Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

“MANAJEMEN ANALISA SWOT DAN MATRIKS SWOT


PADA RS GRESTELINA MAKASAR”

Kelompok III

David .A. Tuto (CX1714201168)


Emi Hartati (CX1714201171)
Irma Elmas (CX1714201176)
Menalia.R. Wawo (CX1714201183)
Nova Yunus (CX1714201186)
Shintya.F.Tupamahu (CX1714201193)
Yolanda Sandi (CX1714201200)
Yosma sambine (CX1714201201)

Program Studi : S1 Keperawatan Khusus Kelas B

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN STELLA MARIS

MAKASSAR

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas perkenaan-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan dengan
judul “Manajemen Analisa Swot Dan Matriks Swot Pada Rs Grestelina Makasar”.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen matakuliah
dan pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dalam
makalah kami.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan bagi
pembaca khususnya program studi keperawatan serta dapat memberikan informasi
mengenai “Manajemen Analisa Swot Dan Matriks Swot Pada Rs Grestelina
Makasar”serta memberikan pengetahuan pula tentang Manajemen Analisa Swot
Dan Matriks Swot .Terima kasih.

Makassar, 12 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2


DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 5
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 6
BAB II KONSEPTEORI
A. Konsep Teori Menejemen
1. Pengertian Menejemen Keperawatan ................................................ 7
2. Fungsi Menejemen Keperawatan ..................................................... 7
3. Proses Menejemen Keperawatan ...................................................... 8
4. Prinsip Menejemen Keperawatan ..................................................... 9
5. Lingkup Menejemen Keperawatan ................................................ 10
6. Filosofi Menejemen Keperawatan .................................................. 11
7. Macam-macam Metode Asuhan Keperawatan .............................. 12
B. Konsep Teori analisa Swot .................................................................. 15
C. Konsep Teori matriks Evaluasi Pasien dan Tindakan
Strategis (SPACE) .................................................................................... 28
BAB III ISI
A. Analisa Institusi Rumah Sakit dan Unit Pelayanan Keperawatan:
Analisa swot dan Matriks Swot
1. Visi dan Misi Rs Grestelina .......................................................... 21
2. Struktur Organisasi ........................................................................ 21
3. Lingkungan Kerja .......................................................................... 21
4. Sumber Daya ................................................................................. 22
B. Identifikasi Manajemen asuhan (Flow of Care) ................................... 24
C. Analisa Swot ....................................................................................... 28

3
D. Matriks swot ....................................................................................... 30
BAB IV PEMBAHASAN PERBANDINGAN TEORI DAN KASUS

A. Analisa .................................................................................................. 34
B. Identifikasi Menejemen asuhan (Flow Of Care) .................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 46
B. Saran ...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pelayanan keperawatan sebagai sub sistem manajemen rumah
sakit harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen
lainnya, sehingga rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana
diharapkan.Lingkup manajemen operasional dan manajemen asuhan
keperawatan yaitu merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan
mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen keperawatan
adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang harus
dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan
oleh manajer keperawatan secara baik dan terus menerus dapat memastikan
pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan (
Depkes RI, 1994 ).
Menejemen pelayanan rumah sakit meliputi seluruh lingkup rumah sakit,
termasuk di ruangan perawatan. Di ruang perawatan juga di perhatikan
struktur organisasi ruangan, sumber daya manusia, alat dan fasilitas ruangan,
serta metode asuhan keperawatan yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pelayana.
Diharapkan setiap rumah sakit dapat menjalankan menejemen
keperawatannya dengan baik, sesuai dengan visi dan misi rumah sakit demi
terciptanya pelayanan kesehatan yang maksimal dan efisien.

5
B. Masalah Penulisan
Adapun masalah dalam penulisan makalahini antaralain:
1. Bagaimana konsep teori manajemen keperawatan dan konsep teori analisa
SWOT?
2. Bagaimana Analisa institusi rumah sakit dan unit pelayanan keperawatan
Rumah Sakit Grestelina ruangan…?
3. Bagaimana Identifikasi Manajemen Asuhan (Flow Of Care) Rumah Sakit
Grestelina ruangan…?
4. Bagaimana ANALISA SWOT pada Rumah Sakit Grestelina ruangan…?
5. Bagaimana menganalisa MATRIKS SWOT pada Rumah Sakit Grestelina
ruangan…?
6. Bagaimana perbandingan teori dan kasus pada Rumah Sakit Grestelina
ruangan…?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Mahasiswa mampu menganalisis institusi rumah sakit dan unit pelayanan
keperawatan rumah sakit
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Manajemen Asuhan (Flow Of Care)
Rumah Sakit
3. Mahasiswa mampu ANALISA SWOT pada Rumah
4. Masiswa mampu menganalisa MATRIKS SWOT pada Rumah Sakit
5. Mahasiswa mampu membandingkan teori dengan kasus pada rumah sakit

6
BAB II
KONSEP TEORI

A. Konsep Teori Menejemen Keperawatan


1. Pengertian Menejemen Keperawtan

Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif, karena


manajemen adalah pengguna waktu yang efektif, keberhasilan rencana
perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip
dan metode yang berkaitan pada instusi yang besar dan organisasi
keperawatan di dalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini meliputi
pengetahuan tentang misi dan tujuan dari institusi tetapi dapat
memerlukan pengembangan atau perbaikan termasuk misi atau tujuan
devisi keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang jelas perawat
manajer mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk pelayanan
keperawatan (Swanburg, 2000).

Menurut Swanburg (2000), ketrampilan manajemen dapat


diklasifikasikan dalam tiga tingkatan yaitu: 1) Keterampilan intelektual,
yang meliputi kemampuan atau penguasaan teori, keterampilan berfikir. 2)
Keterampilan teknikal meliputi: metode, prosedur atau teknik. 3)
Keterampilan interpersonal, meliputi kemampuan kepemimpinan dalam
berinteraksi dengan individu atau kelompok.

2. Fungsi Manejemen
a. Perencanaan Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih
cara untuk sasaran tersebut:
1) Gambaran apa yang akan dicapai
2) Persiapan pencapaian tujuan

7
3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4) Persiapan tindakan-tindakan
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja
6) Tiap-tiap organisasi perlu perencanaan
b. Pengorganisasian Adalah seluruh proses pengelompokan tugas-tugas,
fungsi, wewenang dan tanggung jawab, penetapan orang dan alat-alat.
c. Pengarahan Adalah pengeluaran, penugasan, pesanan dan instruksi.
d. Pengawasan dan Pengendalian Suatu proses kegiatan seorang
pemimpin untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan organisasi
sesuai dengan rencana, kebijaksanaan dan ketentuan yang telah
ditetapkan
e. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan
hasil-hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian
merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai
korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi
dan manajemen.
f. Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man,
money, material, methode, machine, minute dan market.

3. Proses Manajemen Keperawatan


Proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka
dimana masing – masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi
dan dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka
akan terdiri dari lima elemen yaitu :
a. Input; Input dari proses manajemen keperawatan antara lain
informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
b. Proses; Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok
manajer dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke
perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk

8
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c. Output; Output adalah asuhan keperawatan pengembangan staf
dan riset.
d. kontrol dan mekanisme umpan balik; Kontrol yang digunakan
dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur
yang standar dan akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa
laporan finansial, audit keperawatan, survey kendali mutu dan
penampilan kerja perawat.

4. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan


Keberhasilan manajemen keperawatan dalam mengelola suatu organisasi
keperawatan dapat dicapai melalui upaya penerapan prinsip-prinsip
manajemen keperawatan yaitu :
a. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan
b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu
yang efektif
c. Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan
d. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
e. Manajemen keperawatan harus terorganisir
f. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan
g. Divisi keperawatan yang baik
h. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
i. Pengembangan staf
j. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan

9
5. Lingkup Manajemen Keperawatan
Pelayanan kesehatan menjadi hak yang paling mendasar bagi semua orang
dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan
upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang
memadai ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan
keperawatan yang terdapat didalamnya. Keperawatan merupakan disiplin
praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogyanya memahami
hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat
pelaksana meliputi:
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnose
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksanakan
olehperawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan
dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas
maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
a. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan manajerial, yaitu:
1) Manajemen puncak
2) Manajemen menengah
3) Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang –
orang tersebut agar penatalaksanaannya berhasil.
Faktor – faktor tersebut adalah:

10
1) Kemampuan menerapkan pengetahuan
2) Ketrampilan kepemimpinan
3) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
4) Kemampuan melaksanakan fungsi manajemen
b. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsepkonsep manajemen didalamnya seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau
evaluasi. Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah
yang menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan
perawat yang dibutuhkan pasien. Menurut S. Suarli dan Yanyan
Bahtiar (2002), manajemen pada proses keperawatan mencakup
manajemen pada berbagai tahap dalam keperawatan, yaitu :
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan
3) Perencanaan
4) Implementasi
5) Evaluasi

6. Filosofi Menejemen Keperawatan


a. Mengerjakan hari ini lebih baik dari hari esok
b. Menejer keperawatan merupakan fungsi utama bidang keperawatan
c. Peningkatan mutu kinerja perawat
d. Pendidikan berkelanjutan
e. Proses keperawatan indivudual menunjang pasien untuk mencapai
kesehatan optimal
f. Tim kesehatan bertanggung jawab dan bertanggung gugat untuk setiap
tindakan keperawatan yang diberikan

11
g. Menghargai pasien dan haknya untuk mendapat asuhan keperawatan
yang bermutu
h. Perawat adalah advokat pasien
i. Perawat berkewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga

7. Macam-Macam Metode Asuhan Keperawatan

a. Metode Tim

1) Kelebihan

 Saling memberi pengalaman antar sesama tim

 Pasien dilayani secara komprehensif

 Terciptanya kaderisasi kepemimpinan

 Terciptanya kerjasama yang baik

 Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal

 Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda


dengan aman dan efektif.

2) Kekurangan

 Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan


menjadi tanggung jawabnya

 Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat


tim di tiadakan atau terbuu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelancaran tugas terhambat.

12
 Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu
atau ketua tim.

b. Metode primay Tim

1) kelebihan

 Mendorong kemandirian perawat

 Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

 Berkomunikasi langsung dengan Dokter

 Perawatan adalah perawatan komprehensif

 Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau


diterapkan.

 Memberikan kepuasan kerja bagi perawat

 Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan


keperawatan.

2) kekurangan

 Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat

 Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.

 Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

c. Metode fungsional

1) kelebihan

 Sederhana

 Efisien.

 Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.

13
 Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas.

 Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang


kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.

 Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau


peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

2) kekurangan

 Pasien mendapat banyak perawat.

 Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan

 Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.

 Pelayanan terputus-putus

 Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

d. Metode kasus

1) kelebihan

 Kebutuhan pasien terpenuhi.

 Pasien merasa puas.

 Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.

 Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

2) kekurangan

 Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang


terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh

 Membutuhkan banyak tenaga.

14
 Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan.

 Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat


penaggung jawab klien bertugas

B. Konsep Teori Analisa Swot


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strengts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Keputusan strategis perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang
mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup
peluang dan ancaman. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan-
pertimbangan penting untuk analisis SWOT.
Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam perusahaan,
maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga mampu
menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi masalah
yang timbul dalam perusahaan. Beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam mengambil keputusan antara lain :
1. Kekuatan (Strenght)
Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan
tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat
diandalkan, memiliki keterampilan dan berbeda dengan produk lain.
sehingga dapat membuat lebih kuat dari para pesaingnya. Kekuatan
adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain
relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin
dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang
memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.

15
Kekuatan terdapat pada sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan
pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-faktor lain.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya
yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan atau kemampuan
yang menjadi penghalang bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau
kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang
secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Fasilitas,
sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan
pemasaran, dan citra merek dapat merupakan sumber kelemahan.
3. Peluang (opportunity)
Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang menguntungkan bagi suatu
perusahaan, serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan
salah satu sumber peluang.
4. Ancaman (Treats)
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan
dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan menjadi hambatan bagi
perusahaan yang bersangkutan baik masa sekarang maupun yang akan
datang. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi
perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,
meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok
penting, perubahan tekhnologi, serta peraturan baru atau yang direvisi
dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Faktor
kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu perusahaan, sedang
peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang
dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika dapat dikatakan
bahwa analisis SWOT merupakan instrumen yang ampuh dalam
melakukan analisis strategi, keampuhan tersebut terletak pada
kemampuan para penentu strategi perusahaan untuk memaksimalkan

16
peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga berperan
sebagai alat untuk meminimalisasi kelemahan yang terdapat dalam
tubuh perusahaan dan menekan dampak ancaman yang timbul dan
harus dihadapi.
Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang
dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik SWOT
sebagai alat pencocokan yang mengembangkan empat tipe strategi
yaitu SO, WO, ST dan WT. Perencanaan usaha yang baik dengan
metode SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan
oleh Kearns sebagai berikut

Gambar
Diagram matriks swot

IFAS (internal strategic factory analysis summary) dengan kata lain


faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk
merumuskan faktor-faktor internal dalam kerangka strength and
weakness. Sedangkan EFAS (eksternal strategic factory analysis
summary) dengan kata lain faktor-faktor strategis eksternal suatu

17
perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor eksternal dalam
kerangka opportunities and threaths

C. Konsep Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (SPACE)


Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and
Action Evaluation_SPACE Matrix) adalah alat penting lain dalam
pencocokan, alat manajemen strategis ini berfokus pada perumusan strategi
terutama yang terkait dengan posisi kompetitif organisasi.
Sumbu untuk matriks SPACE didasarkan pada empat bidang analisis yaitu:
Internal strategic dimensions meliputi: Financial strength (FS) dan
Competitive advantage (CA). Keempat faktor ini adalah penentu yang paling
penting dalam keseluruhan strategis organisasi.
Ada banyak faktor dalam matriks SPACE yang termasuk bagian dari
dimensi strategis internal perusahaan. Antara lain faktor kekuatan keuangan
meliputi pengembalian atas investasi, likuiditas, modal kerja, arus kas, dan
lain-lain. Sedangkan pada Faktor keunggulan kompetitif misalnya kecepatan
inovasi oleh perusahaan, posisi pasar niche, loyalitas pelanggan, kualitas
produk, pangsa pasar, siklus hidup produk, dan lain-lain. Tergantung pada
tipe organisasi, sejumlah variabel dapat menciptakan masing-masing dimensi
yang diwakili oleh sumbu dari matriks SPACE. Faktor yang dimasukkan
sebelumnya dalam matriks IFE dan EFE harus dipertimbangkan dalam
mengembangkan Matri k SPACE.14 Adapun diagram Matrik SPACE
diperlihatkan sebagai berikut :

18
1. Strategi S-O = Kuadran 1
Ini merupakan situasi yang sangat paling menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented
Strategi).
2. Strategi S-T = Kuadran 2
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan
untuk mengatasi ancaman. Strategi ini dipakai untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
3. Strategi W-O = Kuadran 3
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi peluang
pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak harus menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Cara yang efektif adalah dengan peninjauan
kembali teknologi yang dipergunakan untuk atau dengan menawarkan
produk-produk baru.
4. Strategi W-T = Kuadran 4

19
Strategi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, dimana
perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Kegiatan ini bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang
ada serta menghindari ancaman.

20
BAB III
ISI

A. Analisa Institusi Rumah Sakit Dan Unit Pelayanan Keperawatan :


Analisis SWOT Dan Matrix SWOT
1. Visi Misi Rs. Grestelina Makassar
a) Visi Rs. Grestelina
Terwujudnya Rumah Sakit rujukan yang menjadi pilihan utama di
wilayah Indonesia bagian timur 2020.
b) Misi Rs. Grestelina
Membangun rumah sakit umum yang baik, bermutu, terjangkau, dan
menyenangkan, serta senantiasa sesuai dengan perkembangan ilmu
kedokteron.

2. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan

Ketua Tim A Ketua Tim B

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

3. Lingkungan Kerja
Kondisi fisik ruangan Tulip tampak rapi dan bersih, alat-alat kesehatan
dan peralatan lainnya, serta obat-obatan tersusun rapi baik di troli,
maupun di dalam lemari disertai dengan keterangannya.

21
Ners Station tampak rapi dan bersih dengan status-status pasien tersusun
rapi diatas meja.

4. Sumber Daya
a). Man (Manusia)
Jumlah perawat diruangan Tulip adalah 24 orang dengan rincian
sebagai berikut
No Nama Karyawan Lulusan Jabatan
1. Riska Yanti S.Kep Ka Ru
2. Andi Meriam Ners Ka Tim A
3. Karolina Somba D III Kep Ka Tim A
4. Nita Distrianti D III Kep Ka Tim A
5. Nurdianti D III Kep Ka Tim A
6. Siti Ramdani D III Kep Ka Tim A
7. Alpin D III Kep Ka Tim B
8. Ekawati S.Kep Ka Tim B
9. Agustini S.kep Ka Tim B
10. Emi Hartati D III Kep Ka Tim B
11. Hikma Wati D III Kep Perawat Pelaksana
12 Yospin D III Kep Perawat Pelaksana
13. Sri Hertanti D III Kep Perawat Pelaksana
14. Mansyur Ners Perawat Pelaksana
15. Hasmawati D III Kep Perawat Pelaksana

16. Fonny D III Kep Perawat Pelaksana


17. Novianty D III Kep Perawat Pelaksana
18. Musdalifah D III Kep Perawat Pelaksana
19. Anitawati D III Kep Perawat Pelaksana

22
20. Irmayani Ners Perawat Pelaksana
21 Melda Latang D III Kep Perawat Pelaksana
22. Nuraeny Ners Perawat Pelaksana
23. Nevy Aprilia D III Kep Perawat Pelaksana
24. Satriyani D III Kep Perawat Pelaksana

b). Money (Uang)


Di ruangan Tulip pembayaran jasa kerja perawat di bayar
berdasarkan golongannya, serta ketrampilan dalam
menjalankan tugasnya.
c). Material (Fisik)

LIFT NURSE STATION LIFT

501 513 520 527

502 521 528


514

503 522 529


515

504
523 530
516

505
524 531
517
506

525 532
519
507

526 533
508 519

LORONG
509

510 511 512 LIFT DAPUR

23
Keterangan :
Total tempat tidur = 33 tempet tidur
Jumlah perawata : 24 perawat
Metode keperawatan : metode tim
d). Machine (Teknologi)
Menggunakan 2 telepon ruangan,1 hp ruangan, 1 komputer,
wiffi, 4 CCTV dan 1 AC. Di setiap kamar perawatan, terdapat
1telepon, 1 AC, kulkas, bel, kamar mandi dan wc, wastafel, dan
shower.
e). Metod (Metode)
Di Ruangan perawatan Tulip menggunakan metode tim untuk
melakukan tindakan keperawatan namun karena keterbatasan
tenaga perawat oleh karena itu kepala ruangan membagi tugas
sesuai jumlah perawat yang bertugas pada saat itu. Dan perawat
yang bertugas sebagai katim juga merangkap sebagai pj dan
perawat pelaksana.
f). Market (Pasar)
untuk mempromosikan RS Grestelina Makassar kepada
masyarakat dilakukan oleh bidang marketing yang diketuai
oleh ibu Dorce Dukun dengan cara memasang iklan di internet
mengenai RS Grestelina Makassar, menjajaki promosi dengan
berbagai perusahaan dalam mempromosikan RS.

B. Identifikasi Manajemen Asuhan (Flow Of Care)


1) Identifikasi terhadap klien (subjek kegiatan keperawatan) : Karakteristik,
kebutuhan, tingkat ketergantungan
- Minimal care 13 pasien
- Parsial care 11 pasien

24
- Total care 9 pasien
Perhitungan jumlah perawat berdasarkan Douglas

Jumlah Klasifikasi Pasien


pasien
Minimal Parsial Total
Pagi Siang malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
33 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
Shift pagi :

13 x 0,17 = 2,21
11 x 0,27 = 2,97
9 x 0,36 = 3,24 +
Jumlah 8,42
Hal ini berarti tenagga perawat dinas pagi yang di butuhkan adalah 8 orang perawat

Shift siang :

13 x 0,14 = 1,82
11 x 0,15 = 1,65
9 x 0,30 = 2,7 +
Jumlah 6,17
Hal ini berarti tenagga perawat dinas siang yang di butuhkan adalah 6 orang perawat

Shift malam :

13 x 0,10 =1,3
11 x 0,07 = 0,07
9 x 0,20 = 1,8 +
Jumlah 3,17
Hal ini berarti tenagga perawat dinas siang yang di butuhkan adalah 3 orang perawat

25
2) Identifikasi metode penugasan
Metode team.
3) identifikasi dokumentasi keperawatan
pendokumentasian asuhan keperawatan dan tindakan medis lainnya denggan
cara menulis di buku status pasien dan laporan pj tiap shift.
4) identifikasi timbang terima shif
setiap perawat (pj) di setiap shift melaporkan tindakan yang mereka lakukan
serta tindakan medis pada setiap operan dinas kepada perawat yang bertugas
di shift berikutnya.
5) identifikasi pre-prost conference
setiap ada pasien yang baru masuk keruang perawatan Tulip dilakukan
assessment, dan saat pasien pulang diberikan discharge planing mengenai hal-
hal yang dapat memicu timbulnya penyakit yang sama dan apa saja yang
harus dihindari atau di kurangi. kapan harus kembali ke pelayanan kesehatan
untuk memeriksa / control kesehatannya
6) identifikasi ronde keperawatan
perawat ruangan Tulip melakukan tindakan perawatan luka nekrosis pada Ny.
N yang menderita penyakit DM tipe II perawatan hari ke 5 dengan kadar
glukosa darah yang belum stabil.
7) identifikasi discharge planning
Perawat di ruangan Tulip melakukan discharge planing pada pasien pulang
dan pada saat melakukan tindakan keperawatan selalu memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarga

26
27
C. Analisa Swot
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)

- Memperlakukan setiap pasien dengan sama tanpa - Di ruangan Tulip tidak memiliki Visi dan Misi Ruangan
memandang status. - Jumlah perawat di ruangna tulip kurang
- Memiliki struktur orgaisasi di ruang perawatan - Memiliki beban kerja yang tinggi
tulip - Tidak ada pertemuan mingguan
- Memberikan pelayanan prima kepada pasien, - Asuhan keperawatan tidak masuk dalam slip gaji
sehingga pasien dan keluarga memperoleh - Menggunakan metode tim namun karena keterbatasan tenaga perawat
kepuasan kepala ruangan membagi tugas sesuai jumlah perawat yang bertugas
- Selalu dilakukan morning breafing setiap hari pada saat itu, dan perawat yang bertugas sebagai katim juga
sebelum melakukan segala aktifitas pelayanan merangkap sebagai PJ dan perawat pelaksana
kesehatan - Kurangnya t3enaga perawat yang memiliki pendidikan S1 dan ners
- Keadaan lingkungan di ruang perawatan bersih lebih banyak DIII
- Memiliki fasilitas yang lengkap di bandingkan
ruangan lain
- Memiliki fasilitas yang lengkap di ruangn pasien
- Dilakukan supervisi setiap hari
- Melakukan pertemuan setiap bulan / rapat bulanan

28
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)

- Perawat yang bertugas di ruangan tulip dengan


- Kurangnya perawat yang berpendidikan S1 dan Ners
cepat dan tanggap melaporkan setiap keluhan baru,
atau perubahan pasien kepada dokter agar
memperoleh pelayanan medis yang cepat , sesuai
dan akurat.
- Memberikan pelayanan yang ramah dan selalu
tersenyum, care pada semua pasien membuta minat
masyarakat meningkat untuk di rawat di ruangan
Tulip
- Keadaan lingkungan perawatan yang bersih dan
rapi sehingga pasien merasa nyaman selama
dirawat di ruang Tulip
- Banyak perawat ruangan Tulip yang senior dalam
pengalaman bekerja sehingga memiliki skil yang
baik dam tindakan keperawatan

29
D. Matriks Swot
Kekuatan (Strength) Kelemah (Weaknesses)
Peluang (Opportunity) Strategi So Strategi Wo

- Dengan melakukan breafing  Di butuhkan visi dan misi


setiap hari pelayanan perawatan ruangan Tulip agar dapat
lebih terarah, terkontrol, sesuai mencapai tujuan yang di
standar SOP sehingga inginkan pada pelayanan
meningkatkan pelayanan perawatan ruangan Tulip
keperawatan  Penambahan jumlah tenaga
- Dengan lingkungan yang bersih perawat yang profesional di
dan rapi dapat meningkatkan ruangan tulip akan
minat masyarakat untuk memilih memberikan dampak pada
ruang perawatan Tulip kinerja yang lebih efektif.
- Dengan fasilitas yang lengkap di
ruangn pasien akan meberikan

30
daya tarik dan memberikan
kepuasan pada pasien
- Dilakukan supervisi setiap hari
- Melakukan pertemuan setiap
bulan / rapat bulanan
- Dengan pelayanan yang cepat
dan tepat dan kolaborasi yang
baik dengan tim kesehatan yang
lain akan memberikan kepuasan
kepada pasien.

Ancaman (Treats) Strategi St Strategi Wt


 Memberikan pelayanan yang - Perekrutan tenaga perawat
ramah kepada klien sehingga profesional untuk
klien dapat merasa nyaman meningkatkan kualitas
berada di ruang perawatan pelayanan
ruangan Tulip - Tetap bekerja secara
 Pengevaluasian yang dilakukan profesional untuk
oleh kepala ruangan meningkatkan pelayanan pada

31
mengevaluasi kinerja dan ruangan.
fasilitas yang ada di ruang
perawatan ruang Tulip untuk
melakukan perbaikan kinerja

32
33
BAB IV
PEMBAHASAN
PERBANDINGAN TEORI DAN KASUS

A. Analisis

1. Visi Dan Misi Ruangan Grestelina

Menurut Teori :

Visi merupakan sesuatu yang didambakan untuk dimiliki dimasa depan (what do they want
to have). Visi menggambarkan aspirasi masa depan tanpa menspesifikasi cara-cara untuk
mencapainya. Visi yang efektif adalah visi yang mampu membangkitkan inspirasi.

Menurut Kasus :

Pada RS Grestelina di ruangan Tulip tidak memiliki visi ruangan.

Menurut Teori :

Misi merupakan bentuk yang didambakan dimasa depan (what do they want to be). Misi
merupakan suatu pernyataan yang menegaskan visi lewat pilihan bentuk atau garis besar
jalan yang akan diambil untuk sampai pada visi yang telah lebih dulu dirumuskan.

Menurut Kasus :

Pada RS Grectelina di ruangan Tulip tidak memiliki misi ruangan.

2. Struktur Organisasi
Menurut Teori
Suatu struktur organisasi menetapkan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal. Terdapat emam kunci yang perlu disampaikan kepada
manajer bila mereka merancang struktur organisasinya. Elemen tersebut adalah spesialisasi
pekerjaan, departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan
desentralisasi. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam penyusunan

34
struktur organisasi yaitu pendekatan berdasarkan fungsi, berdasrkan jenis pelayanan yang
diberikan, berdasarkan pelanggan, berdasarkan tempat dan matriks.

Menurut Kasus
Struktur organisasi di Ruangan Tulip terdiri dari kepala ruangan, ketua tim dibagi 2 yang
terdiri dari ketua tim A dan ke tua Tim B serta perawat pelaksanan . Ketua tim B dan ketua
tim A terdiri 4 orang, dan masing-masing membawahi 7 orang perawat pelaksana . Pada
ruangan Tulip tidak memilik spesialisasi pekerjaan karena perawatan yang dilakukan
sesuai dengan kondisi pasien dan berdasarkan standar SOP Rsumah Sakit.
Departementalisasi di ruangan Tulip mereka membagikan tugas dan tanggung jawab yang
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pasien yang ada dan di kelompokan sesuai dengan
kondisi pasien minimal care, partial care dan total care.untuk pengeorganisasian seluruh
runagn Tulip di komando oleh kepala ruangan dan dalam melaksanakan tindakan
keperawatan di komando oleh masing-masing ketua timnya. Sistem pengendalian tugas di
Ruangan Tulip di kendalikan secara terstruktur, dimana pusat pengendalian oleh kapala
ruangan bila terjadi kesenjangan pada pelaksanaan tugas.sentralisasi pada Ruangan Tulip
semua di kontrol oleh kepala ruangan.

3. Lingkungan Kerja
Menurut Teori
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito,
1992:25). Selanjutnya menurut Sedarmayati (2001:1) lingkungan kerja merupakan
kseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana
seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok.
Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat
melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian lingkungan
kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-
lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih

35
banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien
(Sedarmayanti, 2001:12).
Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu
(Sedarmayanti,2001:21):
a. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar
tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:
Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti pusat kerja, kursi,
meja, dan sebagainya.

a. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja
yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya temparatur, kelembaban, sirkulasi
udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik, bau tidak sedap, warna dan
lain-lain.

b. Untuk dapat memperkecil penguruh lingkungan fisik terhadap karyawan, maka


langkah pertama harus mempelajari manusia, baik mengenal fisik dan tingkah
lakunya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang
sesuai.
Lingkungan Kerja Non Fisik Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan
yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan
atasan, maupun hubungan dengan sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan
bawahan.

Menurut Kasus
Kondisi fisik ruangan Tulip tampak rapi dan bersih, alat-alat kesehatan dan peralatan
lainnya, serta obat-obatan tersusun rapi baik di troli, maupun di dalam lemari disertai
dengan keterangannya.
Ners Station tampak rapi dan bersih dengan status-status pasien tersusun rapi diatas meja.

4. Sumber Daya
Menurut Teori

36
1. Man (manusia)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah haat tujuanl yang paling menetukan. Manusia
yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia, tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah mahkluk
kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya or-orang yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan.
2. money(uang)
uang merupakan salah satu unsur yang tidakt tukar dan dapat di abaikan. Uang
merupakan alat pengukur nilai. Besar kecilnya hasil kegiatan dapat di ukur dari jumlah
uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan besarnya uang yang harus di sediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang di butuhkan dan harus di beli, serta beberapa
hasil yang akan di capai dari suatu organisasi.
3. Material (Bahan)
Materi terdiri atas bahan setengah jadi dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya, bahan/materi
harus dapat digunakan sebagai salah satu saran. Materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan karena tanpa materi, hasil yang dikehendaki tidak akan tercapai.
4 Machine (mesin)
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin dapat
membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan
efisiensi kerja
5. Method (metode)
Dalam pelaksanaan kerja, diperlukan metode kerja. Tatacara kerja yang baik dapat
memperlancar jalannya pekerjaan. Metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara
pelaksanaan kerja suatau tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik bila orang yang melaksanakannya tidak
mengerti atau tidak mempunyai pengalaman, hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan
demikian, manusia tetap berperan utama dalam manajemen.

37
6. Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab barang yang diproduksi
tidak laku, proses produksi barang dapat berhenti. Hal ini berarti proses kerja tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor yang menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai,
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli
(kemampuan) konsumen.
Menurut Kasus
a). Man (Manusia)
Jumlah perawat diruangan Tulip adalah 24 orang dengan rincian sebagai
berikut
No Nama Karyawan Lulusan Jabatan
1. Riska Yanti S.Kep Ka Ru
2. Andi Meriam Ners Ka Tim A
3. Karolina Somba D III Kep Ka Tim A
4. Nita Distrianti D III Kep Ka Tim A
5. Nurdianti D III Kep Ka Tim A
6. Siti Ramdani D III Kep Ka Tim A
7. Alpin D III Kep Ka Tim B
8. Ekawati S.Kep Ka Tim B
9. Agustini S.kep Ka Tim B
10. Emi Hartati D III Kep Ka Tim B
11. Hikma Wati D III Kep Perawat Pelaksana
12 Yospin D III Kep Perawat Pelaksana
13. Sri Hertanti D III Kep Perawat Pelaksana
14. Mansyur Ners Perawat Pelaksana
15. Hasmawati D III Kep Perawat Pelaksana

16. Fonny D III Kep Perawat Pelaksana


17. Novianty D III Kep Perawat Pelaksana
18. Musdalifah D III Kep Perawat Pelaksana

38
19. Anitawati D III Kep Perawat Pelaksana
20. Irmayani Ners Perawat Pelaksana
21 Melda Latang D III Kep Perawat Pelaksana
22. Nuraeny Ners Perawat Pelaksana
23. Nevy Aprilia D III Kep Perawat Pelaksana
24. Satriyani D III Kep Perawat Pelaksana

b). Money (Uang)


Di ruangan Tulip pembayaran jasa kerja perawat di bayar berdasarkan
golongannya, serta ketrampilan dalam menjalankan tugasnya.
c). Material (Fisik)

LIFT NURSE STASION LIFT

501 513 520 527

502
514
521 528
503
515
522 529
504
516
530
505 523

517 531
506 524

507 518 525 532

526 533
508 519
LORONG
509

510 511 512 LLIF DAPUR

TANNGGA

39
Keterangan :

Total tempat tidur : 33 tempat tidur

Jumlah perawta : 24 perawat

Model keperawatan : mode tim

d). Machine (Teknologi)


Menggunakan 2 telepon ruangan,1 hp ruangan, 1 komputer, wiffi, 4 CCTV
dan 1 AC. Di setiap kamar perawatan, terdapat 1telepon, 1 AC, kulkas,
bel, kamar mandi dan wc, wastafel, dan shower.
e). Metod (Metode)
Di Ruangan perawatan Tulip menggunakan metode tim untuk melakukan
tindakan keperawatan namun karena keterbatasan tenaga perawat oleh
karena itu kepala ruangan membagi tugas sesuai jumlah perawat yang
bertugas pada saat itu. Dan perawat yang bertugas sebagai katim juga
merangkap sebagai pj dan perawat pelaksana.
f). Market (Pasar)
untuk mempromosikan RS Grestelina Makassar kepada masyarakat
dilakukan oleh bidang marketing yang diketuai oleh ibu Dorce Dukun
dengan cara memasang iklan di internet mengenai RS Grestelina
Makassar, menjajaki promosi dengan berbagai perusahaan dalam
mempromosikan RS.

B. Identifikasi Manajemen Asuhan (Flow Of Care)


1) Identifikasi terhadap klien (subjek kegiatan keperawatan) : Karakteristik, kebutuhan,
tingkat ketergantungan
2) Identifikasi Metode penugasan
Metode tim merupakan sistim pemberian asuhan keperawatan yang umum digunakan.
Dalam metode ini seprang perawat profesional yang berijazah, berpengalaman serta
memiliki pengetahuan dibidangnya memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Dalam memberikan
asuhan kepada sekelompokpasien dilakukan melalui upaya kooporatif dan kolaboratif (Douglas, 1992)

40
3) identifikasi discharge planning
4) identifikasi ronde keperawatan
5) identifikasi pre-prost conference
conference klinik adalah pengalaman belajar kelompok yang menjadi bagian integral dari
pengalaman klinik (Billings & Judith 1999). Menurut Reilly & Obermann conference
merupakan bentuk diskusi kelompok mengenai beberapa aspek klinik. Kelompok
melakukan analisis terhadap masalah dan mencari pendekatan alternatif dan kreatif.
Conference dapat menjadi pengalaman belajar yang bermakna dan membuka peluang
berharga bagi perawat untuk menjembatani antara kesenjangan dengan teori dan praktik
keperawatan. Melalui kegiatan conference perawat atau calon perawat dapat
mengenmangakan kemampuan berfikir kritis dan pengambilan keputusan klinik dan
kepercayaan diri dalam menjalankan tugasnya (Wink 1995).
Ada 2 bentuk coference yaitu pre-conference dan post-conference. Pre dan post
conference adalah sesi diskusi kelompok yang dilakukan sebelum dan sesudah praktek
klinik. Keduanya sama-sama memberi kesempatan perawat untuk berdiskusi. Conference
dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana dalam MPKP.
a. Pre-conference
Kegiatan perawat pada pre-conference antara lain berbagai informasi tentang
pengalaman yang akan dihadapi, saling bertanya, mengungkapkan perhatian dan
melakukan klarifikasi tentang rencana kerja atau rencana intervensi keperawatan
(Billings & Judith 1999). Menurut Reilly & Obermann 1999, kegiatan pre-
konference meliputi identifikasi masalah, perencanaan dan evaluasi hasil untuk
mencari solusi. Kegitan pre-conference dalam MPKP jiwa mencakup komunikasi
ketua tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk merencanakan
kegiatan pada sif tersebut. Kegiatan ini dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika staf yang berdinas pada tim tersebut hanya satu orang, pre-
conference akan ditiadakan. Isi pre-conference mencakup rencana setiap perawat
(rencana harian) dan rencana tambahan ketua tim atau penaggung jawab tim
(keliat 2006)
a. Pedoman Pre-Conference
Waktu kegiatan : setelah operan

41
Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab : ketua tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan:
1. Ketua tim atau penanggung jawab tim membuka acara
2. ketua tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana harian setiap
perawat pelaksana
3. ketua tim atau penanggung jawab tim meberi masukan dan tindak lanjut
terkait asuhan yang akan di berikan pada saat itu
4. ketua tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement
5. ketua tim atau penanggung jawab tim menutup acara
b. Pedoman Post-conference
Post-conference merupakan upaya komunikasi antara kedua tim dan perawat
pelaksana mengenai hasil kegiatan sepanjang sif tersebut dan sebelum
melakukan operan kepada sif berikutnya (Peliat 2006). Pada sesi ini,
perawat mendiskusiakan pengalaman klinik, menanyakan pengalaman
klinik yang baru dilakukan, mengananalisis, mengklarifikasi keterkaitan
antara masalah dan situasi yang ada, mengidentifikasi masalah,
menyampaikan perasaan, membangaun sistem pendukung (Billing & Judith
1999). Proses diskusi pada post-conference dapat menghasilakn strategi
efektif dan mengasah kemampuan berfikir kritis untuk merencanakan
pelayanan kegiatan pada layanan perawatan selanjutnya agar dapat
bersinambungan.
Isi post-conference berupa hasil asuhan keperawatan setiap perawat dan hal-
hal penting yang perlu diperhatikan untuk operan (tindak lanjut). Post-
conference di pimpin oleh ketua tim dan penanggung jawab tim (keliat
2006). Kegiatan diskusi pada post-conference memberi kesempatan kedua
tim dan perawat pelaksana untuk berkomunikasi secara profesional dengan
menanyakan pengalaman klinik yang baru dilakukan, mendiskusikan
pengalaman klinik tersebut menganalisis situasi klinik mengklarifikasi
keterkaitan masalah dan situasi, mengidentifikasi masalah, mengungkapkan
perasaan dan membangun sistem pendukung di unit rawat inap.

42
Setiap perawat harus menyadari peran mereka sebagai partisipan aktif
seperti mempertahankan pilihan intervensi keperawatan, mengklarifikasi
pendapat, menggali alternatif pemecahan masalah dan mempraktikan
kemampuan pengambilan keputusan klinik (kartppenito & dustphol 1985).
Perawat pelaksanan dapat memosisikan dirinya sebagi pemimpin dalam
diskusi kelompok, sedangkan kepala ruangan dan tim ketua dapat bertindk
sebagai fasilitator. Mereka dapat mengembangkan diskusi tersebut dengan
berbagai informasi fleksibel dalam memfokuskan topik diskusi atau
mengahlikannya perawat pelaksana agar berpartisipasi aktif dalam diskusi
dengan melemparkan ide-ide pertanyaan, petunjuk dan pernyataan awal
serta memberikan umban balik dengan bijaksana.
6) identifikasi timbang terima shif
layanan keperawatan diberikan secara terus-menerus, bersinambungan tanpa putus 24
jam sehari, tuju hari seminggu dan 365 hari dalam setahun sehingga diperlukan
komunikasi dan koordinasi yang kuat antar perawat disetiap pergantian jam dinas (
nursing shift ). Aktifitas komunikasi bergai informasi tentang rencana asuhan
keperawatan, identifikasi keselamatan pasien dan kelanjutan iformasi terhadap perawat
biasa disebut operan. Beberapa istilah operan antara lain patient care handover,transfer
of accountability,bedside reporting, dan shift handover. Operan pada setiap gantian shift
merupakan periode persiapan karyawan yang akan berdinas pada shift berikutnya saling
berkomunikasi untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan dinas dan
mencocokkan informasi.
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-
teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dam berkomunikasi. Operan shift
berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam.
Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun komunikasi yang akurat
leriabel, tetntang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh staff berikutnya agar layanan
keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif, menjaga keamanan, kepercayaan
dan kehormatan pasien, mengurangi kesenjangan dan ketidakakuratan perawatan, serta
memberi kesempatan perawat, meninggalkan pelayanan langsung.

43
Hasil penelitian Chaboyer, McMurray dan Walls (2007) diaustralia dan sejumlah negara
lain menunjukkan bahwa kurag lebih 30% aktifitas keperawatan bergantung dari
komuniakasi. Apabila komunikasi dan pengetahuan perawat baik, layanan yang diberikan
efesien dan efektif.sebaliknya apabila komunikasi dan tim buruk, hasil akhir yang dicapai
akan buruk. Operan sering kali dilakukan sebagai suatu kegiatan ritual, tradisional,
berupa komunikasi satu arah yang kerap menimbulkan ketidakpuasan kerja dari pasien
dan tim kesehatan lainnya. Seringkali muncul kendala, seperti waktu operan yang terlalu
lama, adanya interupsi, tidak ada standar operan, perawat yang pulang lebih dulu sebelum
operan, atau mobilisasi status pasien.

Nurse Station:
1. operan dipimpin kepala Ruangan
2. ketua tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi setiap pasiennya
berdasarkan dokumentasi keperawatan
3. ketua tim/ penanggung jawab sif dan perawat pelaksanaan dalam tim
mencatat informasi terpeinci mengenai pasien yang akan dirawat pada
catatan hariannya.
4. Proses klarifikasi informasi.

Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien.
2. Validasi data pasien
7) identifikasi discharge planning
Menurut teori
ozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan pasien
untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu
agen pelayanan kesehatan umum. Discharge planning yang efektif seharusnya mencakup
pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang komprehensif tentang
kebutuhan pasien yang berubah-ubah, pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan
untuk memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi
44
pelayanan kesehatan. Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik untuk
kesembuhan dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit
Menurut Kasus
Perawat di Ruangan Tulip melakukan discharge planing pada pasien dan hanya
memberikan edukasi saat akan dilakukan tidankan (keperawatan / medis) dan saat pasien
mau pulang.

45
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif. Perencanaan
Adalah suatu proses menetapkan sasaran dan memilih cara Keberhasilan manajemen
keperawatan dalam mengelola suatu organisasi keperawatan dapat dicapai melalui upaya
penerapan prinsip-prinsip manajemen keperawatan Pelayanan kesehatan yang memadai
ditentukan sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat
didalamnya. Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manajer keperawatan yang
efektif seyogyanya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana.
Sebuah rumah sakit perlu memperhatikan sistem ruangan keperawatannya agar dapat
memberikan pelayanan yang efisien, hal ini di dukung oleh Man (manusia),
money(uang), material (Bahan), machine (mesin), method (metode), market (Pasar).
Pada rumah sakit Grestelina khususnya Ruangan Tulip pada dasarnya seperti
ruangan-ruangan lainnya memiliki kelebihan dan kelemahan yang harus tetap di
perhatikan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan demi kepuasan pasien.

B. Saran
Diharapkan rumah sakit dam hal ini Ruangan Tulip dapat memperhatikan kekurangan-
kekurangan ruangannya agar memperbaiki menejemen demi meningkatkan pelayanan
rumah. Dan bagi mahasiswa agar mampu memahami manajemen ruangan , memahami
kelebihan dan kekurang suatu ruangan sebagai koreksi dalam meningkatkan menejeman
ruangan, dan mampu memberi solusi dalam memanajemenkan kesenjanagan yang terjadi
di ruangan. Serta mampu membandingkan keadaan ruanagn dengan teori yang ada.

46
DAFTAR PUSTAKA

David.F.,R. (2016). Managemen Strategi [Jurnal]


http://digilib.uinsby.ac.id/1757/5/Bab%202.pdf. Diakses tanggan 5 oktober 2018

Handbook for Researchers. (2016). Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16685/Chapter%20II.pdf;sequence=4.
Diakses tanggan 5 oktober 2018

Misbah.M.,J.(2017). Teori, Tipe Kepemimpinan, Peran Dan Fungsi Manajemen Keperawatan


[Jurnal]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/16685/Chapter%20II.pdf;sequence
=4. Diakses tanggan 5 oktober 2018

Mito Julianto. M. (2016). Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen
Konflik[Jurnal]http://jurnal.fatmawatihospital.com/pdf/PerandanFungsiManajemenKepera
watandalamManajemenKonflik.pdf. Diakses tanggan 5 oktober 2018

https://dheje07.files.wordpress.com/2017/06/tugasmankep_teoritipe-
perandalamkepemimpinanstikesmuhkudustingkat3s1kep-dhe_je07_2017.pdf

https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-jenis-manfaat-lingkungan-kerja.html

http://sakinahkreatif.blogspot.com/2015/12/discharge-planning-dalam-keperawatan.html

47

Anda mungkin juga menyukai