Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

OPTIMALISASI MANAJEMEN LOGISTIK RUMAH SAKIT MELALUI UPAYA


FORECASTING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah
Manajemen Logistik Medis dan Non-Medis Rumah Sakit

Dosen Pengampu :
Safari Hasan, S.IP., MMRS.

Disusun oleh :
Jewell Renanda Ardita Setiawan (NIM 10822020)

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Optimalisasi Manajemen Logistik Rumah Sakit Melalui Upaya Forecasting” ini
tepat waktu.
Tujuan penulisan dari makalah untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah
Semester mata kuliah Manajemen Logistik Medik dan Non-Medik Rumah Sakit.
Selain itu, juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana cara
mengoptimalkan logistik rumah sakit dengan menggunakan metode forecasting
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Safari Hasan, S.IP.,
MMRS selaku Dosen Manajemen Logistik Medik dan Non-Medik Rumah Sakit
yang memberikan tugas sehingga dapat menambah pengetahuan penulis. Tidak
lupa bagi rekan-rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan
makalah ini, saya juga mengucapkan terima kasih.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karenanya, saran dan kritik
yang bersifat membangun akan saya terima dengan senang hati. Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu bagi semua pihak yang
membaca dan memerlukan.

Kediri, 20 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II ................................................................................................................. 4
PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
2.1 Manajemen Logistik ................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ................................................................... 4
2.1.2 Tujuan Manajemen Logistik .......................................................................... 5
2.1.3 Fungsi Manajemen Logistik .......................................................................... 6
2.2 Forecasting ................................................................................................ 7
2.2.1 Pengertian Forecasting ................................................................................. 7
2.2.2 Tujuan Forecasting ........................................................................................ 9
2.2.3 Fungsi Forecasting....................................................................................... 10
2.2.4 Jenis-Jenis Forecasting............................................................................... 10
2.2.5 5 Pola Forecasting Dalam Manajemen Logistik RS ............................... 11
2.2.6 Karakteristik Peramalan yang Baik............................................................ 13
2.3 Manajemen Logistik Rumah Sakit yang Optimal dengan Forecasting ...... 14
BAB III............................................................................................................... 16
PENUTUP ......................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16
3.2 Saran ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan perawatan kesehatan masyarakat yang semakin
meningkat menegaskan pentingnya rumah sakit untuk terus meningkatkan
kemampuan sumber dayanya agar dapat memberikan pelayanan yang baik,
bermutu dan professional baik dari sisi sumber daya, sarana dan prasarana,
dan kesiapan dana untuk memberikan pelayanan (Kemenkes RI, 2015).
Sebagai entitas pelayanan publik, rumah sakit harus memberikan prioritas
utama pada pelayanan kepada masyarakat dengan memastikan ketersediaan
sumber daya, fasilitas, infrastruktur, dan pendanaan yang memadai. Meskipun
rumah sakit beroperasi sebagai Badan Layanan Umum (BLU) atau Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) yang diharapkan mencapai keseimbangan
antara pelayanan dan keuntungan, namun profit bukanlah tujuan utama yang
dikejar. Maka dari itu, sebagai suatu intansi pemerintahan, rumah sakit dalam
menjalankan operasionalnya lebih berfokus pada efisiensi dan efektivitas
(Ashanti, 2014).

Rumah sakit kini menghadapi tantangan manajemen yang lebih ketat dan
tekanan dari lembaga asuransi kesehatan yaitu audit biaya yang disebabkan
oleh peningkatan biaya medis dan layanan medis. Dalam menghadapi
ketidakpastian lingkungan yang seringkali dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah dan kebutuhan pengguna layanan kesehatan, rumah sakit telah
terdorong untuk meningkatkan kinerja mereka dalam berbagai aspek, terutama
dalam bidang operasional yang efisien dan struktur keuangan yang solid
(Aidemark & Funck, 2009). Sebuah penelitian oleh Olurankinse (2012)
mengatakan bahwa pentingnya kinerja anggaran sebagai indikator dari
ketersediaan dana yang memadai, dimana kesenjangan antara harapan dan
kinerja yang di bawah standar seringkali disebabkan oleh proses anggaran
yang tidak efektif dan pengelolaan dana yang kurang optimal. Dalam konteks
ini, perencanaan anggaran yang terperinci dan akurat sangatlah penting, begitu
pula dengan kemampuan untuk melakukan forecasting yang tepat.

Menurut Hill (1996:10), forecasting (peramalan) merupakan kebutuhan


yang umum bagi berbagai organisasi. Tingkat akurasinya bervariasi antara

1
sektor satu dengan yang lain, tetapi umumnya tinggi. Hill juga menekankan
bahwa untuk menciptakan peramalan yang akurat, penting untuk memiliki
metode statistik yang baik, memperhatikan perubahan pola permintaan yang
terdeteksi, dan menyediakan informasi untuk merevisi model peramalan yang
ada. Dua kategori faktor yang mempengaruhi permintaan juga diidentifikasi oleh
Hill. Pertama adalah faktor eksternal, yang meliputi faktor-faktor yang
memengaruhi permintaan namun di luar kendali manajer atau perusahaan.
Kedua adalah faktor internal, yang mencakup faktor-faktor yang memengaruhi
permintaan dan dapat diatur oleh manajer atau perusahaan.

Forecasting, sebagai alat penting dalam perencanaan keuangan,


memungkinkan rumah sakit untuk mengantisipasi kebutuhan masa depan
dengan lebih baik. Dengan memanfaatkan data historis dan tren pasar, rumah
sakit dapat membuat estimasi yang lebih akurat tentang permintaan layanan
kesehatan, proyeksi biaya, dan kebutuhan sumber daya lainnya. Hal ini
memungkinkan rumah sakit untuk mengalokasikan dana secara lebih efisien,
mengidentifikasi area-area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan,
dan mengambil langkah-langkah preventif untuk mengurangi ketidakpastian
yang mungkin timbul.

Selain manfaat langsung dalam perencanaan keuangan, forecasting juga


dapat membantu rumah sakit dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien.
Dengan memprediksi permintaan layanan kesehatan di masa depan, rumah
sakit dapat menyusun jadwal yang lebih efisien, mengoptimalkan penggunaan
sumber daya, dan mengurangi waktu tunggu pasien. Hal ini tidak hanya
meningkatkan kepuasan pasien, tetapi juga membantu rumah sakit dalam
mempertahankan reputasi mereka dalam komunitas.

Dengan demikian, integrasi forecasting dalam proses perencanaan rumah


sakit menjadi krusial dalam menghadapi tantangan lingkungan yang tidak pasti.
Dengan menggunakan data dan analisis yang tepat, rumah sakit dapat
mengambil keputusan yang lebih cerdas dan strategis, yang pada gilirannya
akan meningkatkan efisiensi operasional, kualitas layanan, dan kesehatan
keuangan mereka secara keseluruhan.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen logistik?
2. Apa yang dimaksud dengan forecasting (peramalan)?
3. Apakah penerapan forecasting (peramalan) dapat berpengaruh dalam
mengoptimalkan manajemen logistik di rumah sakit?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui yang dimaksud tentang manajemen logistik
2. Agar mengetahui yang dimaksud tentang forecasting (peramalan)
3. Agar mengetahui pengaruh penerapan forecasting (peramalan) dalam
pengoptimalan manajemen logistik di rumah sakit

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Logistik


2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik
Berikut pengertian manajemen logistik menurut para ahli :
1) Martin
Proses yang secara strategic mengatur pengadaan bahan (pembelian,
perpindahan dan penyimpanan bahan, komponen, dan penyimpanan
barang jadi (dan informasi terkait) melalui organisasi dan jaringan
pemasarannya dengan cara tertentu sehingga keuntungan dapat
dimaksimalkan baik untuk jangka waktu sekarang maupun waktu
mendatang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang efektif.
2) Bowerex (2002:13)
Logistik merupakan proses pengelolaan yang strategis terhadap
pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
para suplaier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
langganan.
3) Lukas Dwiantara
Logistik didefinisikan sebagai segala sesuatu atau benda yang berwujud
dan dapat diperlakukan secara fisik (tangible), baik yang digunakan untuk
menyelenggarakan kegiatan pokok maupun kegiatan penunjang
(administrasi).
4) Subagya: 1994
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta
proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan
material/alat- alat.
5) Bowersox: 1995
Manajemen logistik adalah proses pengelolaan yang strategis terhadap
pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari
para suplier, di antaranya fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para
pelanggan.
6) Menurut Wolper (1995) dalam Rahmi (2013)

4
Manajemen logistik adalah manajemen pengendalian barang-barang
layanan, dan perlengkapan mulai dari akuisisi sampai pada disposisi dan
ada elemen penting yaitu: strategi terpadu untuk menjamin bahwa
barang, jasa dan perlengkapan dibeli dengan biaya total yang terendah;
statregi terkait untuk menjamin bahwa persediaan dan biaya disimpan
dipantau dan dikendalikan secara agresif.

Berdasarkan pengertian tersebut, manajemen logistik dapat


disimpulkan sebagai proses strategis yang mengatur pengadaan,
pemindahan, penyimpanan, dan distribusi barang, suku cadang, dan
barang jadi melalui berbagai fasilitas perusahaan dan jaringan
pemasaran, dengan tujuan untuk memaksimalkan keuntungan baik
dalam jangka waktu saat ini maupun di masa mendatang. Manajemen
logistik juga melibatkan perencanaan, pengendalian, dan pengelolaan
secara efektif dari berbagai aspek material, termasuk pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan. Pentingnya
manajemen logistik terletak pada integrasi strategis untuk mengurangi
biaya total, memantau dan mengendalikan persediaan, serta
memastikan pelayanan yang efisien dan berkualitas kepada pelanggan.
Dengan demikian, manajemen logistik bukan hanya sekedar pengelolaan
fisik barang, tetapi juga melibatkan aspek-aspek strategis dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan dan pelanggan dengan efektif dan
efisien.

2.1.2 Tujuan Manajemen Logistik


Tujuan manajemen logistik adalah mengirimkan barang jadi dan berbagai
material dalam jumlah yang tepat, saat diperlukan, dalam kondisi yang
sesuai untuk penggunaan, ke lokasi yang dibutuhkan, dan dengan biaya
total yang minimal. Berdasarkan prinsip-prinsip ini, tujuan manajemen
logistik dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1) Tujuan Operasional
Tujuan operasional adalah memastikan ketersediaan barang dalam
jumlah yang sesuai dan kualitas yang baik pada saat dibutuhkan.

5
2) Tujuan Keuangan
Tujuan keuangan adalah mencapai tujuan operasional dengan biaya
yang seefisien mungkin.

3) Tujuan Keamanan
Tujuan keamanan adalah memastikan keberlangsungan persediaan
tanpa gangguan, seperti kerusakan, pemborosan, penggunaan yang
tidak sah, pencurian, atau penyusutan yang tidak wajar, sambil
mencerminkan nilai persediaan yang sebenarnya dalam sistem
akuntansi.

2.1.3 Fungsi Manajemen Logistik


Fungsi manajemen logistik melibatkan serangkaian kegiatan dan
tanggung jawab yang bertujuan untuk mengoptimalkan pergerakan,
penyimpanan, dan distribusi barang, informasi, serta sumber daya
lainnya dalam rantai pasokan. Berikut ini adalah beberapa fungsi dari
manajemen logistik.
1) Melakukan perencanaan yang melibatkan perumusan strategi, tujuan,
dan rencana taktis untuk mengatur aliran barang dan sumber daya
secara efisien. Perencanaan logistik mencakup estimasi permintaan,
peramalan persediaan, penjadwalan transportasi, serta perencanaan
kapasitas pergudangan.
2) Mengurus pengadaan (procurement), yaitu proses mendapatkan bahan
baku, komponen, atau barang jadi dari pemasok yang tepat, dengan
harga yang kompetitif, dan dalam jumlah yang sesuai. Pengadaan yang
efisien dan efektif penting untuk memastikan ketersediaan stok yang
memadai.
3) Mengelola persediaan yang bertujuan untuk mengelola stok barang
dengan tepat agar tidak ada kelebihan atau kekurangan persediaan.
Pengelolaan persediaan yang baik membantu menghindari biaya
penyimpanan yang tinggi dan kehilangan peluang penjualan karena stok
kosong.

6
4) Menangani pengemasan untuk melindungi barang selama transportasi,
meningkatkan efisiensi penanganan, dan memberikan informasi tentang
produk kepada pelanggan.
5) Mengurus pemilihan moda transportasi yang sesuai, perencanaan rute
yang efisien, dan pengelolaan logistik distribusi. Transportasi yang baik
merupakan faktor kunci dalam menjamin pengiriman tepat waktu dan
biaya yang efisien.
6) Mengelola fasilitas logistik (pergudangan), pengendalian inventaris, dan
penataan stok untuk memfasilitasi pengambilan dan pengiriman barang
dengan lancar.
7) Melacak dan memantau menggunakan teknologi informasi dan sistem
pelacakan untuk mengetahui pergerakan barang secara real-time,
sehingga memungkinkan transparansi dan respons cepat terhadap
perubahan situasi.
8) Mengendalikan risiko melalui upaya identifikasi, misalnya terkait risiko
keterlambatan pengiriman atau gangguan pasokan, dan melakukan
pengembangan rencana mitigasi untuk mengatasi kemungkinan
masalah.
9) Menganalisis sekaligus mengevaluasi kinerja logistik untuk
mengidentifikasi potensi perbaikan, pengurangan biaya, dan
peningkatan efisiensi dalam seluruh proses logistik.
10) Memastikan kepuasan pelanggan dengan memberikan layanan yang
tepat waktu dan memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

2.2 Forecasting
2.2.1 Pengertian Forecasting
Berikut merupakan pengertian forecasting (peramalan) menurut
beberapa ahli:

1) Menurut Artini (2015:295), Forecasting merupakan proses penilaian


secara sistematis terhadap keberhasilan dan/atau kegagalan suatu
kebijakan atau program dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang
telahditetapkan. Hasil forecastingbermanfaat sebagai sumber informasi
dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan, melakukan perbaikan,

7
ataupun menghentikan suatu kebijakan, program dan kegiatan
organisasi.
2) Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:29), peramalan adalah proses
untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang
dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
3) Menurut Sumayang (2003:24), peramalan adalah perhitungan yang
objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk
menentukan sesuatu di masa yang akan datang.
4) Menurut Supranto (2000), ramalan merupakan dugaan atau perkiraan
mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan
datang. Ramalan bisa bersifat kualitatif, artinya tidak berbentuk angka
dan bisa bersifat kuantitatif, artinya berbentuk angka, dinyatakan dalam
bilangan.
5) Menurut Heizer dan Render (2009:162), peramalan (forecasting) adalah
seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat
dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan
memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model
matematis. Selain itu, bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat
subjektif. Atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi
model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari
seorang manajer.
6) Menurut Murahartawaty (2009:41), peramalan adalah penggunaan data
masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk
mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Jika kita dapat
memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah
kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di
masa yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan
terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat.

Forecasting melibatkan penggunaan data historis, tren pasien,


informasi persediaan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
permintaan dan pasokan untuk menghasilkan estimasi yang akurat

8
tentang kebutuhan persediaan di masa depan. Dalam konteks rumah
sakit, forecasting bertujuan untuk merencanakan dan mengelola
persediaan obat-obatan, peralatan medis, bahan habis pakai, dan barang
lainnya agar ketersediaannya tetap memadai untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Proses forecasting juga membantu rumah sakit dalam
pengambilan keputusan terkait dengan pengadaan, distribusi,
penjadwalan, dan pengelolaan persediaan dengan lebih efektif.

2.2.2 Tujuan Forecasting


Berikut merupakan 4 tujuan forecasting, diantaranya :

1. Meramalkan Kebutuhan Persediaan


Meramalkan kebutuhan persediaan melibatkan proses memproyeksikan
jumlah dan jenis barang atau layanan yang akan dibutuhkan dalam
operasi rumah sakit untuk memenuhi permintaan pasien. Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor seperti tren permintaan, musiman, dan
demografis, peramalan ini membantu rumah sakit dalam mengantisipasi
kebutuhan persediaan di masa depan.
2. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya
Mengoptimalkan penggunaan sumber daya menjadi fokus penting dalam
manajemen persediaan rumah sakit. Melalui peramalan, rumah sakit
dapat mengalokasikan tenaga kerja, ruang, dan modal secara efisien
dalam manajemen persediaan dan distribusi barang. Hal ini membantu
menghindari kelebihan persediaan yang tidak perlu dan memastikan
bahwa sumber daya yang ada dimanfaatkan dengan optimal.
3. Meningkatkan Pelayanan Pasien
Salah satu manfaat utama dari peramalan adalah kemampuannya untuk
meningkatkan pelayanan pasien. Dengan memastikan ketersediaan
barang yang diperlukan secara tepat waktu, rumah sakit dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien. Pasien dapat
dilayani dengan lebih cepat dan efisien karena barang yang dibutuhkan
sudah tersedia, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kepuasan
pasien secara keseluruhan.
4. Mengurangi Biaya Persediaan

9
Manajemen persediaan yang efektif dapat membantu dalam mengurangi
biaya persediaan secara keseluruhan. Dengan merencanakan
persediaan secara tepat melalui peramalan, rumah sakit dapat
mengurangi biaya penyimpanan yang berlebihan, biaya kekurangan stok
karena kehabisan barang, serta pemborosan sumber daya yang tidak
perlu. Ini menghasilkan efisiensi operasional dan peningkatan
profitabilitas dalam jangka panjang bagi rumah sakit.

2.2.3 Fungsi Forecasting


Berikut 4 Fungsi Forecasting, antara lain :
1) Perencanaan Persediaan
Membantu dalam perencanaan dan pengelolaan persediaan
2) Pengambilan Keputusan
Menyediakan informasi untuk mengambil keputusan strategis
3) Penjadwalan
Membantu penjadwalan kegiatan operasional pemesanan, produksi &
distribusi
4) Evaluasi Kinerja
Menjadi dasar mengevaluasi & mengidentifikasi area yang perlu
perbaikan

2.2.4 Jenis-Jenis Forecasting


Menurut Render dan Heizer (2004) pada jenis peramalan dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe. Dilihat dari perencanaan operasi di
masa depan, maka peramalan dibagi menjadi 3 macam yaitu:

1) Peramalan ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis


dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang
dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan
lainnya.

2) Peramalan teknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat


kemajuan tehnologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,
yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

10
3) Peramalan permintaan (demand forecast) adalah prediksi dari proyeksi
permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan.

Menurut Taylor (2004) dalam hubungannya dengan waktu,


peramalan terbagi atas beberapa kategori, yaitu:

1) Peramalan jangka panjang


Peramalan dilakukan untuk meramalkan 2 sampai 10 tahun yang akan
datang. Peramalan ini digunakan untuk perencanaan produk dan
perencanaan sumber daya.

2) Peramalan jangka menengah


Peramalan dilakukan untuk meramalkan 1 sampai 24 bulan yang akan
datang. Peramalan ini lebih mengkhusus dibandingkan peramalan
jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan aliran kas,
perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.

3) Peramalan jangka pendek


Peramalan dilakukan untuk meramalkan 1 sampai 5 minggu ke depan.
Peramalan ini biasanya digunakan untuk mengambil keputusan dalam
hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain-lain keputusan
kontrol jangka pendek.

2.2.5 5 Pola Forecasting Dalam Manajemen Logistik RS


1) Tren Linier
Tren linier menggambarkan pola dimana kebutuhan akan barang atau
layanan naik atau turun secara konsisten seiring berjalannya waktu
dalam pola yang stabil. Metode ini sesuai untuk barang-barang yang
mengalami pertumbuhan atau penurunan permintaan yang tetap seiring
waktu.

2) Pola Musiman
Pola musiman melibatkan fluktuasi reguler dalam kebutuhan barang atau
layanan sepanjang tahun, yang seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti musim, liburan, atau tren tahunan tertentu. Untuk menggunakan

11
metode ini, penting untuk mengidentifikasi dan memahami pola musiman
yang ada untuk menyesuaikan ramalan secara tepat.

3) Tren Eksponensial
Tren eksponensial mengindikasikan bahwa kebutuhan akan barang atau
layanan meningkat atau menurun secara eksponensial seiring
berjalannya waktu. Metode ini lebih cocok digunakan dalam situasi di
mana ada pertumbuhan atau penurunan permintaan yang berlangsung
secara eksponensial.

4) Pola Siklus
Pola siklus mencerminkan fluktuasi jangka panjang dalam permintaan
barang atau layanan yang berkaitan dengan siklus bisnis atau faktor
ekonomi lainnya. Metode ini mengidentifikasi tren jangka panjang yang
naik turun dalam permintaan, membantu dalam memprediksi pola siklus
yang mungkin terjadi.

5) Random Acak
Terkadang, kebutuhan untuk barang atau layanan dapat mengikuti pola
acak atau tidak beraturan yang sulit diprediksi. Dalam situasi seperti ini,
teknik statistik seperti pemulusan eksponensial dapat digunakan untuk
membuat ramalan yang lebih akurat, membantu dalam menghadapi
ketidakpastian dalam permintaan.

Dalam penerapan forecasting, tidak bisa hanya dengan asal


meramal. Agar forecasting yang akan digunakan dapat berguna dengan
baik, memerlukan mengikuti langkah-langkah atau prosedur penyusunan
yang baik. Menurut Gaspersz (2005) terdapat 9 langkah yang harus
diperhatikan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem
peramalan, yaitu:

1. Menentukan tujuan dari peramalan


2. Memilih item independent demand yang akan diramalkan
3. Menentukan horison waktu dari peramalan (jangka pendek, menengah,
4. atau panjang)
5. Memilih model-model peramalan

12
6. Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan
7. Validasi model peramalan
8. Membuat peramalan
9. Implementasi hasil-hasil peramalan
10. Memantau keandalan hasil peramalan

2.2.6 Karakteristik Peramalan yang Baik


Penerapan forecasting (peramalan) memiliki pengaruh yang signifikan
dalam mengoptimalkan manajemen logistik di rumah sakit. Peramalan
memainkan peran kunci dalam merencanakan dan mengelola
persediaan barang dan layanan kesehatan yang diperlukan. Peramalan
juga memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :

1) Berbasis Data : Menggunakan data historis, tren, dan pola permintaan


2) Fleksibel : Mampu menyesuaikan dengan perubahan dalam permintaan,
& tren pasar
3) Berorientasi Masa Depan : Perkiraan kebutuhan persediaan
4) Akurat : Memberikan ramalan yang akurat tentang risiko
kekurangan/kelebihan persediaan
5) Terintegrasi : Menjadi bagian integral dari proses perencanaan dan
pengelolaan

Peramalan yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria, yakni


tingkat akurasi yang tinggi, biaya yang efisien, dan kemudahan dalam
implementasinya. Ini berarti peramalan harus memberikan prediksi yang
mendekati realitas dengan tepat, tanpa mengakibatkan biaya yang tidak
terjangkau, dan dapat diterapkan dengan mudah tanpa memakan waktu
atau sumber daya yang berlebihan. Berikut karakteristik peramalan yang
baik, yaitu :
1) Akurasi
Akurasi peramalan diukur melalui kebiasaan dan konsistensi hasilnya.
Dapat terjadi ketika peramalan terlalu tinggi atau rendah dibandingkan
dengan realitas. Konsistensi terjadi saat kesalahan peramalan relatif
kecil. Peramalan yang terlalu rendah dapat mengakibatkan kekurangan

13
persediaan dan kehilangan pelanggan, sementara peramalan yang
terlalu tinggi menyebabkan penumpukan persediaan dan penggunaan
modal yang tidak efisien. Akurasi peramalan sangat penting dalam
menjaga keseimbangan persediaan.
2) Biaya
Biaya peramalan tergantung pada jumlah item, periode peramalan, dan
metode yang digunakan. Faktor-faktor ini mempengaruhi kebutuhan
data, pengolahan data, penyimpanan data, dan kebutuhan tenaga ahli.
Pemilihan metode harus disesuaikan dengan anggaran yang tersedia
dan tingkat akurasi yang diinginkan. Prinsip ini sejalan dengan hukum
Pareto (Analisa ABC).
3) Kemudahan
Metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Penggunaan
metode yang rumit, namun sulit diaplikasikan dalam sistem perusahaan
karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, atau teknologi, tidak
memberikan manfaat yang optimal.

2.3 Manajemen Logistik Rumah Sakit yang Optimal dengan Forecasting

Penggunaan forecasting atau peramalan memiliki dampak yang signifikan


dalam mengoptimalkan manajemen logistik di rumah sakit. Menurut sebuah
penelitian dalam jurnal yang berjudul " Forecasting Kebutuhan Obat
Menggunakan Metode Pola Konsumsi, Pola Mordibitas dan Winter’s
Exponential Smoothing di RS Paru Dr.H.A Rotinsulu Bandung" menghasilkan
bahwa Implementasi forecasting kebutuhan obat-obatan dengan metode
winter's exponental smoothing dapat membantu dalam pengambilan
keputusan yang tepat terkait perencanaan obat.

Selain itu penelitian yang dilakukan pada Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy
Yogyakarta, membuktikan bahwa forecasting akan memberikan perkiraan
masa depan agar keuangan Rumah Sakit At-Turots Al-Islamy Yogyakarta
berjalan dengan efektif dan efisien. Sejalan dengan pernyataan Artini (2015)
bahwa hasil forecasting bermanfaat sebagai sumber informasi dalam
pengambilan keputusan untuk melanjutkan, melakukan perbaikan, ataupun

14
menghentikan suatu kebijakan, program dan kegiatan organisasi. Untuk
menyiapkan ramalan yang dapat diandalkan, orang yang menyiapkannya
haruslah orang yang mengenal lingkungan secara kompetitif (Aalto, 2012),
seperti Direktur.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada Rumah


Sakit At-Turots Al-Islamy Yogyakarta, diketahui adanya data eksternal akan
memberikan manfaat secara signifikan terhadap forecasting penganggaran
seperti penghematan dana, ketepatan pendapatan dan pengeluaran anggaran
suatu rumah sakit yang sesuai kebutuhan Rumah Sakit. Dengan melihat ulang
data 3 bulan sampai 1 tahun yang lalu akan memberikan gambaran
keberhasilan dan/atau kegagalan suatu kebijakan atau program dalam
pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Peramalan memungkinkan rumah sakit untuk memprediksi dengan lebih


akurat jumlah dan jenis barang atau layanan kesehatan yang dibutuhkan
dalam periode tertentu, sehingga memungkinkan pengelolaan persediaan
yang lebih efisien. Dengan demikian, risiko kekurangan atau kelebihan
persediaan dapat diminimalkan, yang pada gilirannya dapat mengurangi biaya
penyimpanan barang dan meningkatkan efisiensi operasional.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menciptakan peramalan yang sempurna seringkali tidak mungkin.
Banyak faktor lingkungan yang tidak dapat diprediksi dengan pasti. Namun hal
tersebut masih dapat teratasi dengan memperhatikan langkah-langkah
membuat peramalan yang baik. Oleh karena itu, fleksibilitas, keterbukaan
terhadap perubahan, serta keterusahan dalam mengevaluasi dan merevisi
peramalan yang telah dibuat sangatlah penting dalam menghadapi dinamika
pasar dan kebutuhan pasien yang selalu berubah. Dengan adanya data yang
lengkap dan akurat, serta identifikasi yang benar, memungkinkan untuk
forecasting dapat berpengaruh dengan baik untuk manajemen logistik tumah
sakit. Dengan demikian, risiko kekurangan atau kelebihan persediaan dapat
diminimalkan, serta dapat mengurangi biaya penyimpanan barang dan
meningkatkan efisiensi operasional. Penerapan forecasting dapat membantu
rumah sakit dalam mengoptimalkan manajemen logistik dengan meningkatkan
efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pasien, asalkan dilakukan secara terus-menerus dengan evaluasi dan
penyesuaian yang tepat.

3.2 Saran
Untuk mengoptimalkan manajemen logistik di rumah sakit melalui
penerapan forecasting, penting untuk meningkatkan kualitas data yang
digunakan, memilih metode peramalan yang tepat sesuai dengan karakteristik
data, mengintegrasikan teknologi informasi, mendorong kolaborasi antar
departemen, dan melakukan evaluasi serta penyesuaian terus-menerus
terhadap model peramalan dan strategi manajemen logistik yang ada. Dengan
demikian, rumah sakit dapat meningkatkan efisiensi operasional dan
pelayanan pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi

Dr. Muntasir, S. Si, Apt. M.Si. 2019. MANAJEMEN LOGISTIK KESEHATAN.


Cirebon: Nusa Litera Inspirasi.

Jurnal

Hartoyo, Arif Tantri. 2018. "PERENCANAAN, PENGANGGARAN DAN


FORECASTING DI RUMAH SAKIT AT-TUROTS AL-ISLAMY
YOGYAKARTA."

Irfan Saepulloh, Yeffry Handoko Putra. 2018. "Forecasting Kebutuhan Obat


Menggunakan Metode Pola Konsumsi, Pola Mordibitas dan Winter’s
Exponential Smoothing di RS Paru Dr.H.A Rotinsulu Bandung." Jurnal Tata
Kelola dan Kerangka Kerja Teknologi Informasi 4(1):9-14.

Internet
Michelle. 2023. arahin.id. November. Diakses pada 23 April 2024.
https://arahin.id/hub/post/manajemen-logistik.

Riadi, Muchlisin. 2017. kajianpustaka.com. Diakses pada 24 April 2024.


https://www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-fungsi-dan-jenis-
peramalan-forecasting.html#google_vignette.

Satyarini, Ria. 2007. "MENENTUKAN METODE PERAMALAN YANG TEPAT."


Bina Ekonomi Maialah llmiah Fakultas Ekonomi Unpar.

17

Anda mungkin juga menyukai