Anda di halaman 1dari 13

Pengobatan Diare Dengan Menggunakan Daun Jambu

Untuk memenuhi tugas matakuliah


Anthropologi
yang dibina oleh Ibu Lucia Retnowati

Disusun Oleh :
1. Virly Suvi R (P17210204183)
2. Virlina Hashinah 'Afifariwaty (P17210204162)
3. Riza Nur Aini (P17210204164)
4. Mohammad Aditya Pratama (P17210204152)
5. Putri Aliviah Kurniawati (P17210204168)
6. Dila Rosita (P17210204157)
7. Aprilia Puji Handayani (P17210204181)
8. Valentina Febrianti Fatma (P17210204154)
9. Vicky Viorella (P17210204155)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENEKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN MALANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT karena atas
limpahan nikmat dan karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa penulis panjatakan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Rasulullah SAW. semoga syafatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.
Selama proses penulisan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan
semangat dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis berterima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan
2. Ibu Lucia Retnowati selaku dosen matakuliah Antrhopologi
3. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu
Penulisan makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan pada kasus Partus Kasep
” ini bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Maternitas.
Akhirul kalam. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca memberikan umpan balik berupa
kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak. Aminn
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Pengertian Penyakit Diare.........................................................................6
2.2 Penyebab Penyakit Diare...........................................................................7
2.3 Penularan Penyakit Diare..........................................................................7
2.4 Gejala dan Tanda Penyakit Diare..............................................................7
2.5 Pengobatan Penyakit Diare.......................................................................8
2.6 Pencegahan DiarePenyakit........................................................................8
2.7 Pembahasan Pengobatan Tradisional Menggunakan Jambu Biji yang
Dilakukan Masyarakat Di Bidang Kesehatan......................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diare merupakan masalah kesehatan dan masih menjadi penyebab
utama tingginya angka kesakitan dan kematian pada anak di negara
berkembang termasuk Indonesia. Menurut WHO angka kesakitan diare
pada tahun 2010 yaitu sebanyak 411 penderita per 1.000 penduduk
berdasakan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 jumlah kasus diare
yang ditemukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289,
dan sekitar 70 – 80% dari jumlah tersebut pada anak – anak terutama usia
dibawah 5 tahun (Klaritya Anisya Kurnia, 2020)
Alternatif pengobatan yang banyak digunakan dikalangan masyarakat
adalah dengan memanfaatkan tanaman herbal.1 Salah satunya masih
banyak masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional seperti
penggunaan daun jambu biji sebagai obat anti diare. Daun jambu biji
(Psidium guajava L) merupakan tanaman obat atau obat tradisional yang
digunakan untuk mengobati diare. Daun jambu biji termasuk mudah
didapat karena banyak terdapat di Indonesia, daun jambu biji mengandung
beberapa senyawa fitokimia yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah
penyakit seperti anti diare dan antivirus. Daun jambu biji mengandung
tanin, flavonoid, minyak atsiri, dan alkaloid. Untuk kandungan tanin pada
daun jambu biji mempunyai sifat pengekelat berefek spasmolitik yang
dapat mengerutkan usus sehingga gerak peristaltik berkurang dan
mempunyai efek spasmolitik dapat mengkerutkan dinding sel bakteri,
membrane sel sehingga mampu mengganggu permeabilitas sel. Tanin
memiliki daya antibakteri dengan cara mempresipitasikan protein, karena
diduga tanin mempunyai efek sama dengan senyawa fenolat. 2 Tanaman
jambu biji terutama bagian daun, memiliki efektifitas yang lebih tinggi
dibandingkan dan beberapa tanaman lain digunakan untuk menghentikan
diare. 3 Jambu biji sering digunakan sebagai obat karena kandungan
aktifnya banyak terdapat pada jambu biji. Memberikan efek antidiare
adalah zat tanin (Klaritya Anisya Kurnia, 2020)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan diare?
2. Apakah pengobatan tradisional menggunakan jambu biji yang
dilakukan oleh masyarakat benar di bidang Kesehatan? Mengapa?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian diare
2. Untuk mengetahui apakah pengobatan tradisional menggunakan jambu
biji yang dilakukan oleh masyarakat benar di bidang Kesehatan dan
alasannya

1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian diare
2. Dapat mengetahui apakah pengobatan tradisional menggunakan jambu
biji yang dilakukan oleh masyarakat benar di bidang Kesehatan dan
alasannya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Diare


Diare merupakan perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. Diare
adalah suatu gejala klinis dari gangguan pencernaan (usus) yang ditandai
dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya dan berulang-
ulang yang disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi feses
menjadi lembek atau cair. Para ibu mungkin mempunyai istilah tersendiri
seperti lembek, cair, berdarah, berlendir, atau terkadang juga disertai
dengan muntah. Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu
serangan, yaitu diare akut yang terjadi selama kurang dari dua minggu dan
diare kronik yang terjadi hingga lebih dari dua minggu.
Diare dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan akibat
kurangnya asupan gizi dan dapat menyebabkan kematian. Seseorang yang
menderita diare akan mengalami penurunan berat badan, karena
kehilangan nafsu makan dan muntah. Berat dan lamanya seseorang
menderita diare dipengaruhi oleh status gizi penderita. Seseorang yang
gizinya buruk akan menderita diare lebih lama dan masa penyembuhan
yang lama. Sebaliknya, apabila gizinya baik maka masa penyembuhannya
lebih cepat (Widiyono, 2008).
Terdapat beragam jenis penyakit diare yang sebenarnya memiliki
perbedaan satu sama lain. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang
belum paham dan menilai penyakit lainnya yang gejalanya hampir sama
dianggap sebagai diare meskipun jenisnya berbeda. Disentri merupakan
penyakit pada sistem pencernaan yang ditandai dengan buang air
besarsecara terus-menerus dengan feses yang berbentuk cair dan disertai
dengan darah dan nanah dalam feses. Disentri disebabkan oleh bakteri
yang menyerang sel-sel epitel usus kecil dan usus besar. Disentri dapat
didiagnosa dengan melihat ada tidaknya darah dalam feses tanpa perlu
pemeriksaan laboratorium. Gejala yang ditimbulkan biasanya demam,
kram perut, dan dengan melihat adanya lendir dan darah dalam feses.
Penderita disentri harus segera dibawa pada petugas kesehatan untuk
mendapatkan penanganan secepatnya dengan pemberian antibiotik, cairan
dan makanan tambahan. Adapun jenis penyakit diare lain yaitu kolera
dimana gejalanya hampir sama dengan gejala penyakit diare pada
umumnya tetapi terdapat butiran sepert beras berwarna putih dan berbau
amis. Sedangkan muntaber adalah penyakit diare yang disertai muntah-
muntah ketika buang air besar (Sulaiman, 1990).

2.2 Penyebab Penyakit Diare


Penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi:
1. Virus: rotavirus, adenovirus
2. Bakteri: escherichia coli, shigella sp., vibrio cholerae, clostridium
difficile, salmonella sp., staphylococcus aureus dan lain-lain.
3. Parasit: entamoeba histolytica, giardia lamblia, cryptosporidium, dan
lain-lain.
4. Keracunan makanan.
5. Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein.
6. Alergi: makanan, susu sapi.
7. Imunodefisiensi: AIDS.

2.3 Penularan Penyakit Diare


Mekanisme penularan penyakit diare adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan air minum yang telah tercemar.
2. Melalui tinja yang telah terinfeksi. Apabila tinja tersebut dihinggapi
binatang, yang kemudian binatang tersebut hinggap di makanan.
Maka, makanan tersebut dapat menularkan diare ke orang yang
memakannya.
3. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko diare adalah:
a) Pada usia 4 bulan, bayi sudah tidak diberi ASI ekslusif lagi. Hal ini
akan meningkatkan resiko terserangdiare,karena ASI
banyakmengandungzat-zatkekebalanterhadapinfeksi.
b) Pemberian susu formula dalam botol kepada bayi .Pemakaian botol
akan meningkatkan resiko pencemaran kuman, dan susu akan
terkontaminasi kuman dari botol.
c) Tidak segera mencuci tangan pada saat memasak, makan, atau
sesudah buang air besar akan memungkinkan kontaminasi
langsung.

2.4 Gejala dan Tanda Penyakit Diare


1. Gejala umum
a) Tinja atau feses berbentuk cair, dan lembek,
b) Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut,
c) Demam,
d) Dehidrasi, disertai dengan gejala seperti rasa haus, mata cekung,
air mata berkurang atau tidak ada, ketegangan kulit menurun,
frekuensi buang air kecil menurun, dan gelisah.
2. Gejala spesifik
a) Vibrio cholera: diare hebat, warna tinja seperti air cucian beras dan
berbau amis.
b) Rotavirus: diare disertai muntah dan demam.
c) Salmonella nontifoid: menyebabkan gastroentritis yang akut.
d) Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah.
e) Campylobacter jejuni: diare akut atau disentri dengan demam.
Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan dehidrasi,
gangguan sirkulasi peredaran darah, gangguan asam-basa. Sebab
kehilangan cairan elektrolit dari dalam tubuh, hipoglikemia, dimana
kadar gula darah menjadi rendah, dan gangguan penyerapan gizi.

2.5 Pengobatan Penyakit Diare


Prinsip utama pengobatan diare adalah penanganan yang tepat dari
dehidrasi dengan mengganti cairan tubuh yang hilang, seperti berikut:
1. Tanpa dehidrasi, dengan terapi A
Pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan memberikan makanan
dan minuman yang biasanya ada di rumah, seperti air kelapa, larutan
gulagaram, air tajin, air teh, maupun oralit. Bila kedaaan tidak
membaik setelah tiga hari, maka segera dirujuk ke petugas kesehatan.
2. Dehidrasi ringan atau sedang, dengan terapi B
Pemberian oralit dengan dosis tertentu,seperti tabel berikut:
Pada tiga jam pertama:
No. Umur Jumlah Oralit
1 < 1 tahun 300 ml
2 1-4 tahun 600 ml
3 > 5 tahun 1200 ml

Setelah itu,tambahkan setiap kali mencret


No. Umur Jumlah Oralit
1 < 1 tahun 100 ml
2 1-4 tahun 200 ml
3 > 5 tahun 400 ml

3. Dehidrasi berat, dengan terapi C


Biasanya penderita akan mengalami muntah-muntah dan harus segera
dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit untuk diinfus RL (Ringer
Laktat).
4. Teruskan pemberian makan, karena makanan tambahan diperlukan
pada masa penyembuhan. Pemberian makanan dapat mencegah
anoreksia dan membantu penyerapan zat-zat gizi di dalam usus.
Misalnya untuk bayi, ASI tetap diberikan atau dengan memberikan
susu formula
5. .Pemberian antibiotik bila diperlukan

2.6 Pencegahan DiarePenyakit


Diare dapat dicegah dengan cara:
a) menggunakan air bersih, yang tidak berwarna, berbau dan berasa.
b) memasak air hingga mendidih, untuk digunakan sebagai air minum.
c) buatlah menu seimbang untuk keluarga, 4 sehat 5 sempurna.
d) mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah
makan, dan sesudah buang air besar.
e) memberikan ASI pada anak hingga berusia dua tahun
f) menggunakan jamban sehat.
g) membuang tinja bayi dan anak dengan benar dan di tempat yang
semestinya.
h) imunisasi secara rutin untuk balita dan aktif mengikuti program-
program di puskesmas demi menjaga kesehatan keluarga anda.

2.7 Pembahasan Pengobatan Tradisional Menggunakan Jambu Biji yang


Dilakukan Masyarakat Di Bidang Kesehatan
Pengobatan herbal yang berasal dari tanaman menjadi alternatif
dalam mengobati penyakit diare. Pengobatan diare dengan herbal
dilakukan untuk menghindari efek samping dari obat-obat anti diare.
Pengobatan modern yang banyak dilakukan adalah dengan pemberian
antibitotik oral yang banyak ditemukan di apotek dengan biaya yang relatif
mahal dan dapat menyebabkan efek samping diare. Terapi alternatif lain
adalah pengobatan tradisional yang memiliki kelebihan mudah didapat dan
relatif murah. Alternatif pengobatan yang banyak digunakan dikalangan
masyarakat adalah dengan memanfaatkan tanaman herbal.
Di dunia yang semakin modern ini tidak menjadikan pengobatan
tradisional atau pengobatan alternatif terlupakan. Tak sedikit orang yang
masih mengandalkan berbagai buah, sayur maupun tanaman herbal untuk
mengatasi berbagai penyakit. Salah satunya masih banyak masyarakat
yang menggunakan pengobatan tradisional seperti penggunaan daun
jambu biji sebagai obat anti diare. Sudah banyak diketahui oleh
masyarakat umum bahwa ekstrak daun jambu biji memiliki khasiat
sebagai antidiare. Jambu biji (Psidium guajava) memiliki varietas antara
lain yang berdaging-buah warna putih dan yang berwarna merah.
Mengonsumsi teh daun jambu biji atau kapsul yang memiliki
ekstrak daun jambu biji diketahui dapat membantu saluran cerna dalam
mengatasi diare. Hal ini dikemukakan oleh salah satu penelitian yang
dipublikasikan di Journal of Smooth Muscle Research pada tahun 2008,
yang ditujukan untuk mengevaluasi kemampuan daun jambu biji dalam
mengatasi diare pada tikus. Dari hasil uji klinis tersebut, didapatkan
temuan bahwa ekstrak daun jambu biji dapat membantu mengatasi diare
melalui beberapa cara, yakni menunda awal mula timbul gejala diare,
mengurangi frekuensi buang air besar, serta menurunkan derajat keparahan
penyakit diare yang dialami.
Daun jambu biji (Psidium guajava L) merupakan tanaman obat
atau obat tradisional yang digunakan untuk mengobati diare. Daun jambu
biji termasuk mudah didapat karena banyak terdapat di Indonesia, daun
jambu biji mengandung beberapa senyawa fitokimia yang dapat
dimanfaatkan untuk mencegah penyakit seperti anti diare dan antivirus.
Daun jambu biji mengandung tanin, flavonoid, minyak atsiri, dan alkaloid.
Untuk kandungan tanin pada daun jambu biji mempunyai sifat pengekelat
berefek spasmolitik yang dapat mengerutkan usus sehingga gerak
peristaltik berkurang dan mempunyai efek spasmolitik dapat
mengkerutkan dinding sel bakteri, membrane sel sehingga mampu
mengganggu permeabilitas sel. Tanin memiliki daya antibakteri dengan
cara mempresipitasikan protein, karena diduga tanin mempunyai efek
sama dengan senyawa fenolat.
Tanaman jambu biji terutama bagian daun, memiliki efektifitas
yang lebih tinggi dibandingkan dan beberapa tanaman lain digunakan
untuk menghentikan diare. 3 Jambu biji sering digunakan sebagai obat
karena kandungan aktifnya banyak terdapat pada jambu biji. Memberikan
efek antidiare adalah zat tanin. Tanin juga memiliki sifat antibakteri
dengan menekankan pada protein karena diduga tanin mempunyai efek
yang sama dengan senyawa fenolik. Infusa daun jambu biji 10% memiliki
aktivitas terhadap E. coli dan V. cholera, masing-masing dengan zona
hambat 14,10 mm dan 14,03 mm.
Daun jambu biji termasuk mudah didapat karena banyak terdapat
di Indonesia. Daun Jambu biji memiliki aktivitas anti diare dan hal ini
membenarkan penggunaan tanaman ini sebagai obat herbal melawan diare
dimana mengandung fitokimia tingkat tinggi terutama tanin dan flavonoid
yang bertanggung jawab atas aktivitas anti diare. Daun Psidium guajava
mengandung antara lain tanin, minyak atsiri, flavonoid, ursolic, oleanolic,
karoten, vitamin B1, B2, B3, B6, dan vitamnin C serta resin, selain
avicularin dan guaijaverin (Supandiman, 1997; Sujatno, 1997).
Penghambatan pertumbuhan Salmonella typhimurium sangat
terpengaruh oleh konsentarasi zat aktif yang terlarut dalam ekstrak daun
Psidium guajava. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa daun Psidium
guajava selain mempunyai daya antidiare ternyata juga bersifat antibakteri
terhadap Salmonella typhimurium. Dan dengan terbuktinya efek daun
jambu biji ini sebagai antidiare sekaligus sebagai antibakteri terhadap
kuman Salmonella typhimurium memberikan gambaran bahwa daun
tumbuhan ini dapat dipergunakan untuk pengobatan diare, baik diare
noninfektif maupun diare infektif. Hal yang sama terjadi pada kuman
Enteropathogenic Esherichia coli (Ajizah, 1998).
Jadi, menurut pembahasan dan penjabaran dari manfaat daun
jambu biji diatas, kelompok kami dapat mengambil sebuah kesimpulan.
Daun jambu biji memiliki berbagai kandungan yang baik untuk diare.
Daun jambu biji atau psidium guajava dapat menjadi antidiare sekaligus
sebagai antibakteri terhadap kuman Salmonella typhimurium. Didalam
daun jambu biji juga mengandung minyak atsiri yang dapat menghambat
pertumbuhan atau mematikan kuman dengan mengganggu proses
terbentuknya membrane dan/atau dinding sel membran atau dinding sel
tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Terdapat pula tanin yang
mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang menciutkan
atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daun jambu biji memiliki berbagai kandungan yang baik untuk
diare. Daun jambu biji atau psidium guajava dapat menjadi antidiare
sekaligus sebagai antibakteri terhadap kuman Salmonella typhimurium.
Didalam daun jambu biji juga mengandung minyak atsiri yang dapat
menghambat pertumbuhan atau mematikan kuman dengan mengganggu
proses terbentuknya membrane dan/atau dinding sel membran atau dinding
sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Terdapat pula tanin
yang mempunyai sifat sebagai pengelat berefek spasmolitik, yang
menciutkan atau mengkerutkan usus sehingga gerak peristaltik usus
berkurang.

3.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait daun jambu biji agar
memperoleh hsil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, K., Widyatamaka, S., Masyrofah, D., Prayuda, E., & Andriani, N. (2020).
KHASIAT DAUN JAMBU BIJI SEBAGAI ANTIDIARE. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Singapersada Karawang , 43-54.

Anda mungkin juga menyukai