7 Votes
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Gejala dalam hidup manusia yang disebut sukses tampaknya amat menarik untuk dipelajari.
Sebab dengan memahami berbagai segi tentang sukses, seorang bertambah pengetahuannya,
dapat tergugah hasratnya untuk berusaha meraih sukses, lebih luas kesadaranya terhadap
perjuangan mencapai sukses, dan mungkin lebih besar kemungkinan suksesnya pula dalam
semua kegiatan. Sukses ialah Pencapaian yang berangsur-angsur meningkat terhadap suatu
tujuan atau cita-cita yang berharga.
Hasrat untuk belajar dengan cara yang baik hanyalah tumbuh dalam diri seseorang mahasiswa
kalau ia menginsafi pentingnya kecakapan itu. Dengan cara belajar yang baik, pelajaran akan
dapat mudah dikuasai sepenuhnya. Dengan menguasai pelajaran secara sempurna, ujian akan
dapat ditempuh dengan berhasil. Waktu dan kebiasaan yang baik dalam belajar, demikian pula
sekedar uang yang diperlukan untuk membeli suatu barang yang memungkinkan seorang
mahasiswa dapat belajar dengan lebih baik. Tidaklah ada artinya kalau dibandingkan dengan
hasil yang akan diperoleh. Bahkan menurut Sutan Sjahrir dalam bukunya Renungan Indonesia,
belajar dengan cara yang baik akan membentuk watak yang baik pula.
Kalau seorang mahasiswa sampai tidak berhasil dalam usaha belajarnya di Perguruan Tinggi
karena tidak mempunyai cara belajar yang efektif dan efisien, maka akan lebih banyak lagi
waktu, tenaga dan uang yang terbuang percuma dengan sia-sia. Lebih pahit lagi, kegagalan itu
akan selalu nampak dan merupakan kenang-kenangan yang tidak mengembirakan. Sebaliknya
hasil dari usaha yang sukses bukan saja berupa ijazah, pengetahuan dan pengakuan masyarakat
kepadanya sebagai seorang sarjana, melainkan juga berupa perasaan puas terhadap diri sendiri
karena telah dapat mengatasi semua tantangan dan kesukaran di Perguruan Tinggi. Perasaan puas
yang tidak ternilai harganya ini tidak dapat dibeli dengan Kekayaan berapapun besarnya.
Rumusan masalah
Tujuan masalah
1.Mahasiswa mengerti kesulitan yang selama ini menghambat dalam proses belajar.
2.Mahasiswa mengetahui metode cara belajar yang baik sehingga sukses dalam perkuliahan
BAB II
PEMBAHASAN
1.A.Teori belajar
Para ahli belajar berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjelaskan tentang bagaimana
manusia belajar, sedang guru dalam menjalankan tugasnya selalu memikirkan tentang bagaimana
mempengaruhi anak belajar. Jadi guru sering lebih mementingkan prosedur dari pada
penjelasannya. Namun telah menunjukkan kegagalan dalam mengakui hubungan antara teori dan
penerapannya. Menurut Hilgard (1964) ada enam langkah yang akan ditempuh, mulai dari
penelitian murni ke pengembangan teknologi instruksional dan penerapan dalam belajar. Tanpa
memperhatikan sikap terhadap teori belajar, para guru melakukan tugas mengajarnya selalu
didasarkan pada teori. Sebagai contoh, guru yang sedang merangsang siswa untuk berkosentrasi
pada merasakan gerakannya yang sedang dilakukan, maka guru telah menerapkan salah satu
teori belajar motorik, dengan atau tanpa sepengetahuannya. Kalau diteliti manfaat dari penerapan
teori ini, maka teori ini bukanlah merupakan teori yang terbaik, yang dapat berlaku untuk semua
situasi. Salah satu tujuan dari mempelajari teori belajar adalah agar mengacu kita untuk menguji
konsep-konsep teoritis yang ada, yang akan dapat dipakai sebagai landasan dalam keyakinan dan
praktek para guru atau pelatih.
Perbedaan antar belajar dan penampilan (learning and performance) adalah belajar terjadi dalam
diri individu dan karena itu tidak dapat diamati secara langsung. Apa yang dimaksudkan dengan
telah melihat seseorang belajar adalah kita telah melihat perubahan dalam perilaku. Jika kita
menduga telah terjadi belajar apabila kita melihat telah terjadi suatu peningkatan dalam tingkat
penampilan dalam jangka waktu tertentu. Penampilan motorik (motor performance) dalam
hubungannya dengan belajar dalam arti yang lebih luas adalah suatu ekspresi sementara dari
perilaku keterampilan motorik . Keahlian (proficiency) adalah tingkat penampilan pada titik dan
waktu tertentu. Hal ini terjadi berdasarkan fakta bahwa perkembangan keahlian dari hari ke hari
dipengaruhi oleh beberapa kondisi sementara, termasuk fluktuasi fisiologis dan motivasi.
Rintangan dan masalah yang banyak dihadapi oleh mahasiswa selain menyangkut macam-
macam hal seperti kesehatan jasmani, keadaan keuangan atau kesulitan rumah tangga juga
mengenai persoalan cara belajar. Penelitian oleh C.C. Wrenn dan Reginald Bell mengenai
masalah pokok mahasiswa di perguruan tinggi ada 7 hal sebagai berikut:
Gugusan masalah yang ternyata paling banyak mendapat perhatian mahasiswa adalah mengenai
Penyesuaian terhadap tugas-tugas diperguruan tinggi dan kesukaran yang paling banyak
dialami mahasiswa adalah:
Kesulitan tersebut diatas menurut pandangan mahasiswa sendiri dan sebagian tidak termasuk
dalam lingkungan cara belajar. Tetapi hal ini merupakan masalah transisi dari SMA ke
Perguruan Tinggi / Universitas. Mengenai kekurangan yang dirasakan pada lulusan SMA oleh
para dosen dikemukakan 8 hal sebagai berikut:
5.Guru SMA.
7.Bentuk SMA.
Dari hasil penelitian di atas terbuktilah bahwa cara belajar merupakan sebuah masalah yang tentu
dihadapi oleh setiap mahasiswa dan wajib diatasi dengan sebaik-baiknya agar tidak merintangi
sukses studinya. Belakangan diketahui sugesti atau optimisme yang bisa membantu keberhasilan
tersebut. Berikut cara mengembangkan rasa optimisme :
2.Batasi pergaulan dengan orang pesimis. Optimisme dan pesimisme menular secara mental.
Dahulukan prioritas.
4.Membaca dan menulis tidak perlu dijadikan hobi. Anggaplah sebagai pekerjaan utama.
5.Perlu bergaul, belajar gaul dari pergaulan itu sendiri dan bukan dari buku.
2.A.Efisiensi belajar
Pada umumnya setiap orang dalam melakukan sesuatu usaha terpengaruh oleh efisiensi. Efisiensi
adalah sebuah pengertian atau konsepsi yang menggambarkan perbandingan terbaik antara suatu
usaha dengan hasilnya. Jadi efisiensi belajar yaitu perbandingan terbaik antara suatu usaha
belajar dengan hasilnya yang dicapai. Belajar di Universitas adalah suatu usaha yang berat ilmu
yang tak kunjung habis bahkan senantiasa bertambah karena penelitian ilmiah yang dilakukan
terus-menerus tidak mungkin dimiliki dengan usaha yang ringan dan singkat. Para mahasiswa
harus betul-betul mencurahkan pikiran, perhatian, keuletan dan energi selama bertahun-tahun
apabila ingin kelak menjadi sarjana yang benar-benar bermutu. Disamping kesanggupan untuk
berusaha giat dan tekun diperlukan pula cara belajar yang efektif. Dengan demikian dalam
jangka waktu belajar dan hidup yang boleh dikatakan singkat dapat dikuasai dan dimanfaatkan
ilmu yang sebanyak-banyaknya. Mempelajari metode belajar yang efisien dari sudut usaha yaitu
dalam rangka untuk menguasai sejumlah pengetahuan tertentu dengan usaha yang sekecil-
kecilnya.
Berhubungan dengan itu dalam uraian-uraian selanjutnya tidak akan diberikan resep-resep
belajar yang manis, melainkan petunjuk-petunjuk untuk belajar secara bersungguh-sungguh tapi
dengan kemungkinan hasil yang terbaik, yaitu meliputi :
Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu yang harus dipahami oleh para
mahasiswa, melainkan lebih dari itu harus dihayati sepanjang masa belajarnya. Dalam setiap
usaha apapun tentu terdapat asas-asas yang harus dijadikan pedoman untuk suksesnya usaha
tersebut. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu rangkaian kegiatan
untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan. Prinsip dalam belajar menyangkut 3 hal
yaitu keteraturan. Disiplin dan konsentrasi.
Pokok pangkal yang pertama dari cara belajar yang baik adalah keteraturan atau pengetahuan
mengenai cara belajar yang efisien pada umumnya berupa rumus untuk bekerja secara teratur.
Hanya dengan bekerja secara teratur seorang mahasiswa akan memperoleh hasil yang baik. Dan
tiada modal yang lebih bernilai dari pada suatu pikiran yang teratur untuk menuntut ilmu apapun
adalah hasil dari proses pemikiran yang dilakukan secara sistematis. Hanya dengan jalan pikiran
yang teratur pulalah ilmu itu dapat dimengerti dan dihayati. Jangan suka menunda-nunda belajar
sampai dekat ujian.
Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam uasaha
belajar, barulah seorang mahasiswa mungkin mempunyai cara belajar yang baik. Belajar setiap
hari secara teratur hanya mungkin dijalankan kalau seorang mahasiswa mempunya disiplin
waktu untuk mentaati rencana kerja tertentu. Disiplin akan menciptakan kemauan ubtuk bekerja
secara teratur. Berdisiplin selain akan membuat seorang mahasiswa memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kea rah pembentukan watak yang
baik. Watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan suatu pribadi yang luhur.
Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki oleh setiap mahasiswa
dengan jalan latihan. Tetapi keteraturan dan disiplin harus ditanam dan diperkembangkan dengan
penuh kemauan dan kesungguhan sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada dirinya.
Dengan demikian kebiasaan yang baik, bahwa setiap usaha belajar selalu memberikan hasil yang
sangat memuaskan.
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal
lainnya yang tidak berhubungan. Dalam kenyataan ada mahasiswa yang memiliki kemampuan
konsentrasi yang besar dan untuk waktu yang lama. Sebaliknya terdapat pula mahasiswa yang
sukar memusatkan pikirannya terhadap suatu pelajaran, dan kalaupun bias hanya untuk waktu
yang sangat singkat. Kemampuan konsentrasi sesungguhnya merupakan kebiasaan seseorang
yang dapat dilatih, jadi bukannya suatu bakat atau sesuatu yang diwarisi dari leluhur. Pada
dasarnya konsentrasi merupakan akibat dari perhatian, terutama dari perhatian yang bersifat
spontan yang ditimbulkanoleh minat terhadap suatu hal. Setiap mahasiswa dengan
mengembangkan minatnya dan melatih diri dapatlah berangsur-angsur memperbesar kemampuan
konsentrasinya sehingga merupakan kebiasaan yang mudah dilakukannya sewaktu-waktu
diperlukan.
Beberapa sebab atau keadaan yang dapat membuat pikiran seseorang mahasiswa melayang-
layang sewaktu belajar, sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia adalah :
1.
1. Kekurangan minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.
2. Gangguan keadaan sekelilingnya
3. Urusan-urusan kecil atau buah-buah pikiran yang pergi dating mengaduk-aduk
dalam otak sehingga sering memecah perhatian yang sedang dipusatkan.
4. Kesenadaan mengenai sesuatu hal bahan pelajaran sehingga menimbulkan
kejemuan dalam pikiran.
5. Gangguan kesehatan dalam diri mahasiswa atau keletihan badan.
Setelah mengerti arti konsentrasi, sumber timbulnya dan gangguan bagi terciptanya konsentrasi,
perlulah seseorang mahasiswa melatih diri untuk membiasakan melakukan konsentrasi dalan
belajar. Beberapa cara dan petunjuk untuk mengembangkan kemampuan itu sebagai berikut :
1. Setiap mahasiswa hendaknya mempunya minat yang besar terhadap mata kuliah yang
dipelajarinya. Suka atau tidak suka, semua mata kuliah harus ditempuh dalam ujian. Sifat
membenci suatu mata kuliah tidak bermanfaat. Yang terbaik ialah mengambil sikap positif
dengan berusaha menyukai semua mata kuliah. Ini dapat dicapai dengan 2 jalan :
a. Carilah keterangan yang lengkap tentang hal-hal yang bernilai dan mempesonakan pada mata
kuliah tersebut.
Setiap mahasiswa hendaknya mempunyai tempat belajar yang khusus dipergunakan untuk
belajar. Bila telah menjadi kebiasaan bahwa setiap kali berada ditempat itu berarti belajar, maka
suasana kejiwaan seeorang mahasiswa telah disiapkan dan tertuju kepada belajar setiap kali ia
menghadapi mejanya. Dengan demikian pikirannya tidak mudah melayang kesana kemari.
2. Kutiplah bagian-bagian yang penting atau membuat catatan ditepi buku ataupun mengaris
bawahi kalimat-kalimat dengan bolpint berwarna.
3. Mahasiswa dapat pula membaca buku pelajarannya dengan bersuara atau membaca secara
cepat. Selanjutnya biasakanlah untuk mencapai hasil tertentu dalam belajar.
Sukses dalam studi tidak semata-mata bergantung pada banyaknya waktu belajar yang
dipergunakan, melainkan juga pada intensitas konsentrasi yang dapat diciptakan. Lebih-lebih
kemampuan konsentrasi merupakan suatu keharusan agar setiap menit yang dipakainya untuk
belajar dapat memberikan hasil yang maksimal. Para mahasiswa harus senantiasa menghadiri
kuliah-kuliah secara tertib, mencatat uraian dosen dengan sebaik-baiknya dan menyempurnakan
catatan setelah selesai kuliah serta mempelajari catatan kuliahnya secara teratur sejak awal tahun
ajaran.
KISI-KISI MANAGEMENT BELAJAR DAN LATIHAN
Cara belajar sebagaimana diuraikan dimuka bukanlah berupa petunjuk-petunjuk yang sulit
sehingga tidak mungkin dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Pedoman-pedoman itu adalah
sederhana dan pasti dapat dilaksanakan oleh oleh setiap mahasiswa yang mau sekedar berjerih
payah mempraktekkannya. Setelah membiasakan diri sehingga semuanya dilakukan secara
otomatis, mahasiswa tersebut telah memiliki suatu cara belajar yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Hermit Herman, 2008. Fun di Kampus Impian. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Gie Liang, 1986. Cara Belajar yang Efektif dan Efisien. Yokyakarta : PT Pusat
Kemajuan Studi