Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN ANALISIS MANAJEMEN RUANGAN X RSUD PELITA HARAPAN

KABUPATEN KUNINGAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu Ns. Aria Pranatha, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

1. Eksa Vika (CKR0180201)


2. Gatara Hutama Amirin (CKR0180204)
3. Hari Surachman (CKR0180205)
4. Muhamad Rohman (CKR0180214)
5. Ova Maylan (CKR0180218)

Tingkat III Semester 6

PROGRAM S1 Keperawatan
Kampus 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKu)
RS Ciremai – Cirebon
Jl. Pangeran Drajat No. 40A, Cirebon 45133
KATA PENGANTAR

Assalamualaikuwarohmatuallahiwabarokatu

Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah swt atas kasih dan sayangnya
memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Pengkajian Analisis Manajemen
Ruangan X RSUD Pelita Harapan Kabupaten Kuningan” dengan lancar.

Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kemungkinan


kekurangan-kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusunan, untuk itu, masukkan
yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membenahi
kekurangannya.

Ucapan terima kasih tidak lupa kami tuturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
Komunikasi Keperawatan, kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat berguna,
sebagai karya dari kami dan untuk semua.

Wassalammualaikum

Cirebon, 17 Juli 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Manajemen Keperawatan................................................3
2. Fungsi Manajemen...........................................................................3
3. Planning............................................................................................3

BAB III ANALISIS SITUASI


1. Analisis Situasi Ruangan..................................................................8
2. Fasilitas Ruangan.............................................................................8
3. Prioritas Masalah..............................................................................
4. Planing Of Action.............................................................................
5. Analisis Data....................................................................................
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan.................................................................................
2. Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan harus dapat membuat suatu strategi pemasaran yang tepat dan dapat
membuat suatu perencanaan untuk dapat bersaing dimasa sekarang dan akan datang. Pada
perusahaan yang bergerak dalam bidang pemasaran jasa juga diperlukan strategi untuk dapat
meningkatkan daya saing diantara perusahaan yang sejenis. Usaha tersebut tidak mudah
dikarenakan perusahaan harus memiliki strategi bersaing yang tepat dalam usahanya
mencapai keunggulan kompetitif. Situasi perkembangan zaman yang selalu berubah-ubah
dapat menjadikan peluang peningkatan usaha atau bahkan menjadi ancaman bagi perusahaan.
Salah satu upaya untuk mengetahui strategi yang tepat bagi perusahaan adalah dengan
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Secara umum, penentuan strategi yang tepat bagi
perusahaan dimulai dengan mengenali opportunity (peluang) dan treats (ancaman) yang
terkandung dalam lingkungan eksternal serta memahami strength (kekuatan) dan weakness
(kelemahan) pada aspek internal perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing
dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

MenurutKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010


adalah:

“Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan
dan gawat darurat”.

Sedangkan pengertian rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit,
dinyatakan bahwa :

“Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan”.

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974, rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga
kesehatan dan pusat penelitian medik. Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara
sinergis antar disiplin profesi kesehatan dan nonkesehatan.

1
1.2. Tujuan
1. Melakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treat)
2. Melakukan Pengkajian Data RSUD Pelita Harapan
3. Melakukan intervensi Data

1.3. Rumusan Masalah


Analisis manajemen SWOT dalam ruangan x RSUD Pelita Harapan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Manajemen Keperawatan


Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara singkat
sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen
mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan Keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,
2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan
Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya,
maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan
sebagai target maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang
menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif
dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional dalam
pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu atau
lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang
efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

2.2. Fungsi Manajemen


Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian),
Directing (pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).

2.3. Planning (Perencanaan)


Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh
karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut
Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi

3
manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi
manajemen lainnya akan dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan
merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
Swanburg (2000) mengatakan bahwa planning adalah memutuskan seberapa luas akan
dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
- Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
- Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
- Membantu dalam koping dengan situasi kritis
- Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
- Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan
masa lalu dan akan datang.
- Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
b. Tahap dalam perencanaan :
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
- Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
- Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
- Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
- Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
- Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)

c. Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
Perencanaan strategis merupakan suatu proses berkesinambungan, proses
yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan
4
kemungkinan pengetahuan yang paling besar dari efek-efek perencanaan
pada masa depan, mengorganisasikan upaya-upaya yang perlu untuk
melaksanakan keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme
umpan balik yang dapat dipercaya. Perencanaan strategis dalam keperawatan
bertujuan untuk memperbaiki alokasi sumber-sumber yang langka, termasuk uang
dan waktu, dan untuk mengatur pekerjaan divisi keperawatan.
- Perencanaan Operasional
Perencanaan operasional menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan
digunakan, serta menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan prosedur.
Menggambarkan cara menyiapkan orang-orang untuk bekerja dan juga standard
untuk mengevaluasi perawatan pasien.
Di dalam perencanaan operasional terdiri dari dua bagian yaitu rencana
tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada dan
menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari kebijaksanaan,
standard prosedur operasional dan peraturan. Sedangkan rencana sekali pakai
terdiri dari program dan proyek.

d. Manfaat Perencanaan
- Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan lingkungan.
- Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan
- Memudahkan kordinasi
- Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara
jelas
- Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
- Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
- Menghemat waktu dan dana

e. Keuntungan Perencanaan
- Mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak produktif.
- Dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai

5
- Memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya terutama fungsi
keperawatan
- Memodifikasi gaya manajemen
- Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan

f. Kelemahan Perencanaan
- Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta-
fakta tentang masa yang akan datang
- Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
- Perencanaan mempunyai hambatan psikologis
- Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
- Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil

6
BAB III
ANALISIS SITUASI

A. Gambaran Umum RS

Rumah Sakit Umum Daerah ‘Pelota Harapan ’ Kabupaten Kuningan didirikan pada
tahun 2010 dengan memiliki visi sebagai Rumah Sakit Rujukan terbaik di wilayah III
Jawa Barat Tahun 2021. Rumah sakit Pelita Harapan merupakan rumah sakit pemerintah
sebagai satuan kerja perangkat daerah yang menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Adapun misinya yaitu memberikan dan mengutamakan kepuasan kepada pelanggan,
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, menyediakan Prasarana dan
Sarana sesuai dengan standarisasi Rumah Sakit, mengembangkan Rumah Sakit sebagai
tempat Diklat dan Penelitian, meningkatkan kesejahteraan yang memadai bagi pegawai,
meningkatkan hubungan kemitraan dengan skateholder.

Di rumah sakit pelita harapan ini terdapat ruangan baru yaitu ruangan X, dimana
ruangan X ini merupakan ruangan baru yang rencananya akan dijdikan percontohan
model bagi ruangan lainnya. Ruangan X ini karena baru masih mencari pola atau metode
penugasan yang pas dengan kehasan ruang rawat penyakit dalam kelas III.

3.1. Analisis Situasi Ruangan


1. Visi dan Misi
Rumah Sakit Umum Daerah ‘Pelita Harapan ’ Kabupaten Kuningan didirikan pada
tahun 2010 dengan memiliki visi sebagai Rumah Sakit Rujukan terbaik di wilayah III
Jawa Barat Tahun 2021, Dan memiliki misi Memberikan dan mengutamakan
kepuasan kepada pelanggan, mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas ,menyediakan Prasarana dan Sarana sesuai dengan standarisasi Rumah
Sakit ,mengembangkan Rumah Sakit sebagai tempat Diklat dan Penelitian
,meningkatkan kesejahteraan yang memadai bagi pegawai
meningkatkan hubungan kemitraan dengan skateholder
2. Model layanan
Ruangan X ini karena baru masih mencari pola atau metode penugasan yang pas
dengan kehasan ruang rawat penyakit dalam kelas III.

7
3.2. Fasilitas Ruangan
1. Koridor ruang cempaka atas terletak di tengah, memisahkan antara ruang perawat,
kamar 1 dan 2, ADM, dan kamar ISO dengan kamar 5,6,7, ruang cuci alat, ruang
neuro, musola, dan Gudang.
2. Koridor ruang x bawah terletak di tengah, memisahkan antara ruang ISO,TBC, ruang
perawat, kamar 3, Gudang dengan WC petugas, ruang cuci alat, kamar 1, ruang ISO
B20.
3. Lantai terlihat bersih, berwarna putih dan tidak licin, lantai di bersihkan setiap hari
oleh cleaning service.
4. Terdapat 7 tempat sampah di ruangan belum ada pemilahan jenis sampah
5. Di ruang x atas terdapat pintu di ujung utara koridor. Pintu sering di pakai keluar
masuk pasien dan keluar yang menjenguk
6. Di ruang x bawah terdapat pintu di ujung selatan koridor. Pintu sering di pakai untuk
keluar masuk pasien dan keluar yang menjenguk
7. Terdapat 2 pot tanaman besar plastic untuk memperindah koridor.
8. Tidak terdapat brankar.

3.3. Prioritas Masalah


Dengan mempertimbangkan masalah waktu dan sumber daya dan kemampuan untuk
mengatasi masalah yang ada maka dalam penyelesaian identifikasi masalah tersebut akan
diselesaikan berdasarkan prioritas masalah. Teknik yang digunakan untuk
memprioritaskan masalah adalah dengan menggunakan pembobotan dan memperhatikan
beberapa aspek yaitu:
- Magnitude (Mg) : kecenderungan besar dan sering terjadi masalah
- Saverity (Sv) : besarnya kerugian yang akan ditimbulkan
- Mageability (Mn) : dapat diselesaikan atau dikelola
- Nursing Consern (Nc) : berfokus pada keperawatan
- Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya
- Kriteria nilai:

8
- Sangat kurang penting : Bernilai 1
- Kurang penting : Bernilai 2
- Cukup penting : Bernilai 3
- Penting : Bernilai 4
Sangat penting : Bernilai 5

3.4. Planning Of Action


Berdasarkan hasil pengkajian manajemen keperawatan yang di lakukan di Rumah
Sakit Umum daerah Pelita Harapan Kabupaten Kuningan kemudian dilakukan analisis
dan ditemukan beberapa masalah yang terkait dengan manajemen keperawatan masalah
tersebut yaitu:
1. belum optimalnya perhitungan beban kerja
2. Belum optimalnya menerapkan metode TIM dan MPKP
3. Belum optimalnya pendokmentasian asuhan keperawatan
4. Manajemen pengolahan ruangan belum dilaksanakan secara optimal terutama
tentang pemberian tugas

9
3.5. Analisi Data
A.
Strengths (Kekuatan) Weaknesses(Kelemahan) Opportunities(Kesempatan) Threats(Ancaman)
SDM perawat yang Pola atau metode Ruangan X akan dijadikan Tuntuan pasien sebagai
dimiliki ruangan baik penugasan yang belum percontohan bagi ruangan konsumen untuk
ditetapkan lain mendapatkan pelayanan
yang baik dan bermutu

Gedung 2 lantai Masih mencari pola atau Adanya peluang untuk Tuntutan pasien saat di
terdapat 40 tempat tidur metode penugasan yang peningkatan skill perawat pindahkan ke ruangan X.
kelas III, lantai ruangan pas dengan ke khasan untuk mengikuti pelatihan
yang bersih, ruangan ruang penyakit dalam
isolasi, ruangan cuci kelas III
alat, gudang ruang
perawat
Tersedia akses untuk Kegiatan pre dan post Mempunyai peluang untuk Penanganan pelayanan
keluar masuk menuju conference belum melakukan komunikasi terhambat dikarenakan
ruangan dan menuju ke maksimal dilakukan yang baik dengan sesama kurangnya fasilitas di
ruangan lain tenaga medis antar ruangan ruangan
untuk mencegah terjadinya
miss komunikasi

Untuk SDM Penulisan Sosialisasi tentang Tingkatan kesadaran


Perawatnya baik. diagnosa penggunaan SOP di masyarakat akan
Terdapat 1 Kepala keperawatan ruangan dapat tanggung jawab dan
Ruangan dengan antara satu meningkatkan kualitas tanggung gugat
Pendidikan Ners, 6 perawat dengan pelayanan
orang Perawat Ners, 6 perawat yang lain
orang Perawat D3, berbeda-beda
sama 1 ADM.
Akses koridor ruangan Belum ada Terdapat 2 pot tanaman Proses dan hasil
X yang sudah baik. pemilah jenis besar plastic untuk pelayanan keperawatan
sampah di memperindah koridor. tidak sesuai dengan
ruangan. tujuan yang harapkan.
Tidak
terdapat
brangkar

10
B.
Analisis SWOT Bobot Rating BxR Skor
1. Sumber Daya Manusia (MI)
a. Faktor Internal S-W=
Strenght 3-
- SDM perawat yang dimiliki 0,2 4 0,8 2,19=0,18
ruangan baik
- Gedung 2 lantai terdapat 40 0,2 2 0,4
tempat tidur kelas III, lantai
ruangan yang bersih, ruangan
isolasi, ruangan cuci alat, gudang
ruang perawat
- Tersedia akses untuk keluar
0,2 3 0,6
masuk menuju ruangan dan
menuju ke ruangan lain
- Akses Koridor ruangan x yang 0,2 3 0,6
sudah baik.
- Untuk SDM Perawatnya baik.
Terdapat 1 Kepala Ruangan
0,2 3 0,6
dengan Pendidikan Ners, 6 orang
Perawat Ners, 6 orang Perawat
D3, sama 1 ADM.
1 3
TOTAL
Weakness 0,19 3 0,57
- Pola atau metode penugasan
yang belum ditetapkan 0,2 2 0,4
- Masih mencari pola atau metode
penugasan yang pas dengan ke
khasan ruang penyakit dalam
kelas III 0,1 2 0,2
- Kegiatan pre dan post conference
belum maksimal dilakukan 0,2 2 0,4
- Penulisan diagnosa keperawatan
antara satu perawat dengan

11
perawat yang lain berbeda-beda 0,31 2 0,62
- Belum ada pemilah jenis
sampah di ruangan
Tidak terdapat brangkar
1 2,19
TOTAL

12
b. Faktor Eksternal
Opportunity
- Ruangan X akan dijadikan 0,3 1 0,3 O-P =
2,6-2 =
percontohan bagi ruangan lain
0,6
- Adanya peluang untuk 0,2 4 0,8
peningkatan skill perawat untuk
mengikuti pelatihan
- Mempunyai peluang untuk
0,3 3 0.9
melakukan komunikasi yang
baik dengan sesama tenaga
medis antar ruangan untuk
mencegah terjadinya miss
komunikasi
0,3 2 0,6
- Sosialisasi tentang penggunaan
SOP di ruangan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan

TOTAL 0,8 2,6


Thread 0,2 3 0,6
- Tuntuan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu
- Adanya pertanggung jawaban 0,3 2 0,6
legalitas bagi pasien
-Penanganan pelayanan terhambat
dikarenakan kurangnya fasilitas di
ruangan 0,2 2 0,4
- Kepatuhan pelaksanaan SOP di
ruangan yang tidak dilakukan
mengakibatkan tindakan
keperawatan yang merugikan dan
keselamatan pasien rendah 0,2 2 0,4
- Proses dan hasil pelayanan
keperawatan tidak sesuai dengan
tujuan yang harapkan.
1 2
TOTAL

13
1.

14
2. M1 (Man)

*IFAS = 0,18 *EFAS = 0,6


Oppoturnity

WO= Strategi Stabilitas 5 SO= Strategi Progresif

1
1
KUADRAN II KUADRAN I

Weeakness 0 Strength
7 5 3 1 0 0 1 3 5 7

-0
-1
-3
-5
-7

KUADRAN III KUADRAN IV


Threat

Strategi Ketahanan Hidup Strategi Diversifikasi

15
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Pendokumentasian tindakan keperawatan merupakan tanggung jawab seorang
perawat. Dokumentasi tersebut sebagai bukti hukum dari proses asuhan
keperawatan perawatan yang dilakukan dan dapat mendukung evaluasi
perkembangan pasien. Melalui pengumpulan data analisis SWOT. Oleh karena
itu kelompok membuat plan of action dan rencana evaluasi dengan harapan
perawat akan melakukan dokumentasi keperawatan (catatan
perkembangan/integrated note) sesuai standar Rumah sakit.

4.2. Saran
Pihak rumah sakit Menindak lanjuti rekomendasi untuk kelengkapan bahan
logistik fisik dan material yang dibutuhkan beberapa ruangan.
Pihak perawat ruang melaksanakan pendokumentasian yang baik dan benar demi
terpenuhinya kebutuhan pasien.

16

Anda mungkin juga menyukai