Anda di halaman 1dari 3

Penerapan manajemen puskesmas terdiri dari:

1. Planing: micro pkaning (MP) yaitu perencanaan tingkat puskesmas pengembangan


program puskesmas dalam lima tahun tercantum dalam MP.
2. Oraganizing: stuktur organisasi, pembagian tugas, pembagian wilayah kerja.
3. Actuating:
a. Lokasikarya Mini Puskesmas (LKMP) yaitu bentuk penjabaran MP kedalam
paket-paket kegiatan program yang dilaksanakan oleh staf, baik secara individu
maupun secara kelompiok. LKMP dilaaksanakan setiap tahun.
b. Kepemimpinan
c. Motivasi Kerja
d. Koordinasi (rapat-rapat rutin).
4. Controling:
a. Lokal Area Monitoring (LAM) atau PLAS-PWS (Pemantauan Ibu dan Anak-
Pemantauan wilayah setempat) adalah sistem pencatatan dan pelaporan untuk
memantau tingkat penyakit pada ibu dan anak atau untuk penyakit menular yang
dapat dicegah dengan imunisasi. LAM merupakan penjabaran fungsi pengawasan
dan pengendalian program.
b. Audit Internal
c. Monitoring
d. Evaluasi

Setiap puskesmas melakukan evaluasi program untuk mengetahui pelaksanaa manajemen


program puskesmas secara menyeluruh.

1. Subsistem manajemen keuangan


a. Jenis anggaran
Anggaran yang digunakan untuk mendukungpengembangan kegiatan program
puskesmas terdiri dari dana rutin (gaji pegawai) dan operasional/proyek untuk
masing-masing program.
Alokasi yang digunakan untuk dana operasional biasanya diperuntukan kunjungan
pembinaan ke lapangan, pemeliharaan, pembeliian alat penunjang, dan lain
sebagainya.
b. Sumber
Sejak otonomi daerah sumber dana untuk program puskesmas sebagian besar dari
APBD Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Puskesmas juga mendapatakan dana dari pembayaran karcis, obat, dan jasa
pelayanan puskesmas. Dana ini kemudian disetor ke Kas Daerah dan kemudian
uang jasa pelayanan puskesmas dikembalikan ke puskesmas sebesar 25% dan
dapat digunakan kembali oleh puskesmas untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
program.
c. Pencatatan Pelaporan
pemimpin puskesmas menunjukan satu atau dua orang stafnya untuk menjadi
bendahara puskesmas dengan tugas mencatat dan melaporkan semua dana yang
diterima dan yang dikeluarkan oleh puskesmas. Sesuai dengan ruang lingkup
kegiatannya maka bendahara puskesmas dibagi dua yaitu bendahara proyek
(mencatat dan melaporkan dana operasional kegiatan proyek) dan bendahara rutin
(mencatat dan melaporkan gaji pegawai dan pemasukan keuangan rutin
puskesmas).
Pimpinan puskesmas wajib melakukan pemeriksaan keuangan (audit kas) untuk
menghindari terjadinya “kecurangan”. Selain itu juga pemeriksaan yang dilakukan
oleh BPKP ( Badan Pemeriksaan Keuangan Proyek).
2. Sub Sistem Manajemen Logistik
a. Jenis logistik
Logistik digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan program pokok
puskesmas. Misalnya P2M membutuhkan termos, kulkas, jarum suntik & spuit,
thermometer, alat semprot nyamuk, vaksin dan sebagainya. Jenis dan jumlah
logistic ditentukan berdasarkan kebutuhan puskesmas setahun. Kebutuhan ini
disusun dalpam lokakarya mini puskesmas (LKMP).
b. Sumber
Kebutuhan logistic puskesmas disatu Kabupaten/Kota biasanya disediakan pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan BKKBN (khusus program KB).
c. Pencatatan Pelaporan
Pencatatan penerimaan dan pengeluaran dicatat oleh petugas dalam bentuk
inventaris puskesmas (barang yang berbentuk inventaris), demikian juga untuk
barang-barang rutin misalnya obat-obatan.
Khusus untuk manajemen obat, penyimpanan dan pengeluarannya menggunakan
sistem FIFO (first in first out) untuk mencegah kadaluarsa.
3. Sub Sistem Personalia (Manajemen Sumber Daya Manusia)
Sesuai dengan manajemen modern, staf puskesmas yang merupakan faktor produksi
utama untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu, maka perlu dikembangkan baik
motivasi, inisiatif, dan keterampilan mereka, yaitu dengan cara sistem insntif yang
berkeadilan, sistem reward bagi staf yang berprestasi, sesuai keterbukaan sehingga
bisa meningkatkan rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas-tugas pokok.
Masalah ketenagaan dalam puskesmas adalah jumlah yang terbatas, keterampilan
yang rendah, dan kualifikasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Tenaga minimal yang harus dimiliki oleh puskesmas yaitu: dokter umum, bidan,
perawat, sanitasi, perawat umum, perawat gigi, tatausaha, dan bendahara.
Dipuskesmas yang ada rawat inapnya maka membutuhkan 2-3 dokter umum, 1 orang
dokter gigi, 1 orang perawat jiwa, 1 orang perawat sanitasi, 1 orang tenaga analis, 1
orang assisten apoteker, juru masak, dan supir.
Untuk puskesmas yang tenaganya terbatas, maka puskesmas bisa menganutsistem
kerja integrative yaitusatu orang staf merangkap dengan tugas-tugas lainnya.
Dalam manajemen personalia di puskesmas, dokter selalu manajer puskesmas tidak
diberikan wewenang untuk mengangkat staf kecuali puskesmas dapat menyisihkan
dana sendiri untuk membayar honor staf.
Manajer puskesmas hanya dapat mengusulkan kebutuhan staf ke Dinkes
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang manajer puskesmas:

 Kemampuan membimbing dan membina anak buah


 Kemampuan memotivasi staf
 Kemampuan membuat perencanaan
 Kemampuan membuat mensupervisi
 Kemampuan menilai
4. Sub Sistem Manajemen Pencatatan & Pelaporan
Setiap kegiatan program akan menghasilkan data, dan data tersebut harus dicatat,
dianalisis dan dibuat laporan.
Data yang dilaporkan adalah informasi tentang pelaksanaan program dan
perkembangan masalah kesehatan masyarakat.
Jenis-jenis laporan puskesmas:
a. Laporan harian: untuk melaporkan kejadian luar biasa (KLB) penyakit tertentu.
b. Laporan mingguan: untuk melaporkan kegiatan penanggulangan penyakit diare.
c. Laporan bulanan, ada 4 jenis yaitu:
1. LB 1 berisi data kesakitan
2. LB 2 berisi data kematian
3. LB 3 berisi data program Gizi, KIA, dan P2M
4. LB 4 berisi data obat-obatan
d. Laporan Triwulan
e. Laporan Semester
f. Laporan Tahunan

Standar Kebersihan Program Puskesmas

Dinkes Kabpupaten/Kota dan Dinkes Provinsi secara rutin menetapkan target atau standar
kebersihan masing-masing setiap program.

Tingkat keberhasilan program secara kuantitatif diukur dengan membandingkan target yang
sudah ditetapkan dengan output kegiatan program.

Indikator derajat kesehatan masyarakat yang paling peka untuk menilai dampak program
kesehatan adalah IMR (Infant Mortality Rate). MMR (Maternal Mortality Rate), dan BR
(Birth Rate).

Dan untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyaraka adalah dengan memproritaskan
4 program pokok puskesmas yaitu: KIA, KB, P2M, dan Gizi.

Anda mungkin juga menyukai