PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Strategis Bisnis (RSB) adalah suatu dokumen perencanaan yang harus dibuat oleh
setiap organisasi yang mencari laba maupun yang nirlaba. Puskesmas..............................sebagai
puskesmas milik Pemerintah Kota ............................. juga harus memiliki RSB sebagai syarat agar bisa
ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Lingkungan bisnis yang terus berubah
memerlukan pengelolaan perubahan yang dapat memetakan pengaruh kekuatan-kekuatan terhadap
arah organisasi. Pemetaan kekuatan-kekuatan tersebut, akan dijadikan bahan penyusunan dokumen
perencanaan yang diharapkan benar-benar mampu menampung berbagai kepentingan dan
pengetahuan antisipatif sebagai dasar penetapan keputusan strategis dalam rangka pencapaian visi
organisasi.
Dalam upaya mewirausahakan puskesmas maka perubahan
Puskesmas..............................menjadi BLUD adalah sangat tepat. Fleksibilitas yang diberikan akan
menjadikan puskesmas secara leluasa merencanakan alokasi sumber daya, sesuai dengan perubahan
kondisi puskesmas itu sendiri. Diharapkan Puskesmas..............................akan dapat tumbuh, efisien
dalam pengelolaan keuangan dan bahkan bersaing menjadi mandiri sesuai dengan arah bisnis yang
ditetapkan dalam dokumen RSB. Tentu saja dengan catatan semua pihak berhak dan wajib
berkomitmen agar dokumen perencanaan ini tidak hanya sekadar dokumen kelengkapan administrasi
saja.
B. Tujuan
Beberapa tujuan yang hendak dicapai atas penyusunan RSB di antaranya adalah:
1. Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas
2. Tersedianya sistem adminstrasi dan pelaporan puskesmas yang baik.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang layak dan cukup
4. Tersedianya pedoman alat pengendalian organisasi terhadap penggunaan anggaran.
5. Untuk menyatukan langkah dan gerak serta komitmen seluruh insan puskesmas dalam
meningkatkan kinerja sesuai standar manajemen dan standar mutu layanan yang telah ditargetkan
dalam dokumen perencanaan.
D. Konsep Dasar
Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus yang
terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pengukuran,
evaluasi, dan pelaporan yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya. Pengelolaan
pelayanan kesehatan pada puskesmas menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan pengambilan
keputusan karena menyangkut kepentingan hidup matinya pasien. Oleh karena itu perencanaan
puskesmas memiliki fleksibilitas dan elastisitas relatif tinggi yang mensyaratkan pemenuhan
implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan kinerjanya.
E. Metodologi
RSB disusun oleh suatu kelompok kerja dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang
tersedia, pengamatan, dan wawancara. Kelompok Kerja tersebut terdiri dari seluruh komponen yang
memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi RSB telah ditelaah dan dibahas secara transparan
dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari kelompok
kerja.
Penyusunan RSB memperhatikan sejarah puskesmas, aspek legal, lokasi dan isu strategis
yang sedang berkembang. Potensi yang dimiliki digali dari lingkungan baik internal maupun eksternal,
posisi puskesmas dan diidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilannya. Keinginan para pemangku
kepentingan diapresiasi menjadi arah bisnis atau mau dibawa ke mana organisasi puskesmas. Arah itu
tercermin dalam visi, misi dan strategi. RSB disusun dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard
(BSC). BSC adalah alat yang menyediakan bagi para pimpinan pengukuran secara komprehensif
bagaimana organisasi mencapai kemajuan lewat sasaran-sasaran strategisnya. Metode ini secara
komprehensif memandang pada empat perspektif meliputi :
1. Perspektif Pelanggan/stakeholder
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
3. Perspektif Keuangan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Setiap perspektif yang ada harus menunjukkan cause-effect relationship sehingga masing-
masing dapat dihubungkan dengan misi yang akan dicapai. Adapun kaitan masing-masing perspektif
dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Perspektif Pelanggan. Perspektif ini menunjukkan seperti apa puskesmas di mata pelanggan.
Pelanggan mempunyai kemampuan teknis melihat puskesmas dari berbagai sisi: waktu, kualitas,
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Page 2
kinerja dan jasa, dan biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh pelayanan.
Dimensi kebutuhan pelanggan yang demikian pada akhirnya akan menentukan bagaimana
perusahaan dilihat oleh pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan, semakin baik pula nilai
puskesmas di mata pelanggan.
2) Perspektif Proses Bisnis Internal. Ukuran ini menunjukkan dalam proses pelayanan seperti apa
puskesmas akan lebih baik. Orientasi kepada pelanggan memang mutlak, akan tetapi permasalahan
bagi manajemen adalah bagaimana caranya menyiapkan kompetensi yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan.
3) Perspektif Keuangan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas dilihat oleh pemerintah
daerah baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dalam mengelola keuangan.
Puskesmas bisa defisit pada waktu tertentu, akan tetapi pemerintah daerah menyadari bahwa
setelah itu puskesmas akan surplus. Semakin baik puskesmas di mata pemerintah daerah, semakin
aman puskesmas memperoleh sumber pembiayaan.
4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Perspektif ini menunjukkan bagaimana puskesmas
dapat bertahan dan mampu berubah sesuai dengan tuntutan eksternal.
Pendekatan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanggungjawaban
dengan menggunakan Strategic Based Responsibility, yang berarti seluruh unit layanan yang ada di
Puskesmas..............................diukur kinerja berdasarkan perspektif tersebut.
A. Sejarah Puskesmas..............................
Puskesmas..............................adalah Puskesmas yang terletak di Jl. ............................. 2 No
28 A Kelurahan ............................. Kecamatan
............................. .Puskesmas..............................didirikan pada Tahun 1973 dan pada waktu
berdirinya merupakan Puskesmas Pembantu dari Puskesmas Batua dengan wilayah kerja di kelurahan
..............................
Namun dengan seiringnya perkembangan kota ............................., pada tahun 1992 Pustu
berubah menjadi Puskesmas..............................dengan wilayah kerja :
1. Kelurahan .............................
2. Kelurahan .............................
3. Kelurahan .............................
C. Lokasi Bisnis
Puskesmas..............................terletak di Jalan ............................. 2 No 28 A, yang termasuk
dalam wilayah Kelurahan ............................. Kota .............................. Lalu lintas utama di daerah ini
adalah bentor, mobil, dan motor dengan jarak 400 meter dari jalan poros Urip Sumoharjo.
b. Customer Loyality. Indikator ini bertujuan untuk mengukur sampai sejauh mana
puskesmas mampu mempertahankan pasien lama (kunjungan ulang) untuk menggunakan
jasa layanan yang disediakan. Berdasarkan data historis 3 tahun terakhir rata-rata 73,82%
dengan kunjungan pasien lama terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 72,72% dan
tertinggi pada tahun 2012 sebesar 75,63%.
Perkembangan kunjungan pasien lama dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
c. Keluhan Pasien. Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kepuasan pasien
terhadap layanan yang diberikan. Data survei kepuasan pelanggan yang tersedia hanya
pada tahun 2013.
Survei tentang kepuasan pelanggan terakhir dilakukan pada Desember 2013
dengan metode sampling terhadap masyarakat dan berdasarkan survei tersebut didapatkan
hasil bahwa 80,17 % responden menyatakan bahwa pelayanan
Puskesmas..............................sudah baik. Selain itu,
Puskesmas..............................menyediakan layanan keluhan pelanggan baik melalui kotak
saran, telepon, maupun layanan pesan singkat (SMS). Sampai dengan bulan September
2014, terdapat 16 keluhan dari pasien dan hampir seluruhnya (83%) telah direspon dan
dapat diselesaikan dengan baik.
Dari kedua indikator berkenaan dengan perspektif pelanggan menunjukkan
indikasi yang pada umumnya menguntungkan posisi puskesmas.
Perspektif proses bisnis internal yang diukur dari quality of Services menunjukkan kinerja
yang sangat baik, yaitu sesuai dengan standar nasional. Dengan demikian
Puskesmas ............................. dapat memberikan mutu pelayanan seperti harapan
masyarakat.
b. Quality Of Places
Kualitas mutu tempat layanan Puskesmas mengacu pada kondisi ruangan
Puskesmas .............................. Puskesmas..............................mempunyai luas tanah 322 m 2
dan luas gedung 186 m2
Perspektif proses bisnis internal yang diukur dari quality of Places menunjukkan bahwa
Puskesmas..............................memenuhi standar. Dengan demikian
Puskesmas ............................. dapat memberikan mutu pelayanan seperti harapan
masyarakat.
Dari data di atas proporsi terbesar adalah lulusan S1 sebesar 58,33% dan terkecil
sebesar 0,02% adalah SD.
Sedangkan Komposisi ketenagaan berdasarkan jenis ketenagaan saat ini 72,22%
tenaga di Puskesmas adalah PNS. Kebijakan kegiatan pengembangan SDM didasarkan
pada peningkatan kualitas SDM sesuai standar kompetensi, kebutuhan Puskesmas
sehingga memiliki daya ungkit yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dari alokasi biaya pengembangan SDM, sampai akhir tahun 2014 Puskesmas
telah memberikan kesempatan peningkatan pendidikan berbagai jenis ketenagaan
diantaranya tenaga perawat, tenaga medis, tenaga non medis dan tenaga kesehatan
lainnya.
Dari tabel di atas, rata-rata kelengkapan alat baru mencapai 77 % dari standar
minimum yang harus ada. Kalibrasi alat tahun 2014 sudah dilakukan.. Sedangkan kondisi
peralatan 85% masih baik.
Kondisi ketersediaan ruangan tahun 2014 dibandingkan dengan standar
minimum digambarkan dalam tabel berikut:
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Page 12
Layanan Pemenuhan Standar
Minimum Luas Ruangan
Ruang Administrasi Kant 16 m2
Ruang Kepala PKM 12 m2
Ruang Rapat 28 m2
Ruang Pendaftaran dan rekam medic 10 M2
Ruang Tunggu 16 M2
Ruang Pemeriksaan Umum 16 M2
Ruang Kesehatan Ibu dan KB 9 M2
Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut 9 M2
Ruang ASI 4 M2
Ruang Promosi Kesehatan 9 M2
Ruang Farmasi 4 M2
Ruang Persalinan 6 M2
Ruang Rawat pasca persalinan -
Ruang Tindakan 9 M2
Kamar Mandi/WC Pasien (laki-laki,anak, ibu 6 M2
bersalin dan perempuan terpisah)
Laboratorium 9 M2
Ruang Sterilisasi 4 M2
Ruang Penyelenggaraan Makanan 6 M2
Kamar WC untuk rawat inap 6 M2
KM/WC petugas 6 M2
Kamar jaga petugas 6 M2
Gudang umum 4 M2
Rumah Dinas tenaga kesehatan -
Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi untuk 9 M2
ambulance dan puskesmas keliling
Dari gambaran tabel di atas, tampak bahwa sejak tahun 2012 sampai tahun 2014
tingkat kemandirian keuangan puskesmas cenderung menurun. Biaya investasi untuk
kegiatan relokasi puskesmas diproyeksikan masih cukup dominan untuk lima tahun ke
depan. Pemerintah masih berkomitmen untuk terus mengucurkan dana dalam rangka
mendukung program penguatan kapasitas infrastruktur sesuai dengan pesatnya
perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan jenis penyakit.
Dari gambaran tiga indikator kinerja perspektif keuangan dapat disimpulkan
bahwa satu sisi pendapatan fungsional terdapat kecenderungan meningkat, namun sisi
Kelemahan ( Weakness )
C. PERTUMBUHAN DAN
PEMBELAJARAN
1. Penyediaan SDM.
-2
2. Pengembangan SDM.
-2
3 Pengembangan Infrastruktur 1
D. KEUANGAN
1. Sales Growth Rate 2
2. . Cost Recovery Rate
3. Tingkat Kemandirian PKM
-2
1 6 6 -6
JUMLAH 13 -6
bayi dan tidak ditemukan kematian bayi hingga tahun 2014. Berdasarakan data diatas
menurun.
c. Kematian Balita
Angka kematian anak balita di wilayah Puskesmas..............................tidak ada dalam
tiga tahun terakhir hingga tahun 2014, hal ini menandakan bahwa status kesehatan
2012 dan 2013 hampir sama, yaitu data penyakit ISPA sebagai penyakit terbanyak
setiap tahunnya dan data penyakit tidak menular seperti Hipertensi dan myalgia juga
b. Penyakit Menular
Penyakit menular yang menjadi sorotan selama periode 2013 adalah DBD, ISPA,
Penyakit menular yang juga perlu mendapat perhatian khusus di wilayah kerja
selama 2 tahun terakhir. Pada tahun 2012 sebanyak 8 kasus DBD dan pada tahun
2. Malaria
3. ISPA
sebanyak 1852 kasus dan jika dirata-ratakan setiap bulan 154 kasus, dari data
yang ada kasus tertinggi berada pada bulan Januari sampai bulan Juli ini
tahun 2013.
4. KUSTA
Penyakit Kusta adalah penyakit menular kronis dan disebabkan oleh kuman kusta
Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya.
di kelurahan ..............................
Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan antara lain vibrio, “E.Coli”,
menular dan sering menimbulkan wabah penyakit terutama pada awal musim
penghujan. Lingkungan yang terkendali, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat sangat
berpengaruh terhadap kesehatan seseorang. Untuk tahun 2014, kasus diare pada
BALITA yang ditangani sebanyak 494 kasus, namun semuanya dapat diatasi
2. TBC Paru
Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya, dideteksi
banyak dari pada yang terlaporkan , sehingga memerlukan perhatian khusus dalam
cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan menjadi kebal. Ketujuh penyakit
Pertusis (batuk rejan ; batuk seratus hari), Tetanus, Tuberculosis (TBC), Hepatitis –B.
a) Poliomyelitis
Penyakit ini adalah merupakan suatu infeksi menular yang terutama mengenai
dan merusak sel-sel motorik dikurno anterior medulla spinalis dan inti motorik
Pada tanggal 21 April 2005 Indonesia mengalami importasi virus dari Afrika Barat.
Indonesia dengan :
b. Mopping Up
Memutuskan mata Rantai Penularan (2) yaitu dengan PIN (Pekan Imunisasi
Nasional)
b) Campak
Campak Ialah infeksi akut menular yang disebabkan oleh virus. Terutama
c) Diftheri
d) Pertusis
Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis. Nama
lain penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk seratus
hari.
Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
f) TBC
suatu Negara.
1. Hipertensi
Jumlah penderita hipertensi pada tahun 2015 sebanyak 2.299 dan menjadi urutan
ke 7 dalam 10 penyakit terbanyak pada tahun 2014 yaitu sebanyak 1947 kasus
ditahun tersebut.
2. Myalgia
Myalgia merupakan nyeri otot yang umumnya terjadi pada orang dewasa. Leher, lengan,
pinggang, dan betis merupakan daerah yang sering terjadi nyeri otot.
Masalah gizi masih cukup rawan di beberapa wilayah Indonesia, tidak terkecuali
zat gizi kurang dan infeksi penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung yaitu
ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, asuhan Ibu dan anak . Disisi lain yang
Puskesmas harus mengatasi masalah gizi, khususnya pada kelompok ibu hamil dan
balita. Tujuan Upaya Peningkatan Gizi di Puskesmas yaitu meningkatkan status gizi
yang mempunyai risiko tinggi (ibu hamil dan balita), pemberian makanan tambahan
kota ............................. sebesar 610,02% jauh di atas rata-rata indeks daya provinsi
memiliki jaminan kesehatannya melalui ansuransi kesehatan (JKN) adalah 22.152 jiwa,
berarti masih cukup banyak masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan.
pelayanan bagi masyarakat miskin di Puskesmas terus meningkat terutama sejak tahun
2010 dengan berkembanganya asuransi jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin oleh
Pemerintah hal ini dilihat dari jumlah kunjungan pasien miskin yang dilayani serta
pembiayaan pelayanan sejak tahun 2013. Setiap bulannya sejak tahun 2012 sampai
dengan 2013 terjadi peningkatan rata-rata layanan pasien miskin sebesar 11,2%
I. Balai Pengobatan
pada puskesmas yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum. Hal ini merupakan
peraturan tersebut.
Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan di atas, selanjutnya data
pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai peluang atau
PELUANG ANCAMAN
FAKTOR
1 2 3 -1 -2 -3
Strategi Eksternal
Peluang ( Opportunity )
A. KEBUTUHAN PELANGGAN
TERHADAP PROVIDER KES
1. Angka Kesakitan 2
2. Kemanpuan daya beli masyarakat. 2
2
3. Jumlah peserta janiman kes
4. Jejaring PKM sebagai sumber 2
rujukan
Ancaman (Threats)
2. KEKUATAN PESAING -2
3. PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN 2
4. Munculnya praktek dokter keluarga -2
10 -4
JUMLAH 10 -4
D. Posisi Puskesmas..............................
Atas dasar hasil analisis lingkungan internal dan eksternal menunjukkan posisi
Puskesmas..............................berada tepat di garis yang memisahkan kuadran I dan kuadran II d ari
STRENGTHS ( S ) / WEAKNESS ( W ) /
INTERNAL
KEKUATAN : KELEMAHAN :
S
Gambar kuadran
7
T O
6
W
Rencana Strategis Bisnis (RSB) Page 24
Posisi puskesmas tersebut menggambarkan bahwa puskesmas memiliki peluang cukup besar
untuk meraih pangsa pasar yang sangat potensial di Kota .............................. Peluang tersebut akan
dapat dicapai apabila puskesmas mengoptimalkan kekuatan yang telah dimiliki dan mengatasi
beberapa kelemahan utama seperti pada ketersediaan SDM, sarana dan prasarana, kualitas
pelayanan dan promosi/ pemasaran.
Diharapkan dengan adanya perencanaan strategis bisnis dan pelaksanaannya secara
konsisten, Puskesmas..............................mampu untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dalam rangka memuaskan harapan masyarakat dan stakeholders.
A. VISI
“Terwujudnya Masyarakat yang Sehat dan Mandiri di Wilayah Kerja ............................. melalui
Penyelenggaraan Kesehatan yang Optimal.”
B. MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara profesional yang bermutu, merata dan
terjangkau.
2. Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam pelayanan dan pengembangan
kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat
bisa mandiri.
C. Strategi
Pernyataan misi tersebut menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek
puskesmas, yaitu :
b. Perspektif pelanggan, yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang terpercaya dan dapat
c. Perspektif proses bisnis internal , yang dicerminkan dengan menjadi puskesmas yang unggul
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, yang dicerminkan dengan SDM yang profesional,
Strategi puskesmas sejalan dengan visi Pemerintah pusat mendukung pencapaian MDGs .
berikut:
Target Kinerja
Target Kinerja Satuan Prognosis
2015 2016 2017 2018 2019
2014
Cakupan kunjungan
Pasien
- Customer
Acquisition % 35% 37% 39% 42% 44% 46%
- Customer Loyality
% 69,89% 73% 73% 75% 78% 80%
Indeks Kepuasan
% 78% 79% 81% 82 % 83% 84%
Pasien
Tingkat Keluhan
Pasien Yang % 87.5% 92% 94% 96% 98% 99%
Ditangani
Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi Puskesmas agar pelayanan
prima dapat diberikan kepada pelanggan. Sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan
adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya mutu layanan puskesmas
TABEL CAPAIAN KINERJA SPM 2010-2014
7. % cakupan balita gizi buruk mendapat 100 100 100 100 100
perawatan
8. % cakupan pelayanan anak balita 88,17 89,85 90,18 87,71 89.77
10. % cakupan pemberian makanan pendamping 91,26 92,27 93,94 100 100
ASI pada anak 6-24 bulan dari keluarga miskin
11. % cakupan penjaringan kesehatan siswa SD 100 100 100 100 100
dan setingkat
12. % Cakupan peserta KB aktif 64,78 65,35 68,36 68,77 69.59
7. % cakupan balita gizi buruk mendapat 100% 100% 100% 100% 100%
perawatan
8. % cakupan pelayanan anak balita 100% 100% 100% 100% 100%
b. Meningkatnya kemampuan dan keahlian SDM, dengan indikator beserta target kinerjanya
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat teknis
dan tugas belajar
- Tenaga Medis 100%
- Tenaga Keperawatan 100%
- Tenaga Penunjang Medis 100%
- Tenaga Non Medis 100%
- Manajemen 100%
Untuk perspektif keuangan, sasaran strategis dan target yang telah ditetapkan adalah sebagai
berikut:
a. Meningkatnya tingkat kemandirian puskesmas, dengan indikator beserta target kinerjanya
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Target Kinerja
Sales Growth Rate (SGR) 15% pertahun
Cost Recovery Rate (CRR) 20%
Tingkat kemandirian puskesmas 10%
STRATEGI BISNIS
Strategi bisnis merupakan upaya-upaya yang dilakukan Puskesmas untuk mencapai sasaran
strategis yang ditetapkan. Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan menyusun program-program kerja
yang direncanakan dengan memperhatikan kekuatan sumber dana yang dimiliki. Program kerja yang
A. Program Kerja
Penetapan Program Kerja merupakan bagian dari tahap formulasi strategi dalam upaya pencapaian
arah bisnis puskesmas yang telah ditetapkan pada Bab V. Adapun secara sistematis program-
program kerja diarahkan pada pencapaian keberhasilan yang mendukung sasaran strategis dalam
1. Perspektif Pelanggan
pelanggan.
Program dalam perspektif proses bisnis internal diarahkan untuk meningkatkan pelayanan
1. ADMEN
1 SOP PENYELENGGARAAN PROGRAM DAN PELAYANAN (SOP-PMP-ADM-01)
2 SOP KAJIAN DAN TINDAK LANJUT TERHADAP MASALAH SPESIFIK (SOP-PMP-ADM-02)
3 SOP KAJIAN DAN TINDAK LANJUT TERHADAP MASALAH POTENSIAL (SOP-PMP-ADM-03)
4 SOP SURVEI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT (SOP-PMP-ADM-04)
5 SOP PENILAIAN KINERJA (SOP-PMP-ADM-05)
6 SOP SMS/CALL CENTRE (SOP-PMP-ADM-06)
7 SOP KOTAK SURVEI KEPUASAN (SOP-PMP-ADM-07)
8 SOP SURVEI MAWAS DIRI (SOP-PMP-ADM-08)
9 SOP MUSYAWARAH MASYARAKAT KELURAHAN (SOP-PMP-ADM-09)
10 SOP LOKAKARYA LINTAS SEKTOR (SOP-PMP-ADM-10)
11 SOP SURVEI KEPUASAN (SOP-PMP-ADM-11)
12 SOP ADUAN LANGSUNG (SOP-PMP-ADM-12)
13 SOP KOTAK SARAN (SOP-PMP-ADM-13)
14 SOP TERTIB ADMINISTRASI (SOP-PMP-ADM-14)
15 SOP KOORDINASI DAN INTEGRASI ANTARA UKM DAN UKP (SOP-PMP-ADM-15)
16 SOP REVISI RENCANA OPERASIONAL (SOP-PMP-ADM-16)
17 SOP LOKAKARYA MINI BULANAN (SOP-PMP-ADM-17)
18 SOP PERTEMUAN POKJA BULANAN (SOP-PMP-ADM-18)
19 SOP KELUHAN DAN UMPAN BALIK MASYARAKAT (SOP-PMP-ADM-19)
20 SOP IDENTIFIKASI TANGGAPAN TENTANG MUTU PELAYANAN (SOP-PMP-ADM-20)
21 SOP DOKUMENTASI PROSEDUR DAN PENCATATAN KEGIATAN (SOP-PMP-ADM-21)
22 SOP MONITORING KINERJA PIHAK KETIGA (SOP-PMP-ADM-22)
23 SOP PELAPORAN DAN DISTRIBUSI INFORMASI (SOP-PMP-ADM-23)
24 SOP ANALISIS DATA DAN INFORMASI (SOP-PMP-ADM-24)
25 SOP PENGUMPULAN, PENYIMPANAN, DAN RETRIEVING DATA (SOP-PMP-ADM-25)
26 SOP AUDIT KINERJA PENGELOLA KEUANGAN (SOP-PMP-ADM-26)
27 SOP MENYUSUN PEDOMAN INTERNAL (SOP-PMP-ADM-27)
28 SOP MENYUSUN KERANGKA ACUAN KERJA (SOP-PMP-ADM-28)
29 SOP MENYUSUN SOP (SOP-PMP-ADM-29)
30 SOP MEKANISME PENGARAHAN (SOP-PMP-ADM-30)
31 SOP EVALUASI PERAN PIHAK TERKAIT (SOP-PMP-ADM-31)
SOP PENYAMPAIAN UMPAN BALIK DARI PELAKSANA KEGIATAN KEPADA PENANGGUNG
32 (SOP-PMP-ADM-32)
JAWAB PROGRAM
33 SOP PENDELEGASIAN WEWENANG (SOP-PMP-ADM-33)
34 SOP PENCATATAN DAN PELAPORAN (SOP-PMP-ADM-34)
35 SOP PENINJAUAN KEMBALI TATA NILAI (SOP-PMP-ADM-35)
36 SOP ORIENTASI KARYAWAN / PEMEGANG PROGRAM BARU (SOP-PMP-ADM-36)
37 SOP MENGIKUTI SEMINAR INTERNAL (SOP-PMP-ADM-37)
38 SOP MENGIKUTI SEMINAR EKSTERNAL (SOP-PMP-ADM-38)
39 SOP KOORDINASI DAN KOMUNIKASI (SOP-PMP-ADM-39)
40 SOP KOMUNIKASI INTERNAL (SOP-PMP-ADM-40)
41 SOP ALUR PERTANGGUNGJAWABAN (SOP-PMP-ADM-41)
42 SOP PENGENDALIAN REKAMAN (SOP-PMP-ADM-42)
43 SOP PENILAIAN AKUNTABILITAS PENANGGUNG JAWAB PROGRAM (SOP-PMP-ADM-43)
44 SOP SOSIALISASI VISI DAN MISI (SOP-PMP-ADM-44)
45 SOP MONITORING KINERJA PIHAK KETIGA (SOP-PMP-ADM-45)
46 SOP LAPORAN BULANAN (SOP-PMP-ADM-46)
47 SOP TELEPON (SOP-PMP-ADM-47)
48 SOP SMS/WHATSAPP (SOP-PMP-ADM-48)
49 SOP PERTEMUAN INSIDENTAL (SOP-PMP-ADM-49)
50 SOP AUDIT INTERNAL (SOP-PMP-ADM-50)
51 SOP PERTEMUAN TINJAUAN MANAJEMEN (SOP-PMP-ADM-51)
52 SOP TINDAKAN KOREKTIF (SOP-PMP-ADM-52)
53 SOP TINDAKAN PREVENTIF (SOP-PMP-ADM-53)
54 SOP RUJUKAN AUDIT INTERNAL (SOP-PMP-ADM-54)
3. UKM
1 SOP IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT ( SOP-PMP-UKM-01 )
SOP PENGATURAN JIKA TERJADI PERUBAHAN WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
2 ( SOP-PMP-UKM-02 )
KEGIATAN,
SOP TENTANG PENYUSUNAN JADUAL DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN YANG
3 MENCERMINKAN KESEPAKATAN BERSAMA DENGAN SASARAN KEGIATAN UKM ( SOP-PMP-UKM-03 )
DAN/ATAU MASYARAKAT
SOP PELAKSANAAN ORIENTASI
4 SOP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. ( SOP-PMP-UKM-04 )
5 SOP PELAKSANAAN SURVEI MAWAS DIRI ( SOP-PMP-UKM-05 )
6 SOP KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT DAN SASARAN UKM PUSKESMAS. ( SOP-PMP-UKM-06 )
7 SOP MONITORING HASIL KEGIATAN ( SOP-PMP-UKM-07 )
8 SOP PEMBAHASAN HASIL MONITORING ( SOP-PMP-UKM-08 )
9 SOP PERUBAHAN RENCANA KEGIATAN ( SOP-PMP-UKM-09 )
10 SOP KAJIAN ULANG URAIAN TUGAS ( SOP-PMP-UKM-10 )
11 SOP TENTANG MEKANISME KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PROGRAM. ( SOP-PMP-UKM-11 )
12 SOP PENGELOLAAN DAN PELAKSANAAN UKM PUSKESMAS. ( SOP-PMP-UKM-12 )
13 SOP PENGENDALIAN DOKUMEN EKSTERNAL ( SOP-PMP-UKM-13 )
SOP PENYIMPANAN DAN PENGENDALIAN ARSIP PERENCANAAN DAN
14 ( SOP-PMP-UKM-14 )
PENYELENGGARAAN UKM PUSKESMAS.
15 SOP MONITORING, JADWAL DAN PELAKSANAAN MONITORING. ( SOP-PMP-UKM-15 )
16 SOP PENILAIAN KINERJA. (SOP-PMP-UKM-16 )
17 SOP MONITORING KESESUAIAN PROSES PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN UKM. ( SOP-PMP-UKM-17 )
18 SOP MONITORING KESESUAIAN PROSES PELAKSANAAN UKM ( SOP-PMP-UKM-18 )
19 SOP SOSIALISASI HAK DAN KEWAJIBAN SASARAN. ( SOP-PMP-UKM-19 )
20 SOP PENDOKUMENTASIAN KEGIATAN PERBAIKAN KINERJA. ( SOP-PMP-UKM-20 )
21 SOP KELUHAN DAN UMPAN BALIK
4. PROMKES
1 SOP PEMBINAAN POSYANDU ( SOP-PMP-PRO-01 )
2 SOP PENYAKIT LUAR GEDUNG ( SOP-PMP-PRO-02 )
3 SOP PHBS RUMAH TANGGA ( SOP-PMP-PRO-03 )
4 SOP PELAKSANAAN POSYANDU LANGKAH I ( SOP-PMP-PRO-04 )
5 SOP PELAKSANAAN POSYANDU LANGKAH II ( SOP-PMP-PRO-05 )
6 SOP PELAKSANAAN POSYANDU LANGKAH III ( SOP-PMP-PRO-06 )
7 SOP PELAKSANAAN POSYANDU LANGKAH IV ( SOP-PMP-PRO-07 )
8 SOP PELAKSANAAN POSYANDU LANGKAH V ( SOP-PMP-PRO-08 )
9 SOP PEMBINAAN KADER POSYANDU ( SOP-PMP-PRO-09 )
10 SOP PHBS INSTITUSI KESEHATAN ( SOP-PMP-PRO-10 )
11 SOP PHBS RUMAH TANGGA ( SOP-PMP-PRO-11 )
12 SOP PHBS SEKOLAH ( SOP-PMP-PRO-12 )
5. KESEHATAN LINGKUNGAN
1 SOP INSPEKSI SANITASI TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN ( SOP-PMP-KL-01 )
2 SOP INSPEKSI TEMPAT-TEMPAT UMUM ( SOP-PMP-KL-02 )
3 SOP INVENTARISASI ( SOP-PMP-KL-03 )
4 SOP KLINIK SANITASI ( SOP-PMP-KL-04 )
5 SOP PEMELIHARAAN DAN PEMANTAUAN INSTALASI LISTRIK ( SOP-PMP-KL-05 )
6 SOP PENGENDALIAN DAN PEMBUANGAN LIMBAH BERBAHAYA ( SOP-PMP-KL-06 )
SOP INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN UNTUK
7 ( SOP-PMP-KL-07 )
TEMPAT PENYIMPANAN DAN PENJUALAN PESTISIDA (TP3)
8 SOP CUCI TANGAN PAKAI SABUN ( SOP-PMP-KL-08 )
9 SOP INSPEKSI SANITASI RUMAH TANGGA ( SOP-PMP-KL-09 )
7. KELUARGA BERENCANA
1 SOP ALUR PELAYANAN KB ( SOP-PMP-KB-01 )
2 SOP KONSELING AKSEPTOR KB ( SOP-PMP-KB-02 )
3 SOP PEMASANGAN IMPLAN ( SOP-PMP-KB-03 )
4 SOP PEMASANGAN IUD ( SOP-PMP-KB-04 )
5 SOP PEMBERIAN PIL ( SOP-PMP-KB-05 )
6 SOP PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK ( SOP-PMP-KB-06 )
7 SOP PENCABUTAN IMPLAN ( SOP-PMP-KB-07 )
8 SOP PENERIMAAN KLIEN KB ( SOP-PMP-KB-08 )
9 SOP PENCUCIAN DAN STERILISASI ( SOP-PMP-KB-09 )
10 SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH ( SOP-PMP-KB-10 )
11 SOP PENIMBANGAN BERAT BADAN ( SOP-PMP-KB-11 )
12 SOP PENYUNTIKAN KB ( SOP-PMP-KB-12 )
13 SOP REGISTRASI KARTU PASIEN ( SOP-PMP-KB-13 )
14 SOP RUJUKAN KB ( SOP-PMP-KB-14 )
15 SOP PEMELIHARAAN PERALATAN ( SOP-PMP-KB-15 )
16 SOP STERILISASI ( SOP-PMP-KB-16 )
17 SOP INFORMED CONSENT ( SOP-PMP-KB-17 )
18 SOP EVALUASI INFORMED CONSENT ( SOP-PMP-KB-18 )
19 SOP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( SOP-PMP-KB-19 )
20 SOP KEWASPADAAN UNIVERSAL ( SOP-PMP-KB-20 )
21 SOP KONTROL PERALATAN ( SOP-PMP-KB-21 )
22 SOP MEMISAHKAN ALAT ( SOP-PMP-KB-22 )
23 SOP PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK ( SOP-PMP-KB-23 )
24 SOP PENCUCIAN DAN STERLISASI ( SOP-PMP-KB-24 )
25 SOP PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK ( SOP-PMP-KB-25 )
8. GIZI
1 SOP PENIMBANGAN DAN PEMANTAUAN STATUS GIZI BAYI DAN BALITA ( SOP-PMP-KGZ-01 )
9. SURVEILANS
1 SOP KUNJUNGAN KASUS CAMPAK ( SOP-PMP-SUR-01 )
2 SOP KUNJUNGAN KASUS DIARE ( SOP-PMP-SUR-02 )
3 SOP KUNJUNGAN KASUS TIFOID ( SOP-PMP-SUR-03 )
10. TUBERKULOSIS
1 SOP PENEMUAN SUSSPEK TB ( SOP-PMP-TB -01 )
2 SOP PENGOBATAN PASIEN TB ( SOP-PMP-TB-02 )
3 SOP PENEGAKAN DIAGNOSIS TB ( SOP-PMP-TB-03 )
4 SOP PENCATATAN DAN PELAPORAN ( SOP-PMP-TB-04 )
5 SOP PEMERIKSAAN RAPID HIV PADA TB ( SOP-PMP-TB-05 )
6 SOP PENGIRIMAN SLIDE ( SOP-PMP-TB-06 )
12. LANSIA
1 SOP KONSELING LANSIA ( SOP-PMP-LAN-01 )
2 SOP MENGUKUR TEKANAN DARAH ( SOP-PMP-LAN-02 )
3 SOP PENEMUAN PENDERITA HIPERTENSI ( SOP-PMP-LAN-03 )
4 SOP PENGISAN KMS LANSIA ( SOP-PMP-LAN-04 )
5 SOP PENIMBANGAN BERAT BADAN ( SOP-PMP-LAN-05 )
13. IMUNISASI
1 SOP PRAKTIK MENYUNTIK YANG AMAN ( SOP-PMP-IM-01 )
2 SOP PEMELIHARAAN KULKAS ( SOP-PMP-IM-02 )
3 SOP VAKSIN BCG ( SOP-PMP-IM-03 )
4 SOP VAKSIN DPT ( SOP-PMP-IM-04 )
5 SOP VAKSIN CAMPAK ( SOP-PMP-IM-05 )
6 SOP VAKSIN POLIO ( SOP-PMP-IM-06 )
7 SOP VAKSIN HB0 ( SOP-PMP-IM-07 )
8 SOP VAKSIN TD PADA IBU HAMIL ( SOP-PMP-IM-08 )
9 SOP VAKSIN IPV ( SOP-PMP-IM-09 )
10 SOP VAKSIN DPT LANJUTAN ( SOP-PMP-IM-10 )
11 SOP VAKSIN CAMPAK LANJUTAN ( SOP-PMP-IM-11 )
12 SOP SWEEPING IMUNISASI ( SOP-PMP-IM-12 )
13 SOP IMUNISASI DALAM GEDUNG ( SOP-PMP-IM-13 )
14 SOP IMUNISASI LUAR GEDUNG ( SOP-PMP-IM-14 )
21. LABORATORIUM
1 SOP EVALUASI RENTANG NILAI HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( SOP-PMP-LAB-01 )
2 SOP PENGENDALIAN MUTU LABORATORIUM ( SOP-PMP-LAB-02 )
3 SOP RUJUKAN LABORATORIUM ( SOP-PMP-LAB-03 )
4 SOP PENYIMPANAN REAGEN ( SOP-PMP-LAB-04 )
5 SOP MONITORING PELAKSANAAN PROSEDUR ( SOP-PMP-LAB-05 )
6 SOP PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG KRITIS ( SOP-PMP-LAB-06 )
7 SOP PENGELOLAAN REAGEN ( SOP-PMP-LAB-07 )
8 SOP PENGELOLAAN LIMBAH HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( SOP-PMP-LAB-08 )
9 SOP PEMANTAUAN WAKTU PENYAMPAIAN HASIL ( SOP-PMP-LAB-09 )
10 SOP PENGAMBILAN SPESIMEN ( SOP-PMP-LAB-10 )
11 SOP KALIBRASI DAN VALIDASI INSTRUMEN ( SOP-PMP-LAB-11 )
12 SOP PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ( SOP-PMP-LAB-12 )
13 SOP PEMANTAUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( SOP-PMP-LAB-13 )
14 SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( SOP-PMP-LAB-14 )
15 SOP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGI PETUGAS LABORATORIUM ( SOP-PMP-LAB-15 )
16 SOP PEMERIKSAAN LABORATORIUM YANG BERISIKO TINGGI ( SOP-PMP-LAB-16 )
17 SOP PEMANTAUAN PROSEDUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( SOP-PMP-LAB-17 )
18 SOP PENILAIAN KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL ( SOP-PMP-LAB-18 )
19 SOP PEMERIKSAAN LABORATORIUM ( SOP-PMP-LAB-19 )
20 SOP PERMINTAAN PEMERIKSAAN ( SOP-PMP-LAB-20 )
21 SOP PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN ( SOP-PMP-LAB-21 )
22 SOP PENERIMAAN SPESIMEN ( SOP-PMP-LAB-22 )
23 SOP HITUNG JUMLAH LEUKOSIT ( SOP-PMP-LAB-23 )
24 SOP HITUNG JUMLAH TROMBOSIT ( SOP-PMP-LAB-24 )
25 SOP PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH ( SOP-PMP-LAB-25 )
26 SOP PEMBUATAN SEDIAAN BTA ( SOP-PMP-LAB-26 )
27 SOP PEMERIKSAAN REDUKSI URINE ( SOP-PMP-LAB-27 )
28 SOP PEMERIKSAAN ASAM URAT ( SOP-PMP-LAB-28 )
29 SOP PEMERIKSAAN KOLESTEROL ( SOP-PMP-LAB-29 )
30 SOP PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ( SOP-PMP-LAB-30 )
31 SOP PEMERIKSAAN HIV ( SOP-PMP-LAB-31 )
32 SOP PEMERIKSAAN HB SAHLI ( SOP-PMP-LAB-32 )
33 SOP PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH ( SOP-PMP-LAB-33 )
34 SOP PEMERIKSAAN MALARIA ( SOP-PMP-LAB-34 )
35 SOP PEMERIKSAAN SIFILIS ( SOP-PMP-LAB-35 )
36 SOP PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN ( SOP-PMP-LAB-36 )
37 SOP PEMELIHARAAN PERALATAN ( SOP-PMP-LAB-37 )
38 SOP STERILISASI ( SOP-PMP-LAB-38 )
39 SOP INFORMED CONSENT ( SOP-PMP-LAB-39 )
40 SOP EVALUASI INFORMED CONSENT ( SOP-PMP-LAB-40 )
41 SOP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( SOP-PMP-LAB-41 )
42 SOP KEWASPADAAN UNIVERSAL ( SOP-PMP-LAB-42 )
43 SOP KONTROL PERALATAN ( SOP-PMP-LAB-43 )
44 SOP MEMISAHKAN ALAT ( SOP-PMP-LAB-44 )
45 SOP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI ( SOP-PMP-LAB-45 )
46 SOP PELABELAN / PEMERIKSAAN LABEL REAGENSIA ( SOP-PMP-LAB-46 )
47 SOP PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA ( SOP-PMP-LAB-47 )
48 SOP PERBAIKAN ALAT ( SOP-PMP-LAB-48 )
49 SOP PEMERIKSAAN PROTEIN URINE ( SOP-PMP-LAB-49 )
PROGRAM NO INDIKATOR PROGRAM PROGNOSIS 2014 2015 2016 2017 2018 2019
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % Rp
7 cakupan desa/keluranah UCI 100 18.400.000 100 20.240.000 100 22.264.000 100 24.490.400 100 26.939.440 100 29.633.384
8 cakupan pelayanan anak balita 100 12.000.000 100 13.200.000 100 14.520.000 100 15.972.000 100 17.569.200 98 19.326.120
Cakupan pemberian makanan
9 pendamping asi pada anak usia 100 24.000.000 100 26.400.000 100 29.040.000 100 31.944.000 100 35.138.400 100 38.652.240
6-24 bulan keluarga miskin
cakupan balita gizi buruk 1.320.00 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
10 100 1.200.000 100 100 100 100 100
mendapat perawatan
Cakupan penjaringan kesehatan
11 100 3.000.000 100 3.300.000 100 3.630.000 100 3.993.000 100 4.392.300 100 4.831.530
siswa SD dan setingkat
12 cakupan peserta KB aktif 69.59 1.200.000 85 1.320.000 86 1.452.000 87 1.597.200 88 1.756.920 89 1.932.612
93% 94% 95% 96%
13 Penemuan Pasien baru BTA (+) 73.91 2.100.000 92 2.310.000 2.541.000 2.795.100 3.074.610 3.382.071
93% 94% 95% 96%
14 Penderita DBD yang ditangani 88.57 800.000 92 880.000 968.000 1.064.800 1.171.280 1.288.408
93% 94% 95% 96%
15 penemuan penderita Diare 102.2 1.200.000 92 1.320.00 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan akan ketersediaan tenaga kesehatan dan ketersediaan
4. Perspektif Keuangan
khususnya dalam hal pembiayaan belanja operasional terkait pelayanan dan peningkatan
Program-program kerja yang diarahkan pada pencapaian sasaran strategis didukung dengan
kerangka pembiayaan meliputi proyeksi pembiayaan belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Kerangka pembiayaan lima tahun secara lengkap dapat dilihat sebagai berikut :
PAGU INDIKATIF
2016 2017 2018 2019 2020 2021 PENANGGUNG
No Sasaran Indikator Program Kegiatan
JAWAB
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1 Perspektif Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) KESEHATAN IBU & ANAK a. Pelayanan ANC di Posyandu 12.000.000 13.200.000 14.520.000 15.972.000 17.569.200 19.326.120
KIA
proses bisnis sebanyak 95% SERTA KB
internal Cakupan Komplikasi Kebidanan b. Pelaksanaan P4K dan pemasangan 1.500.000 1.650.000 1.815.000 1.996.500 2.196.150 2.415.765
KIA
Yang Ditangani sebanyak 80% stiker
c. Deteksi Dini Ibu Resiko Tinggi 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
d. Pelacakan bumil dengan penyakit 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
kronis serta tindak lanjut
Cakupan Persalinan yang di tolong e. Kelas Ibu Hamil 2.550.000 2.805.000 3.085.500 3.394.050 3.733.455 4.106.801
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan sebanyak 95% KIA
Cakupan pelayanan Nifas sebanyak f. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
90%
Cakupan Neonatus dengan g. Pemantauan kesehatan neonatus 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
komplikasi yang ditangani sebanyak termasuk neonatus resti
80%
Cakupan kunjungan bayi sebanyak Pemantauan kesehatan bayi resti 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
h. KIA
95%
Cakupan peserta KB Aktif sebanyak i. Penyuluhan dan Konseling KB dan 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
KIA
100% Kesehatan Reproduksi
Cakupan pemberian MP-ASI pada GIZI MASYARAKAT a. Pemberian Makanan Tambahan 24.000.000 26.400.000 29.040.000 31.944.000 35.138.400 38.652.240
usia 6-24 bulan dari keluarga miskin (PMT) penyuluhan di Posyandu
(90 Hari) sebanyak 100%
Cakupan balita gizi buruk yang b. Sweeping Gizi Buruk 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
mendapat perawatan Cakupan balita
gizi buruk yang mendapat perawatan GIZI
sebanyak 100%
Cakupan Pelayanan Anak Balita c. Pemantauan kesehatan / 12.000.000 13.200.000 14.520.000 15.972.000 17.569.200 19.326.120
(2x/tahun) sebanyak 90% pertumbuhan bayi/ balita di Posyandu
Pelayanan Kesehatan Lingkungan Pemeriksaan Tempat Pengelolaan 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
(Institusi yang dibina) sebanyak 70% c. Makanan (TPM) dan Tempat Umum KESLING
(TTU)
d. Pemantauan Kualitas Air Minum 2.000.000 2.200.000 2.420.000 2.662.000 2.928.200 3.221.020
Pemicuan Stop Buang Air Besar 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
e. Sembarangan
f. Pemeriksaan sanitasi dasar 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
Cakupan penjaringan kesehatan 3.000.000 3.300.000 3.630.000 3.993.000 4.392.300 4.831.530 KESEHATAN
KESEHATAN SEKOLAH a. Penjaringan peserta didik SEKOLAH
siswa sebanyak 100%
4.400.000 4.840.000 5.324.000 5.856.400 6.442.040
b. Pelaksanaan BIAS 4.000.000 IMUNISASI
Pemberian Tablet Fe Bagi remaja putri 800.000 880.000 968.000 1.064.800 1.171.280 1.288.408
c. GIZI
Pembinaan/ pelatihan dokter kecil / 2.000.000 2.200.000 2.420.000 2.662.000 2.928.200 3.221.020 KESEHATAN
d. UKS SEKOLAH
Pemeriksaan kesehatan umum dan 4.400.000 4.840.000 5.324.000 5.856.400 6.442.040 7.086.244
KESEHATAN
e. gimul secara berkala pada peserta SEKOLAH
didik
f. Pemantauan kesehatan anak pra 1.500.000 1.650.000 1.815.000 1.996.500 2.196.150 2.415.765 KESEHATAN
sekolah/ TK SEKOLAH
Cakupan desa / Kelurahan UCI a. Sweeping Imunisasi 6.000.000 6.600.000 7.260.000 7.986.000 8.784.600 9.663.060
sebanyak 100% P2M
Cakupan penemuan dan penanganan Promosi/Penyuluhan pengetahuan 2.100.000 2.310.000 2.541.000 2.795.100 3.074.610 3.382.071
penderita penyakit HIV sebanyak d. komprehensif penyakit HIV/AIDS
100%
P2M
Konseling dan Kepatuhan dan 600.000 660.000 726.000 798.600 878.460 966.306
e. Pengawasan Minum Obat (PMO)
Pasien TB Paru
Pembinaan/ pemantauan apotik dan 800.000 880.000 968.000 1.064.800 1.171.280 1.288.408
i. toko obat atau pengobatan tradisional APOTEKER
j. Pengawasan tempat kerja 800.000 880.000 968.000 1.064.800 1.171.280 1.288.408 PROMKES
Cakupan kunjungan Lanjut Usia 19.000.000 20.900.000 22.990.000 25.289.000 27.817.900 30.599.690
k. Kesehatan Lanjut Usia PERKESMAS
sebanyak 95%
Cakupan Rumah Tangga Sehat KEGIATAN BERDAYA UNGKIT TINGGI Pemantauan PHBS 1.200.000 1.320.000 1.452.000 1.597.200 1.756.920 1.932.612
TERHADAP PENCAPAIAN MDGs a.
(PHBS) sebanyak 80%
(PROMOSI KESEHATAN)
Pendataan Keluarga sehat dengan 12 10.200.000 11.220.000 12.342.000 13.576.200 14.933.820 16.427.202
b.
indikator
Pelaksanaan Survei Mawas Diri 4.500.000 4.950.000 5.445.000 5.989.500 6.588.450 7.247.295
c.
(SMD) PROMKES
d. Sosialisasi keluarga sehat 8.525.000 9.377.500 10.315.250 11.346.775 12.481.453 13.729.598
e. Pelaksanaan MMD 6.150.000 6.765.000 7.441.500 8.185.650 9.004.215 9.904.637
f. Penyuluhan Promkes 4.200.000 4.620.000 5.082.000 5.590.200 6.149.220 6.764.142
Penyegaran/ refreshing kader 13.275.000 14.602.500 16.062.750 17.669.025 19.435.928 21.379.520
g.
kesehatan
h. Sosialisasi introduksi vaksin baru 3.140.000 3.454.000 3.799.400 4.179.340 4.597.274 5.057.001
4 Perspektif MANAJEMEN PUSKESMAS a. Lokakarya Mini Puskesmas 14.000.000 15.400.000 16.940.000 18.634.000 20.497.400 22.547.140
Keuangan Pertemuan Lintas Sektor Puskesmas 7.850.000 8.635.000 9.498.500 10.448.350 11.493.185 12.642.504
b.
c. ATK 24.735.000 27.208.500 29.929.350 32.922.285 36.214.514 39.835.965
d. Pengadaan/Fotocopy 5.600.000 6.160.000 6.776.000 7.453.600 8.198.960 9.018.856
PUSKESMAS
e. Jilid LPJ BOK 3.070.000 3.377.000 3.714.700 4.086.170 4.494.787 4.944.266
Konsultasi Manajemen Petugas BOK 1.600.000 1.760.000 1.936.000 2.129.600 2.342.560 2.576.816
f.
g. Supervisi bimbingan UKBM 8.000.000 8.800.000 9.680.000 10.648.000 11.712.800 12.884.080
h. Cetak media informasi 23.770.000 26.147.000 28.761.700 31.637.870 34.801.657 38.281.823
i. Honorarium pelaksana kegiatan 96.660.000 106.326.000 116.958.600 128.654.460 141.519.906 155.671.897
j. Belanja barang dan jasa 963.173.869 1.059.491.256 1.165.440.381 1.281.984.420 1.410.182.862 1.551.201.148
k. Belanja jasa medik (JKN) 1.689.732.800 1.858.706.080 2.044.576.688 2.249.034.357 2.473.937.792 2.721.331.572
l. Belanja makan minum (JKN) 229.050.000 251.955.000 277.150.500 304.865.550 335.352.105 368.887.316
Prognosis laporan keuangan merupakan gambaran masa depan atas kebijakan dalam bentuk
angka-angka yang dicapai tiap akhir tahun dalam kurun waktu 5 tahun dari strategi yang akan diterapkan
dalam mencapai visi dan misi Puskesmas .............................. Prognosis laporan keuangan menunjukkan
gambaran kekayaan yang dimiliki institusi atas aktivitas yang akan dilakukan dan tidak terpisahkan dari
perencanaan anggaran yang telah akan dilakukan dan tidak terpisahkan dari perencanaan anggaran yang
telah disebutkan dalam Bab IV dan sebagaimana yang diuraikan dalam lampiran.
B. Prognosis Neraca
- - -
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi 3.536.171.295 2.854.726.683 3.140.199.351 3.454.219.286 3.799.641.215
Daerah
Jumlah pendapatan asli 3.536.171.295 2.854.726.683 3.140.199.351 3.454.219.286 3.799.641.215
daerah
- - -
BELANJA LANGSUNG
Berdasarkan kedua prognosis neraca dan LRA tersebut diatas diproyeksikan rasio
RATA-
Uraian 2015 2019 2020 2021 2022 RATA (%)
Prognosis Lukuiditas dengan rata-rata dalam 5 tahun sebesar 90,46% menunjukkan bahwa
asset lancarnya. Sedangkan prognosis rasio solvabilitas dengan rata-rata 26,18% menunjukkan
Pendapatan Fugsional
Puskesmas 2.609.063.869 2.869.970.256 3.156.967.281 3.472.664.010 3.819.930.411
Pendapatan Lain-lain
(APBD) 289.715.000 318.686.500 350.555.150 385.610.665 424.171.732
Subsidi Pemerintah
(Pusat) 2.113.964.826 2.325.361.309 2.557.897.439 2.813.687.183 3.095.055.902
Biaya Bunga
Belanja Modal/ 0 0 0 0 0
Pembangunan
Pembelian Investasi 0 0 0 0 0
Jangka Panjang
Penerimaan Piutang 0 0 0 0 0
Tahun Lalu
0 0 0 0 0
Kenaikan Kas Bersih Selama
Periode
Prognosis tersebut dibuat berdasarkan basis kas adapun keseluruhan data menggunakan data
yang ada dalam lampiran ter lampir yaitu belanja berdasarkan rincian pertahun. Pada awal 2017
diproyeksikan saldo kas Rp. 829.951.331 dan saldo kas dari aktivitas operasional dari tahun 2017 – 20121
Sehingga saldo kas diprediksi hingga akhir tahun 2019 sebesar Rp. 1.215.131.744,-
Prognosis tersebut dibuat berdasarkan basis kas adapun keseluruhan data menggunakan data
yang ada dalam lampiran ter lampir yaitu belanja berdasarkan rincian pertahun. Pada awal 2017
diproyeksikan saldo kas Rp. 829.951.331 dan saldo kas dari aktivitas operasional dari tahun 2017 – 20121
Sehingga saldo kas diprediksi hingga akhir tahun 2019 sebesar Rp. 1.215.131.744,-
PENUTUP
Perencanaan Strategis disusun dimaksudkan untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang bersifat strategis sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran, Kebijakan, Program yang telah ditetapkan dan Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam
kurun waktu 5 tahun dari tahun 2014 - 2019. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Renstra
ini adalah sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan terwujudnya tata
kehidupan dan penghidupan yang memungkinkan bagi setiap warga masyarakat mengadakan usaha dan
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik perorangan, keluarga, kelompok dan komunitas masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak azasi manusia serta nilai sosial budaya. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai
adalah meningkatnya pelayanan di bidang kesehatan dan kesejahteraan sosial dengan meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat, meningkatnya kualitas pelayanan, rehabilitasi, bantuan sosial dan jaminan
kesejahteraan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan terjaminnya bantuan sosial bagi
Meskipun Renstra ini disusun dengan memperhatikan kebutuhan yang bersifat strategis, namun
disadari bahwa masih banyak terdapat hambatan dan kekurangan, salah satu hambatan yang dihadapi
adalah sulitnya memprediksi keadaan mendatang sebagai akibat dari cepatnya perubahan lingkungan
eksternal organisasi. Untuk hal itu masukan, saran, pendapat serta kritik yang membangun sangat
diharapkan, sebagai bahan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan Renstra ini.
Dengan demikian kesungguhan dalam menyusun Renstra ini dan pelaksanaannya menunjukkan