Kelompok 3 Maternitas :
September 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas
berkatnya, sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ibu
Hamil Dengan” ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya. Tujuan
dibuatnya makalah ini merupakan suatu pemenuhan nilai tugas Keperawatan
Maternitas II, serta kelompok harap dapat menambah pengetahuan lebih mendalam
tentang “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan CPD (Cephaloplvic
Disporpotion)” dan untuk para pembaca agar menambah pengetahuan. Kelompok
menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat selesaikan tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Kelompok sampaikan rasa syukur dan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Kelompok mengetahui bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis harapkan adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat
memberikan kelancaran tugas penulis selanjutnya dan dapat berguna bagi semua
pihak.
Kelompok 3
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Operasi sesaria adalah prosedur medis yang bertujuan untuk mengeluarkan bayi
melalui celah sayatan pada perut serta rahim ibu, biasanya dibuat melintang persis di
bawah garis pinggang. Dokter kemungkinan akan mempertimbangkan operasi sesaria
pada beberapa kondisi seperti : Janin tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi
yang cukup, ibu mengidap penyakit infeksi, terhalangnya jalan lahir misalnya karena
panggul sempit.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2021, selama hampir 30
tahun tingkat persalinan operasi sectio caesarea menjadi 10% sampai 15% dari semua
proses proses persalinan di Negara-negara berkembang. WHO mencatat sepertiga dari
semua kematian setelah operasi sectio caesarea dikaitkan dengan 19% preeklamsia,
22% sepsis, dan 14% terkait anestesi. Jika pendarahan tidak dihentikan, bisa berakibat
fatal pada bayi maupun ibu hamil.
Menurut Riskesdas tahun 2020 menunjukkan kelahiran dengan metode operasi
sectio caesarea sebesar 17,6% dari total 78.736 kelahiran sepanjang tahun 2020,
dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta (31,1%) dan terendah di Papua (6,7%) di
Jawa Barat (15,5%) jadi, di daerah jawa barat persalinan pada perempuan melalui
operasi sectio caesarea termasuk dalam tingkat sedang.
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah disproporsi antara ukuran janin dan
ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar untuk mengakomodasi
keluarnya janin tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervagina (Varney,
2017). Hal ini disebabkan oleh karena bentuk tubuh atau postur tubuh dan bentuk
panggul ibu yang kecil sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan
normal. Sectio caesarea dilakukan untuk mencegah hal – hal yang membahayakan
nyawa ibu. Panggul sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang
normal. Hal-hal yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan Sectio Caesarea yaitu,
rupture uteri, terjadi fistula karena anak terlalu lama menekan pada jaringan lahir,
terjadi edema dan bahaya pada janin yaitu pada disproporsi kepala panggul sering
terjadi ketuban pecah dini dan kemudian infeksi intrapartum, terjadi prolaps funikuli
dan dapat merusak otak yang mengakibatkan kematian pada janin (Prawirohardjo,
2010).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan cesarean birth
indikasi cpd ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan ibu hamil dengan cesarean
birth indikasi cpd ?
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi dari CPD pada Ibu hamil.
b. Mengetahui etiologi dari CPD pada Ibu hamil.
c. Mengetahui tanda gejala pada ibu hamil dengan cesarean birth indikasi
cpd.
d. Mengetahui pathway ibu hamil dengan CPD.
e. Mengetahui patofisiologi pada ibu hamil dengan CPD.
f. Mengetahui penatalaksanaan medis/ non-medis pada ibu hamil dengan
cesarean birth indikasi cpd.
g. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada ibu hamil dengan cesarean
birth indikasi cpd.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Kelompok dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan cesarean birth indikasi cpd.
2. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa diharapkan agar dapat menambah wawasan dan dapat
melihat lebih dalam mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
cesarean birth indikasi cpd.
3. Bagi Institusi
Penulisan ini diharapkan dapat memberi informasi dan literatur penunjang
bagi civitas akademik mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
cesarean birth indikasi cpd.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah disproporsi antara ukuran janin
dan ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar untuk
mengakomodasi keluarnya janin tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran
pervagina (Varney, 2017).
CPD berisiko menyebabkan persalinan macet (kegagalan kemajuan dalam
persalinan) sehingga ibu yang mengalami kondisi ini cenderung sulit untuk
melahirkan secara normal.
B. Etiologi
Etiologi atau penyebab dari CPD disebabkan oleh panggul sempit, janin yang
besar maupun kombinasi keduanya. Beberapa keadaan yang berhubungan dengan
terjadinya CPD adalah sebagai berikut:
a. Kelainan karena gangguan pertumbuhan
1. Panggul sempit seluruh: semua ukuran kecil
2. Panggul picak: ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
3. Panggul sempit picak semua ukuran kecil tapi terlebihnya ukuran muka
belakang
4. Panggul corong: pintu atas panggul biasa, pintu bawah panggul sempit
5. Panggul belakang: symphysis terbuka
b. Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi
1. Panggul rachins; panggul picak, panggul sempit, seluruh panggul sempit picak
dan lain-lain.
2. Panggul esteomalacci: panggul sempit melintang
3. Radang articulatio sacroiliaca panggul sempit mining
c. Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
1. Kyphose di daerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong
2. Sciliose di daerah tulang panggul menyebabkan panggul sempit miring.
d:Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah coxitis, luxation atrofia.
F. Penatalaksanaan Medis/non-Medis
Apabila tidak menunjukkan gejala yang membahayakan, dokter dapat
membantu proses persalinan pasien CPD dengan bantuan vakum atau forcep untuk
mengeluarkan bayi. Namun, jika CPD menyebabkan persalinan berlangsung sangat
lama, pasien akan disarankan untuk menjalani operasi caesar agar terhindar dari
komplikasi serius.
Penatalaksanaan sectio caesarea (SC) yang dapat direncanakan apabila hasil
pemeriksaan kehamilan menunjukkan disproporsi kepala janin dan pelvis ibu atau
terdapat tanda CPD yang jelas.
Tindakan SC dilakukan bila didapatkan janin dengan presentasi dahi atau
muka. SC juga dipertimbangkan apabila CPD disertai dengan faktor lain seperti,
primigravida tua, riwayat infertilitas lama, dan ibu hamil dengan penyakit jantung.
Pada kasus-kasus di mana tidak dapat dilakukan operasi caesar, operasi
berisiko tinggi, atau terjadi obstruksi dengan posisi bayi sungsang, dokter juga dapat
melakukan symphysiotomy atau prosedur pembedahan tulang rawan pada kemaluan
pasien CPD untuk mengeluarkan bayi dari kandungan. Namun, metode ini masih
menjadi kontroversi karena dinilai berisiko komplikasi yang tinggi, sehingga
penggunaannya sebagai metode alternatif masih diperdebatkan.
G. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan medis sebagai cara mendiagnosis cephalopelvic
disproportion atau CPD pada ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Pelvimeter
Pelvimeter merupakan salah satu pemeriksaan medis sebagai cara mendiagnosis CPD.
Pelvimeter adalah pemeriksaan fisik pada panggul untuk mengukur langsung diameter
panggul ibu hamil menggunakan tangan.
2. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG secara rutin dapat membantu mengukur panggul ibu dan kepala
bayi selama pemeriksaan kehamilan. Ini juga merupakan cara mendiagnosis CPD
lainnya.
3. Magnetic resonance imaging (MRI) panggul
Sesuai namanya, pemeriksaan medis sebagai cara mendiagnosis CPD ini bertujuan
untuk mengukur panggul ibu dan posisi bayi dalam kandungan
BAB III
KASUS
A. Ilustrasi Kasus
Ny. L usia 26th G1P0A0 datang ke klinik pelita hati untuk memeriksakan
kehamilan nya dan kehamilan ini merupakam kehamilan pertama bagi Ny. L dam
belum pernah mengalami abortus. Ny. L dan suami sudah menikah selama 1 tahun.
HPHT 19 April 2021 HPL 24 Januari 2022, saat ini umur kehamilan 39 minggu.
Berdasarkan riwayat menstruasi, menarche 13 tahun, siklus 28 hari, teratur, lama
menstruasi 5-6 hari, tidak mengalami disminore, ganti pembalut 3-4 kali/hari serta
tidak mengalami keputihan. Keluhan yang dirasakan Ny. L selama kehamilan ini pada
trimester I adalah mual, trimester II tidak ada keluhan, dan trimester III adalah
pinggang dan perutnya sering terasa kencang. Selama kehamilan ini Ny. L
mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan/dokter yaitu asam folat, tablet tambah
darah, kalsium, dan vitamin C. Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan bahwa
keadaan umum ibu baik, TD 132/82mmHg, Nadi 80 kali/menit, Respirasi 20
kali/menit, suhu 36,6°C, BB sebelum hamil 49 kg, BB saat ini 56 kg, TB 145 cm,
IMT 26. DJJ 130 kali/menit, teratur. TBJ 3929 gram, tidak ada oedem di ekstermitas.
Berdasarkan pemeriksaan laboratorium tanggal 17 Januari 2022 diperoleh Hb 11,2
gr/dl dan protein urine negatif. Ibu mengatakan gerakan janin aktif. Berdasarkan hasil
pemeriksaan keadaan umum baik, palpasi leopold TFU 33 cm, punggung kiri,
presentasi kepala, dan kepala masuk panggul, pembukaan 1 cm. Sehingga diperoleh
diagnosa Ny. L usia 26 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu, janin tunggal
hidup, presentasi kepala inpartu kala I fase laten dengan Cephalopelvic Disproportion
(CPD). Kemudian menganjurkan ibu untuk dirujukan ke Rumah Sakit atas indikasi
Cephalopelvic Disproportion(CPD). sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk dilakukan tindakan section caesarea secara terencana. Setelah diberitahu
hasil dari pemeriksaan tersebut,ny.l tampak gelisah dan mengatakan bahwa ia merasa
cemas karena harus dirujuk untuk dilakukan tindakan sectio caesarea. Kemudian ny.l
tampak kebingungan dan mengatakan tidak terlalu paham apa yang menyebabkan ia
harus dirujuk untuk tindakkan sectio caesarea karena ia mengira bahwa kehamilan
nya selama ini baik-baik saja..
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Mhs :
NIM :
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama Pasien : Ny. L Nama Suami : Tn K
Umur : 26 thn Umur :27
Suku/Bangsa : - Suku/Bangsa : -
Agama :islam Agama :islam
Pendidikan : - Pendidikan : -
Pekerjaan : Alamat/Telp : - Pekerjaan : -
Alamat /Telp : -
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama ( saat ini ) :
Pasien tampak gelisah dan mengatakan bahwa ia merasa cemas karena harus dirujuk untuk dilakukan
tindakan sectio caesarea. Kemudian ny.l tampak kebingungan dan mengatakan tidak terlalu paham apa
yang menyebabkan ia harus dirujuk untuk tindakkan sectio caesarea karena ia mengira bahwa
kehamilan nya selama ini baik-baik saja.
1
Hamil Anak Ke Satu Tidak Ada keluhan
2
Masalah mengunyah/menelan : ya tidak, bila ya sebutkan:
3) Personal Hygiene
a) Mandi
Frekuensi :2 x/hari
b) Oral hygiene
Frekuensi :2 x/hari
c) Rambut
Frekuensi :3 x/seminggu
4) Pola aktifitas/istirahat dan tidur
Jenis pekerjaan : ibu rumah tangga
Waktu bekerja : pagi sore malam
Lama bekerja : tidak bekerja
Hobbi :
Pembatasan karena kehamilan/kondisi :
Kegiatan waktu luang :
Keluhan dalam beraktifitas :
Aktifitas kehidupan sehari-hari : mandiri tergantung
Tidur siang : ya tidak
Lama tidur :
Keluhan/masalah tidur :
Kebiasaan sebelum tidur:
6) Pola seksualitas
Masalah seksualitas : ya tidak, bila ya sebutkan :
j. Riwayat Psikososial :
3
Perencanaan kehamilan : direncanakan
Perasaan pasien & keluarga tentang kehamilan : senang
Kesiapan mental menjadi ibu : siap
Cara mengatasi stress : olahraga kecil
Tinggal dengan : suami
Peran dalam struktur keluarga : ada
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : sanggup
Harapan dari kehamilan/perawatan ini :
Faktor kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan : -
k. Status Sosial Ekonomi :
Penghasilan per bulan : Rp 250.000 – Rp 500.000
Rp 500.000 - Rp 750.000 Rp.750.000 – Rp 1.000.000
> Rp 1.000.000
Pengeluaran per bulan : -
Jaminan kesehatan : BPJS
4. Pengkajian Fisik
a. Sistem Kardiovaskuler/Sirkulasi :
Nadi :20 x/menit : Irama : teratur tidak teratur
Denyut : lemah
kuatTekanan darah :132/82
mmHg, Suhu : 36,6x/menit
Temperatur kulit : pucat cyanosis kemerahan
Pengisian kapiler : 2 /detik
Edema : ya tidak
Muka tungkai bawah periorbita
Konjungtiva : normal Sklera :
Riwayat penyakit jantung : ya/tidak, bila ya sebutkan :
Keluhan : tidak ada
b. Sistem Pernafasan
Jalan nafas : bersih sumbatan
sputum lendirdarah lidah
Pernafasan : sesak tidak dengan aktifitas tanpa aktifitas
Frekuensi : 20 x/menit, Irama : teratur tidak
teratur Riwayat bronchitis : ya/tidak, Asma : ya/tidak, TBC : ya/tidak,
Suara nafas : bronkhovesikuler ronchi wheezing
vesikuler/normal
Keluhan :
c. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut
Gigi : caries tidak
Stomatitis : ya tidak
Lidah : kotor ya tidak
Memakai gigi palsu : ya tidak
Bau mulut : ya tidak
Muntah
4
Isi : makanan cairan darah
Warna : sesuai warna makanan coklat kuning hitam
5
Mual : ya tidak
Nafsu makan : kurang meningkat
Nyeri daerah perut : baik tidak Lokasi : _
Rasa penuh di perut : ya tidak
ya
d. Neurosensori
Status mental : orientasi
disorientasiMemakai kaca mata
: ya tidak
Alat Bantu dengar : ya tidak
Gangguan bicara : ya tidak
Serangan pingsan/pusing : ya tidak
Sakit kepala : ya tidak
Kesemutan/kebas/kelemahan : ya tidak, bila ya, lokasi :
e. Sistem Endokrin
Gula darah : mg/dl
f. Sistem Urogenital
BAK
Pola rutin :10 x/hari terkontrol tidak terkontrol
Jumlah : cc urin aseton
Warna : kuning kuningkeruh/kecoklatan
Rasa sakit pada waktu BAK : ya
tidakDistensi kandung
kemih : ya
tidak
g. Sistem Integumen :
Turgor kulit : baik elastis sedang
buruk Warna kulit : pucat sianosis
kemerahan Keadaan kulit : baik tdp lesi
insisi operasi
bercak merah kloasma gravidarum ptekie
terdapat luka bakardekubitus
Kebersihan kulit : bersih kotor
Keadaan rambut : bersih kotor
h. Sistem Muskuloskeletal :
Kesulitan dalam pergerakan : ya tidak
Ekstrimitas : tungkai : simetris tidak
Oedema : ya tidak Varices : ya tidak Reflek
6
patella :
7
i. Perut/Abdomen
1) Inspeksi
Membesar : arah :
Linea : Alba/Nigra
Striae : Albicans/Lividae
TFU berisi :
Leopold II : Kanan : ekstremitas
Kiri :punggung
Leopold III :kepala sdah masuk PAP
Leopold IV : tangan
konvergen/sejajar/divergen
Taksiran berat badan janin : 3255 gram
Kontraksi : ada
3) Auskultasi
DJJ : Punctum maksimum :
Frekuensi : 130x/menit,
teratur/tidak
4) Pemeriksaan dalam
PD a/i . oleh Portio Pembukaan servik cm
Ketuban kepala / bokong, Hodge
4. Asesmen nyeri : □ Tidak ada □ Ada, Dengan skala nyeri NRS/ VAS, deskripsi
Provokes : □ Benturan □ Kehamilan / kontraksi □ Proses persalinan, □ Lain-
lain,
Quality : □ Seperti tertusuk-tusuk benda tajam/ tumpul □ Berdenyut □ Terbakar
□ Tertindih benda berat □ Diremas □ Terplintir □ Teriris – teriris □ Lain2
Region : □ Lokasi : □ Menyebar: □ Tidak □ Ya _
Severity : □ VAS/NRS, Score : Time/durasi nyeri :
5. Pemeriksaan Penunjang
Hb 11,2 gr/dl dan protein urine negatif.
8
Data Subyektif Data Obyektif
- Pasien mengatakan pinggang dan perut terasa - TTV pasien
kencang TD : 132/82 mmHg
- Pasien mengatakan gerakan janin aktif Nadi : 80 x/menit
- Pasien mengatakan BB sebelum hamil 50 Kg RR : 20 x/menit
- Pasien mengatakan cemas karena harus dirujuk Suhu 36,6 oC
- Pasien mengatakan tidak telalu paham mengapa - Antropometri pasien
harus dilakukan tindakan SC BB : 56 Kg
TB : 145 cm
IMT : 26
- DJJ 130 x/menit
- TBJ 3900 gram
- TFU 33 cm, punggung kiri, presentasi kepala,
kepala masuk panggul
- Pembukaan 1cm, janin tunggal hidup,
presentasi kepala inpartu kala 1 fase laten
dengan CPD
- Pasien tampak cemas
- Pasien tampak menanyakan tentang kondisinya
9
7. Analisa Data
Cp.1.B
No. Data Masalah Etiologi
1 DS : Risiko Cedera Maternal Panggul lebih besar
- Pasien mengatakan dari kepala janin
pinggang dan perut terasa
kencang Kemajuan dalam jalan
- Pasien mengatakan gerakan lahir tertahan
janin aktif
- Pasien mengatakan BB Partus lama
sebelum hamil 49 Kg
DO: Risiko cedera meternal
- Antropometri pasien
BB : 56 Kg
TB : 145 cm
IMT : 26
- DJJ 130 x/menit
- TBJ 3900 gram
- TFU 33 cm, punggung kiri,
presentasi kepala, kepala
masuk panggul
- Pembukaan 1cm, janin
tunggal hidup, presentasi
kepala inpartu kala 1 fase
laten dengan CPD
10
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
11
B. RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Diagnosa Tujuan
Tanggal No. Keperawatan Dan Rencana Tindakan
(PES) Kriteria Hasil
17/01/2022 1 Risiko cedera Setelah dilakukan Persalinan Resiko Tinggi
maternal b.d.
intervensi keperawatan Observasi
Ukuran panggul
lebih kecil daripada selama 1x24 jam maka 1. Identifikasi kondisi
ukuran kepala janin
tingkat cedera menurun umum pasien
dengan kriteria hasil : 2. Monitor tanda-tanda
− Kejadian cedera vital
menurun 3. Monitor denyut jantung
janin
Terapeutik
4. Dukung orang terdekat
mendampingi pasien
Edukasi
5. Jelaskan prosedur
Tindakan yang akan
dilakukan
12
- Pertanyaan yang untuk bertanya
sesuai dengan Edukasi
masalah yang 5. Jelaskan faktor risiko
dihadapi menurun yang telah
mempengaruhi
keadaan pasien
13
C. CATATAN KEPERAWATAN
14
• Menjelaskan faktor resiko yang telah mempengaruhi
keadaan pasien
Rh : Pasien mengatakan telah memahami apa saja yang
menjadi faktor resiko dari cpd, sehingga harus menjalani
operasi sectio saesaria
D. E V A L U A S I (CATATAN PERKEMBANGAN)
2 17/0/2022 S:
- Pasien mengatakan siap dan mampu untuk menerima
informasi mengenai apa penyebab pasien harus
menjalani operasi sectio saesaria
- Pasien mengatakan telah memahami apa saja yang
Kel 3
menjadi faktor resiko dari cpd, sehingga harus
menjalani operasi sectio saesaria
O:
- Pasien tampak bertanya tentang apa yang
menyebabkan ia harus menjalani tindakan sectio
caesarea
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dihentikan
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah disproporsi antara ukuran janin dan
ukuran pelvis, yakni ukuran pelvis tertentu tidak cukup besar untuk mengakomodasi
keluarnya janin tertentu melalui pelvis sampai terjadi kelahiran pervagina.
Patofisiologi cephalopelvic disproportion (CPD) dipengaruhi oleh faktor passageway,
yaitu bentuk dan ukuran panggul, dan juga passenger, yaitu ukuran dan presentasi
kepala janin. Istilah cephalopelvic disproportion dipakai untuk mendeskripsikan
ketidaksesuaian ukuran panggul ibu dengan ukuran kepala janin. Penatalaksanaan
sectio caesarea (SC) yang dapat direncanakan apabila hasil pemeriksaan kehamilan
menunjukkan disproporsi kepala janin dan pelvis ibu atau terdapat tanda CPD yang
jelas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan keadaan umum baik, palpasi leopold TFU 33 cm,
punggung kiri, presentasi kepala, dan kepala masuk panggul, pembukaan 1 cm.
Sehingga diperoleh diagnosa Ny. L usia 26 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu,
janin tunggal hidup, presentasi kepala inpartu kala I fase laten dengan Cephalopelvic
Disproportion (CPD). Kemudian menganjurkan ibu untuk dirujukan ke Rumah Sakit
atas indikasi Cephalopelvic Disproportion(CPD). sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk dilakukan tindakan sectio caesarea secara terencana.
B. Saran
Analisa perawat dalam melakukan asuhan keperawatan sangat penting. Kesalahan
penentuan skala prioritas pada pasien dapat menyebabkan munculnya masalah baru
dan bukan menyelesaikan masalah yang ada. Perawat diharapkan dapat lebih banyak
berinteraksi dengan pasien, sehingga implementasi asuhan keperawatan yang
dilakukan dapat lebih maksimal hasilnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kandungan Edisi IV Cetakan III. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Simanjuntak, N., & Wulandari, S. (2017). asuhan keperawatan pada Ny.N post partum
dengan tindakan seksio sesarea atas indikasi CPD di ruang delima RSUD pasar rebo Jakarta
Timur . buletin kesehatan vol 1 No 1, 33-38.