerawat.
2. Infeksi menular seksual (IMS)
Penyakit pada sistem reproduksi wanita yang mungkin muncul lainnya
adalah infeksi menular seksual. Wanita yang berhubungan seksual tanpa
kondom dengan penderita IMS akan tertular penyakit tersebut. Ketika
diderita oleh perempuan hamil, maka IMS bisa menyebabkan dampak serius
kepada janin.
3. Miom
Penyakit pada sistem reproduksi wanita lainnya adalah fibroid rahim atau
miom. Miom merupakan pertumbuhan tumor jinak pada dinding otot rahim
yang menyerang perempuan pada usia subur.
Meski penyebab pasti miom rahim masih belum diketahui, namun terdapat
dua faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita untuk terkena penyakit ini,
yaitu gangguan hormonal (perubahan kadar hormon estrogen dan
progesteron) dan faktor genetik atau keturunan.
8
4. Kanker pada sistem reproduksi wanita
Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita disebut juga kanker
ginekologis. Beberapa jenis kanker yang termasuk dalam kelompok kanker
ginekologi adalah kanker rahim, kanker serviks, kanker ovarium, kanker
vagina, dan kanker vulva.
5. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang juga cukup
sering didengar adalah endometriosis. Kondisi ini terjadi ketika lapisan
jaringan di rahim tumbuh di organ atau bagian tubuh lain, misalnya di
ovarium, saluran cerna, atau kandung kemih.
Penyakit ini banyak menyerang wanita di usia 30 hingga 40an. Gejalanya
bisa berupa nyeri pada panggul atau perut, menstruasi yang sangat
menyakitkan, perdarahan di luar masa menstruasi, hingga nyeri saat BAB
atau saat berhubungan intim.
6. Radang panggul
Penyakit radang panggul disebabkan oleh infeksi yang menimbulkan
peradangan pada organ reproduksi wanita. Penyakit ini biasanya terjadi
akibat masuknya bakteri dari vagina ke panggul, lalu menimbulkan
peradangan di daerah tersebut.
Penyakit radang panggul ini juga bisa disebabkan oleh infeksi menular
seksual, seperti gonore. Gejala radang panggul biasanya berupa nyeri
panggul dan perut, nyeri saat berkemih atau berhubungan seksual, demam,
dan munculnya cairan atau darah dari vagina. Jika tidak segera diobati,
penyakit radang panggul ini bisa menyebabkan komplikasi
berupa infertilitas.
7. Rahim turun (prolaps uteri)
Ini adalah kondisi di mana posisi rahim turun hingga ke vagina atau keluar
dari bagian tersebut. Rahim turun lebih banyak terjadi pada wanita yang
sudah menopause, usia tua, pernah melahirkan secara normal lebih dari dua
kali, dan wanita yang memiliki kelemahan otot panggul.
Gejala penyakit ini bisa berupa munculnya rasa tidak nyaman di perut atau
panggul, tampak adanya benda atau benjolan yang keluar dari vagina, nyeri
saat berhubungan seks, dan susah menahan pipis (inkontinensia urine).
8. Interstitial cystitis
9
Penyakit lain yang bisa menyerang organ reproduksi wanita
adalah interstitial cystitis. Kondisi ini terjadi ketika kandung kemih atau
daerah sekitar panggul mengalami nyeri kronis, sehingga mengakibatkan
ketidaknyamanan terus-menerus.
Wanita yang menderita penyakit ini akan sering merasa ingin buang air
kecil, ada ketidaknyamanan atau nyeri di perut atau panggul, nyeri perut
(terutama saat ditekan), dan nyeri saat berkemih. (Adrian, 2019)
10
perubahan warna kulit, tidak tahan terhadap suhu dingin, serta penurunan
nafsu makan.
4. PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)
Penyakit ini terjadi ketika ovarium atau indung telur terganggu dan
menyebabkan jumlah hormon didalam tubuh wanita menyebabkan jumlah
hormon didalam tubuh wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan
salah satu faktor penyebab kemandulan pada wanita. Penyebab penyakit
PCOS belum diketahui secara pasti, namun penyakit ini diduga dapat
disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi tertentu, seperti keleibihan
hormon androge dan insulin.
5. Gigantisme
Penyakit ini umumnya terjadi pada anak-anak. Kondisi gigantisme
merupakan penyakit akibat gangguan hormon ketika tubuh anak
menghasilkan hormon pertumbuhan secara berlebihan. Kondisi gigantisme
membuat anak yang mengalaminya memiliki tinggi badan dan berat diatas
rata-rata.
6. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi ketika kadar hormon tiroksin atau tiroid yang
dihasilkan kelenjar tiroid di dalam tubuh sangat tinggi. Hipertiroidisme lebih
sering terjadi pada wanita, namun kondisi ini juga bisa dialami pria.
Gangguan pada hormon ini menyebabkan proses metabolisme tubuh
terganggu, penurunan berat badan, gangguan cemas, hingga detak jantung
menjadi lebih cepat atau dada berdebar-debar.
7. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid terganggu dan tidak bisa
menghasilkan cukup hormon. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala berupa
tubuh mudah lemas, sembelit, tidak tahan terhadap suhu dingin, sering
mengantuk, dan kulit kering. Pada anak-anak, hipotiroidisme dapat
menghambat tumbuh kembang mereka. Masih ada beragam penyakit dan
kondisi lain yang berkaitan dengan terjadinya gangguan hormon dalam tubuh,
sehingga perlu serangkaian pemeriksaan yang seksama untuk bisa
menentukan penyakit yang mendasari munculnnya gangguan hormon
tersebut.
11
Gangguan hormon merupakan masalah kesehatan yang perlu diperiksa dan
ditangani oleh dokter. Untuk mendeteksi gangguan hormon, dokter perlu
serangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, seperti tes darah. Tes urine, dan pemeriksaan radiologis seperti foto
rontgen, CT Scan, USG dan MRI. Setelah jenis hormon yang bermasalah dan
penyebabnya teridentifikasi, akan diberikan pengoata sesuai dengan jenis
gangguan hormon yang dialami oleh penderita. Ganngguan hormon tidak boleh
dianggap remeh. Jika mengalami gejala-gejala gangguan hormon sebaiknya
segera konsultasikan untuk mendapatkan penanganan yang tepat. (Adrian D. K.,
2020 )
2.3 Penyebab masalah gangguan reprodusi pria dan wanita hormonal
a. Penyebab terjadinya infertilitas pada pria
Hipotiroid.
Kadar hormon tiroid yang rendah dapat menurunkan kualitas air mani,
fungsi testis, dan mengganggu libido.
Hiperprolaktinemia.
Kondisi hormon prolaktin yang tinggi. Kondisi ini ditemukan 10-40 persen
pada pria yang tidak subur. Kadar prolaktin yang tinggi dapat mengurangi
produksi sperma dan hasrat seksual, sekaligus menyebabkan impotensi.
Hipogonadotropik hipopituitarisme.
Rendahnyaproduksi follicle stimulating hormone (FSH)dan lutenizing hor
mone (LH) dari kelenjar pituitari. Hal itu menyebabkan terganggunya
perkembangan sperma dan menurunnya jumlah sperma dalam testis.
Keadaan ini dapat memicu infertilitas pria.
12
Atau disingkat HAK terjadi ketika kelenjar pituitari tertekan oleh kenaikan
tingkat hormon androgen adrenal sehingga menyebabkan rendahnya
produksi sperma, kurang aktifnya gerak sperma, serta banyaknya sel
sperma yang tidak benar-benar berkembang dengan baik.
Panhipopituitarisme.
2. Gangguan fisik
Masalah kesuburan pria dapat disebabkan oleh beragam masalah
fisik, mulai dari gangguan proses produksi sperma atau terhambatnya
perjalanan sperma dari testis menuju ujung penis. Dapat ditandai dengan
rendahnya jumlah sperma atau bentuk dan ukuran sperma yang tidak
normal. Berikut ini beberapa masalah fisik yang umumnya menyebabkan
infertilitas pria:
13
3. Gangguan kombinasi fisik dan psikologis
Sebagian masalah seksual pada pria terkait dengan kondisi
psikologis. Meski sebenarnya gangguan psikologi dan gangguan fisik sulit
dipisahkan. Berikut ini beberapa di antaranya.
Pertambahan usia.
Kebiasaan merokok.
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Penggunaan obat-obat terlarang.
Sering memakai celana dalam yang terlalu ketat.
Paparan zat-zat berbahaya, seperti pestisida, merkuri, logam berat,
benzena, dan borium. (Adrian d. , 2018)
14
1. Faktor Risiko Infertilitas
Usia
Infertilitas wanita dapat dikaitkan dengan usia. Tingkat kesuburan wanita
menurun secara signifikan pada usia 30-an akhir. Sekitar 95 persen
wanita yang berusia 35 tahun akan hamil setelah 3 tahun melakukan
hubungan seks tanpa kontrasepsi, sedangkan hanya 75 persen wanita usia
38 tahun yang hamil pada jangka waktu yang sama.
Merokok
Berat badan
Kelainan bawaan
Infertilitas tanpa sebab tertentu
15
a. Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi atau pelepasan sel telur secara berkala,
merupakan kondisi paling umum yang menyebabkan wanita tidak dapat
hamil. Sebagian kondisi membuat wanita tidak lagi melepaskan sel telur,
sebagian lagi menyebabkan sel telur hanya dilepaskan dalam jarak waktu
yang lebih lama dari yang seharusnya.
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi lantaran beberapa kondisi, seperti:
Gangguan tiroid, termasuk hipertiroid dan hipotiroid dapat menghambat
ovulasi.
16
Submucosal fibroid adalah tumor jinak dan tidak bersifat
kanker yang tumbuh di dalam atau sekitar rahim. Submucosal fibroid
berkembang dalam lapisan otot dinding rahim dan dapat berkembang
ke rongga rahim. Kondisi ini mampu mengurangi kesuburan meski
tidak diketahui apa yang memicu hal tersebut. Kemungkinan fibroid
mencegah embrio tertanam di dalam rahim.
f. Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang biasanya tumbuh di
rahim, kemudian tertanam dan tumbuh di bagian tubuh lain.
Pertumbuhan jaringan tambahan dan operasi pengangkatannya dapat
menyebabkan munculnya jaringan parut. Jaringan parut kemudian dapat
menghalangi tabung saluran indung telur dan menghambat terjadinya
pembuahan sel telur oleh sperma. Kondisi ini juga bisa berdampak pada
kesuburan secara tidak langsung, namun endometriosis kemungkinan
dapat memengaruhi lapisan rahim dan mengganggu penanaman sel telur
yang dibuahi.
g. Efek samping obat-obatan
Sebagian obat-obatan dapat memengaruhi kesuburan Anda.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat tersebut:
2.4 Cara mencegah atau mengatasi gangguan reproduksi pria dan wanita
hormonal
Menjaga kesehatan seksual dan reproduksi sama pentingnya dengan memelihara
kesehatan tubuh secara keseluruhan.
17
Kebiasaan sepele ini ternyata berdampak besar terhadap kesehatan
organ seksual dan reproduksi Anda. Bersihkan organ intim dari depan ke
belakang, bukan sebaliknya, terutama bagi wanita. Membersihkan organ
intim dari belakang ke depan akan menyebabkan terbawanya bakteri anus ke
vagina/penis yang menjadi pemicu infeksi.
5. Rutin Check-up keDokter
Rutin melakukan check-up ke dokter sangat disarankan, terutama
untuk Anda yang sudah aktif secara seksual. Hal ini perlu untuk
menghindari penyakit yang mungkin bisa menyebabkan masalah infertilitas,
seperti endometriosis pada wanita dan infeksi testis pada laki-laki. Maka
jangan ragu untuk memeriksakan diri dan pasangan secara rutin, baik di
klinik, rumah sakit maupun laboratorium. Jenis pemeriksaan yang umum
dilakukan meliputi: pap smear, USG, HSG, tes penyakit kelamin, tes darah,
dan sebagainya.
6. Hindari Rokok dan Alkohol
18
7. Olahraga Teratur
BAB III
PENUTUP
19
3.1 Kesimpulan
Kondisi ini disebabkan karena salah satu pasangan atau juga keduanya
mengalami gangguan pada alat reproduksi dan terjadi masalah pada hormonal.
Adapun beberapa cara mencegah atau mengatasi gangguan reproduksi dan masalah
pada hormonal yaitu, membersihkan organ intim dengan benar, berhubungan seks
dengan aman, mengonsumsi makanan sehat, olahraga dengan teratur dan sering check
up ke dokter.
3.2 Saran
Saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang
paling penting yaitu memelihara dan menjaga kebersihan organ reproduksi supaya
terhindar dari beberapa penyakit yang menyebabkan organ reproduksi menjadi tidak
sehat. Di samping itu wawasan dan pengetahuan kesehatan organ reproduksi juga
tidak kalah penting untuk bisa dikuasai dan dimiliki oleh para perempuan dan laki-
laki yang berumah tangga, supaya kesejahteraan dan kesehatan bisa tercapai dengan
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
20
A, M. P. (2020, Februari 25). Retrieved from Tips Menjaga Organ Seksual dan Reproduksi Pria
Wanita: https://www.k24klik.com/blog/8-tips-menjaga-kesehatan-organ-seksual-dan-reproduksi-
pria-wanita/
Adrian, d. (2018, Maret 8). Penyebab Infertilitas pada Pria. Retrieved from Penyebab Infertilitas pada
Pria: https://www.alodokter.com/penyebab-infertilitas-bagi-kaum-pria
Adrian, d. K. (2018, Maret 17). Penyebab Infertilitas Pada Wanita. Retrieved from Penyebab
Infertilitas Pada Wanita: https://www.alodokter.com/penyebab-infertilitas-wanita-yang-
perlu-diketahui
Adrian, d. K. (2019, september 30). Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita yang Umum Terjadi.
Retrieved from Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita yang Umum Terjadi:
https://www.alodokter.com/penyakit-pada-sistem-reproduksi-yang-umum-mendera-
perempuan
Berbagai Masalah yang Dapat Mengganggu Reproduksi Pria. (2018, september 3). Retrieved from
Berbagai Masalah yang Dapat Mengganggu Reproduksi Pria: https://www.emc.id/id/care-
plus/berbagai-masalah-yang-dapat-mengganggu-reproduksi-pria
Halodoc, R. (n.d.). Gangguan Menstruasi. Retrieved from gangguan menstruasi - pengertian, gejala,
penyebab, diagnosis: https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-menstruasi
Haryono, d. A. (2019, oktober 29). Gangguan Menstruasi. Retrieved from Gangguan Menstruasi.
Gejala,Diagnosis,Pengobatan.: https://www.sehatq.com/penyakit/gangguan-menstruasi
21