Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP

PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

(Mandi, berhias, makan, dan toileting)

Di Susun Oleh Kelompok VI

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN STELLA MARIS


MAKASSAR
2019/2020
A. Masalah utama
Defisit Perawatan Diri
B. Proses terjadinya masalah
1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias,
makan dan BAB / BAK (toileting). (Direja, 2011).
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehaannya, dan
kesejahteraanny, sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan
terganggu perawatan dirinya jika tidak melakukan perawatan dirinya (Keliat
dan Akemat, 2010).
2. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Direja (2011) adalah
sebagai berikut :
a. Mandi / hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta
masuk keluar kamar mandi.
b. Berpakaian / berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam melakukan atau mengambil
potongan, menanggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar
pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan
pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,
menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, memggunakan kaos
kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan,
mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dalam wadah
dan memasukannya kedalam mulut, melengkapi makanan, mengambil
cangkir, serta mencerna makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan dan ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB dan BAK dengan
dan menyiram toilet / kamar mandi.
Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami
harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun
BAB dan BAK.
Menurut Direja (2011) tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan
diri adalah :
a. Fisik
1) Bau badan, pakaian kotor
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas tidak ada ruisiatif
2) Menarik diri, isolasi sosial
3) Merasa tidak berdaya, rendah diri dan meras hina
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat,
gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri

3. Rentang respon
Respon adaptif Respon
maladaptif

Pola perawatan diri seimbang, Kadang perawatan diri, Tidak melakukan


saat C. klien mendapatkan kadang tidak, saat klien perawatan diri, klien
stressorD. dan mampu mendapatkan stressor, menyatakan dia tidak
berprilaku adaptif, pola kadang klien tidak peduli dan tidak bisa
E.
perawatan memperhatikan meakukan perawatan
saat stressor

4. Faktor predisposisi
Menurut Keliat dan Akemat (2009), penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

5. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang/penurunan motivasi,
kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

6. Sumber koping
sumber koping meliputi aset ekonomi, kemampuan dan ketrampilan, teknik
pertahanan, dukungan sosial serta motivasi

7. Mekanisme koping
a. Regresi : mundur ke tingkat perkembangan yng lebih rendah, dengan respon
yang kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang.
Contoh : orang dewasa bila ingin sesuatu harus segera terpenuhi, bila tidak
terpenuhi maka akan marah-marah seperti anak kecil.
b. Penyangkalan : melindungi diri terhadap kenyataan yang tak menyenangkan
dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan dengan cara
mengalihkan diri seperti menjadi “sakit” atau kesibukan lain.
Contoh : pasien yang tampak berantakan tetapi bila ditanya perawat
mengatakan sudah mandi.
c. Isolasi sosial, menarik diri : merupakan keadaan dimana seseorang individu
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya dan tidak mampu membina hubungan secara
terbuka dengan orang lain.
d. Intelektualisasi

8. Pohon masalah

Effect Gangguan
pemeliharaan
kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem
Defisit perawatan diri

Harga Diri Rendah


Causa
Kronis

9. Masalah keperawatan yang muncul


a. Defisit perawatan diri
b. Harga diri rendah
c. Risiko tinggi isolasi social
10. Psikopatowflow diagram
ETIOLOGI

Predisposisi Presipitasi

Pengetahuan
Faktor Biologis Psikososial Sosiokultural Body image
personal hygiene

Penyakit kronis Kemampuan realitas Kurang dukungan Terjadi Pengetahuan


menurun serta latihan dari Perubahan fisik untuk merawat diri
lingkungan berkurang

Menarik diri dari


lingkungan
Ketidakpedulian
terhadap lingkungan
termasuk diri sendiri
Motivasi untuk
merawat diri menurun

Kemampuan merawat
diri berkurang

Defisit Perawatan Diri


11. Data yang perlu di kaji
Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Deficit perawatan diri Subjektif :
 Klien mengatakan dirinya
malas mandi karena airnya
dingin, atau dirumah sakit
tidak tersedia alat mandi.
 Klien mengatakan dirinya
malas berdandan.
 Klien mengatakan ingin
disuapi makan.
 Klien mengatakan jarang
membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK maupun BAB
Objektif :
 Ketidakmampuan mandi/
membersihkan diri ditandai
dengan rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, dan
berbau, serta kuku panjang dan
kotor.
 Ketidakmampuan berpakaian /
berhias ditandai dengan rambut
acak – acakan, pakaian kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, tidak bercukur (laki –
laki) atau tidak berdandan
(wanita).
 Ketidakmpuan makan secara
mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan
berceceran dan makan tidak
pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB / BAK
secara mandiri ditandai dengan
BAB / BAK tidak pada
tempatnya, tidak
membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/ BAK (H.
Direja, Ade 2011)

12. Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri kebersihan diri, makan, berdandan, dan BAK / BAB.
ANALISA DATA

Nama/Umur : ..................................................................................

Ruang/ Kamar : ..................................................................................

No RM : ..................................................................................

NO DATA MASALAH

1. Subjektif : Deficit perawatan diri


 Klien mengatakan dirinya malas
mandi karena airnya dingin,
atau dirumah sakit tidak tersedia
alat mandi.
 Klien mengatakan dirinya malas
berdandan.
 Klien mengatakan ingin disuapi
makan.
 Klien mengatakan jarang
membersihkan alat kelaminnya
setelah BAK maupun BAB
Objektif :
 Ketidakmampuan mandi/
membersihkan diri ditandai
dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki, dan berbau, serta
kuku panjang dan kotor.
 Ketidakmampuan berpakaian /
berhias ditandai dengan rambut
acak – acakan, pakaian kotor
dan tidak rapi, pakaian tidak
sesuai, tidak bercukur (laki –
laki) atau tidak berdandan
(wanita).
 Ketidakmpuan makan secara
mandiri ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan
berceceran dan makan tidak
pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB / BAK
secara mandiri ditandai dengan
BAB / BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB/
BAK (H. Direja, Ade 2011)

MASALAH KEPERAWATAN

Nama/Umur : ..................................................................................
Ruang/ Kamar : ..................................................................................

No RM : ..................................................................................
NO MASALAH TANDA TANGAN
1. Deficit perawatan diri
POHON MASALAH

Effect Gangguan
pemeliharaan
kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem
Defisit perawatan diri

Harga Diri Rendah


Causa
Kronis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/Umur : ..................................................................................
Ruang/ Kamar : ..................................................................................

No RM : ..................................................................................
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA TANGAN
1. Defisit perawatan diri

Makassar, .............................................
Mahasiswa
(.......................................................)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama/Umur : ..................................................................................
Ruang/ Kamar : ..................................................................................

No RM : ..................................................................................

DIAGNOSA
Hari/Tanggal RENCANA TINDAKAN (SP)
KEPERAWATAN

Defisit perawatan diri kebersihan diri, SP 1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri, dengan cara

makan, berdandan, dan BAK / BAB. :


1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
2. Menjelaskan alat – alat untuk menjaga kebersihan diri.
3. Menjelaskan cara – cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih pasien mempraktikkan cara melakukan kebersihan diri.
SP 2. Melatih pasien berdandan / berhias.
Anda sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk
pasien laki – laki tentu harus dibedakan dengan wanita.
1. Untuk pasien laki – laki latihan meliputi :
a. Berpakaian,
b. Menyisir rambut,
c. Bercukur.
2. Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a. Berpakaian,
b. Menyisir rambut,
c. Berhias.
SP 3. Melatih pasien makan secara mandiri.
Untuk melatih makan pasien, Anda dapat melakukan tahapan
sebagai berikut.
1. Menjelaskan cara mempersiapkan makan.
2. Menjelaskan cara makan yang tertib.
3. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah
makan.
4. Praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik.

SP 4. Pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri.


Anda dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai
tahapan berikut:
1. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.
2. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan
BAK.
3. Menjelaskan cara membersihkan tampat BAB dan BAK.
4. Tindakan keperawatan pada pasien
DAFTAR PUSTAKA

Direja, Ade. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika

Yusuf, Ah. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

Keliat dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai