Anda di halaman 1dari 23

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN BERBASIS

SWOT PADA RSIA BUNDA AISYAH TASIKMALAYA

MAKALAH

Oleh :

Fadila Hindaya 228020123

M Fadhil Andhika H 228020137

Radita Syahputri 228020139

UNIVERSITAS PASUNDAN

FAKULTAS MANAJEMEN

PROGRAM STUDI MAGISTER

MANAJEMEN RUMAH SAKIT

BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat
manusia dari zaman jahiliah menuju jalan yang benar.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah dan sebagai
bentuk dedikasi penulis dalam mengeksplorasi dan mendalami topik yang relevan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat
keterbatasan pengetahuan dan wawasan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


memberikan dukungan, motivasi, dan bantuan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan turut serta dalam
peningkatan pemahaman akan topik yang dibahas.

Bandung, 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

2.1 Lingkungan Pemasaran Internal dan Eksternal di RSIA Bunda Aisyah


Tasikmalaya ......................................................................................................... 6

2.1.1 Lingkungan Pemasaran Internal ............................................................. 7

2.1.2 Lingkungan Pemasaran Eksternal ........................................................... 8

2.2 Analisis SWOT ............................................................................................ 10

2.2.1 Tahapan Analisis................................................................................... 11

2.3 Strategi Pemasaran RSIA Bunda Aisyah ............................................... 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17

3.2 Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks EFE (External Factor Evaluation) RSIA Bunda Aisyah ......... 11

Tabel 2.2 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) RSIA Bunda Aisyah ............ 12

Tabel 2.3 Matriks SWOT ...................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yaitu kesehatan. Sebagai

suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya juga harus menjalankan fungsi-

fungsi bisnis dalam manajerialnya, salah satunya adalah bagaimana

menghasilkan suatu produk jasa yang bermutu atau berkualitas. Apabila rumah

sakit tidak memperhatikan kualitas pelayanannya maka akan ditinggalkan oleh

pelanggannya yang menyebabkan kerugian bagi semua pihak dan bagi petugas,

pengelola atau pemilik rumah sakit sehingga tidak mendapatkan pendapatannya.

Pengguna atau pelanggan juga akan ikut dirugikan karena berkurang atau tidak

mendapatkan layanan yang bermutu apalagi bagi masyarakat yang tidak mampu

untuk memilih rumah sakit lain sesuai dengan keinginannya. Kemampuan rumah

sakit dalam menyampaikan kualitas pelayanan kesehatan yang baik merupakan

harapan bagi setiap masyarakat ketika datang untuk melakukan konsultasi atas

permasalahan kesehatan yang sedang mereka rasakan.

Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menurut Permenkes nomor 3

tahun 2020 rumah sakit dikategorikan menjadi dua yaitu rumah sakit umum dan

rumah sakit khusus. Salah satu rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan

pada satu bidang tertentu adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA). Rumah Sakit

Ibu dan Anak merupakan penyelenggara kesehatan yang memberikan pelayanan

utamanya kesehatan ibu dan kesehatan anak. Rumah Sakit Ibu dan Anak dituntut

memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak secara professional dan

1
2

bermutu. Seperti yang tertuang dalam UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Rumah

Sakit menyatakan bahwa tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan

fungsifungsi manajemen rumah sakit yang berdasarkan prinsip-prinsip

transparansi, akuntabilitas, independensi dan responbilitas, kesetaraan dan

kewajaran. Penyelenggaraan rumah sakit agar berjalan dengan baik sesuai dengan

visi, misi dan tujuan rumah sakit, diperlukan perencanaan strategi yang tepat.

Dengan permasalahan dan persaingan bisnis yang dihadapi rumah sakit saat ini,

khususnya Rumah Sakit Ibu dan Anak, peran perencanaan strategi bisnis menjadi

penting dan menentukan keberhasilan penyelenggaraan rumah sakit. perencanaan

strategi bisnis memberikan arah dan fokus dan panduan bagi rumah sakit.

Seiring dengan perkembangan rumah sakit di Indonesia yang saat ini telah

semakin membaik, maka dimulailah persaingan antar rumah sakit, baik antara

rumah sakit swasta nasional dan internasional, rumah sakit pemerintah dan rumah

sakit swasta nasional, maupun rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta

internasional. Oleh karena itu, setiap rumah sakit/klinik harus dapat membuat

suatu strategi pemasaran yang tepat dan dapat membuat suatu perencanaan untuk

dapat bersaing dimasa sekarang dan akan datang. Strategi tersebut diperlukan

untuk dapat meningkatkan daya saing diantara perusahaan yang sejenis. Usaha

tersebut tidak mudah dikarenakan rumah sakit/klinik harus memiliki strategi

bersaing yang tepat dalam usahanya mencapai keunggulan kompetitif. Situasi

perkembangan zaman yang selalu berubah-ubah dapat menjadikan peluang

peningkatan usaha atau bahkan menjadi ancaman bagi rumah sakit/klinik. Rumah

Sakit harus memiliki rencana strategi yang baik agar berhasil dalam menghadapi
3

persaingan di era disruptif ini. Rencana strategi merupakan salah satu cara

manajemen dalam mengelola kondisi perusahaan saat ini untuk melakukan

gambaran kondisi perusahaan pada masa yang akan datang. Rencana strategi

memberikan garis besar arah dan panduan untuk mencapai tujuan rumah sakit,

dan rencana bisnis menjabarkan secara rinci bagaimana setiap bagian dalam

rumah sakit harus diatur untuk membawa rumah sakit menuju arah strategis yang

sudah d.itetapkan dalam rencana strategi. Salah satu upaya untuk mengetahui

strategi yang tepat bagi rumah sakit/klinik adalah dengan analisis SWOT.

Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor secara sistematis

untuk merumuskan strategi rumah sakit/klinik. Secara umum, penentuan strategi

yang tepat bagi rumah sakit/klinik dimulai dengan mengenali opportunity

(peluang) dan treats (ancaman) yang terkandung dalam lingkungan eksternal

serta memahami strength (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) pada aspek

internal perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing dan

mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Penerapan strategi pemasaran yang

tepat mempunyai peran penting dalam mewujudkan loyalitas pasien terhadap

pelayanan jasa rumah sakit/klinik. Bentuk pelayanan jasa berbeda dengan produk

fisik, dimana pelayanan jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, didengar atau diraba

sebelum dibeli.

RSIA Bunda Aisyah adalah sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak yang terletak

di Tasikmalaya, Jawa Barat. Rumah Sakit ini didirikan di atas lahan seluas kurang

lebih 2200 m2 dengan dua bangunan untuk pelayanan dan perkantoran. Fasilitas

yang disediakan meliputi Instalasi Gawat Darurat, Laboratorium, Farmasi, ruang


4

bedah sentral, ruang bersalin, dan ruang untuk pelayanan Poliklinik spesialis

Obstetri Ginekologi, dan Anak. RSIA Bunda Aisyah bertujuan untuk

meningkatkan status kesehatan masyarakat secara keseluruhan dengan

memberikan perawatan yang personal, berkualitas, penuh kasih sayang, martabat,

dan rasa hormat. Mereka menawarkan layanan medis dan bedah lengkap baik

untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Selain itu, rumah sakit ini juga

menyediakan layanan kesehatan medis dan bedah lengkap baik untuk pasien

rawat inap maupun rawat jalan.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana lingkungan pemasaran baik internal maupun eksternal di RSIA

Bunda Aisyah

2. Bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) di RSIA

Bunda Aisyah

3. Bagaimana strategi pemasaran di RSIA Bunda Aisyah

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah sebelumnya,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Lingkungan pemasaran baik internal maupun eksternal di RSIA Bunda

Aisyah
5

2. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) di RSIA Bunda

Aisyah

3. Strategi pemasaran di RSIA Bunda Aisyah


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Pemasaran Internal dan Eksternal di RSIA Bunda Aisyah

Tasikmalaya

Lingkungan pemasaran baik internal maupun eksternal di RSIA Bunda

Aisyah merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan rumah sakit

dalam menjangkau dan menjawat pasar. Pasar pemasaran rumah sakit melibatkan

kelompok pasien yang beragam, mulai dari kelompok pasien rawat inap, rawat

jalan, hingga kelompok pasien kesehatan masyarakat yang melibatkan layanan

kesehatan medis dan bedah. Rumah sakit bergantung pada pemasok yang tepat

untuk menyediakan perawatan medis, obat, dan fasilitas lainnya. Pemasok yang

baik akan memastikan bahwa rumah sakit memiliki sumber daya medis yang cukup

dan terbaru.

Koordinasi yang baik antara berbagai divisi dan departemen dalam rumah

sakit sangat penting untuk menjaga kelangsungan pemasaran. Misalnya, koordinasi

yang baik antara divisi perawatan, obat, dan layanan kesehatan akan memastikan

bahwa pasien mendapatkan perawatan yang penuh hati. Rumah sakit perlu

menghadapi persaingan dari pesaingan lain dengan meningkatkan promosi dan

kesadaran tentang brand dan layanan yang ditawarkan. Hal ini dapat dilakukan

melalui media tradisional, digital, atau promosi yang langsung dilakukan pada

pasien yang telah lahir di rumah sakit. Dukungan manajemen yang baik dari puncak

perusahaan, serta kesadaran dari staf tentang pentingnya pemasaran, sangat penting

untuk menjangkau dan menjawat pasar.

6
7

Hal ini mencakup pengembangan strategi pemasaran, penetrasi pasar,

hingga pengembangan produk baru. Dalam menjawat lingkungan pemasaran, RSIA

Bunda Aisyah perlu memperhatikan semua aspek ini dan mengembangkan strategi

yang sesuai untuk meningkatkan kesuksesan rumah sakit dalam menjangkau dan

menjawat pasar.

2.1.1 Lingkungan Pemasaran Internal

RSIA Bunda Aisyah Tasikmalaya sebagai Rumah Sakit Ibu dan Anak perlu

memperhatikan lingkungan pemasaran internal untuk memastikan kelangsungan

operasional dan keberhasilan dalam menjangkau dan menjawat pasar. Lingkungan

pemasaran internal meliputi faktor-faktor seperti struktur organisasi, budaya

organisasi, fasilitas dan sumber daya. Dalam hal ini, RSIA Bunda Aisyah perlu

memperhatikan biaya yang dikenakan pada pasien, kualitas tindakan medis yang

diberikan, fasilitas yang tersedia, serta koordinasi yang baik antar divisi dan

departemen dalam rumah sakit. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut,

RSIA Bunda Aisyah dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan memperkuat

posisi di pasar kesehatan.

Struktur organisasi rumah sakit mencakup peran yang dimainkan oleh

berbagai bagian dan divisi dalam rumah sakit, seperti perawatan, obat, dan layanan

kesehatan masyarakat. Struktur organisasi yang baik akan memungkinkan rumah

sakit untuk menjaga kelangsungan operasional dan menjawat pasar. Budaya

organisasi mencakup cara berinteraksi dan berkerjasama yang ada di antara anggota

staf rumah sakit. Budaya yang baik akan mempromosikan kerjasama, kreativitas,

dan inovasi, yang penting untuk menjaga kualitas layanan dan menjawat pasar.
8

Fasilitas dan sumber daya merupakan elemen penting yang mempengaruhi

kualitas layanan yang ditawarkan oleh rumah sakit. Fasilitas yang tersedia, seperti

laboratorium, radiologi, dan ruang perawatan, harus selalu diperbarui dan

ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang berkembang. Sumber daya

manusia, termasuk tenaga medis dan non medis, juga harus seimbang dan efisien

dalam menjaga kelangsungan operasional rumah sakit. Rumah sakit perlu

memperhatikan biaya yang dikenakan oleh pasien, baik itu biaya langsung atau

biaya beban, untuk menjaga kelangsungan operasional dan menjawat pasar. Hal ini

mencakup pengembangan strategi pemasaran, penetrasi pasar, dan pengembangan

produk baru.

Kualitas tindakan medis yang diberikan oleh rumah sakit sangat penting

untuk menjaga kesuksesan dan menjawat pasar. Rumah sakit harus memastikan

bahwa tenaga medis yang ada memiliki kualifikasi dan pengalaman yang cukup

untuk menyediakan perawatan medis yang berkualitas. Koordinasi yang baik antara

berbagai divisi dan departemen dalam rumah sakit sangat penting untuk menjaga

kelangsungan operasional dan menjawat pasar. Hal ini mencakup penyelamatan

informasi, perencanaan sumber daya, dan pengambilan keputusan yang tepat.

Dalam menjawat lingkungan pemasaran internal, RSIA Bunda Aisyah perlu

memperhatikan semua aspek ini dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk

meningkatkan kesuksesan rumah sakit dalam menjangkau dan menjawat pasar.

2.1.2 Lingkungan Pemasaran Eksternal

Lingkungan pemasaran eksternal RSIA Bunda Aisyah Tasikmalaya

mencakup faktor-faktor seperti persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,


9

tingkat persaingan dari rumah sakit atau klinik lain, serta regulasi dan kebijakan

pemerintah terkait layanan kesehatan. Dalam konteks ini, rumah sakit perlu

memperhatikan citra dan reputasi mereka di mata masyarakat, serta strategi

pemasaran yang tepat untuk bersaing dalam pasar layanan kesehatan. Selain itu,

pemahaman yang mendalam terhadap regulasi dan kebijakan pemerintah juga

penting untuk memastikan bahwa rumah sakit beroperasi sesuai dengan ketentuan

yang berlaku dan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas.

Persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mempengaruhi citra dan

reputasi rumah sakit di mata masyarakat. Rumah sakit perlu memahami persepsi

masyarakat dan menyesuaikan strategi pemasaran sesuai dengan kebutuhan pasien.

Tingkat persaingan dari rumah sakit atau klinik lain mempengaruhi posisi

rumah sakit dalam pasar layanan kesehatan. Rumah sakit perlu memahami tingkat

persaingan yang ada dan menghadapi persaingan dengan strategi yang tepat.

Regulasi dan kebijakan pemerintah terkait layanan kesehatan

mempengaruhi bagaimana rumah sakit beroperasi dan menyediakan layanan.

Rumah sakit perlu memahami regulasi dan kebijakan tersebut dan menyesuaikan

operasional sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam menjawat lingkungan pemasaran eksternal, RSIA Bunda Aisyah

perlu memperhatikan semua aspek ini dan mengembangkan strategi pemasaran

yang sesuai untuk meningkatkan kesuksesan rumah sakit dalam menjangkau dan

menjawat pasar.
10

2.2 Analisis SWOT

Matrik SWOT atau TOWS adalah sebuah alat pencocokan yang penting

yang membantu untuk mengembangkan empat jenis strategi, yaitu dengan

membandingkan hasil analisis eksternal yang menghasilkan peluang dan ancaman

dan analisis internal yang menghasilkan kekuatan dan kelemahan. Pengertian

variable SWOT :

1. Strength (kekuatan), adalah suatu kondisi dimana perusahaan mampu

melakukan semua tugasnya dengan sangat baik, bahkan di atas rata-rata

perusahaan yang sejenis.

2. Weakness (kelemahan), adalah kondisi dimana perusahaan kurang mampu

melaksanakan tugasnya dengan baik disebabkan oleh sarana dan prasarana

yang kurang memadai.

3. Opportunity (peluang), adalah suatu potensi bisnis menguntungkan yang

dapat diraih oleh perusahaan yang masih belum dikuasai oleh pihak

competitor dan masih belum tersentuh oleh poihak manapun.

4. Threat (ancaman), adalah suatu keadaan dimana perusahaan mengalami

kesulitan disebabkan oleh kinerja pihak competitor, yang jika dibiarkan

maka perusahaan akan mengalami kesulitan di kemudian hari.

Alat yang dipakai untuk menyusun factor-faktor strategis perusahaan salah

satunya adalah matriks SWOT / TOWS. Matriks ini menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.


11

2.2.1 Tahapan Analisis

Pada tahapan ini, hasil dari analisis lingkungan eksternal dapat diidentifikasi

yang menjadi faktor peluang bagi rumah sakit adalah lokasi RSIA Bunda Aisyah

yang strategis, mudah dijangkau dan Area cakupan pelanggan yang luas. Produk

Domestik Regional Bruto, Inflasi dan tingkat belanja masyarakat yang masih

terjaga. Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya yang meningkat dengan jumlah usia

produktif yang tinggi. Kasus balita Stunting, Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian Bayi yang masih tinggi. Yang menjadi faktor ancaman bagi rumah sakit

adalah Aturan Kerjasama BPJS yang dirasakan memberatkan rumah sakit. Dan

bermunculannya rumah sakit baru dengan fasilitas dan pelayanan serta SDM yang

lengkap. Faktor peluang dan ancaman ini dianalisis menggunakan Matrik EFE pada

tabel dibawah ini :

Tabel 2.1

Matriks EFE (External Factor Evaluation) RSIA Bunda Aisyah

No Faktor Sukses Kritis (CSF) Bobot (B) Skala (S) Skor (B x S)


Peluang
PDRB, Inflasi dan tingkat
1 belanja masyarakat yang 0,10 2 0,2
terjaga
Lokasi RSIA Bunda Aisyah
yang strategis, mudah
2 0,30 4 1,2
dijangkau dan Area cakupan
pelanggan yang luas
Jumlah penduduk Kota
Tasikmalaya yang meningkat
3 0,12 3 0,36
dengan jumlah usia produktif
yang tinggi
12

Kasus balita Stunting, Angka


Kematian Ibu dan Angka
4 0,13 3 0,39
Kematian Bayi yang masih
tinggi
Total 2,15
Ancaman
Aturan Kerjasama BPJS
1 yang dirasakan memberatkan 0,20 2 0,4
RS
Rumah Sakit Baru dengan
2 fasilitas dan pelayanan serta 0,15 2 0,3
SDM yang lengkap
Total 0,7
Total (Peluang dan
1,0 2,85
Ancaman)

Tabel 2.2

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) RSIA Bunda Aisyah

No Faktor Sukses Kritis (CSF) Bobot (B) Skala (S) Skor (B x S)


Kekuatan
Laporan keuangan, SDM
keuangan, pengembangan
1 bisnis dan laporan kinerja 0,15 4 0,60
keuangan yang baik dan
optimal
Tersedianya struktur
organisasi yang jelas, SOP,
2 0,10 3 0,30
job desk yang jelas dan
evaluasi program kerja
SI Rumah Sakit yang optimal
3 yang terkoneksi ke tiap unit 0,10 3 0,30
dengan dukungan SDM IT

4 Penambahan layanan klinik 0,10 4 0,40

Penambahan bangunan,
5 perlatan medis yang modern 0,15 4 0,60
dan perluasan lahan parkir
13

Penerapan manajemen SDM


6 0,08 3 0,24
sudah berjalan dengan baik
Tingkat kesesuaian persepsi
7 dan harapan pasien yang 0,07 3 0,21
tinggi
Total 2,65
Kelemahan
Kegiatan pemasaran terutama
1 pemasaran online belum 0,15 3 0,45
optimal
Kekurangan tenaga medis
2 khususnya dokter spesialis 0,10 4 0,40
Anak
Total 0,85
Total (Peluang dan
1,0 3,50
Ancaman)

Tabel 2.3

Matriks SWOT

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


Internal Internal Eksternal Eksternal
(Strength) (Weakness) (Opportunities) (Threats)
1. Laporan 1. Kegiatan 1. PDRB, Inflasi, 1. Aturan
keuangan, pemasaran dan tingkat Kerjasama
SDM terutama belanja BPJS yang
keuangan, pemasaran masyarakat dirasakan
pengembangan online belum yang terjaga memberatkan
bisnis dan optimal 2. Lokasi RSIA RS
laporan kinerja 2. Kekurangan Bunda Aisyah 2. Rumah Sakit
keuangan yang tenaga medis yang strategis Baru dengan
baik dan khususnya dan mudah fasilitas dan
optima dokter dijangkau pelayanan
2. Tersedianya spesialis Anak 3. Area cakupan serta SDM
struktur pelanggan yang yang lengkap
organisasi luas
yang jelas, 4. Jumlah
SOP, job desk penduduk Kota
yang jelas dan Tasikmalaya
14

evaluasi yang
program kerja. meningkat
3. SI Rumah dengan jumlah
Sakit yang usia produktif
optimal yang yang tinggi
terkoneksi ke 5. Kasus balita
tiap unit Stunting,
dengan Angka
dukungan Kematian Ibu
SDM IT. dan Angka
4. Penambahan Kematian Bayi
layanan klinik yang masih
5. Penambahan tinggi
bangunan,
perlatan medis
yang modern
dan perluasan
lahan parker
6. Penerapan
manajemen
SDM sudah
berjalan
dengan baik
7. Tingkat
kesesuaian
persepsi dan
harapan pasien

SKOR TOTAL IFE

Tinggi (3.0-4.0) Sedang (2.0-2.99) Lemah (1.0-1.99)

Tinggi (3.0-4.0) I II III

EFE = 2.85
IFE = 3.50
Sedang (2.0-2.99) IV V VI
15

Lemah (1.0-1.99) VII VIII IX

Gambar 2.1 Matriks IE RSIA Bunda Aisyah


Berdasarkan hasil matriks SWOT pada tabel 2.3 menunjukkan posisi RSIA

Bunda Aisyah berada pada kuadran 1 dimana kondisi ini mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif. Sedangkan berdasarkan hasil matriks IE menunjukkan

posisi rumah sakit berada pada sel IV, yang menunjukkan posisi rumah sakit pada

posisi tumbuh dan berkembang (Growth and Build). Perpaduan hasil dari kedua

matriks tersebut, maka strategi yang direkomendasikan adalah pengembangan

pasar dalam upaya meningkatkan penjualan dan meningkatkan pertumbuhan

produktivitas rumah sakit, pengembangan produk dalam upaya mengembangkan

produk dan berfokus pada perbaikan pelayanan untuk meningkatkan penjualan dan

penetrasi pasar dalam upaya mengembangkan pasar dan produk yang telah ada.

2.3 Strategi Pemasaran RSIA Bunda Aisyah

1. Penetrasi pasar

Strategi penetrasi pasar berusaha meningkatkan pangsa pasar dimana dalam hal

ini Klinik Bunda melakukan pendekatan-pendekatan kepada masyarakat

sekitarnya sebagai potential customer, dengan cara penyebaran pamflet,

melakukan penyuluhan maupun seminar kesehatan, pemeriksaan maupun

pengobatan gratis. Selain itu, strategi penetrasi pasar juga dapat dilakukan

dengan memasang iklan pada media cetak, elektronik maupun internet dan
16

publisitas. Hal ini untuk lebih memperkenalkan Klinik Bunda kepada

masyarakat dan untuk menambah pasien di kemudian hari.

2. Pengembangan pasar

Strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama

dengan perusahaan asuransi, terutama dengan BPJS. Kerjasama juga dapat

dilakukan dengan perguruan tinggi untuk merekrut atau melakukan

penambahan SDM yang berkualitas dan berstandar akademik tinggi. Pemberian

latihan dan keterampilan khusus bertujuan mencapai SDM yang berkualitas dan

profesionalisme. Selain itu, juga perlu untuk lebih meningkatkan kerjasama

dengan bidan-bidan desa di wilayah Boyolali maupun melakukan kerjasama

dengan praktek dokter untuk bisa mendatangkan pasienpasien rujukan ke Klinik

Bunda. Hal ini bisa disebabkan oleh karena minimnya alat yang dibutuhkan

untuk menangani pasien tersebut atau kondisi tempat yang kurang

memungkinkan untuk merawat pasien. Selanjutnya untuk jangka panjang,

klinik Bunda diharapkan dapat berubah menjadi suatu rumah sakit.

3. Pengembangan produk (pelayanan)

Pengembangan produk (pelayanan) dapat dilakukan dengan menambah fasilitas

kesehatan dengan teknologi terbaru, misalnya peralatan laboratorium

dilengkapi dengan peralatan penunjang untuk program bayi tabung. Selain itu,

juga menambah sarana pelayanan medik, misalnya: Ruang Perinatologi

dilengkapi dengan alat sipep, inkubator elektrik minimal 3 buah dan pasien

monitor.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lingkungan pemasaran internal meliputi struktur organisasi, budaya organisasi,

fasilitas, dan sumber daya. Dalam konteks ini, Rumah Sakit Bunda Aisyah perlu

memperhatikan biaya yang dikenakan pada pasien, kualitas tindakan medis yang

diberikan, fasilitas yang tersedia, serta koordinasi yang baik antar divisi dan

departemen dalam rumah sakit. Lingkungan pemasaran eksternal meliputi persepsi

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, tingkat persaingan dari rumah sakit atau

klinik lain, serta regulasi dan kebijakan pemerintah terkait layanan kesehatan.

Dalam konteks ini, rumah sakit perlu memperhatikan citra dan reputasi mereka di

mata masyarakat, serta strategi pemasaran yang tepat untuk bersaing dalam pasar

layanan kesehatan. Selain itu, pemahaman yang mendalam terhadap regulasi dan

kebijakan pemerintah juga penting untuk memastikan bahwa rumah sakit

beroperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dapat memberikan pelayanan

yang berkualitas. Untuk meningkatkan kesuksesan rumah sakit dalam menjangkau

dan menjawat pasar, Rumah Sakit Bunda Aisyah perlu memperhatikan beberapa

aspek penting dalam pengembangan strategi pemasaran, seperti persepsi

masyarakat, tingkat persaingan dengan rumah sakit atau klinik lain, dan regulasi

dan kebijakan pemerintah terkait layanan kesehatan.

3.2 Saran

1. Mengembangkan strategi pemasaran yang efektif: Rumah Sakit Bunda

Aisyah perlu memperhatikan persepsi masyarakat, tingkat persaingan

17
18

dengan rumah sakit atau klinik lain, dan regulasi dan kebijakan pemerintah

terkait layanan kesehatan. Strategi pemasaran yang tepat akan membantu

meningkatkan loyalitas pasien dan mengembangkan pasar melalui

kerjasama pelayanan dengan perusahaan dan mitra strategis.

2. Menjaga kualitas pelayanan dan fasilitas: Rumah Sakit Bunda Aisyah harus

memastikan biaya yang dikenakan pada pasien, kualitas tindakan medis

yang diberikan, fasilitas yang tersedia, serta koordinasi yang baik antar

divisi dan departemen dalam rumah sakit.

3. Meningkatkan kerjasama dan inovasi: Dalam konteks internas, rumah sakit

perlu meningkatkan kerjasama dan inovasi antara anggota staf untuk

menjaga kelangsungan operasional dan menjawat pasar. Hal ini mencakup

pengembangan sikap dan kompetensi staf, serta penyelamatan informasi

yang baik.

4. Meningkatkan dukungan manajemen: Dukungan manajemen yang baik dari

puncak perusahaan, serta kesadaran dari staf tentang pentingnya pemasaran,

sangat penting untuk menjangkau dan menjawat pasar. Hal ini mencakup

pengembangan strategi pemasaran, penetrasi pasar, hingga pengembangan

produk baru.

5. Meningkatkan promosi dan kesadaran: Rumah sakit perlu menghadapi

persaingan dari pesaingan lain dengan meningkatkan promosi dan

kesadaran tentang brand dan layanan yang ditawarkan. Hal ini dapat

dilakukan melalui media tradisional, digital, atau promosi yang langsung

dilakukan pada pasien yang telah lahir di rumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA

Analisis Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit Ibu Dan Anak (Studi Kasus Rumah

Sakit Bunda Aisyah Tasikmalaya) | Jurnal Sosial Teknologi. (n.d.). Retrieved

January 10, 2024, from

https://sostech.greenvest.co.id/index.php/sostech/article/view/390/846

Ayuningtyas, D. (2013). Perencanaan Strategis Untuk Organisasi Pelayanan Kesehatan.

Ayuningtyas, D. (2020). Manajemen Strategis Organisasi Pelayanan Kesehatan:

Konsep dan Langkah Praktis. Depok: Rajawali Pers.

RSIA Bunda Aisyah - Biaya, Tindakan Medis, Fasilitas, dan Dokter - Alodokter.

(n.d.). Retrieved January 10, 2024, from https://www.alodokter.com/cari-

rumah-sakit/rsia-bunda-aisyah

19

Anda mungkin juga menyukai