Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

KEBIJAKAN SISTEM PENGEMBANGAN MANAJEMEN KINERJA KLINIK


(SPMKK)

OLEH :

NAMA KELOMPOK : NIM :

1. Martina Murti 1. PO 530320119178


2. Marsalina Litbagai 2. PO 530320119177
3. Matius nono 3.PO 530320119179

POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN KUPANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,Karena atas
Ijin Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan tidak
mengalami gangguan sedikit pun ketika menyusun makalah ini.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah KEBIJAKAN
KESEHATAN INDONESIA tentang KEBIJAKAN SISTEM PENEMBANGAN
MANAJEMEN KINERJA KLINIK (SPMKK).

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,tetapi saya
berharap dengan makalah ini pengetahuan kita bisa bertambah dan tentu saja bisa
bermanfaat bagi kita semua dalam.

Apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan keslahan,saya meminta maaf


yang sebesar besarnya.Atas perhatianya saya ucapkan terimah kasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………


1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………………......
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………....

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………....

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….....

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………......

3.2 Saran…………………………………………………………………………………….........

BAB IV............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….........
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan disarana atau institusi
pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu
(Depkes, 2006 Pada bulan Oktober 2000 - Maret 2001, Tim Konsultan WHO
bekerja sama dengan Kelompok Kerja Perawat Tingkat Nasional Depkes,
mengembangkan satu model “ Sistim Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik (SPMKK) guna meningkatkan kemampuan manajerial dan kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada tatanan rumah sakit
dan puskesmas. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2000 oleh WHO dan
Keperawatan Depkes di Provinsi Kaltim, Sumut, Sulut, Jabar dan DKI
menunjukan gambaran sebagai berikut : 70,9 % perawat selama 3 tahun terakhir
tidak pernah mengikuti pelatihan.   39,8 % perawat masih melakukan tugas-
tugas kebersihan. 47,4 % perawat tidak memiliki uraian tugas secara tertulis.
Belum dikembangkan monitoring dan evaluasi Kinerja Klinis bagi perawat
secara khusus (Depkes, 2006).
1.2 TUJUAN
Dapat mengetahui Apa itu system pengembangan manajemen kinerja klinik
( SPMKK ),Prinsip system pengembangan manajemen kinerja klinik
(SPMKK)?,Staregi penerapan system pengembangan kinerja klinik
(SPMKK)Komponen system pengembangan kinerja klinik (SPMKK)?

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu system pengembangan manajemen kinerja klinik ( SPMKK )?


2. Prinsip system pengembangan manajemen kinerja klinik (SPMKK)?
3. Staregi penerapan system pengembangan kinerja klinik (SPMKK)?
4. Komponen system pengembangan kinerja klinik (SPMKK)?
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN SPMKK
SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan disarana atau institusi
pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu
(Depkes, 2006 Pada bulan Oktober 2000 - Maret 2001, Tim Konsultan WHO
bekerja sama dengan Kelompok Kerja Perawat Tingkat Nasional Depkes,
mengembangkan satu model “ Sistim Pengembangan Manajemen Kinerja
Klinik (SPMKK) guna meningkatkan kemampuan manajerial dan kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada tatanan rumah sakit
dan puskesmas.
2. PRINSIP SPMKK

Komitmen
Komitmen dapat diartikan sebagai janji atau tanggungjawab. Hal ini dapat
diartikan bahwa setiap orang/pihak/institusi yang berkomitmen terhadap
SPMKK berjanji untuk melaksanakan SPMKK. Adanya komitmen ini sangat
diperlukan mulai dari tingkat pimpinan/pengambilan keputusan
dipemerintahan sampai kelevel yang paling bawah. Komitmen merupakan
suatu komponen yang dapat menjamin kesinambungan kegiatan.

Kualitas
Pelaksanaan SPMKK diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) keperawatan meliputi kinerja dan hasil pelayananya.
Peningkatan kinerja perawat akan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan
menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan citra pelayanan keperawatan
disarana pelayanan kesehatan.

Kerja tim
    
SPMKK baru difokuskan kepada perawat tetapi mendorong adanya kerjasama
kelompok (team work) antar tenaga kesehatan, karena kerjasama tim
merupakan salahsatu penentu keberhasilan pelayanan kesehatan.
 
Pembelajaran berkelanjutan
Penerapan SPMKK memberikan kondisi terjadinya pembelajaran yang
memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya sehingga dapat mengikuti perkembangan IPTEK.

Efektif dan efisien


Dengan menerapkan SPMKK perawat dapat bekerja secara efektif dan efisien
karena mereka bekerja sesuai dengan standar dan uraian tugas serta diikuti
dengan monitoring dan evaluasi yang dapat meminimalkan kesalahan-
kesalahan dalam pekerjaan. Adanya kejelasan tugas memungkinkan setiap
orang bekerja pada area yang telah ditetapkan.

3. STRATEGI PENERAPAN SPMKK

.  Membangun komitmen
Membangun komitmen dengan semua pihak yang terkait/stakeholder dengan
pengembangan SPMKK untuk itu perlu adanya sosialisasi dan koordinasi.

Melibatkan stakeholder
Dengan komitmen, keterlibatan stakeholder dapat memberikan dukungan
moril dan material dalam penerapan SPMKK.

Mengelola sumber daya


Pengelolaan SDM, sumber dana, dan fasilitas dapat ditingkatkan untuk
mengoptimalkan keberhasilan SPMKK perawat.

Profesionalisme
Pengelolaan SPMKK secara profesional dengan perencanaan yang matang
serta diimplementasikan secara sungguh-sungguh berdasarkan pada pedoman
SPMKK, standar profesi, SOP keperawatan, serta pedoman pelayanan
kesehatan lainnya.

Desentralisasi
Dalam rangka otonomi daerah SPMKK dapat dikembangkan sesuai kondisi
masing-masing daerah dengan tetap berpedoman pada pedoman yang telah
ditetapkan.
4. KOMPONEN DASAR SPMKK
Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati
bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktik untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan (Reyers, 1983).
Standar yang ditetapkan harus memenuhi kreteria yaitu : spesifik (specific),
terukur (measurable), tepat (appropriate), andal (reliable), tepat waktu
(timely).(Donabedian, 1982)

a. Ketentuan standar

1.    Harus ditulis dan dapat diterima untuk dilaksanakan oleh para pelaksana.
2.    Mengandung komponen struktur, proses, hasil.
3.    Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sitem dalam
organisasi.
4.    Standar harus disyahkan atau disetujui oleh yang berwenang.

b. Komponen standar

1.     Standar struktur atau standar input menjelaskan praturan, kebijakan


tatanan dalam organisasi, meliputi filosofi dan obyektif organisasi dan
administrasi, kebijakan dan peraturan, staffing dan pembinaan, deskripsi
pekerjaan, fasilitas dan peralatan.
2.     Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi dan penerima
asuhan yang berfokus pada kinerja petugas secara profesional dalam tatanan
klinis meliputi fungsi, tanggungjawab, dan akontabilitas, manajemen kinerja
klinis, monitoring dan evaluasi kinerja klinis.
3.     Standar hasil adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status pasien.
Standar ini berfokus pada asuhan pasien yang prima meliputi kepuasan pasien,
keamanan pasien, kenyamanan pasien.

c.Manfaat standar
1. Menetapkan norma dan memberikan kesempatan anggota masyarakat dan
perorangan mengetahui bagaimana tingkat pelayanan yang
diharapkan/diinginkan karena standar tertulis sehingga dapat
dipublikasikan/diketahui secara luas.
2.     menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan berlaku sebagai tolok ukur
untuk memonitor kualitas kinerja.
3.     berfokus pada inti dan tugas penting yang harus ditunjukkan pada situasi
aktual dan sesuai dengan kondisi lokal.
4.     meningkatkan efisiensi dan mengarahkan pada pemanfaatan sumber daya
dengan lebih baik;
5.      meningkatkan pemanfaatan staf dan motivasi staf.
6.     dapat digunakan untuk menilai aspek praktis baik pada keadaan dasar
maupun post basic pelatihan dan pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
SPMKK adalah upaya peningkatan kemampuan manajerial dan kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan disarana atau institusi
pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu
(Depkes, 2006 Pada bulan Oktober 2000 - Maret 2001, Tim Konsultan
WHO bekerja sama dengan Kelompok Kerja Perawat Tingkat Nasional
Depkes, mengembangkan satu model “ Sistim Pengembangan Manajemen
Kinerja Klinik (SPMKK) guna meningkatkan kemampuan manajerial dan
kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada tatanan
rumah sakit dan puskesmas
B. SARAN
Semoga pembaca dapat memahami materi tentang konsep kebijakan dan
dapat menambah wawasan dan juga dapat dibagkan kepada teman teman
yang lain

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Donabedian, A. (1982) Explorations in Quality Assessment and Monitoring.


Volume II : The Criteria and Standars of Quality, Michigan: Health Administration Press.

2. Departemen Kesehatan RI. (1997) Instrumen Evaluasi Penerapan Standar


Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit. Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Direktorat
RSU dan Pendidikan, Jakarta.
. 3. Departemen Kesehatan RI., WHO., PMPK-UGM. (2003) Implementasi Sistem
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Untuk Perawat Dan Bidan Di Rumah Sakit
Dan Puskesmas. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
4.Departemen Kesehatan RI. (2006) Modul Pengembangan  Manajemen Kinerja
Klinik (PMKK) Perawat & Bidan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, (2008) Modul Materi Komponen Dasar
SPMKK, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai