Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGKAJIAN 5M DI RUANG RAWAT INTERNA RSUD Dr.R. Soedarsono


Kota Pasuruan
Disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Kepemimpinan, Manajemen,
dan Kewirausahaan dalam Keperawatan

Oleh:
Kelompok 3 Reguler 2
Fa’izaturrizqiyyah (185070201111014)
Niken Mustika Dyah H. (185070201111016)
Elena Dessalsa Arby R. (185070201111018)
Yustika Hayu Hernanti (185070201111020)
Egi Arinda Rahmawati (185070201111022)
Tiya Handayani Solihin (185070201111024)
Miftakhul Janah (185070207111002)
M. Nouval Do Akbar (185070207111004)
Hana Khotrun Nada (185070207111006)
Muhammad Irfaan K. (185070207111008)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya, tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
laporan praktikum ini dengan baik. Shalawat serta salam, semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan praktikum ini sebagai tugas dari
mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul “Pengkajian 5m Di Ruang
Rawat Interna RSUD Dr.R. Soedarsono Kota Pasuruan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian, apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Malang, 01 Oktober 2021

Kelompok 3 / Reguler 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum .............................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus ............................................................................................2
1.3 Manfaat ..............................................................................................................2
BAB II HASIL PENGKAJIAN M5 ............................................................................................3
2.1 Man (M1) ...........................................................................................................3
2.2 Material dan Machine (M2) ...............................................................................8
2.3 Method (M3) ....................................................................................................14
2.4 Money (M4) ......................................................................................................19
2.5 Market dan Mutu (M5) ....................................................................................19
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................24
3.1 Man (M5) .........................................................................................................24
3.2 Material dan Machine (M2) .............................................................................24
3.3 Method (M3) ....................................................................................................24
3.4 Money (M4) ......................................................................................................24
3.5 Market dan Mutu (M5) ....................................................................................25
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................................26
4.1 Kesimpulan .......................................................................................................26
4.2 Saran ................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang diberikan kepada
masyarakat yang mencakup perencanaan, palaksanaan, pencatatan,
pelaporan, evaluasi yang dirangkum kedalam satu sistem. Pelayanan
kesehatan dikatakan baik apabila diberikan harus sesuai memenuhi
kebutuhan keinginan, dan sesuai dengan harapan pasien, sehingga rasa
kepercayaan akan profesi perawat meningkat (Panjaitan, 2019).
Pelayanan kesehatan yang baik akan memberikan respon yang positif bagi
pasien berupa kepuasaan akan layanan yang diberikan. Sehingga
kepuasaan pasien merupakan gambaran pengaruh pelayanan kesehatan
yang diberikan.
Suatu pelayanan kesehatan dikatakan berkualitas oleh apabila
dalam memberikan pelayanan kesehatan kebutuhan pasien terpenuhi
secara optimal (Panjaitan, 2019). Meningkatkan pelayanan kesehatan
tidak lepas dari mutu pelayanan kesehatan, sebab jika mutu pelayanan
kesehatan semakin baik makan akan memberikan kepuasan pada diri
pasien. Sehingga semakin baik kepuasan yang pasien alami, makan
semakin baik juga mutu pelayanan kesehatan (Saputra & Ariani, 2019).
Salah satu yang menjadi indikator dalam pelayanan kesehatan yang
optimal ialah mutu pelayanan keperawatan pada pasien. Mutu pelayanan
keperawatan ialah sikap profesional perawat yang memberikan perasaan
nyaman terlindugi, serta kepuasan kepada klien yang sedang mengalani
proses penyembuhan (Pelayanan et al., 2019).
Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu indikator
dalam menentukan seberapa kualitas citra pelayanan kesehatan yang
diberikan dan dampaknya bagi masyarakat. Dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan perlu adanya fungsi manajeman. Implementasi
sistem manajemen mutu pelayanan keperawatan dapat terlaksana baik
apabila setiap komponen yang terlibat memberikan pelayanan sesuai
dengan standar yang sudah ditetapkan dalam setiap ruangan dan
berpedoman pada peningkatan mutu. Sehingga Mutu pelayanan
keperawatan yang berkuailtas dapat diliha dampaknya dalam kepuasan
pasien, kenyamanan, keselamatan, tidak terjadinya kecemasan pada

1
pasien, terpenuhinya kebersihan dan perawatan diri, serta dapat
meningkatkan pengetahuan pasien (Pratiwi et al., 2016). Untuk memenuhi
mutu pelayanan keperawatan yang berkualitas ini dibutuhkan pengkajian
5M sebagai suatu metode pengumpulan data terkait efektifitas
pelaksanaan manajemen keperawatan disuatu ruang rawat inap.
Pengkajian 5M (Man, Material, Mehod, Money, Mutu) merupakan
metode pengkajian suatu ruangan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien mulai dari masuk hingga pasien pulang.
Pengkajian 5M berperan penting dalam pelayanan kesehatan karena unsur
5M merupakan input yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan
input yang bermutu juga asehingga akan menghasilkan output yang
berkualitas. Apabila terdapat masalah dalam input dan tidak lingkap maka
akan mempengaruhi berbagai macam faktor. Pengkajian 5M dilakukan
untuk menganalisis masalah yang terdapat di rumah sakit serta faktor-
faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah tersebut. Sehingga dapat
terwujud proses keperawatan yang baik.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami metode pengkajian 5M dalam
Manajemen Keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1. Melakukan pengkajian Man
2. Melakukan pengkajian Material dan machine
3. Melkukan pengkajian Methode
4. Melakukan Pengkajian Money
5. Melakukan Pengkajian Market dan mutu
6. Mengidentifikasi masalah yang muncul
7. Menganalisa kesensjangan antara fakta yang ditemukan dalam
pengkajian dengan teori keperwatan
1.3 Manfaat
Mahasiswa lebih terampil dalam melakukan pengkajian fungsi 5M yang
sistematis dan komperhensif serta mampu berpikir kritis dalam
menganalisa hasil pengkajian fungsi 5M keperawatan dan hasil pengkajian
sebagai bahan masukan bagi majerial di rumah sakit

2
BAB II
HASIL PENGKAJIAN 5M
2.1 Man (M1)
1.1 Kuantitas Sumber Daya Manusia
a. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan di rumah sakit ini didapatkan melalui hasil
seleksi PNS dan oprec yang dibuka oleh rumah sakit.
Tabel 2. 1 Tenaga Keperawatan rawat inap Interna 1 RSUD Dr.R. Soedarsono
Kota Pasuruan

No. Pendidikan Masa Kerja Jumlah Jumlah Prosentase


< 5 Tahun 1
1. S1 Keperawatan 4 14,8%
> 5 Tahun 3
< 5 Tahun 8
2. D3 Keperawatan 23 85,2%
> 5 Tahun 15
Jumlah Total 27 100%
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa perawat di ruang
interna yang berpendidikan S1 keperawatan sebesar 14, 8% dan
yang berpendidikan DIII 85,2%.
b. Tenaga Non Keperawatan
Tenaga non keperawatan digambarkan pada tabel berikut
Tabel 2. 2 Tenaga Non Keperawatan rawat inap Interna 1 RSUD Dr.R. Soedarsono
Kota Pasuruan

No. Kualifikasi Jumlah Prosentase


1. Dokter 5 41,6%
2. Tenaga Farmasi - -
3. Tenaga Gizi 1 8,3%
4. Tenaga Non Medis 6 50,1%
Total 11 100%
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa tenaga non
keperawatan di ruang interna terdapat 5 orang dokter, 1 orang tenaga
gizi, dan 6 non medis untuk dokter sebenarnya ada 24 orang dokter
spesialis namun mereka datang untuk visit pasien dan tidak menetap
di Rumah sakit dan untuk tenaga farmasi ruang interna tidak memiliki.

3
2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi sumber daya manusia dilihat dari tingkat pendidikan, status kepegawaian, dan pelatihan yang diikuti.
Tabel 2. 3 Kualifikasi Sumber Daya Manusia rawat inap Interna 1 RSUD Dr.R. Soedarsono Kota Pasuruan

Status
No Nama Jabatan Pendidikan Masa Kerja Pelatihan
Kepegawaian
1. BLS (Basic Life Support)
2. Case manajer
Alfan Djohari, Karu rawat inap S1
1. PNS 21 th 3. Patient safety
S.Kep. Ners interna 1 Keperawatan
4. HIV
5. Clinical Instruktur
1. BLS (Basic Life Support)
2. PPI
3. Resutisasi cairan dan
Rr. Dian dewi R, Katim rawat DIII penatalaksanaan
2. PNS 22 th
Amd.Kep inap interna 1 Keperawatan kegawatdaruratan pada bayi
dan anak
4. Hypnorelaxation for stress
management
Ken Aris Sukmo
Katim rawat S1
3. Sumbogo, S.Kep. PNS 13 th Pelatihan Pembimbing clinic
inap interna 1 Keperawatan
Ners
Nurul qomariyah, Katim rawat S1
4. PNS 13 th
S.Kep.Ners inap 1 Keperawatan
perawat DIII
5. Prasetyo, Amd, Kep PNS 31 th BLS (Basic Life Support)
pelaksana Keperawatan

4
Rose Dewi Kartika, Perawat DIII
6. PNS 10 th BLS (Basic Life Support)
AMK Pelaksana Keperawatan
1. Electroencephalography
(EEG) sebagai Tehnisi
Yanti Afrita 2. BLS (Basic Life Support)
Perawat DIII
7. Amd.Kep PNS 13 th 3. Pelatihan Cklinical Educator
Pelaksana Keperawatan
(Perspektif)
4. Perawat pelaksana lanjutan
ICU
1. BLS (Basic Life Support)
2. Triage
3. PPGD
4. Excellent service
5. In house training kebersihan
tangan
Ririn Fitriyah K, Perawat DIII 6. CVC (double lumen)
8. PNS 8 th
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan management care
7. Resusitasi cairan dan
penatalaksanaan
kegawatdaruratan pada bayi
dan anak
8. Hypnorelaxation for stress
management
1. Pelatihan program P2 kusta
Izatul Laila, Amd, Perawat DIII bagi petugas Puskesmas
9. PNS 8 th
Kep pelaksana Keperawatan 2. Survey pelayanan kesehatan
primer indonesia

5
3. CVC (double lumen)
management care
4. In house training kebersihan
tangan
5. Supervisor Jumantik
Astina Novianti, Perawat DIII Penanggulangan Penderita
10. PNS 8 th
Amd, Kep Pelaksana Keperawatan Gawat Darurat (PPGD)
Panji Nur Dwi Perawat DIII
11. PNS 1 th
Nugroho, Amd.Kep Pelaksana Keperawatan
Dian Purwitasari, Perawat S1 BLS (Basic Life Support)
12. Kontrak BLUD 6 th
S.Kep. Ns Pelaksana Keperawatan
Miftakhul jannah. Perawat Diii BLS (Basic Life Support)
13. Kontrak BLUD 3 th
Amd, Kep pelaksana Keperawatan
Nur Ainiyah, Amd. Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
14. Kontrak BLUD 3 th
Kep Pelaksana Keperawatan
Moh Ali Bahruddin, Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
15. Kontrak BLUD 3 th
Amd. Kep pelaksana Keperawatan
Farida BLS (Basic Life Support)
Perawat DIII
16. Wahyuningsih, Amd. Kontrak BLUD 3 th
Pelaksana Keperawatan
Kep
Desy Risky BLS (Basic Life Support)
Perawat DIII
17. Puspitasari, Amd. Kontrak BLUD 6 th
Pelaksana Keperawatan
Kep
Perawat Diii BLS (Basic Life Support)
18. Siti Sofia, Amd. Kep Kontak BLUD 6 th
Pelaksana Keperawatan
Perawat DIII Penanggulangan Penderita
19. Rochma, Amd. Kep Kontrak BLUD 3 th
Pelaksana Keperawatan Gawat Darurat (PPGD)

6
1. BLS (Basic Life Support)
Titin Dwi Rahayu, Perawat DIII
20. Kontrak BLUD 3 th 2. In house training kebersihan
Amd. Kep Pelaksana Keperawatan
tangan
Isda Novitasari, Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
21. Kontrak BLUD 5 th
Amd, Kep Pelaksana Keperawatan
Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
22. Kholiddin, Amd. Kep Kontrak BLUD 3 th
pelaksana Keperawatan
Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
23. Maria Ulfa, Amd.Kep Kontrak BLUD 8 th
Pelaksana Keperawatan
Mifta Imtichani Amd. Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
24. Kontrak BLUD 6 th
Kep Pelaksana Keperawatan
Syamsul Arif, Amd. Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
25. Kontrak BLUD 5 th
Kep Pelaksana Keperawatan
Fani Aprilia, Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
26. Kontrak BLUD 7 th
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan
M. Ainur Rofiq, Perawat DIII BLS (Basic Life Support)
27. Kontak BLUD 6 th
Amd.Kep Pelaksana Keperawatan
Berdasarkan tabel diatas ada 11 orang yang status pegawaiannya PNS dan 16 orang yang kontrak BLUD untuk pelatihannya
sendiri rata rata perawat disini mengikuti BLS dan 1 orang belum mengikuti pelatihan karena masih orang baru.

7
3. Kebutuhan Tenaga Perawat sesuai Tingkat Ketergantungan Pasien
a. Tingkat Ketergantungan Pasien
Tabel 2. 4 Tingkat Ketergantungan Pasien

Tingkat Ketergantungan Pasien


No Hari/Tanggal
Minimal Care Partial Care Total Care
1. 4 26 7

b. Penghitungan Kebutuhan Tenaga Perawat


1) Menurut Depkes kebutuhan perawat yang dibutuhkan adalah 37
perawat
2) Menurut Perhitungan Rumah Sakit yang bersangkutan terdapat 27
perawat
4. Kepuasan Kerja Perawat/Lainnya
Belum pernah ada pengukuran tingkat kepuasan pasien di ruang
interna ini dan sedang dilakukan survei tingkat kepuasan dengan instrumen
(aplikasi Kebutuhan A. Maslow - Nursalam).

2.2 Material dan Machine (M2)


1. Lokasi dan Penataan Gedung/Ruangan
Ruang Interna Rumah Sakit Soedarsono Pasuruan
Denah ruang interna:

ISO 2A 2A
(C) (B)
K A
2B 2A 2A 2A
E L
M A R. Intermediet
3B 3A
U M
4B 4A N A R. Obat
I N
5B 5A N D Nurse
G A Station
6B 6A R. Admin

8
1C 1B 1
(D) DALAM
A RENOVASI
2C 2B 2
N
Y Gazebo
3B 3A E
L
3B 3A I
2. Sarana/Fasilitas
R

a. Fasilitas untuk Tenaga Kesehatan


• Ruang perawat
• 3 Meja
• 7 Kursi Perawat
• Ruang untuk tidur
• Ruang ganti
• Troli EKG
• Rak buku untuk dokumentasi
• Tempat syringe pump
• Buku pendokumentasian:
- Injeksi
- Observasi TTV
- Laporan tim
- Operan jaga
- Radiologi
- KLB
- Ekspedisi alat
- Resep dinas
- Ekspedisi laboratorium
- Laporan bulanan
• Troli tindakan
• Wastafel
• Tisu

9
• Cermin
• Tempat sampah non infeksius
• 10 Hook
• Laci untuk obat
• Loker perawat
• Lemari untuk linen
• Lemari peralatan untuk tindakan
Fasilitas untuk perawat berfungsi dengan baik
b. Fasilitas untuk Pasien
• 36 Tempat tidur namun apabila full ditambah 1 bed
• AC dan kipas angin sesuai dengan kelas
• Kamar mandi pasien setiap kamar
• Terdapat 3 macam kamar
- 1 ruang isolasi memiliki 2 bed setiap kamar.
- 1 ruang intermediate
- 3 bangsal umum:
➢ Alamanda memiliki 2 bed setiap kamar.
➢ Kemuning memiliki 2 bed setiap kamar
➢ Anyelir memiliki 3 bed setiap kamar
3.1 Prasarana/Peralatan
Peralatan medis yang terdapat di ruangan di lakukan uji coba dan
pengamatan untuk memastikan peralatan masih dapat digunakan
kembali. Bahan yang telah habis akan dilakukan pencatatan untuk
dilaporkan yang dilakukan selama 1 bulan/ 1 kali. Di ruangan ini belum
ada kejadian atau peristiwa dari kesalahan alat yang digunakan.
a. Peralatan Medis
Tabel 2. 5 Peralatan Medis

Ketersediaan
No. Nama Alat Standar (Inventaris Kondisi Keterangan
bln/thn)
1. BVM + 1 Baik
2. ECG 1 1 Baik
3. Oximetry + 1 Baik
4. Pispot + 33 Baik

10
5. Regulator
+ 49 Baik
oxygen
6. Standar
+ 50 Baik
Infus
7. Stetoskop
+ 6 Baik
dewasa
8. Termometer + 4 Baik
9. Tensi
+ 4 Baik
manual
10. Suction + 2 Baik
11. Syringe
+ 2 Baik
Pump
12. Infusion
+ - Baik
Pump
13. Monitor + 2 Baik
Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua
peralatan medis di Ruangan Interna sesuai dengan yang ada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010. Pemeliharaan dan perawatan dari sarana
dan prasarana penunjang kesehatan seperti peralatan medis rutin
terkalibrasi setiap tahunnya.
b. Peralatan Non Medis
Ketersediaan
No. Nama Alat Standar (Inventaris Kondisi Keterangan
bln/thn)
1. Bed Pasien + 49 Baik
2. Cermin (cermin +
1 Baik
wastafel)
3. Kursi penunggu + 24 Baik
4. Meja pasien + 49 Baik
5. Tempat tissue + 2 Baik
6. Troli tindakan + 3 Baik
7. Kipas angin + 20 Baik
8. Nampan plastik + 3 Baik

11
9. Termohigrometer + 1 Baik
10. Tempat sampah + 2 Baik
medis
11. Tempat sampah + 16 Baik
non medis
12. Tempat linen + 1 Baik
13. Troli emergency + 1 Baik
14. Bel pintu + - Baik
15. Jam dinding 2 1 Baik
16. Keranjang + 4 Baik
17. Lemari (Brother 1 - Baik
Besi - Kaca)
18. Loker besi 1 2 Baik
(krisbow)
19. Papan tulis 1 1 Baik
20. Perfurator 1 2 Baik
21. Meja kayu 1 4 Baik
(coklat - hitam)
22. Dispenser tape 1 1 Baik
23. Telepon wireless 1 - Baik
24. Telepon kabel 1 2 Baik
25. Kursi perawat 7 7 Baik
26. Komputer set 1 2 Baik
27. Tabung oksigen 2 1 Baik
28. Meja perawat 1 4 Baik
29. AC + 4 Baik
Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua
peralatan non medis di Ruangan Interna dalam kondisi baik dan semua
dapat digunakan.
c. Bahan Habis Pakai
Ketersediaan
No. Nama Alat (Inventaris Kondisi Keterangan
bln/thn)
1. Alkohol swab 17 Baik
2. Bactigras 2 Baik
3. Bloodset stardec 2 Baik
4. Blood Set terumo 2 Baik

12
5. Canul O2 + Bag 2
Baik
dewasa (NRM)
6. Canul O2 + Mask 2
Baik
dewasa
7. Canul O2 dewasa 2
Baik
(serenity)
8. Condom cath 3 Baik
9. Elastomull 2 Baik
10. Electrode 6 Baik
11. Enema set lavement 7 Baik
12. Folley cath 5 Baik
13. Hand on sense 30 Baik
14. Handscoon steril 2 Baik
15. Infus set dewasa 2 Baik
16. Injection plug 2 Baik
17. Needle 20 Baik
18. Perfusor syringe 2 Baik
19. Perfusor tubing 2 Baik
20. perfusor bulat 2 Baik
21. Spuit 10 cc 20 Baik
22. Spuit1 cc 20 Baik
23. Spuit 20 cc 5 Baik
24. Spuit 3cc 20 Baik
25. Spuit 50 cc 5 Baik
26. Spuit 5 cc 20 Baik
27. Stomach tube 16 2 Baik
28. Stomach tube 18 2 Baik
29. Suction cath 12 2 Baik
30. Suction cath 14 2 Baik
31. Tegaderm 5 Baik
32. Three Way stopcock 5
Baik
panjang
33. Three Way stopcock 5
Baik
pendek

13
34. Underpad sensi 12 Baik
35. Uroplast 2 Baik
36. Hypafix 5 Baik
37. Masker 4 Baik
38. Handrub 12 Baik
Berdasarkan hasil tabel di atas didapatkan data bahwa semua
peralatan habis pakai dalam kondisi baik dan semua dapat digunakan.
Peralatan habis pakai ini dapat digunakan apabila pasien belum
mendapatkan resep alat dan obat. Setelah mendapat resep alat pasien
maka alat tersebut dikembalikan ke peralatan inventaris.
d. Peralatan Pencatatan dan Pelaporan
Ketersediaan
No. Nama Alat Standar (Inventaris Kondisi Keterangan
bln/thn)
1. Lembar resep +
4 Bandel Baik
dokter
2. Lembar catatan +
1 Bandel Baik
perkembangan
3. Lembar + 1 Bandel Baik
4. Buku klaim + 3 Baik
5. Buku PP + 1 Baik
6. Rekam medis + + Baik
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan data bahwa semua
peralatan berfungsi dengan baik, sesuai dengan standar, tersedia
serta dapat digunakan.
2.3 Method (M3)
1. Penerapan MAKP
Data hasil wawancara di ruang interna RS Sudarsono Pasuruan dengan
Kepala Ruang, MAKP yang diterapkan ialah metode Tim yang dibagi
menjadi 3 tim yaitu neurologi, jantung dan penyakit dalam. Setiap tim
sudah paham akan prosedur MAKP yang diterapkan. MAKP yang
diterapkan disesuaikan dengan survey tingkat pasien yang masuk di
ruang interne. Telah dilakukan pengumpulan data kepuasan pasien
akan MAKP yang diterapkan untuk sementara puas namun belum
diobservasi berapa kepuasan yang didapatkan. Belum melakukan

14
survey terkait hubungan MAKP yang diterapkan dengan lamanya rawat
inap di ruangan interna.

Gambar 2.1 Bagan struktur organisasi MAKP di ruangan Interna


Berdasarkan bagan diatas, tim dibagi menjadi 3 tim yaitu tim 1 untuk
tim Neurologi, tim 2 untuk tim Jantung, dan tim 3 untuk tim Penyakit Dalam.
2. Operan atau timbang terima
Operan atau timbang terima merupakan suatu pergantian shift
atau timbang terima tugas dari shift satu ke shift berikutnya dengan
waktu, isi, dan strategi yang telah ditentukan.
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa di ruang interna
RS Sudarsono Pasuruan sudah terdapat SOP operan yang dilakukan
sebanyak 3 kali yaitu pada pada pukul 7 pagi, pukul 2 siang, dan jam 8
malam dan telah dilakukan tepat waktu. Pencapaian dalam operan
33,3% yang artinya belum maksimal dikarenakan kebanyakan jarang
mengunjungi bed pasien saat dinas malam dan sore hari.
3. Pre and Post Conrerence
Pre-conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Sedangkan,
post-conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada
shift berikutnya.

15
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa di ruang interna
RS Sudarsono Pasuruan, pelaksanaan Pre-conference dan post
conference 0% tidak ada SPO dan komunikasi antara katim dan
perawat pelaksana sangat minim.
4. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah teknik efektif pengendalian yang sudah
direncanakan oleh manajer keperawatan berupa proses interaksi antara
pengajar dan perawat dimana di dalam interaksi tersebut terjadi suatu
pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
pada pasien.
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa di ruang interna
RS Sudarsono Pasuruan tidak terdapat SPO ronde keperawatan
sehingga pencapakan akan Pelaksanaan ronde keperawatan dinilai
belum tercapai dengan capaianya 0%.
5. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah Penerimaan pasien baru adalah
suatu metode dalam penerimaan dan pendaftaran klien yang baru
masuk balai pengobatan untuk dilayani sesuai standar yang berlaku.
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa di ruang interna
RS Sudarsono Pasuruan sudah menerapkan SPO penerimaan pasien
baru yang sudah didokumentasikan melalui ceklis dengan urutan
tahapan dalam penerimaan pasien baru terdiri dari 6 tahap yaitu
perkenalan diri perawat, Penjelasan hak dan kewajiban pasien (jam
besuk dan penggunaan HP), Penjelasan fasilitas-fasilitas di RS,
Penjelasan cara cuci tangan 6 langkah, Penjelasan etika batuk dan
pemakaian hand sanitizer, serta penjelasan terkait peratiran di rumah
sakit. Namun untuk orientasi pasien berat tidak dilakukan sesuai SPO
hanya sekedar memberi tanda berupa centang sehingga
memungkinkan bahwa keluarganya yang membantu perawat dalam
pengisian pendokumentasi pasien baru.
6. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan semua obat yang dilakukan
oleh perawat untuk administrasi pada pasien. Ketepatan pemberian
obat adalah proses pemberian ketepatan pemberian obat yang

16
dilakukan oleh perawat berdasarkan 6 tepat obat, dan waspada
terhadap efek samping.
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa di ruang interna
RS Soedarsono Pasuruan sentralisasi sudah terdapat SPO sentralisasi
obat namun obat seluruhnya dilakukan oleh farmasi. Format sentralisasi
obat tercantum dan terdokumentasikan dalam CPPT. Berikut alur
sentralisasi obat di Ruang Interna.

7. Discharge Planning
Discharge planning merupakan bagian dari pelayanan
keperawatan berupa kegiatan untuk mempersiapkan pasien yang
sedang dirawat di rumah sakit agar mampu melakukan aktivitas fisiknya
secara mandiri pasca pemulangan. Berdasarkan wawancara
didapatkan hasil bahwa di ruang interna RS Sudarsono Pasuruan sudah
terdapat SPO Discharge Planning dengan menggunakan teknik lisan
dengan pencapaian dalam SPO Discharge Planning 100%. Namun
Hanya 6 dari 8 pasien yang dilakukan Discharge Planning karena hanya
pasien yang memenuhi kriteria Discharge Planning. Discharge Planning
dilakukan hanya pada saat pulang saja yang dilakukan dengan
memberikan leaflet dan pendidikan kesehatan yang dilakukan di rumah.
8. Supervisi dan Pendelegasian

17
Supervisi adalah suatu kegiatan pengawasan dan pembinaan yang
dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor terkait masalah
dalam keperawatan, ketenagaan, serta perawatan dengan tujuan agar
klien mendapatkan pelayanan yang berkualitas setiap saat.
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil yaitu di ruang interna RS
Sudarsono Pasuruan sudah terdapat SPO supervisi. Supervisi
dilakukan berdasarkan prosedur tindakan, contohnya prosedur
penyuntikan, perawatan luka, serta perawatan kateter, namun supervisi
secara umum tidak dilakukan. Instrumen dalam melakukan supervisi
menggunakan SOP.
Delegasi adalah suatu kegiatan pengarahan pada manajemen
berupa pelatihan yang profesional dengan tanggung jawab secara
struktural guna mendapatkan hasil yang maksimal dan efisien. Setelah
dilakukan wawancara didapatkan hasil sebagai bahwa di ruang interna
RS Sudarsono Pasuruan tidak terdapat SPO delegasi sehingga SPO
delegasi tidak terkaji/terobservasi.
9. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan adalah suatu proses menyampaikan suatu
informasi dengan tujuan untuk mempengaruhi seseorang agar dapat
meningkatkan, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatannya.
Berdasarkan wawancara didapatkan hasil bahwa pendidikan kesehatan
di ruang interna RS Sudarsono Pasuruan sudah terlaksana dengan
pencapaiannya yaitu 36,7%. Pendidikan kesehatan sudah dilakukan
sesuai SOP yang diterapkan. Pendidikan kesehatan tidak hanya
dilakukan pada pasien namun juga dilakukan pada keluarga pasien di
ruang perawatan. Penanggung jawab dalam memberikan edukasi
pendidikan kesehatan adalah katim sebagai perawat penanggjawab
asuhan.
10. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu pencatatan dan pelaporan yang
digunakan sebagai bukti akurat terkait kondisi klien, tindakan apa saja
yang perawat dan tim kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien. Setelah dilakukan wawancara di dapatkan
hasil bahwa di ruang interna RS Sudarsono Pasuruan sudah terdapat
format terkait dokumentasi yaitu meliputi pengkajian, prioritas masalah,

18
rencara (renpra), proses implementasi hingga CPPT dengan
pencapaian 94%. Yang sering tidak terdokumentasi adalah list masalah
keperawatan pasien. Pendokumentasian tidak menyita waktu dan
beban kerja perawat namun bisa menyita jika ditambah dengan
dokumentasi seperti operan dan injeksi misalnya.
2.4 Money (M4)
Pendanaan dana untuk ketenaga kerjaan, fasilitas sarana prasarana,
oprasional ruangan, alat kesehatan (habis pakai) berasal dari rumah sakit
yang diperoleh dari Unit anggaran jangka panjang RSUD S Pasuruan.
Sumber pendapatan ruangan interna 1 RSUD S Pasuruan berasal dari
pemerintah BLT dan pembiayaan pasien (umum dan BPJS). Gaji perawat
ners lebih besar dibandingkan dengan perawat D3. sistem remunerasi
berdasarkan kinerja perawat dan pk 2. Biaya perawatan yang berlaku saat
ini sesuai kelas perawatan di rawat inap Ruang Interna 1 RSUD S
Pasuruan:
Uraian Paviliun Kelas I Kelas II Kelas III
Tarif Rekam Medik
Pasien baru 30.000 30.000 30.000 30.000
Pasien lama 20.000 20.000 20.000 20.000
Tarif konsultasi dan
Pemeriksaan
Visite dokter spesialis 80.000 50.000 45.000 40.000
Asuhan 60.000 35.000 25.000 25.000
Keperawatan/Kebidanan
Asuhan Farmasi 40.000 25.000 20.000 15.000
Asuhan Gizi 40.000 25.000 20.000 15.000
2.5 Market dan Mutu (M5)
1. Pasien ditinjau dari sistem pembiayaan
Bulan Total
Jenis Pembayaran Prosentase
Agustus September Pasien
Umum 67 48 115 22,68%
BPJS 208 184 392 77,32%
Total Pasien 275 232 507 100%

19
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
pasien menggunakan sistem pembayaran asuransi yaitu sebesar
77,32%, sedangkan yang menggunakan pembayaran secara umum
yaitu sebesar 22,68%.
2. Asal Daerah Pasien
Bulan
Daerah Agustus September
Jumlah % Jumlah %
Kabupaten
162 58,91% 144 62,07%
Pasuruan
Kota
111 40,36% 87 37,5%
Pasuruan
Luar
2 0,73% 1 0,43%
Pasuruan
Total 275 100% 232 100
Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
asal daerah kabupaten pasuruan di bulan agustus sebesar 58,91%
sedangkan di bulan September 62,07%, asal daerah kota pasuruan di
bulan agustus sebesar 40,36% sedangkan di bulan September 37,5%,
dan asal daerah luar pasuruan di bulan agustus sebesar 0,73%
sedangkan di bulan September 0,43%.
3. Tingkat Efisiensi Rumah Sakit
a. BOR
𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 ×100
BOR =
𝑇𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑇𝑖𝑑𝑢𝑟 × 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒

BOR pada bulan Agustus


1176 × 100%
=
49 × 31
= 77,41%
BOR pada bulan September
1087 × 100%
=
36 × 31
= 97%
Rata-rata BOR pada bulan Agustus yaitu 77,41% dan September
yaitu 97%. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa terjadi
peningkatan BOR dari bulan Agustus ke bulan September 2019.

20
b. ALOS
𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
ALOS =
𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐾𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (𝐻𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑀𝑎𝑡𝑖)

ALOS pada bulan Agustus


1176
=
256
= 4,59
ALOS pada bulan September
1087
=
213
= 5,10
Rata-rata ALOS pada bulan agustus yaitu 4,59 dan bulan
September yaitu 5,10.
c. TOI
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇 × 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 − 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
TOI =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)

TOI pada bulan Agustus


49 × 31 − 1176
=
256
= 1,3
TOI pada bulan September
36 × 31 − 1087
=
213
= 0,13
Rata-rata TOI pada bulan agustus yaitu 1,3 dan bulan September
yaitu 0,13.
d. BTO
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝+𝑚𝑎𝑡𝑖)
BTO =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑇

BTO pada bulan Agustus


256
=
49
=5
BTO pada bulan September
213
=
36
= 5,91
Rata-rata BTO pada bulan agustus yaitu 5 dan bulan September
yaitu 5,91.

21
4. Sasaran keselamatan pasien (KARS, 2012)
a. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
Identifikasi pasien di RS Dr. R. Soedarsono Pasuruan
100% telah dilakukan secara tepat
b. Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
Pelaksanaan operan 70% telah sesuai SPO
c. Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Keamanan obat terjamin, tidak terdapat kesalahan
d. Sasaran IV : Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat
pasien operasi
Tidak terdapat kesalahan
e. Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi pelayanan kesehatan
Pencapaian cuci tangan 6 langkah berada pada angka
56% untuk perawat
f. Sasaran VI : Pengurangan resiko pasien jatuh
Terdapat assessment untuk resiko jatuh, pemberian
gelang warna kuning untuk pasien yang memiliki
resiko jatuh, bed side rails, dan keluarga yang
mendampingi. Pada dokumentasi terisi, namun
setelah dicocokkan dengan kondisi pasien banyak
yang tidak sinkron karena perawat tidak hafal morse
fall scale.
5. Indikator Mutu Keperawatan
a. Keselamatan pasien
Tidak terdapat angka kejadian pasien jatuh, cedera akibat restrain,
dan dekubitus. Namun terdapat angka kejadian phlebitis 1-3 pasien
(5,5%)
b. Keterbatasan perawatan diri
Tidak ada data terkait perawatan diri
c. Kepuasan
80% pasien puas
d. Kenyamanan
1) Angka kejadian nyeri terdokumentasi (Tidak ada)
2) Angka tatalaksana pasien nyeri (Tidak ada)
3) Angka kenyamanan pasien (Tidak ada)

22
e. Kecemasan
Angka kejadian cemas pada ruang rawat umum (Tidak ada)
f. Pengetahuan
Belum pernah ada pelatihan mengenai pengengetahuan tentang
perawatan penyakit dan perencanaan pasien pulang (discharge
planning).
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (KARS,2012)
a. VAP (Tidak ada)
b. Pencegahan phlebitis (SOP Perawatan infus
c. ISK (SOP Pemasangan kateter dengan steril, perawatan kateter 3
hari sekali)
d. Multi drug resistant (SOP perawat yang merawat pasien tersebut
akan di swab dan pasien dipindahkan ke ruang isolasi)

23
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Man (M5)


Dilihat dari jumlah perawat yang ada di ruang interna ini memiliki kurang
dari komposisi dimana seharusnya memiliki 37 perawat tetapi disini hanya
27 perawat selisih 10 dimana bisa bisa pemerataan beban kerjanya tidak
sesuai. Disisi lain di ruangan interna ini tidak memiliki tenaga kerja farmasi
3.2 Material dan Machine (M2)
Sarana dan prasarana yang terdapat di ruangan interna semua dalam
keadaan baik dan dapat digunakan serta sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010.
Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara fakta yang ditemukan dari
pengkajian dengan teori manajemen.
3.3 Method (M3)
Dari hasil pengkajian keseluruhan metode dalam ruang interna di RS
Soedarsono Pasuruan beberapa metode tidak dilakukan sesuai aturan
yang tertulis dan ada beberapa metode belum memiliki standar prosedur
operasional (SPO) secara rinci. Metode yang belum memiliki SPO
diantaranya, pre-conference dan post conference, dan ronde keperawatan.
Penerapan di beberapa metode juga belum sepenuhnya dilakukan seperti
pada bagian operan dan penerimaan pasien baru. Beberapa pasien tidak
tahu fasilitas apa yang dia punya dan aturan apa yang harus dipenuhi di
RS ini. Hal ini bisa membuat kebingungan pasien dan keluarga pada saat
berada di rumah sakit. Perlunya standar prosedur operasional ini penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Mutu
pelayanan yang berkualitas baik akan menghasilkan kinerja rumah sakit
yang efektif dan efisien. Penyusunan SOP pada dasarnya untuk
memberikan pedoman kerja agar aktivitas dapat terkontrol secara
sistematis. Dengan terkontrolnya aktivitas, tentunya target yang ingin
dicapai terwujud secara maksimal.
3.4 Money (M4)
Pembagian gaji perawat yang berlaku di ruang rawat inap interna I
RSUD S Pasuruan sudah sesuai dengan peraturan Kemenkes dimana

24
untuk perawatan D3 dan Ners dibedakan sesuai skoring tingkat pendidikan.
Selain itu sistem rumenasi di ruang rawat inap interna I RSUD S Pasuruan
sudah sangat baik karena sistem rumenasi diberikan berdasarkan kinerja
perawat dan PK 2.
3.5 Market dan Mutu (M5)
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan
struktur, proses, dan outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan
pelayanan RS juga dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan
oleh masyarakat, mutu pelayanan dan tingkat efisiensi RS. Dari hasil
pengkajian mutu RS Dr. R Soedarsono Pasuruan didapatkan bahwa
beberapa indikator mutu belum memiliki data secara rinci.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan. Ruang rawat inap Interna I RSUD S pasuruan
sudah sangat efektif dalam pelaksanaan manajemen keperawatannya.
semua itu ditinjau berdasarkan standar yang berlaku di Indonesia. Namun
ada beberapa hal yang sekiranya dapat dipertimbangkan guna
meningkatkan efektifitas pelaksanaan manajemen keperawatan di Ruang
rawat inap Interna I RSUD S pasuruan. Seperti pada aspek
ketenagakerjaan dimana tenaga kerja perawat yang masih kurang
jumlahnya. Dan belum adanya tenaga kerja farmasi di ruang rawat inap
Interna I RSUD S pasuruan. Selain itu masih ada beberapa metode yang
tidak dilakukan sesuai aturan dan belum memiliki standar prosedur
penelitian (SPO) diantaranya pre-conference, post-conference, dan ronde
keperawatan. Sedangkan dari hasil pengkajian mutu RS Dr. R Soedarsono
pasuruan masih ada beberapa indicator mutu yang belum memiliki data
secara rinci.
4.2 Saran
Disarankan pada Ruang rawat inap Interna I RSUD S pasuruan untuk
melakukan perbaikan terhadap aspek yang belum memenuhi standar.
Diantaranya adalah pada bagian ketenagakerjaan. Diharapkan Ruang
rawat inap Interna I RSUD S dapat menambah jumlah tenaga kerja perawat
dan merekrut tenaga kerja farmasi. Selain itu, juga membuat standar
prosedur penelitian (SPO) tentang pre-conference, post-conference, dan
ronde keperawatan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Panjaitan, I. P. (2019). Hubungan Mutu Pelayanan perawat Terhadap Kepuasan


Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Pabatu PTPN IV Tahun 2017. Jurnal
Ilmiah Maksitek, 3(November), 15–27.
Pelayanan, M., Di, K., Rawat, R., Rumah, I., Rahayu, P., & Usman, S. (2019). the
Quality of Nursing Services At the Inpatient Room of. IV(1), 6–12.
Pratiwi, A., Hidayat, A. A., & Agustin, R. (2016). Implementasi Sistem Manajemen
Mutu Pelayanan Keperawatan Melalui Kepemimpinan Mutu Kepala Ruangan.
Ners, 11(Azwar), 1–6. e-
journal.unair.ac.id/index.php/JNERS/article/download/1450/pdf_6
Saputra, A., & Ariani, N. (2019). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Pengguna Kartu BPJS di Rumah Sakit Daerah
Idaman Kota Banjarbaru. Borneo Nursing Journal, 1(1), 48–60.
https://akperyarsismd.e-journal.id/BNJ/article/view/1
Hidayat, aris teguh, Hariyati, tutik sri and Muhaeriwati, T. (2019) ‘Analisis Fungsi
Manajemen Kepala Ruangan dalam Pendelegasian kepada Ketua Tim di
Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Militer Jakarta: Fishbone Diagram’, Forikes-
Ejournal.Com, 10(April), pp. 99–104. Available at: http://forikes-
ejournal.com/index.php/SF.
Kemenkes RI (2010) ‘PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 340/MENKES/PER/III/2010’, p. 60.
Rachmania, D., Sunaringtyas, W. and Widayati, D. (2019) ‘Pengembangan
Instrumen Pengkajian M3 (Method) Dalam Manajemen Keperawatan
Berbasis Standar Akreditasi Joint Comission International’, The Indonesian
Journal of Health Science, 11(2), p. 143. doi: 10.32528/ijhs.v11i2.2957.
Zarima, M., Anggraini, A. N. and Mahfud (2020) ‘Gambaran 5M (Man, Money,
Method, Material Dan Machine) Dalam Pelaksanaan Discharge Planning Di
Ruang Rawat Inap Bedah Rsud Wates Kulon Progo’, p. 4.
Taufiq, A. R. (2019). Penerapan Standar Operasional Prosedur (Sop) Dan
Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit. Profita: Komunikasi Ilmiah dan
Perpajakan, 12(1), 56-66.

iv

Anda mungkin juga menyukai