SGD 1 KMB II :
MOJOKERTO
2022
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4
1.3Tujuan................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
2.1 Definisi Low Back Pain....................................................................................................5
2.2 Etiologi.............................................................................................................................5
2.3 Patofisiologi......................................................................................................................6
2.4 Tanda dan Gejala..............................................................................................................6
2.5 Penatalaksanaan low back pain........................................................................................7
2.6 Komplikasi pada low back pain.......................................................................................8
2.7 Asuhan Keperawatan........................................................................................................9
BAB IV....................................................................................................................................16
A. Trend Dan Issue...............................................................................................................16
B. Evidence Based Practice dalam keperawatan medikal bedah.........................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi dari low back pain
2. Memahami etiologi low back pain
3. Mengetahui patofisiologi low back pain.
4. Mengetahui tanda dan gejala low back pain
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang low back pain
6. Memahami penatalaksanaan low back pain
7. Memahami komplikasi low back pain
8. Mengetahui asuhan keperawatan untuk low back pain
4
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah nyeri punggung bawah merupakan sumber data tarik, frustasi dan kadang
menjadi kebingungan pada banyak dokter dan ilmuan untuk mempelajari dan menangani
penyakit ini. Tulang belakang merupakan satu-satunya organ yang terdiri dari tulang-tulang,
sendi-sendi, ligament-ligament, jaringan lemak, berlapis-lapis otot, saraf tepi, ganglion
sensoris, ganglion otonom dan saraf tulang belakang. Struktur tersebut di suplay oleh satu
sistem arteri dan vena yang rumit. Selain itu pergerakan dari tulang belakang dan struktur-
struktur tersebut akan menghasilkan pola nyeri yang unik.
2.2 Etiologi
Tulang belakang merupakan organ mekanik yang sering digambarkan sebagai suatu
derek (crane) dengan kemampuan menyangga berat badan, menjaga keseimbangan dan
melawan berbagai tarikan sebagai akibat dari pekerjaan sehari-hari maupun aktivitas
rekreasional. Walaupun tulang belakang memiliki kemampuan yang luar biasa untuk
menahan sebagian besar tekanan mekanis, tulang belakang tidak dapat dipaksa untuk
melampaui kemampuannya. Kekuatan yang melampaui kepasitas jaringan tulang belakang
untuk merenggang akan mengakibatkan cidera atau nyeri.
5
nyeri pungguh masih belum dapat diketahui dengan jelas dan masih belum dapat dijelaskan
dengan detail. Banyak grup penelitian telah menyerah dalam usaha untuk menjelaskan
penyebab dari nyeri punggung bawah dan kemudian justru menjelaskan beberapa kondisi
tanda bahaya (red flag) yang berkaitan dengan gangguan ini. Kelompok permasalahan yang
dapat menyebabkan nyeri punggung adalah sebagai berikut:
2.3 Patofisiologi
Tulang belakang dibagi ke dalam bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya
terdiri dari serangkaian badan silindris vertebra, yang terartikulasi oleh diskus intervertebral
dan diikatbersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan posterior. Struktur yang peka
terhadap nyeri adalah periosteum, 1/3 bangunan luar anulus fibrosus, ligamentum, kapsula
artikularis, fasia dan otot. Semua strukturtersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap
berbagai stimulus (mekanikal, termal, kimiawi).
Pada kondisi nyeri punggung bawah pada umumnya otot ekstensor lumbal lebih lemah
dibanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak
jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas diinervasi sistem saraf simpatis.
Dengan hiperaktifitas kronik, muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri
tekan. Perlengketan otot yang tidak sempurna akan melepaskan pancaran rangsangan saraf
berbahaya yang mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas otot.
6
Pathaway
7
Obat – obatan yang diberikan dapat berupa analgetik dan NSAID, muscle
relaxant,opioid, kortikosteroid oral maupun analgetik adjuvan.
c) Terapi Modalitas
Modalitas terapi yang digunakan pada kasus LBP pada umumnya TENS,
SWD, MWD, arus interfensi, maupun traksi. Selain itu diberikan back
exercise, pemakaian korset lumbal untuk membantu mengatasi
permasalahan yang muncul karena LBP.
2. Terapi Bedah
Operasi merupakan pilihan terakhir.Operasi dilakukan pada kondisi dimana
konservatif tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Dilakukan operasi
apabila pasien dengan nyeri yang persisten 2-3 bulan setelah onset dilakukan
terapi konservatif tidak ada perubahan dan dimana status klinis sesuai dengan
temuan radiologis.
Terdapat juga beberapa komplikasi akibat tata laksana nyeri punggung bawah
kronis. Penggunaan obat-obatan seperti opioid dapat menyebabkan kecanduan.
NSAIDs dapat menyebabkan gangguan saluran cerna. Prosedur intervensi
seperti injeksi anastesi atau kortikosteroid dapat menyebabkan kelemahan
ekstremitas bawah, insomnia, nyeri kepala, gangguan elektrolit. [7] Tidak
sedikit jumlah komplikasi yang dapat terjadi bila tindakan operasi dilakukan
pada sistem saraf pusat dan sekitarnya, misalnya cedera saraf, robekan pada
duramater, infeksi, atau degenerasi diskus.
Komplikasi umum yang biasanya terjadi setelah ppemedahan (Joyee,2009) :
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar-akar saraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hematoma
6. Tidak ada penyatuan area bedah
8
2.7 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien : nama, usia, jenis kelamin, alamat, pbiasanya pekerjaan.
b. Keluhan utama : biasanya pasien mengalami nyeri punggung bagian bawah akut
maupun kronis yang lebih dari dua bulan , nyeri saat menggunakan tumit, nyeri
menyebar kebagian bawah belakang kaki.
c. Riwayat penyakit sekarang : pada umumnya pasien akan merasakan nyeri
punggung bawah menjalar dari pangkal paha ke ujungf tungkai kiri dan kanan,
nyeri terasa seperti diiris-iris dan ditusuk-tusuk. Rentang skala nyeri adalah 5-8.
Nyeri dirasakan terus menerus dan sedikit berkurang dengan berbaring serta
bertambah berat jika pasien duduk dan berdiri sehingga menyebabkan pasien sulit
untuk duduk dan berjalan.
d. Riwayat keluarga : tidak ada faktor genetik atau riwayat penyakit keluarga yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami Low Back Pain
e. Simpatodernal : respon yang tidak disengaja termasuk juga dinamakan respon
otonom yang bersifat protektif. Pasien dengan low back pain umumnya akan
mengalami tanda berikut akibat respon tubuh terhadap nyeri :
- Peningkatan keringat
- Tekanan Darah naik
- RR naik
- Takipnea
- Dilatasi pupil
- Ketegagan otot
- Mual muntah
- pucat
f. Muskular : respon yang disengaja merupakan reaksi otot yang mencetuskan usaha
untuk menghilangkan rangsangan rasa sakit, mencakup :
- Menggeliat kesakitan
- Mengusap daerah yang sakit
- Imobilitas
g. Emosional ; tanggapan emosional terhadap rasa sakit mempunyai lambung yang
sangat lua dan berbeda-beda dari orang ke orang. Tanggapan emosional terhadap
sakit antara lain :
- Mudah marah
- Mudah tersinggung
- Perubahan tingkah laku
- Menangis
- Diam
- Kewaspadaan meningkat
9
h. Pemeriksaan Fisik: pemeriksaan fisik secara komprehesif pada pasien dengan
nyeri punggung, meliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeltal.
Pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan dan
refleks-refleks
1) Inspeksi : pemeriksaan fisik dimulai dari inspeksi dan bila pasien tetap berdiri
dan menolak untuk duduk, maka sudah harus dicurigai adanya herniasi diskus
- Gerakan aktif pasien harus dinilai, diperhatikan gerakan mana yang membuat
nyeri juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya lordosis serta adanya
skoliosis, berkurangnya sampai hilangnya lordosis lumbal dapat disebabkan
oleh spasme otot paravertebal.
- Gerakan-gerakan yang perlu diperhatikan pada penderita :
Keterbatasan gerak pada salah satu sisi atau arah
Ekstensi ke belakang (back exstansion) sering kali menyebabkan nyeri pada
tungkai bila ada stenosis foramen intervertebralis di lumbal dan artritis lumbal,
karena gerakan ini akan menyebabkan penyemppitan foramen sehingga
menyebabkan suatu kompresi pada saraf spinal.
Fleksi kedepan (forward flexion) secara khas akan menyebabkan nyeri pada
tungkai bila ada HNP, karena adanya ketegangan pada saraf yang terinflamasi
diatas suatu diskus protusio sehingga meninggikan tekanan pada saraf spinal
tersebut dengan jalan meningkatkan tekanan pada fragmen yang tertekan di
sebelahnya
2) Palpasi : adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukan adanya
kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psychological overlay).
Kadang-kadang bisa ditentukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan
menekan pada ruangan intervertebralis. Pada spondilolistetis yang berat dapat
diraba adanya ketidakrataan pada palpasi ditempat/level yang terkena
2. Analisa data
DS :
- Klien merasakan nyeri penggung bawah menjalar dari pangkal paha ke ujung
tungkai kri dan kanan
- P : klien mengeluh nyeri pada punggung bawah saat berkemih posisi dari
berbaring menjadi duduk atau berdiri
- Q : Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
- R: klien mengatakan nyeri menjalar hingga ke kaki
- S: klien mengatakan skla nyeri dari 5 hingga 8
- T: klien mengatakan nyeri berlangsung lama dan hilang timbul
DO ;
10
Dilatasi Pupil
Ketegangan otot
Pucat
3. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kendali dan massa otot D.0054
2) Defisit nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme D.0019
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik D.0077
4. Intervensi
11
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
1) Jelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
2) Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
3) Anjurkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis.duduk)
12
hygine seelum
makan,jika
perlu
2) Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
3) Sajikan
makanan
dengan menarik
dan suhu sesuai
4) Berikan
makanan tinggi
serat untuk
mencegahkonsti
pasi
5) Berikan
makanan yang
tinggi kalori dan
tinggi protein
Edukasi :
1) Anjurkan posisi
duduk,jika perlu
2) Anjurkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1) Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
mis.pereda
nyeri, jika perlu
2) Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
3) Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri L.08066 Manajemen nyeri
dengan agen pencedera Setelah dilakukan tindakan I.08238
fisik D.0077 keperawatan 1x24 jam
Observasi :
maka diharapkan tingkat
-Identifikasi lokasi,
nyeri menurun dengan karakteristik, durasi,
kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
1) Keluhan nyeri intensitas nyeri
(menurun) - Identifikasi skala
13
2) Meringis nyeri
(menurun) - Identifikasi respons
3) Sikap protektif nyeri non verbal
(menurun) - Identifikasi faktor
4) Gelisah (menurun) yang memperberat dan
5) Kesulitan tidur memperingan nyeri
- Identifikasi
(menurun)
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
Terapeutik :
-Fasilitasi istirahat dan
tidur
- Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
-Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
5. Implementasi
Implementasi yang dimaksud merupakan pengolahan dari perwujudan
rencana tindakan yang meliputi kegiatan, yaitu: validasi, recana
keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan
asuhan keperawatan dalam menyimpulkan data serta melaksanakan advis
(saran atau nasehat) dokter dan ketentuan rumah sakit.
14
6. Evaluasi
15
BAB IV
TREND DAN ISSUE, EDVIDENCE BASED PRACTICE
Judul Penelitian
Pengaruh Infra Red Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien Low Back Pain Myogenic
Di Rumah Sakit Khusus Bedah Hasta Husada Kepanjen Malang
Populasi dan Intervensi Comparation Outcome Time
sampel
Populasi dalam Untuk Pada penelitian Data hasil 2022
penelitian ini mengetahui tersebut peneliti penelitian
rata rata bahwa sebanyak belum diperoleh bahwa
dengan kriteria 30 responden membandingkan usia produktif
insklusinya yaitu pasien hasil antara usia 25
yaitu seluruh dengan diagnosa penelitiannya tahun sampai
pasien dengan medis low back dengan usia 65 tahun
diagnosa pain myogenic penelitian- dan bekerja
medis low terbukti ada penelitian keras
back pain pengaruh terjadi terdahulu mempunyai
myogenic, usia penurunan nyeri potensi terkena
antara 25 tahun pada skala VAS low back pain
sampai 65 setelah myogenic
tahun. diberikan dikarenakan
Sampel dalam Fisioterapi Infra pada usia
penelitian ini Red tersebut terjadi
sesuai dengan degenerasi
kriteria inklusi berupa
dan ekslusi kerusakan
pada pasien jaringan
rawat jalan.
17
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Low Back Pain (LBP) dapat disimpulkan sebagai rasa sakit atau nyreri pada bagian tulang
belakang antara tulang rusuk sampai tulang ekor dan dapat pula menjalar ke daerah lain
seperti pada daerah punggung bagian atas atau pangkal paha serta rasa sakit atau nyeri
tersebut bisa disebabkan karena aktivitas tubuh yang kurang baik.
Beban berat memiliki berbagai efek terhadap diskus intervertebralis, badan dari vertebrata,
faset dan ligamen-ligamen tulang belakang. Pada beban berat yang menekan (compresive
load) serabut anurke dari diskus mengalami perenggangan. Diagnosa keperawatan yang dapat
muncul Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kendali dan massa otot D.0054, Defisit
nutrisi b.d peningkatan kebutuhan metabolisme D.0019, Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik D.0077
5.2 Saran
Asuhan keperawatan dengan masalah low back pain angat perlu diketahui dan dipelajari,
sebagai seorang mahasiswa keperawatan hendaknya mengetahui secara rinci mengenai
tindakan pemberian asuhan keperawatan pasien low back pain, agar dapat mencapai hasil
yang diharapkan
18
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/541610702/Askep-Low-Back-Pain-KMB-3-Kel-5-fix
http://eprints.undip.ac.id/50252/3/Adventina_Silalahi_22010112130135_Lap.KTI_Bab2.pdf.
19