Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

LOW BACK PAIN

Oleh :
Sukoco Adi Negoro (6120018001)
Maya Ayu Elfrida (6120018049)
Laila Al Istighfara (6120018004)
Rizky Amalia (6120018037)

Pembimbing
dr. Reni H. Masduki, Sp. KFR-K

DEPARTEMEN/SMF ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


RSI JEMURSARI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019

1
DAFTAR ISI
Daftar Isi

Cover......................................................................Error! Bookmark not defined.


Daftar Isi..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
Definisi.................................................................................................................5
Anatomi dan fisiologi...........................................................................................5
Epidemiologi........................................................................................................8
Etiologi.................................................................................................................9
Faktor resiko.......................................................................................................12
Gambaran klinik.................................................................................................12
Diagnosis............................................................................................................13
Penatalaksanaan..................................................................................................17
Diagnosa banding...............................................................................................19
BAB III PENUTUP...............................................................................................21
A. Kesimpulan....................................................................................................21
B. Saran..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

2
BAB I

PENDAHULUAN

Low back pain adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama


rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian 
bawah dan sekitarnyal. Low back pain merupakan keluhan yang sering dijumpai di
tempat praktek sehari-hari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami 
nyeri punggung, paling kurang sekali semasa hidupnya2, Insiden berdasarkan kunju
ngan pasien ke beberapa rumah sakit di lndonesia berkisar antara 3-17%1.

Low back pain adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian 


bawah, dapat  merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau kedua
nya. Nyeri yang berasal dari punggung bagian bawah dapat menjalar kedaerah lain
atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah
(referred pain). Walaupun nyeri punggung bagian bawah jarang fatal, namun nyeri
yang dirasakan menyebabkan pasien mengalami disabilitas yaitu keterbatasan
fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak kehilangan jam kerja terutama 
pada usia produktif, sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari pengo
batan2.

Tulang punggung menerima beban lebih besar sebagai konsekuensi tugasnya


untuk menjaga posisi tegak tubuh, dan beban iniakan lebih banyak terkonsentrasi di
bagian bawah dari tulang punggung tersebut. Sehingga dengan demikian, walaupun
etiologi low back pain dapat bervariasi dari yang paling ringan (misalnya kelelahan
otot) sampai yang paling berat (misalnya tumor ganas) tetapi sebagian besar low back
pain pada masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak
menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga
posisi tegak tubuh (statika) maupun dalam fungsinya selama pergerakan tubuh
(dinamika)1. 

3
Penyebab yang mendasari keluhan nyeri punggung bawah bermacam-macam,
salah satu diantaranya adalah hernia nukleus pulposus (HNP). Hernia nukleus
pulposus mempunyai karakteristik berupa protusi dari annulus fibrosus beserta 
nukleus pulposus yang ada  didalamnya ke dalam kanalis vertebralis. Hernia nukleus
pulposus dapat terjadi di semua diskus intervertebra, namun yang paling 
sering terjadi di segmen lombosakral pada diskus intervertebra L4-5 dan L5-Sl sekitar
l0% sisanya terjadi di diskus intervertebra segmen L3-4. Penyebab lain yang
menyebabkan low back pain yaitu oleh mekanik kronik paling sering disebabkan oleh
sikap tubuh yang jelek, yaitu sikap tubuh yang membungkuk kedepan, kepala
menunduk, perut membuncit dan dada kempes mendatar. Sikap tubuh yang demikian
mendorong titik berat badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai kompensasi agar
keseimbangan tubuh tetap terjaga. Disamping akibat sikap tubuh yang jelek,
pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga pada wanita-wanita yang gemar memakai
sepatu dengan tumit tinggi2,4.

Gejala yang dialami biasanya berupa nyeri di punggung ataupun di sekitar


ektremitas bawah yang biasanya bersifat terus-menerus ataupun hanya
timbul pada posisi tertentu serta juga
sering diikuti dengan kekakuan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan5. Nyeri
punggung bawah atau low back pain dapat disebabkan oleh banyak kondisi. Faktor
yang sering adalah penuaan, trauma, infeksi, ataupun tumor. Diagnosis banding dapat
dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai bawah atau tidak6.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Low back pain adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa
nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung
bagian bawah dan sekitarnya.  Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah
merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas
tubuh yang kurang baik.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Untuk dapat memahami bagaimana rasa nyeri timbul pada low back pain
maka harus dipahami anatomi dan fisiologi tulang belakang pada umumnya dan
tulang lumbosakral pada khususnya1.

1. Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari:
a. Segmen anterior, yang berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk oleh
korpus vertebra yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh
diskusintervertebra. Struktur ini masih diperkuat oleh ligamen longitudinal
posterior dan ligament  longitudinal anterior. Ligamen longitudinal 
posterior mempunyai arti penting  dalam  patofisiologi penyakit justru
karena bentuknya yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini menutup
seluruh permukaan belakang diskus intervertebra. Mulai L1 ligamen ini
menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligamen hanya tinggal
separuh asalnya. Dengan demikian pada daerah ini terdapat daerah lemah,
yakni bagian posterolateral kanan dan kiri diskus intervertebra,daerah tak
terlindung oleh ligamen longitudinal posterior. Akan nyata terlihat, bahwa
tingkat L5-S1 merupakan daerah paling rawan.

5
Gambar 1. Segmen Anterior Kolumna Vertebrata8

b. Segmen posterior, bagian ini dibentuk oleh arkus, prosesus transverses


dan prosesus spinosus. Satu dengan yang lainya dihubungkan oleh
sepasang artikulasi dan diperkuat oleh ligamen serta otot. Ditinjau dari
sudut kinetika tubuh (di luar kepala dan leher), maka akan tampak
bahwa gerakan yang paling banyak dilakukan tubuh ialah fleksi,
kemudian ekstensi. Dalam kenyataannya gerakan fleksi-ekstensi
merupakan tugas persendian daerah lumbal dengan pusat sendi L5
S1. Hal ini dimungkinkan oleh bentuk dan letak bidang sendi yang
sagital. Lain halnya dengan bidang sendi daerah torakal yang terletak
frontal, bidang sendi ini hanya memungkinkan gerakan rotasi dan
sedikit latero-fleksi1.

6
Gambar 2. Segmen Anterior Dan Posterior Columna Vertebralis9

2. Diskus Intervertebra
Struktur lain yang tidak kalah penting peranannya dalam persoalan
low back pain adalah diskus intervertebra. Disamping berfungsi sebagai
penyangga  beban, diskus intervertebra  berfungsi pula sebagai peredam kejut.
Diskus intervertebra dibentuk oleh anulus fibrosus yang merupakan anyaman
serat-serat fibroelastik hingga membentuk struktur mirip gentong. Tepi atas
dan bawah gentong melekat pada “end plate” vertebra sedemikian rupa hingga
terbentuk rongga antar vertebra. Ronggaini berisi nukleus pulposus suatu
bahan mukopolisakarida kental yang banyak  mengandung air. Menjelang 
usia dekade kedua, mulailah terjadi perubahan perubahan, baik  menyangkut
nukleus pulposus maupun anulus fibrosus. Pada beberapa tempat serat-serat
fibroelastik terputus, sebagian rusak, dan sebagian diganti jaringan ikat.
Proses ini akan  berlangsung secara kontinu  hingga dalam annulus  terbentuk
rongga-rongga1.

7
Gambar 3 Diskus Intervertebra9

C. EPIDEMIOLOGI

 Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah di Indonesia merupakan
masalah kesehatan yang nyata. Kira-kira 80% penduduk seumur hidupnya pernah
sekali merasakan nyeri punggung bagian bawah. Pada setiap saat lebih dari
l0% penduduk menderita  nyeri  punggung bagian bawah. Insidensi  nyeri
punggung bagian bawah di beberapa negara  berkembang lebih kurang l5-
20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan  nyeri  punggung bagian
bawah akut maupun kronik termasuk tipe benigna. Penelitian kelompok studi
nyeri. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada
bulan Mei 2002 menunjukkan jumlah pasien nyeri punggung bagian bawah
sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri. Studi populasi di daerah pantai utara
Jawa Indonesia ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan l3,6% pada wanita.
Dalam penelitian multisenter di 14 rumah sakit pendidikan  di Indonesia yang 
dilakukan oleh kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei 2002  menunjuk
kan jumlah pasien nyeri sebanyak 4456 orang (25% dari total kunjungan), dimana
1598 orang (35,86%) merupakan pasien nyeri kepala dan 819 orang (18,37%)
adalah pasien nyeri punggung bawah. Keluhan low back pain Ini ternyata
menempati urutan kedua tersering setelah nyeri kepala. Dari data mengenai pasien
yang berobat ke poliklinik neurologi menunjukkan bahwa jumlah pasien diatas

8
usia  40 tahun yang datang dengan keluhan low back pain ternyata jumlahnya
cukup banyak10.

D. ETIOLOGI

Dalam klinik, low back pain (LBP) dibagi menjadi 4 kelompok:

1. LBP oleh faktor mekanika.


a. LBP oleh mekanik akut
Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan secara mendadak
melampaui batas kemampuan sendi dan otot (range of motion) atau
melakukan sesuatu untuk jangka waktu terlampau lama1.
b. LBP oleh mekanik kronik (menahun)
Paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang jelek yaitu sikap tubuh
yang membungkuk ke depan, kepala menunduk, perut membuncit
dandada kempes mendatar. Sikap tubuh yang demikian tentunya akan
mendorong titik berat badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai
kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap terjaga. Disamping
akibatsikap tubuh yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat juga
pada wanita-wanita yang gemar memakai sepatu dengan tumit tinggi1.
2. LBP oleh faktor organik1
a. LBP osteogenik
i. Radang
ii. Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama
lowback pain. Pada orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan
ototatau melakukan aktivitas dengan beban yang berat, dapat
menderita nyeri pungggung bagian bawah yang akut. Gerakan
bagian punggung yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan d
an spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan
terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri.

9
Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam
jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat
memerlukan pertolongan medisagar tidak mengakibatkan gangguan 
yang lebih lanjut2.
iii. Keganasan
iv. Kongenital 
b. LBP diskogenik
Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus intervertebra. Bentuk
yang sering dijumpai ialah:
i. Spondilosis
Adalah suatu proses degenerasi progresif diskus intervertebra 1.
Keadaan ini menimbulkan nyeri yang berasal dari duamacam
sumber:
a) Osteoarthritis
b) Radikulitis jebakan, radiks terjebak dalam perjalanannya
melewati foramen intervertebra yang menyempit. Sebenarnya
nyeri tidak bersumber pada tekanan radiks secara langsung,
melainkan dari tekanan sarung duramater yang mengakibatkan
iskemik dan inflamasi.
ii. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Hernia nukleus pulposus (HNP) yaitu keluarnyanukleus
pulposus  dari diskus  intervertebra melalui robekan annulus
fibrosus keluar ke arah belakang/dorsal menekan medulla spinalis
atau mengarah ke dorsolateral menekan saraf spinalis sehingga
menimbulkan gangguan2.

Nukleus pulposus adalah gel viskus yang terdiri dari proteoglik
an yang mengandung kadar air yang tinggi. Nukleus pulposus memi
liki fungsi menahan beban sekaligus sebagai bantalan. Dengan berta
mbahnya usia kemampuan nukleus pulposus menahan air sangat

10
berkurang sehingga diskus intervertebra mengerut, terjadi
penurunan vaskularisasi sehingga diskusintervertebra menjadi
kurang elastis. Pada diskus intervertebra yang sehat, nukleus
pulposus akan mendistribusikan beban secara merata ke segala
arah, namun nukleus pulposus yang mengerut akan
mendistribusikan beban secara asimetris, akibatnya dapat terjadi
cedera atau robekan pada anulus fibrosus2.

Hernia nukleus pulposus (HNP) paling sering terjadi pada pria


dewasa,dengan insiden puncak pada dekade ke-4 dan ke-5.Kelainan
ini lebih banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan, yang
banyak membungkuk dan mengangkat2.

Manifestasi klinik HNP adalah sebagai berikut:

a) Ischialgia. Nyeri dirasakan mulai dari pinggang menjalar


ke bokong, paha, belakang tumit, dan telapak kaki. Nyeri bersif
at tajam, seperti terbakar, dan berdenyut sampai ke bawah lutut.
lschialgia merupakan nyeri yang terasa sepanjang perjalanan
nervus ischiadicus sampai ke tungkai, pada tes
provokasi percobaan laseque didapatkan hasil positif1,2.
b) Dapat ditemukan defisit neurologi berupa hipestesia tumit
danlateral kaki. Refleks tendon tumit merendah. Dapat timbul
jugagejala kesemutan atau rasa baal1,2.
c) Nyeri bertambah dengan batuk bersin mengangkat benda berat
membungkuk akibat bertambahnya tekanan intratekal, pada
tes provokasi dengan cara percobaan valsava ditemukan hasil
yang positif1,2.
iii. Spondilitis ankilosa
Biasanya dimulai dari sendi sakroiliaka, lalu menjalar ke atas
daerah leher. Gejala permulaan bersifat ringan, sering hanya berupa

11
kaku. Keluhan terutama dirasakan pada waktu pagi bangun
tidur,membaik setelah melakukan pergerakan. Khas ditemukan
gambaran ruas-ruas bambu (bamboo spine) pada pemeriksaan
radiologik1.
c. LBP neurogenik.
i. Neoplasma
ii. Arakhnoiditis
iii. Stenosis kanal3.
3. Nyeri Rujukan
4. Nyeri Psikogenik
E. FAKTOR RESIKO
Faktor risiko terjadinya low back pain adalah usia, kondisi kesehatan
yang buruk, masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok,
skoliosismayor, obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan
pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama duduk, atau berdiri
berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), mengangkat dan membawa beban
yang berat, menarik beban, membungkuk serta kehamilan11.
F. GAMBARAN KLINIK
Pada umumnya low back pain terjadi pada pasien berusia dekade kedua.
Keluhan nyeri dapat menjalar dan tidak menjalar. Pada tahap yang lebih ringan,
nyeri biasanya hanya di sekitar daerah pinggang dan tidak menjalar, bisa juga
dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal pada otot pinggang.
Pada tahap yang lain, nyeri dirasakan dari daerah pinggang dapat menjalar ke arah
leher ataupun ke arah bokong, paha belakang tumit dan telapak kaki. Jika nyeri
menjalar ke arah daerah leher, dapat dipikirkan adanya spondilitis ankilosa,
terlebih jika nyeri terutama dirasakan pada waktu bangun pagi dan menghilang
saat melakukan pergerakan. Jika nyeri menjalar ke arah bokong, paha
belakang,tumit hingga telapak kaki, maka dapat dipikirkan adanya gejala iskias
yang khas pada penderita hernia nukleus pulposus3,8.

12
G. DIAGNOSIS
Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis, pemeriksaan fisik umum
dan khusus, serta pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis4:
a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak? 
b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik tertentu? Apa
pekerjaansehari-hari? Adakah suatu trauma?
c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya pasien sendiri yang disuruh menunjukkan
dimana letak nyerinya). Ada tidak penjalaran?
d. Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah pada sikap tubuh
tertentu? Apakah betambah pada kegiatan tertentu?
e. Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?
2. Pemeriksaan fisik9 :
a. Inspeksi
Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk. Inspeksi daerah punggung, 
perhatikan lurus tidaknya tulang belakang, lordosis, kiphosis, gibus,defor
mitas, ada tidak jalur spasme otot paravertebral.
b. Palpasi
Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada tidaknya nyeri tekan
padasalah satu prosessus spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat
teraba pada palpasi atau adanya spasme otot para vertebral).
c. Pemeriksaan Neurologik
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah kasus
nyeri punggung bawah adalah benar karena adanya gangguan saraf atau ka
rena sebab yang lain.
3. Pemeriksaan motorik:
Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi. Kalau ada kelumpuhan
segmen mana yang terganggu.
4. Tes-tes Provokasi11
a. Tes Laseque ( straight leg raising)

13
Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan sendi lutut tetaplurus.
Saraf ischiadicus akan tertarik. Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi
pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf
ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.

Gambar 4. Test Laseque12

b. Tes Bragard
Modifikasi yang lebih sensitif dari tes laseque. Caranya samaseperti
tes laseque dengan ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri punggung
dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan pada
sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.

14
Gambar 6. Tes Bragard14

c. Tes Sicard
Sama seperti tes laseque namun ditambah dorsofleksi dari ibu jarikaki.
Bila nyeri punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan
dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari pantat sampai
ujung kaki.
d. Tes Patrick
Pada tes ini pasien berbaring, tumit dari salah satu kaki
diletakkan pada sendi lutut tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan
penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi keluar. Bila timbul rasa
nyeri, maka hal ini berarti ada suatu sebab yang non neurologik misalnya
coxitis. Tes ini dilakukan pada kedua kaki.

15
Gambar 5. Tes Patrick13

e. Tes Kontra Patrick


Tes kontra patrick dilakukan saat pasien tidur terlentang, samahalnya
dengan melakukan tes patrick akan tetapi kaki dirotasi kedalam (internal).
Tangan pemeriksa memegang pergelangan kaki dan bagianlateral dari
lutut. Setelah itu lakukan penekanan pada sendi lutut kerotasi dalam.
Apabila nyeri timbul (+) menunjukkan sumber nyeri disacroiliaka.
f. Tes Valsalva
Pasien disuruh menutup mulut dan hidung kemudian meniup sekuat-
kuatnya. Hasil positif pada hernia nukleus pulposus (HNP).

16
Gambar 7. Tes Valsava15

5. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa macam metode diagnostik yang dapat dipakai untuk memastikan
penyebab low back pain1:
a. Foto polos tulang belakang khususnya daerah lumbosakral yang
bermanfaat untuk diagnostik faktor mekanik, osteogenik, dan sebagian
diskogenik. 
b. Pemeriksaan elektromiografi, merupakan diagnosis pasti untuk
membuktikan adanya keterlibatan radiks pada kasus-kasus tertentu.
c. Pemeriksaan mieolografi (untuk indikasi tertentu)
H. PENATALAKSANAAN
Pada prinsipnya penanganan low back pain terdiri dari:
1. Obat-obatan
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan, untuk
menguranginyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar low back pain. Obat
yang diberikan berupa golongan analgetik dimana golongan ini terdiri dari
analgetik antipiretik dan analgetik narkotik. Yang umum digunakan analgetik
antipiretik yang bekerja menghambat sintesa dan pelepasan endogenous
pain substance sehingga mencegah sensitisasi reseptor nyeri. Disamping itu
dikenal pula obat yang mempunyai potensi anti-inflamasi disamping analgetik
misalnya pirasolon dan derivat-derivat asam organik lainya dikenal sebagai
non steroidal anti-inflamatory drugs (NSAID). Selain itu juga dapat

17
digunakan tranquilizer minor  yang bekerja sentral menurunkan respon
terhadap rangsangan nyeri. Disamping itu untuk mengurangi kegelisahan dan
untuk relaksasi otot1.
2. Program Rehabilitasi Medik
a. Low back pain oleh faktor mekanik akut
Tirah baring total disertai pemanasan setempat seperti infra merah,
kompres air hangat, bantal panas. Biasanya kesembuhan 4-5 hari1. 
b. Low back pain oleh faktor mekanik kronis
Pada keadaan ini hiperlordosis mendasari patofisiologis nyeri. Karena
itu tatalaksana ditujukan pada latihan-latihan untuk menghilangkan
hiperlordosis tersebut1.

Tujuan pemberian latihan, yaitu1 :

i. Mengurangi hiperlordosis/memperbaiki postur tubuh


ii. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai dengan
biomekanik tulang punggung.

Prinsip pemberian latihan, yaitu1 :

i. Latihan penguatan dinding perut otot gluteus maksimus


ii. Latihan peregangan otot yang memendek, terutama otot punggung dan
hamstring 

 Teknik latihan1:

i. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi.
Dengan kekuatan otot perut, tekan pinggang hingga menempel dasar.
Kemudian angkat pinggul keatas sementara posisi pinggang tetap
dipertahankan melekat pada dasar. Hal ini dimungkinkan oleh kontraksi
otot gluteus maksimus.

18
ii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaanfleksi.
Dengan kedua belah tangan di dada angkatlah kepala dan bahuhingga
dagu menempel di dada.
iii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan lutut dalam keadaan fleksi.
Tarik salah satu lutut ke arah perut sambil mengangkat kepala dan bahu
seolah-olah hendak mencium lutut. Lakukan bergantian dengan tungkai
satunya.
iv. Sama seperti latihan sebelumnya tetapi dilakukan pada dua lutut sekaligus.
v. Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang lebih 15 cm dari
dinding. Tekan pinggang kearah dinding hingga tidak lagi ada celah antara
pinggang dan dinding.
3. Tindakan operatif 1:
a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering terjadi). 
b. Adanya gangguan neurologis yang progresif kelemahan otot.

I. DIAGNOSA BANDING

Fraktur kompresi Riwayat trauma (kecuali osteoporosis), titik nyeri di tulang


belakang, nyeri memburuk saat fleksi, dan menarik dari
telentang ke posisi duduk dan dari duduk ke posisi berdiri.
Hernia nucleus Nyeri kaki lebih besar daripada nyeri punggung dan memb
pulposus (HNP) uruk ketika duduk; rasa sakit dari akar saraf L1-L3
menyebar sampai pinggul  dan / atau paha anterior, 
rasa sakit dari akar saraf L4-S1menyebarkan ke bawah
lutut
Lumbal spasme Sakit punggung yang menyebar dengan atau tanpa nyeri
bokong, nyeri memburuk saat bergerak dan membaik saat
istirahat
Stenosis tulang Nyeri kaki lebih besar daripada nyeri punggung; nyeri me
belakang mburuk saat berdiri dan berjalan, dan membaik saat
istirahat atau ketika tulang  belakang fleksi; nyeri 
dapat bersifat unilateral (stenosis foraminal) atau bilateral
(stenosis foraminal pusat atau bilateral)
Spondylolistesis Nyeri kaki lebih besar dari nyeri punggung; nyeri memburu
k saat berdiri dan berjalan, dan meningkatkan dengan istira
hat atau ketika tulang bela kang fleksi; nyeri dapat bersifat
unilateral atau bilateral

19
Spondylolysis Sakit punggung pada remaja, meskipun belum jelas apakah
hal itu menyebabkan nyeri punggung pada orang dewasa;
nyeri memburuk saat ekstensi tulang belakang dan
beraktivitas
Inflammatory Nyeri intermiten pada malam hari, rasa sakit dan kekakuan 
spondyloartropaty pada pagi hari, ketidakmampuan untuk membalikkan
dari lordosis lumbal ke fleksi lumbal

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Low back pain adalah sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa
nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah 
dan sekitarnya. Low back pain disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah
muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen
lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang
belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Gejala
yang dialami biasanya berupa nyeri di punggung ataupun di sekitar ektremitas bawah
yang biasanya bersifat terus-menerus ataupun hanya timbul pada posisi tertentu 
serta jugasering diikuti dengan kekakuan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan.

Tujuan terapi nyeri punggung bawah bervariasi; dari tujuan mengobati


penyakit hingga mengurangi rasa nyeri. Pengobatan sebaiknya didiskusikan
dengan pasien sesuai dengan diagnosis kerja dan faktor risiko setiap pasien. Tata
laksana untuk pasien nyeri punggung belakang harus multi-modalitas.

A. SARAN
Penting bagi dokter untuk dapat mengenali serta mengetahui penatalaksanaan
nyeri punggung bawah secara komprehensif untuk mengatasi masalah akut maupun
mencegahnya rekurensi dan berkembangnya penyakit menjadi nyeri punggung kronik.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Sengkey L, Angliadi LS, Gessal J, Mogi TI. Diktat ilmu kedokteran fisik
danrehabilitasi. Manado: FK UNSRAT; 2006. h.79-90
2.  Negrini N, Zaina F, Somano H, Atanasio T, Trevisan C. Rehabilitation of
lumbar spine disorder. Edisi ke-5. Lippincolt; 2010. p.186
3. Giuffre. The prevalence of low back pain in the eldery: a systematic review of
the literature Diakses tanggal 15 April 2019. Diunduh dari
:http://journals.lww.com
4. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2. Yogyakarta: Gajah mada
University Press; 2010.
5. Sjamsuhidrajad G. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2004.h.756-763
6. Cooper PG. Low back pain. Columbia: McKesson Health Solution LLC;2004.
7. Yasin MM, Agung K, Sustini F, Andreani S, Rochman F. Hubungan antara
karakteristik antropometrik kebiasaan, status psikososiati, dan gambaran
radiografis responden dengan kejadian spandilogenie low back pain. Diakses
tanggal 15 April 2019. Diunduh dari: joumal.unair.ac.id
8. Furnama S. Low back pain. Diakses tanggal 15 April 2019. Diunduh dari
http://repository.maranatha.ed/..,/3/l04l-chapter l.pdf
9. Miguel AJ. Dor lombar como previnir Diakses tanggal 15 April 2019.
Diunduh dari: http://www.medicinageriatrica.com.br/tag/sinal-de-laseque
10. Anonim. Physical therapy management of hip OA. Diakses tanggal 15 April
2019. Diunduh dari : http://morphopedics.wikidot.com/physical-therapy-
management-of-hip-oa
11. Proper body mechanics. Piedmont. Atlanta. Diakses tanggal 15 April 2019.
www.piedmont.org
12. Low back pain. Physical therapy. Diakses tanggal 15 April 2019.
https://uhs.berkeley.edu/

22
23

Anda mungkin juga menyukai