Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Menjelang Ajal Dan
Paliatif Yang Dibina Oleh Ns. Endah Panca LF, S. Kep., M.Kep.
Oleh:
Kelompok 2 Reguler 1
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Penulisan laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat tugas Mata Kuliah Keperawatan
Menjelang Ajal Dan Paliatif . Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikanya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Endah Panca LF, S. Kep., M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan laporan ini.
2. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan material dan
moral.
3. Sahabat yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada penulis, mendapat
balasan dari Allah SWT. Besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
2.1 Identitas Jurnal...........................................................................................................3
2.2 Topik Jurnal...............................................................................................................3
2.3 Latar Belakang Masalah.............................................................................................4
2.4 Tujuan........................................................................................................................4
2.5 Metode Penelitian......................................................................................................4
2.6 Hasil Penelitian..........................................................................................................7
2.7 Diskusi........................................................................................................................9
2.8 Aplikasi Jurnal di Indonesia.....................................................................................11
BAB III.............................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pasien kanker sering menderita sakit fisik seperti nyeri dan
ketidaknyamanan serta ketidakmampuan dalam memenuhi peran dan tanggung jawab
mereka. Penderita kanker selalu merasakan tekanan psikologis, seperti merasa
menjadi beban orang lain, memiliki martabat yang lebih rendah, makna hidup yang
lebih rendah, kualitas hidup yang lebih buruk, dan rasa putus asa, kecemasan, depresi,
dan keinginan untuk kematian. Angka kejadian penyakit kanker di Indonesia
(136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia
urutan ke 23. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi
1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018 (Kemenkes RI, 2019). Pada tahun 2014 dan
2016, studi di Amerika Serikat Amerika menunjukkan bahwa 63,0% hingga 77,0%
pasien dengan kanker menderita tekanan psikologis, masing-masing. Pengembangan
perawatan paliatif hospice pada tahun 1990 memiliki tujuan melindungi martabat
pasien akhir-hidup dan mengurangi tekanan psikologis (Li et al., 2020).
1
penyedia layanan kesehatan sangat perlu memberikan perhatian dan bantuan terhadap
tekanan psikologis pasien ini (Sari et al., 2020).
Terapi martabat adalah semacam terapi spiritual yang diusulkan pada tahun 2005
oleh Chochinov, seorang peneliti dari Kanada. Terapi martabat bisa membantu pasien
terminal mengurangi tekanan psikologis mereka yang diungkapkan melalui
keputusasaan, ketidakberdayaan, depresi, martabat yang lebih rendah, kehilangan
keinginan untuk hidup, atau keinginan untuk mati. Terapi martabat menggunakan
metode wawancara, pencatatan, dan pencatatan hal-hal penting dalam diri pasien
hidup untuk membuat dokumen generativitas, yang diteruskan ke keluarga atau
kerabat pasien. Selama perawatan, pasien sendiri makna hidup diperkaya dan
martabat ditingkatkan, dengan tekanan psikologis juga berkurang. Dalam beberapa
tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dalam penggunaan martabat terapi untuk
mengurangi tekanan psikologis pada pasien akhir-hidup dengan kanker oleh para
sarjana dan penyedia layanan kesehatan, yang juga terlibat aktif dalam penelitian
yang relevan (Li et al., 2020).
Berdasarkan uraian diatas kelompok kami tertarik untuk membahas topik jurnal
penelitian terkait tren dan isu dalam keperawatan paliatif dengan judul “The
Effectiveness of Dignity Therapy as Applied to End-of-Life Patients with Cancer in
Taiwan: A Quasi-Experimental Study”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana identitas jurnal penelitian?
2. Bagaimana latar belakang jurnal penelitian?
3. Bagaimana tujuan penelitian jurnal?
4. Bagaimana metode penelitian jurnal?
5. Bagaimana hasil penelitian jurnal?
6. Bagaimana penerapan jurnal di Indonesia?
1.3 Tujuan
2
2. Untuk mengetahui latar belakang jurnal penelitian.
3. Untuk mengetahui tujuan penelitian jurnal.
4. Untuk mengetahui metode penelitian jurnal.
5. Untuk mengetahui hasil penelitian jurnal.
6. Untuk mengetahui penerapan jurnal di Indonesia.
BAB II
ISI
3
4. Penulis : Yu-Chi Li, Yin-Hsun Feng, Hui-Ying Chiang,, Shu-Ching
Ma, Hsiu-Hung Wang.
5. Penerbit : Elsevier
6. Tahun Terbit : 13 April 2020
2.2 Topik Jurnal
Penyintas kanker sering mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik. Selain
itu, kesulitan dalam memenuhi peran dan tanggung jawabnya dalam keseharian. Hal
tersebut disebabkan karena penyintas kanker selalu merasakan tekanan psikologis
seperti menjadi beban orang lain, memiliki martabat yang rendah, makna hidup yang
rendah, dan kualitas hidup yang buruk. Hal ini ditunjukkan dalam rasa putus asa,
kecemasan, depresi, dan keinginan untuk mati pada penyintas kanker.
2.3 Latar Belakang Masalah
Penyintas kanker rentan akan pengalaman rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik.
Tekanan psikologis merupakan salah satu pemicu rasa ketidaknyamanan tersebut
dalam perawatan menjelang akhir hayat. Dampak yang muncul dari hal tersebut
salah satunya adalah martabat yang rendah. Hal tersebut dapat diatasi oleh penyedia
pelayanan kesehatan dalam layanan psikologis berupa terapi martabat yang dapat
meningkatkan tekanan psikologis pada pasien akhir kehidupan. Oleh karena itu,
tujuan penulisan dalam penelitan tersebut adalah untuk mengeksplorasi keefektifan
terapi martabat pasa pasien paliatif dengan kanker.
2.5 Metode Penelitian
4
Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain penelitian quasi eksperimen
dengan uji coba terkontrol nonrandomized. Terapi martabat digunakan pada
kelompok eksperimen, dan kunjungan umum dilakukan pada kelompok kontrol.
Kelompok tersebut ditempatkan sesuai dengan keinginan para peserta.
Peserta merupakan pasien yang didiagnosis dengan kanker dengan harapan hidup
kurang dari enam bulan menurut diagnosis medis. Kriteria inklusi adalah sebagai
berikut: (1) berusia minimal 20 tahun; (2) telah didiagnosis menderita kanker stadium
akhir; dan (3) mampu berkomunikasi secara lisan dalam bahasa Mandarin atau bahasa
Hokkien Taiwan. Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut: (1) mereka yang
didiagnosis dengan demensia, delirium, atau gangguan otak organik lainnya; (2)
mereka yang tidak sadar dan lumpuh; dan (3) mereka yang saat ini menerima
perawatan rumah sakit.
5
adalah peneliti kualitatif yang memiliki pengalaman transkripsi kata demi kata selama
4 tahun.
Dalam studi tersebut, terapi martabat digunakan pada kelompok eksperimen, dan
kunjungan umum dilakukan pada kelompok kontrol. Terapis martabat menggunakan
wawancara dan rekaman audio untuk membantu peserta membuat dokumen
generativitas yang kemudian diteruskan ke keluarga, kerabat, atau teman peserta .
Sebelum memulai terapi martabat, terapis martabat memberikan protokol pertanyaan
terapi martabat kepada peserta . Protokol pertanyaan terapi martabat menawarkan
pedoman bagi peserta untuk berbicara tentang masalah yang paling penting bagi
mereka, untuk berbagi momen yang mereka rasa paling penting dan bermakna, untuk
berbicara tentang hal-hal yang ingin mereka ingat atau untuk menawarkan nasihat
kepada keluarga, kerabat, atau teman mereka. Jika peserta tidak bisa membaca,
terapis martabat membacakan isi protokol satu per satu. Itu memungkinkan para
peserta untuk mempersiapkan terlebih dahulu apa yang ingin mereka tanggapi. Terapi
martabat dilakukan di bangsal onkologi independen. Semua peserta sesi terapi
martabat ditawari minuman, dan tisu wajah juga disediakan. Terapi martabat
dilakukan pada hari yang sama atau keesokan harinya berdasarkan kondisi fisik
peserta, dan peserta dapat memilih untuk menerima terapi martabat bersama anggota
6
keluarga atau sendiri. Setiap sesi terapi martabat berdurasi sekitar 30 hingga 60 menit,
dan 1 hingga 3 pertanyaan dijawab setiap kali. Setelah sesi terapi martabat, terapis
martabat membawa materi yang direkam ke transcriptionist, yang menyalin file audio
ke dalam dokumen kata dalam waktu 24 jam. Selanjutnya, terapis martabat mengedit
file kata dalam waktu 24 jam.
7
Kelompok eksperimen memiliki rerata skor PDI-MV 65,63, sedangkan kelompok
kontrol memiliki rerata skor 86,43, dan perbedaannya signifikan secara statistic.
Kelompok eksperimen dan kontrol memiliki skor rata-rata DS-MV masing-masing
52,44 dan 66,93, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara kedua
kelompok. Kelompok eksperimen dan kontrol memiliki rata-rata skor PHQ-9 masing-
masing 13,00 dan 14.86, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kedua kelompok (Tabel 2). Pada tiga titik waktu yang diukur, rata-rata PDI-MV, DS-
MV, dan PHQ-9 menurun secara bertahap pada kelompok eksperimen, menunjukkan
martabat(dignity) pada kelompok ini meningkat secara bertahap, sedangkan
demoralisasi dan depresi menurun secara bertahap. Kelompok kontrol menunjukkan
hasil yang berlawanan. Perubahan pengukuran antara tiga titik waktu untuk kedua
kelompok ditunjukkan pada Gambar 2.
8
2.6.2 Keefektifan terapi martabat
9
2.7 Diskusi
Hasil penelitian dalam jurnal ini mengungkapkan bahwa terapi martabat memiliki
efek yang signifikan dalam meningkatkan martabat dan mengurangi demoralisasi dan
depresi pada pasien akhir hayat dengan kanker di Taiwan. Sejak pengembangan terapi
martabat oleh seorang peneliti Kanada pada tahun 2005, banyak negara-negara lain
telah menguji efektivitas terap, diantaranya pada tahun 2014 di Denmark, 2014 di
Amerika Serikat, 2014 dan 2017 di Portugal, dan 2016 dan 2017 di Spanyol.
Pada jurnal ini semua peserta dalam penelitian memiliki keluarga untuk
menemani mereka selama terapi martabat, di Taiwan, tetapi hampir 80% pasien
dirawat oleh petugas perawatan. Berdasarkan penelitian dalam jurnal ini, beberapa
saran dibuat sebagai berikut. Jika pasien ingin menerima terapi martabat, terapis
martabat harus menghubungi anggota keluarga yang diharapkan untuk menemani
pasien dan memperkenalkan terapi kepadanya. Tanggal perlu diatur dengan pasien
dan anggota keluarga untuk wawancara. Terapi martabat paling baik dilakukan dari
10
jam 10 pagi sampai 12 siang, jam 3 sore sampai jam 5 sore, dan jam 7 malam sampai
jam 8 malam, dengan setiap sesi berlangsung selama 60 menit untuk menyesuaikan
dengan durasi maksimum kekuatan fisik dan perhatian pada pasien. Pasien dapat
menceritakan kisah sedih atau kisah buruk jika mereka mau. Namun, terapis martabat
harus membiarkan pasien memahami bagaimana kata-kata dapat membantu dan
menyakiti orang pada saat yang sama dan bahwa sesi terapi martabat tidak digunakan
untuk menyakiti keluarga dan kerabat. Peristiwa atau ungkapan yang menyakiti
keluarga dan kerabat seperti “Aku benci kamu”, “Kuharap kamu mati”, dan “Kuharap
kamu akan menderita pembalasan” tidak untuk dicatat dalam dokumen generativitas
dan tidak untuk disampaikan oleh terapis martabat. Dalam hal mengedit teks, sesuai
penelitian sebelumnya dan pengalaman penelitian di jurnal ini, editor tidak boleh
menulis ulang teks itu sendiri. Dokumen generatif harus mempertahankan nada bicara
pasien yang biasa sehingga terasa asli ketika dibaca oleh anggota keluarga dan
seolah-olah berasal dari pasien.
Dalam penelitian jurnal ini, diamati bahwa keberhasilan terapi martabat yang
lengkap memerlukan wawancara berulang dengan pasien, transkripsi, dan pengeditan
naskah. Semua prosesnya memerlukan personel dan waktu yang dijadwalkan,
menentukan apakah pekerjaan klinis dapat dimuat. Pada penelitian sebelumnya,
sebagian besar hasil terapi martabat dilakukan oleh dokter dan tidak dilakukan oleh
perawat klinis. Penelitian di jurnal ini dilakukan oleh perawat selama proses
berlangsung, dan hasilnya menunjukkan adanya keefektifan. Hasilnya menunjukkan
perawat klinis juga dapat menggunakan alat penilaian untuk memahami tekanan
psikologis pasien akhir hidup dengan kanker dan menggunakan terapi martabat untuk
membantu mereka dalam mitigasi.
11
jurnal ini memang mengikuti keinginan pasien untuk bergabung dengan kelompok
eksperimen atau kontrol, terapi martabat adalah psikoterapi yang unik, personal, dan
berjangka pendek dan tidak dapat dibagi dengan pasien lain, sehingga kontaminasi
lintas subjek tidak terjadi. Penelitian dalam jurnal ini memiliki ukuran sampel yang
kecil, sehingga hasilnya tidak dapat digeneralisasikan, akibatnya peneliti jurnal ini
merekomendasikan penelitian lebih lanjut dirancang dengan ukuran sampel yang
lebih besar di Taiwan.
2.8 Aplikasi Jurnal di Indonesia
Pasien kanker memerlukan kebutuhan spiritual yang tinggi, dan semakin tinggi
tingkat kebutuhan spiritual pasien dikaitkan dengan semakin rendahnya kualitas
pelayanan kesehatan terhadap kebutuhan spiritual pasien (Astrow et al., 2018). Hal ini
sejalan dengan hasil dari penelitan Hasibuan (2018) menunjukan hasil bahwa pasien
sangat mmembutuhkan penghargaan bagi dirinya, orang lain, & kekuatan diluar
dirinya sendiri sebesar 81,4%. Pasien juga merasakan perlu menumbuhkan keinginan
meneladani orang lain dan mewarisi sesuatu yang bernilai bagi kehidupan sebesar
74,3%. Pasien merasakan penting untuk mengekpresikan diri melalui media yang ada
sebesar 65,7%. Pasien selalu mencari dukungan dari keyakinan agama saat
memerlukan proses penyembuhan yang lebih lama berjumlah 74,3%. Pelayanan
keperawatan dapat meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien, dalam hal ini
kesejahteraan spiritual tidak hanya dalam konteks mendekatkan diri dengan sang
pencipta akan tetapi juga mencakup bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan
terdekat (Awaliyah, & Budiati, 2018).
Terapi martabat adalah sejenis terapi spiritual yang dapat membantu pasien akhir
hayat mengurangi tekanan psikologis mereka yang diekspresikan melalui
keputusasaan, ketidakberdayaan, depresi, martabat yang lebih rendah, kehilangan
keinginan untuk hidup, atau keinginan untuk mati. Selama masa perawatan
menggunakan terapi martabat, makna hidup pasien diperkaya dan martabat
ditingkatkan, sehingga tekanan psikologis dapat berkurang. Efektifitas penerapan
intervensi perawatan spiritual tersebut juga dapat meningkatkan pandangan tentang
12
akhir kehidupan, menurunkan tingkat rasa sakit, kekahwatiran, tingkat depresi,
kecemasan, stres, dan meningkatkan kesejahteraan spiritual dan relaksasi pasien. Oleh
karena itu, terapi martabat ini dapat di aplikasikan dalam pelayanan keperawatan di
Indonesia pada setting keperawatan paliatif dan akhir hayat pada pasien kanker, untuk
meningkatkan kesejahteraan spiritual.
BAB III
PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Astrow, A. B., Kwok, G., Sharma, R. K., Fromer, N., & Sulmasy, D. P. (2018). Spiritual
Needs and Perception of Quality of Care and Satisfaction With Care in
Hematology/Medical Oncology Patients: AMulticultural Assessment. Journal of
Pain and Symptom Management, 55(1), 56-64.e1.
https://doi.org/10.1016/j.jpainsymman.2017.08.009.
http://p2t.stikesayani.ac.id:81/pinlitabmas/index.php/pinlitabmas1/issue/view/1.
Li, Y. C., Feng, Y. H., Chiang, H. Y., Ma, S. C., & Wang, H. H. (2020). The
Effectiveness of Dignity Therapy as Applied to End-of-Life Patients with Cancer in
Taiwan: A Quasi-Experimental Study. Asian Nursing Research, 14(4), 189–195.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2020.04.003
Penyakit Kanker di Indonesia Berada Pada Urutan 8 di Asia Tenggara dan Urutan 23 di
Asia – P2P Kemenkes RI. (n.d.). Retrieved November 24, 2021, from
http://p2p.kemkes.go.id/penyakit-kanker-di-indonesia-berada-pada-urutan-8-di-asia-
tenggara-dan-urutan-23-di-asia/
Sari, Y. I. P., Waluyo, W., Firmanti, T. A., Sholihin, S., & Permana, R. A. (2020). Aspek
Psikologis pada Layanan Keperawatan Pasien Kanker Payudara: A Systematic
Review. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA FORIKES” (Journal of Health
15
Research “Forikes Voice”), 11(April), 25. https://doi.org/10.33846/sf.v11i0.647
16