Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU

MANAJEMEN STRATEJIK RUMAH SAKIT

IMPLEMENTASI STRATEGI UNIT BISNIS DI RUMAH SAKIT


DOSEN PENGAMPU : SAFARI HASAN, S.IP., MMRS.

ZHALWA ANGGORO QUROTUAINI

10821032

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Implementasi Strategi Bisnis Unit Di rumah Sakit”
dengan tepat waktu. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada SAFARI
HASAN, S.IP., MMRS. sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Stratejik Rumah Sakit yang telah membimbing saya dalam penyusunan makalah
ini.

Hal-hal yang mendorong dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai


pengganti UTS pada mata kuliah Manajemen Stratejik Rumah Sakit.
Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para
pembaca serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk
ke depannya. Saya sebagai penulis pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan.
Begitu pula dalam penyusunan makalah ini yang mempunyai banyak
kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharap kritik dan saran yang
membangun demi peningkatan makalah saya yang selanjutnya

Kediri, 23 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

IMPLEMENTASI STRATEGI UNIT BISNIS DI RUMAH SAKIT...........................1

............................................................................................................................. 1

Kata Pengantar...................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I....................................................................................................................4

PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang......................................................................................4

BAB II................................................................................................................... 7

PEMBAHASAN....................................................................................................7

2.1 Pengertian Manajemen Strategi..........................................................7

2.2 Komponen Strategi..............................................................................8

2.3 Jenis Strategi........................................................................................9

2.3.1 STRATEGI DI TINGKAT KORPORAT...............................................11

2.3.2 STRATEGI DI TINGKAT BISNIS.......................................................11

2.4 Hirarki Strategi....................................................................................12

2.5 Strategi Pemasaran Rumah Sakit.........................................................15

2.6 Implementasi Strategi Pemasaran Jasa...............................................16

BAB III................................................................................................................ 18

PENUTUP.......................................................................................................... 18

3.1 KESIMPULAN...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan di Indonesia saat ini berkembang sangat pesat, hal ini dapat
dilihat dari jumlah rumah sakit di Indonesia yang saat ini terus bertambah.
Rumah sakit yang berkembang tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga di
daerah-daerah terpencil di Indonesia. Perkembangan rumah sakit Indonesia
karena pertumbuhan Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Industri rumah sakit berkembang cukup pesat karena berbagai peraturan
perundang-undangan yang mendukung iklim investasi dan menciptakan kondisi
operasi dan pelayanan rumah sakit yang lebih baik. Langkah korporasi
berinvestasi di industri rumah sakit Tanah Air sejalan dengan upaya pemerintah
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Data pertumbuhan
rumah sakit Indonesia menurut Profil Kesehatan Indonesia resmi Pemerintah
Indonesia 2010 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 jumlah rumah sakit di
Indonesia lebih dari 2.000 rumah sakit dengan kepemilikan berbeda. Melihat
perkembangan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013, jumlah rumah sakit
umum dan rumah sakit spesialis meningkat secara signifikan. Rumah sakit umum
yang dikelola swasta tampaknya mengalami pertumbuhan tercepat antara tahun
2008 dan 2013. Industri jasa kini menjadi sektor ekonomi yang sangat besar dan
berkembang pesat. Pertumbuhan ini tidak hanya didorong oleh pertumbuhan
jenis layanan yang ada, tetapi juga oleh munculnya layanan baru karena
kebutuhan dan perkembangan teknis. Akibatnya, persaingan di antara penyedia
layanan individu menjadi lebih ketat. Ini berarti bahwa setiap bisnis harus
memiliki strategi yang tepat untuk memperkenalkan produknya kepada
konsumen, dan untuk mencapai tujuan dan keuntungan yang maksimal, bisnis
biasanya dikenal sebagai strategi pemasaran rencana aksi akan tertarik saat
menggunakan layanan perusahaan. Pemasaran adalah kegiatan beragam yang
mencakup tidak hanya semua pertanyaan pembelian dan penjualan atau
pertukaran berbagai barang, tetapi juga mencakup semua kegiatan ekonomi dari
produsen hingga konsumen. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan
memahami pelanggan sehingga produk atau jasa tersebut cocok untuk
pelanggan. Pemasaran harus menghasilkan konsumen yang siap membeli.
Pemasaran adalah proses penyediaan informasi tentang barang dan jasa serta
membangun komunikasi terpadu yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia. Banyak perusahaan jasa yang kini telah berkembang,
termasuk rumah sakit yang menggunakan strategi pemasaran untuk
memasarkan jasa kesehatan yang mereka tawarkan kepada konsumen.
Sepanjang sejarah perkembangan rumah sakit, telah terjadi interaksi antara
lingkungan dan kondisi rumah sakit, dan perubahan terjadi sangat cepat di masa
lalu, sekarang, dan tentunya masa depan. Perubahan ini disebabkan oleh
perubahan pengetahuan teknis dan sistem manajemen rumah sakit. Misalnya,
pada masa penjajahan Hindia Belanda, rumah sakit dibangun semata-mata
untuk kepentingan partai politik dalam negeri (kolonialisme).Selain itu, rumah
sakit pemerintah diubah menjadi Mission Hospital dan Zending. Dalam dekade
ini, rumah sakit tidak mengharapkan manfaat apa pun bagi masyarakat. Negara
menanggung semua biaya yang timbul dari pengoperasian rumah sakit.
Lingkungan yang kotor dan kekurangan pelayanan kesehatan bagi pasien.
Alasannya adalah kekurangan dana. Kemudian, pada tahun 1980-an,
pemerintah membuat kebijakan bahwa rumah sakit dapat dibiayai dan dijalankan
sendiri. Dalam hal ini, pasar mengacu pada konsep jual beli jasa rumah sakit.
Permenkes No.80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan bahwa badan hukum,
termasuk pribadi, dapat memiliki dan mengelola rumah sakit yang mencari
keuntungan dan menyiagakan rumah sakit untuk menerapkan strategi
pemasaran untuk mempertahankan eksistensinya. Pada dasarnya strategi
pemasaran ini adalah rencana yang komprehensif dan terpadu dan terpadu
dalam bidang pemasaran, yaitu menunjukkan arah tindakan berlari mengejar
pencapaian tujuan pemasaran perusahaan. Dengan kata lain strategi pemasaran
adalah seperangkat tujuan, praktik dan kebijakan menentukan arah pemasaran
bisnis bisnis dari waktu ke waktu, di semua tingkatan dan juga dalam kaitannya
dengan tempat, khususnya sebagai jawaban. Perusahaan yang menangani
masalah lingkungan dan perubahan kondisi persaingan.

Perkembangan bisnis jasa menunjukkan peningkatan yang pesat dalam


beberapa hal. Perusahaan jasa memegang peranan penting dalam pertumbuhan
ekonomi masyarakat. Pertumbuhan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
juga tumbuh secara signifikan, yang juga terbantu oleh perkembangan teknologi
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Saat ini semakin banyak
perusahaan yang mulai menggabungkan produk komoditi dengan produk jasa
dan sebaliknya, sehingga membuat setiap unit bisnis tidak dapat dipisahkan dari
unsur jasa. Mengingat perkembangan bisnis jasa yang sangat pesat dan era
globalisasi, persaingan antar operator cukup tinggi. Setiap perusahaan berusaha
untuk menjadi lebih baik dari pesaingnya secara keseluruhan dan di area
tertentu. Persaingan yang dihasilkan menempatkan perusahaan dalam situasi
yang tidak pasti. Fenomena tersebut menuntut peningkatan daya saing
kehidupan bisnis dan setiap orang harus mampu mendukung keberadaannya.
Hal ini juga berlaku pada sektor jasa lain yang berkembang pesat, yaitu
pelayanan kesehatan rumah sakit.

Menurut Riyarto dan Suprihanto (1999:31) mencatat dalam penelitian


sebelumnya bahwa pelayanan kesehatan telah menjadi sebuah industri. Tren
pertumbuhan di sektor kesehatan juga tercermin dari adanya investor asing yang
mulai beroperasi di beberapa kota di Indonesia. Dengan ini, industri rumah sakit
memasuki era persaingan global. Oleh karena itu, pengelola rumah sakit harus
mengubah orientasinya, yang sebelumnya menganggap pelayanan kesehatan
hanya sebagai fungsi sosial, tetapi kini juga harus dikelola dalam arti ekonomi,
dimana fungsi sosial tidak dapat sepenuhnya ditinggalkan.

Pergeseran paradigma pelayanan rumah sakit yang semula hanya bertumpu


pada paradigma pelayanan sosial dan karismatik serta tekanan tanggung jawab
sebagai unit kesehatan masyarakat, kini mulai menyeimbangkan diri dengan
paradigma pelayanan yang bersifat ekonomis dan komersial. Berdasarkan
perkembangan paradigma tersebut dan lingkungan yang semakin kompetitif
serta pilihan pasien yang beragam, adanya strategi pemasaran rumah sakit
merupakan salah satu jalan yang dapat dipilih untuk mencapai pemanfaatan
yang optimal. Pemasaran adalah hal yang krusial bagi perusahaan. Pentingnya
pemasaran dalam kehidupan bisnis jelas terlihat oleh semua yang
terlibat.Apalagi di era globalisasi, konsumen dapat dengan mudah dan cepat
melihat dan mengetahui berbagai pilihan. Strategi pemasaran merupakan salah
satu alat untuk memenangkan persaingan dan mempertahankan
mempertahankan operasi perusahaan. Pemasaran, yang dianggap tabu dalam
dunia kesehatan, mulai aktif dipelajari dan digunakan untuk tujuan yang efektif.
Berdasarkan hal tersebut, strategi pemasaran diterapkan dalam manajemen
rumah sakit.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Strategi
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pelayanan yang
didedikasikan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit memiliki
kewajiban untuk meningkatkan kualitas pelayanannya agar dapat memuaskan
masyarakat luas. Selain itu, rumah sakit juga perlu memahami apa yang
diinginkan konsumen (pasien) agar konsumen puas dengan pelayanan yang
ada. Pelayanan kesehatan di rumah sakit harus memiliki kriteria operasional dan
tujuan yang jelas, yaitu pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan rehabilitasi medik dan pelayanan pengobatan. Selain itu, sebagai
subsistem pelayanan kesehatan, rumah sakit memberikan dua jenis pelayanan
kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan
administrasi.Sebagai fasilitas rumah sakit, maka harus terus menerus dan
konsisten meningkatkan manajemen mutu pelayanannya di berbagai wilayah
pelayanan.
Manajemen strategis adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang mendasar dan menyeluruh yang dilakukan oleh
manajemen dan dilakukan pada semua tingkatan organisasi, disertai dengan
metode pelaksanaannya. Alfred Chandler mengatakan bahwa strategi adalah
pengaturan tujuan dan sasaran jangka panjang dasar dari suatu organisasi
(perusahaan) dan pelaksanaan serangkaian kegiatan dan alokasi sumber daya
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam riset strateginya, Henry
Mintzberg menetapkan bahwa setidak-tidaknya strategi tidak hanya memiliki dua
unsur penentu, perencanaan dan model. Menggali lebih dalam, ia
mengungkapkan bahwa definisi strategi telah berkembang dengan tiga “P” baru
yaitu posisi, perspektif dan aplikasi (poli).
Pengertian strategis berikut yaitu yang pertama adalah rencana umum
untuk mencapai tujuan organisasi, tetapi tidak hanya untuk mencapainya, tetapi
juga untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan dibandingkan dengan
pesaing dalam kepuasan konsumen. Komponen pertama adalah perencanaan
strategis, yang unsur-unsurnya terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama
organisasi. Komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur
tujuan dan sasaran operasional, pelaksanaan fungsi manajemen berupa fungsi
organisasi, fungsi administrasi dan fungsi anggaran, kebijakan situasional,
jaringan internal dan eksternal, fungsi monitoring dan evaluasi, serta umpan
balik. Setelah perencanaan strategis dirumuskan sesuai dengan visi dan misi
yang sesuai, langkah selanjutnya adalah perencanaan strategis. Namun,
sebelum menerapkan strategi, diperlukan rencana implementasi agar semua
elemen strategis dapat bekerja sama dan saling memotivasi.

2.2 Komponen Strategi


Saat membuat strategi, beberapa faktor harus diperhatikan, yang pertama
adalah keahlian yang berbeda, yaitu keunggulan suatu perusahaan dibandingkan
perusahaan lain. Lalu ada daerah dengan contoh seperti lokal, regional atau
internasional. Terakhir, resource sharing, seperti strategi ekspansi General
Electric (GE) yang menggunakan keuntungan GE di Amerika Serikat untuk
berinvestasi di Asia. Selanjutnya manajemen mutu menurut Vincent Gaspersz
(2003:5-6) berarti peluang untuk meningkatkan kinerja di setiap proses dan area
organisasi secara terus menerus dengan menggunakan sumber daya yang ada.
Manajemen kualitas layanan dapat diartikan sebagai cara mengatur komponen
layanan agar layanan yang dihasilkan berkualitas tinggi. Komponen layanan
terkelola meliputi strategi layanan, sumber daya penyedia layanan, dan sistem
layanan. Konsep inilah yang nantinya akan digunakan untuk menjelaskan konsep
pengelolaan kualitas pelayanan, yaitu cara mengelola komponen pelayanan agar
pelayanan kesehatan yang diberikan lebih berkualitas. Mengacu pada teori
segitiga pelayanan (Service Triangle), penyampaian pelayanan yang berkualitas
dapat dilakukan melalui pengorganisasian tiga komponen pelayanan yang terdiri
dari: Service Strategy, yaitu pengambilan keputusan untuk memilih pilihan terbaik
dalam memberikan layanan kepada masyarakat, sumber daya Service Provider
(Petugas Layanan, yaitu individu yang berinteraksi secara langsung atau tidak
langsung dengan enyedia layanan, dan sistem ayanan Service System,
didefinisikan sebagai proses penyampaian layanan diantara ketiganya komponen
tersebut, salah satunya harus dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang ada
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, hal ini
menggambarkan manajemen mutu pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit
dimanapun. Ketika mengevaluasi manajemen mutu pelayanan kesehatan,
kadang-kadang mengacu pada teori (service triangle) segitiga kinerja, yang
terdiri dari tiga komponen. Komponen pertama dari segitiga pelayanan adalah
strategi pelayanan atau strategi pelayanan rumah sakit dalam penyampaian
pelayanan kesehatan. Bagian ini memuat program kerja dan rencana aksi untuk
meningkatkan kapasitas rumah sakit baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
Komponen kedua adalah sumber daya manusia atau service people.
Komponen ini diukur dengan indikator seperti kehandalan, daya tanggap,
penampilan fisik, kredibilitas, kompetensi dan empati. Penilaian komponen
tenaga pelayanan di rumah sakit didasarkan pada penilaian terhadap pelayanan
masyarakat.
Komponen ketiga adalah service system atau sistem pelayanan. Dalam
mengevaluasi sistem pelayanan ini, yang menjadi acuan adalah apakah sistem
pelayanan Badan yang ada mencerminkan prinsip kejelasan, kesederhanaan
(mudah dipahami dan dilaksanakan) dan transparansi. Dengan menggunakan
ketiga elemen diatas nantinya akan berguna bagi penyedia layanan untuk
meningkatkan kualitas layanan dengan mengatur manajemen kualitas sehingga
kepuasan masyarakat pengguna layanan dapat tercapai.

2.3 Jenis Strategi


Kemudian ada beberapa strategi berbeda yang dapat dikembangkan,
seperti : Strategi Tingkat Bisnis (Business Level Strategy) Strategi bersaing
antara beberapa perusahaan. Tingkat fungsional (tingkat fungsional strategis)
Strategi kompetitif pada tingkat fungsional, misalnya pemasaran/penjualan.
Selain itu, beberapa jenis strategi tersebut melewati proses persiapan yang
mencakup analisis kebutuhan strategi yang menilai apakah pembuatan atau
perubahan strategi diperlukan karena perubahan dalam lingkungan persaingan
dan kebutuhan pelanggan. Yang kedua adalah analisis situasi internal dan
eksternal, artinya dapat dilakukan dengan menganalisis kekuatan dan
kelemahan internal serta tantangan dan peluang eksternal (analisis SWOT). Dan
terakhir, pemilihan strategi dapat menentukan strategi yang akan dipilih dari
beberapa alternatif strategi, seperti agresif, defensif atau titik balik, hingga tahap
eksekusi. Tahap konversi atau implementasi sebenarnya merupakan kegiatan
manajemen, yaitu menyelaraskan semua elemen strategi sedemikian rupa
sehingga bermuara pada pencapaian tujuan.
Kemudian Implementasi Strategi, yang dapat disebut sebagai “Strategic
Formulation” atau Perumusan Strategis, adalah proses penyiapan langkah-
langkah selanjutnya yang bertujuan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan dan merencanakan
strategi mencapai tujuan ini untuk menawarkan pelanggan nilai terbaik.
Menawarkan. Menurut Wheele dan Hunger, mendefinisikan implementasi strategi
adalah langkah implementasi dan eksekusi strategis yang diterjemahkan ke
dalam tindakan melalui serangkaian proses, program, dan anggaran. Morton
(1996:17-22) menyatakan bahwa ada hubungan timbal balik antara struktur
organisasi dan budaya perusahaan, teknologi, peran individu, struktur organisasi
dan proses manajemen, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial ekonomi
eksternal dan lingkungan teknologi eksternal dalam perumusan. Menurut Hariad
(2005:13) Implementasi strategi adalah proses penerapan strategi dan kebijakan
melalui struktur pembangunan, program pembangunan, anggaran dan prosedur
pelaksanaan. Menurut Supriyono (1998:258) Implementasi strategi adalah
penyelarasan kepemimpinan perusahaan pada tingkat grup dan unit bisnis untuk
mengkomunikasikan dan menerapkan strategi dengan karyawan. Berdasarkan
uraian di atas, dapat diartikan bahwa implementasi strategi melibatkan
pengembangan kebijakan struktural, struktur organisasi, iklim yang mendukung
strategi dan membantu tujuan organisasi. Implementasi strategi merupakan fase
terpenting dari proses manajemen strategi, karena banyak faktor yang dapat
mempengaruhi implementasi di masa depan dan mungkin tidak sesuai dengan
ide awal.Ada beberapa langkah yang harus dipertimbangkan ketika perusahaan
menerapkan strategi dan mereka adalah sebagai berikut :
a. Untuk pemrograman, program adalah daftar kegiatan atau langkah-
langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana satu kali. Program
ini meliputi restrukturisasi perusahaan, mengubah budaya internal
perusahaan atau memulai proyek penelitian baru.
b. Rumah tangga anggaran adalah program yang dinyatakan dalam satuan
moneter. Setiap program menggambarkan biaya yang dapat digunakan
manajemen untuk perencanaan dan pengendalian.
c. Prosedur, atau sering disebut sebagai Standard Operating Procedure
(SOP), adalah suatu sistem langkah atau teknik berurutan yang
menjelaskan secara rinci bagaimana suatu tugas atau tugas akan
dilakukan.
2.3.1 STRATEGI DI TINGKAT KORPORAT
Ada dua pembahasan dalam corporate level strategy ini yaitu yang
pertama adalah strategi portofolio yang memiliki pemahaman tentang strategi
korporasi untuk meminimalkan risiko bisnis dengan berinvestasi pada industri
yang berbeda. Kemudian strategi portofolio memiliki yang pertama, seperti
akuisisi perusahaan tertentu (acquisition), diversifikasi mandiri (independent
diversification), pembentukan perusahaan baru di industri baru atau akuisisi
perusahaan di industri yang berbeda , dan terakhir menentukan strategi
berdasarkan Matriks BCG (Boston Consulting Group) berdasarkan indikator
pertumbuhan pasar dan saham. Selain itu, strategi tingkat perusahaan lainnya
yaitu strategi utama, bisa juga dikenal dengan strategi pertumbuhan (growth
strategy), yang tugasnya adalah meningkatkan pangsa pasar, penjualan, dll.
Misalnya di internal perusahaan (menambah cabang) dan eksternal perusahaan
(membuka usaha baru, akuisisi, merger). Strategi stabil (growth strategy) juga
berguna untuk mempertahankan perusahaan di pasar. Selain itu, juga berfungsi
sebagai perbaikan manajemen perusahaan (reengineering) dan perbaikan
sistem bisnis. Kemudian strategi penghematan (retrechment strategy) adalah
mengembalikan posisi/status perusahaan dari kondisi pasar/perusahaan yang
buruk (perampingan, efisiensi).
2.3.2 STRATEGI DI TINGKAT BISNIS
Strategi unit bisnis untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan
kompetitif dalam industri apapun yang telah dipilih perusahaan untuk dimasuki.
Hal ini memerlukan analisis lingkungan mikro, yang dapat dilakukan misalnya
dengan model lima kekuatan Michael Porter, pemasok atau yang disebut faktor
input dapat menghasilkan produk pengganti dan juga mengarah pada persaingan
komersial yang sehat antar perusahaan, yang dapat menyebabkan pendatang
baru atau potensial sering disebut pelanggan. Strategi bisnis ini memiliki
kerangka kerja, yaitu :
A. Peran Keunggulan Kompetitif
-Keunggulan kompetitif
-TQM sebagai keunggulan kompetitif
B. Strategi Bersaing
a. Analisis industri:
(5 intensitas)
1. Pemain baru
2. Produk Pengganti
3. Pembeli
4. Pemasok
5. Pesaing saat ini

2.4 Hirarki Strategi


Menurut Pearce dan Robinson (1997:23), ada tiga tingkatan strategi, yaitu
strategi korporat, strategi bisnis, dan strategi operasional. Masing-masing strategi
dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Strategi perusahaan bertanggung jawab atas kinerja keuangan


perusahaan dan implementasi tujuan non-keuangan seperti
memperkuat citra perusahaan dan tanggung jawab sosial. Strategi
perusahaan mencerminkan keinginan pemegang saham dan
masyarakat pada umumnya. Strategi perusahaan bertujuan untuk
menggunakan pengetahuan khusus perusahaan melalui
penerapan rencana portofolio dalam manajemen perusahaan dan
pengembangan rencana jangka panjang.
b. Strategi korporat mengubah rumusan pedoman dan keinginan
yang dibuat di tingkat korporat menjadi tujuan dan strategi konkrit
untuk setiap area bisnis. Strategi tingkat bisnis menentukan
bagaimana perusahaan bersaing dalam lingkungan pasar tertentu.
Perusahaan berencana untuk mengidentifikasi dan mengamankan
segmen pasar arena yang paling memungkinkan. Segmen ini
adalah bagian dari keseluruhan pasar yang dapat dikendalikan
oleh perusahaan karena keunggulan kompetitifnya.
c. Strategi operasional berarti menetapkan tujuan tahunan dan
strategi jangka pendek di berbagai bidang seperti manufaktur,
operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan akuntansi,
pemasaran dan hubungan manusia. Manajer tingkat fungsional
memiliki tanggung jawab utama untuk menerapkan atau
mengimplementasikan rencana strategis perusahaan.

Ketiga lapisan strategi di atas saling berinteraksi dan perusahaan harus


mengintegrasikannya sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuannya. Strategi
perusahaan menentukan bagaimana perusahaan mengembangkan bisnisnya.
Strategi bisnis lintas industri menentukan pilihan fokus perusahaan. Strategi
operasi menimplementukan kebutuhan dan nilai pelanggan yang dipenuhi
perusahaan. Strategi bersaing di tingkat perusahaan juga memiliki beberapa
karakteristik, yaitu:

1. Kepemimpinan biaya (Cost Leadership)


Strategi kepemimpinan biaya tingkat bisnis juga memiliki kriteria dan
persyaratan utama berikut :
a. Produk yang relatif standar
b. Fitur yang dapat diterima oleh banyak pelanggan
c. Harga kompetitif terendah
Maka persyaratan manajemen biaya sebagai upaya terus menerus untuk
mengurangi biaya dengan cara sebagai berikut :
a. Bangun skala pabrik yang efisien
b. Kontrol yang ketat atas biaya manufaktur dan overhead Meminimalkan
biaya penjualan, pengembangan produk, dan layanan
c. Fasilitas manufaktur canggih yaitu penyederhanaan proses eksternal
menangani pemantauan biaya operasi.
Cara lain untuk memperoleh keunggulan biaya, yaitu melalui sumber daya :
1. Definisi dan pengelolaan faktor biaya
2. Jika perlu, bangun kembali rantai nilai (Value Chain), tujuannya
adalah untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam organisasi
dan meningkatkan nilai tambah dari hubungan antara fungsi-
fungsi tersebut. Rantai nilai digunakan untuk mengidentifikasi unit
bisnis yang termasuk dalam area fungsional utama perusahaan
berdampak signifikan pada hasil keseluruhan perusahaan.
a. Perubahan dalam proses produksi
b. Otomasi mengubah saluran penjualan baru media iklan baru
c. Saya bekerja secara tidak langsung langsung di toko yaitu bahan baku
baru
d. Integrasi ke depan
e. Integrasi Backend
f. Transfer ke pemasok atau pembeli
A. Strategi Positioning atau Strategi Pemosisian yang digunakan perusahaan
untuk menarik perhatian pelanggan atau untuk mengatasi strategi persaingan
seperti keunggulan biaya, diferensiasi dan konsentrasi. Ini memiliki beberapa
fungsi, yaitu:
1. Strategi keunggulan biaya yang diterapkan sedemikian rupa
sehingga perusahaan lebih efisien dibandingkan pesaing
dalam hal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan/atau
biaya operasional lainnya.
2. Strategi diferensiasi (differentiation strategy) diterapkan untuk
membedakan kualitas, merek, harga atau keunikan
produk/jasa perusahaan dibandingkan dengan pesaing.
3. Strategi Fokus Bisnis, yaitu suatu perusahaan menerapkan
untuk fokus hanya pada satu jenis bisnis saja, sehingga
seluruh perhatian dan sumber daya perusahaan dicurahkan
sepenuhnya untuk kemajuan bisnis. Selanjutnya, risiko utama
strategi kepemimpinan biaya di tingkat bisnis dibahas sebagai
berikut :
1. Perubahan drastis dalam teknologi dapat menghapus keunggulan
biaya anda
2. Pesaing dapat mulai mempelajari cara meniru rantai nilai
3. Berfokus pada efisiensi dapat membuat manajer biaya lupa mengubah
preferensi pelanggan. Strategi positioning memiliki tema yaitu strategi tingkat
bisnis generik yang memiliki keunggulan sebagai sumber keunggulan kompetitif,
yang dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya dan kekhususan perencanaan
strategis di perusahaan. Lalu ada persaingan luas dengan target pasar yang luas
dan target pasar yang sempit. Topik lainnya adalah kepemimpinan biaya dan
diferensiasi. Diferensiasi strategi pada level bisnis sendiri memiliki kriteria utama
sebagai berikut :
a. Nilai yang diberikan oleh karakteristik dan properti berharga
b. Perintah harga premium
c. Layanan pelanggan yang tinggi yaitu kualitas yang sangat baik
d. Prestise atau eksklusivitas
e. Inovasi cepat selain kriteria utama, strategi diferensiasi perusahaan dan
upaya konstan untuk membedakan produk :
a. Perbaikan sistem atau proses baru
b. Pembentukan persepsi melalui iklan fokus pada kualitas
c. Kemampuan R&D yaitu memaksimalkan penggunaan staf dengan
turnover rendah dan motivasi tinggi
B. Adaptive Strategy yaitu Strategi yang diterapkan oleh perusahaan
dengan tujuan untuk memilih strategi yang paling tepat ketika perusahaan
menghadapi berbagai perubahan lingkungan bisnis, seperti Defenders,
Prospectors, Analyzer dan Reaktor.

2.5 Strategi Pemasaran Rumah Sakit


Strategi mengacu pada visi dan tujuan yang ditetapkan dalam misi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi adalah penyelesaian beberapa
kebijakan dan fase implementasi. Setiap fungsi manajemen memberikan
kontribusi untuk pengembangan strategi pada tingkat yang berbeda. Pemasaran
merupakan fungsi yang memiliki kontak paling intens dengan dunia luar. Oleh
karena itu, pemasaran memainkan peran penting dalam pengembangan strategi.
Karena peranannya sebagai strategi, pemasaran mencakup segala upaya untuk
meningkatkan kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya untuk
mencari solusi atas masalah yang timbul. Menurut Bennett (dalam Tjipton, 2002:
6) Strategi pemasaran adalah pernyataan tentang bagaimana merek atau lini
produk akan mencapai tujuannya. Sementara itu, menurut Tulli dan Kahle
(Tjiptono, 2002: 6) Strategi pemasaran adalah alat fundamental untuk mencapai
tujuan bisnis dengan mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
melalui memasuki pasar dan program pemasaran yang melayani tujuan tersebut.

Berdasarkan pengertian strategi pemasaran, dapat diartikan bahwa strategi


pemasaran memberikan arah dalam hubungannya dengan variabel pemasaran.
Strategi pemasaran adalah bagian integral dari strategi bisnis yang memandu
semua fungsi manajemen organisasi. Strategi pemasaran rumah sakit
memberikan instruksi yang lebih jelas dan tepat sebagai bagian dari produksi
program yang dilaksanakan. Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010: 147)
Strategi bauran pemasaran dimulai dengan apa yang dikomunikasikan tentang
produk atau layanan, perawatan, dan harga yang ditawarkan oleh rumah sakit.
Setelah itu, strategi dilanjutkan dengan masing-masing komponen bauran
pemasaran.Akhirnya, memperhatikan konsistensi, integrasi, dan dampak pada
kelompok sasaran, layanan yang unggul tercapai. Hasilnya juga terjadi
peningkatan kunjungan dan kunjungan rumah sakit.

Bauran pemasaran adalah alat bagi pemasar yang terdiri dari berbagai
elemen program pemasaran yang memerlukan perhatian agar berhasil
menerapkan strategi pemasaran. Tugas fungsi pemasaran adalah mencapai
tujuan perusahaan melalui penjualan produk atau jasa yang menguntungkan di
pasar sasaran. Menurut Pearce dan Robinson (1997:402) Strategi pemasaran
yang berhasil harus memandu para pengambil keputusan dalam menentukan
siapa yang menjual apa, di mana, kepada siapa, berapa banyak, dan
bagaimana.

2.6 Implementasi Strategi Pemasaran Jasa


Menurut Lovelock et al. (2010:72), ada empat aspek kunci untuk menerapkan
strategi pemasaran layanan yang efektif. Keempat tema tersebut adalah
manajemen hubungan dan pembangunan loyalitas, penanganan keluhan dan
pemulihan layanan, peningkatan kualitas dan produktivitas layanan, serta
pencapaian kepemimpinan layanan.

a. Manajemen Hubungan dan Real Estat


Manajemen hubungan dan pembangunan loyalitas berfokus pada
profitabilitas dengan membangun hubungan dengan pelanggan dari segmen
yang tepat dan kemudian mencari cara untuk membangun dan memperkuat
loyalitas. Loyalitas pelanggan merupakan faktor penting dalam profitabilitas
perusahaan jasa.

Menurut Lovelock et al. (2010:109), pelanggan setia jika mereka


mendapat manfaat darinya. Manfaat yang sering dilihat pelanggan adalah
sebagai berikut.

1. Manfaat amanah, antara lain merasa kurang beresiko melakukan


kesalahan, dapat mempercayai pegawai dan mendapatkan pelayanan
terbaik dari perusahaan.

2. Manfaat sosial, termasuk ketenaran, persahabatan dengan penyedia


dan kenikmatan beberapa aspek sosial dari hubungan tersebut.

3. Manfaat perlakuan khusus antara lain harga lebih murah, pelayanan


tambahan dan prioritas lebih tinggi.

b. Menangani Pengaduan dan Pengembalian Layanan

Pengembangan menghadirkan strategi yang efektif untuk menangani


keluhan dan memulihkan layanan seringkali penting bagi kemampuan
perusahaan untuk membangun basis pelanggan yang setia. Dimulai dengan
meninjau keluhan pelanggan dan sistem pengembalian layanan yang efektif.
Jaminan layanan ditawarkan sebagai cara mengimplementasikan pemulihan
layanan yang efektif dan sebagai alat pemasaran yang menunjukkan kualitas
layanan. Menurut Lovelock dkk. (2010: 143), mendorong umpan balik pelanggan
adalah cara penting untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan kepuasan
pelanggan. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan untuk menarik perhatian
pelanggan. Menurut Lovelock dkk.(2010: 143) pelanggan yang mengeluh
menyatakan ingin melanjutkan hubungan dengan perusahaan, tetapi juga
mengatakan tidak semua pelayanan berjalan dengan baik dan mereka berharap
perusahaan dapat berjalan dengan baik.

c. Meningkatkan kualitas layanan dan produktivitas


Produktivitas merupakan faktor penting dan saling terkait dalam
kesuksesan finansial dalam bisnis jasa. Kualitas dan produktivitas adalah cara
yang sama untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan bisnis. Kualitas berfokus
pada nilai yang diciptakan untuk pelanggan dan produktivitas memengaruhi
biaya keuangan perusahaan. Menurut Lovelock et al. (2010:181), ketika
meningkatkan produktivitas, organisasi harus ingat bahwa menambah staf dari
ujung kepala hingga ujung kaki dapat memengaruhi kualitas layanan dan
pengalaman pelanggan.

d. Mencapai kepemimpinan layanan

Service leadership merupakan tantangan untuk tetap kompetitif dan


berorientasi masa depan, yang tidak hanya mencakup pemasaran perusahaan,
tetapi juga perubahan manajemen operasional dan sumber daya manusia. Agar
berhasil, fungsi pemasaran, operasi, dan manajemen SDM harus terkait erat dan
bekerja sama dalam koordinasi tingkat tinggi.

Untuk mencapai kesuksesan perusahaan, fungsi-fungsi pemasaran,


operasi dan manajemen sumber daya manusia harus saling berhubungan erat
dan bekerja sama secara terkoordinasi dengan baik. Integrasi berarti bahwa
kinerja inti dan tujuan dari fungsi yang berbeda harus diselaraskan dan saling
mendukung. Menurut Lovelock et al. (2010:219) untuk meningkatkan integrasi
mencakup beberapa opsi, yaitu sebagai berikut :

1) Gerakan internal antar area fungsional.

2) Tim proyek bekerja lintas fungsi.

3) Pemasaran dan pelatihan internal.

4) Komitmen manajerial memastikan bahwa tujuan semua fungsi dapat


terintegrasi dengan baik.
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesehatan di Indonesia berkembang sangat pesat dewasa ini, terlihat dari
jumlah rumah sakit di Indonesia yang saat ini terus bertambah. Rumah sakit tidak
hanya tumbuh di kota besar tetapi juga di daerah terpencil di Indonesia.
Perkembangan rumah sakit Indonesia tidak lepas dari pertumbuhan Indonesia
yang terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Industri rumah sakit
berkembang cukup pesat berkat berbagai peraturan perundang-undangan yang
mendukung iklim investasi dan menciptakan kondisi operasional dan pelayanan
rumah sakit yang lebih baik. Investasi korporasi di industri rumah sakit Tanah Air
sejalan dengan upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Data pertumbuhan rumah sakit Indonesia menurut data
resmi Profil Kesehatan Indonesia 2010 pemerintah Indonesia menunjukkan
bahwa pada tahun 2013 Indonesia memiliki lebih dari 2.000 rumah sakit dengan
kepemilikan berbeda. Tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan
memahami pelanggan sehingga produk atau jasa tersebut cocok untuk
pelanggan. Pemasaran harus menghasilkan konsumen yang siap membeli.
Pemasaran adalah proses penyediaan informasi tentang produk dan jasa serta
menciptakan komunikasi terpadu yang ditujukan untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan masyarakat. Banyak perusahaan jasa, termasuk rumah sakit, kini
telah berevolusi menggunakan strategi pemasaran untuk memasarkan layanan
kesehatan mereka kepada konsumen. Sepanjang sejarah perkembangan rumah
sakit, telah terjadi interaksi antara lingkungan dan kondisi rumah sakit, dan
perubahan terjadi dengan sangat cepat di masa lalu, sekarang dan tentunya di
masa yang akan datang. Permenkes No. 80/Menkes/Per/II/90 yang menyatakan
bahwa badan hukum, termasuk perorangan, dapat memiliki dan mengelola
rumah sakit yang mencari keuntungan dan memperingatkan rumah sakit untuk
menerapkan strategi pemasaran untuk mempertahankan keberadaannya. Pada
dasarnya strategi pemasaran ini merupakan rencana pemasaran yang
menyeluruh dan terpadu yang menjabarkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan pemasaran perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah
seperangkat tujuan, kebijakan, dan praktik yang memandu arah pemasaran
perusahaan dari waktu ke waktu di semua tingkatan dan juga menurut lokasi,
terutama dalam menanggapinya. Perusahaan yang berurusan dengan masalah
lingkungan dan perubahan kondisi persaingan. Perkembangan bisnis jasa
menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam banyak hal. Perusahaan jasa
memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan yang berfokus pada


peningkatan kesehatan masyarakat. Selain itu rumah sakit juga perlu memahami
apa yang diinginkan konsumen agar konsumen puas dengan pelayanan yang
ada. Pelayanan kesehatan di rumah sakit harus memiliki kriteria operasional dan
tujuan yang jelas, yaitu jasa perawatan medis, jasa penunjang medis, jasa
rehabilitasi medik dan jasa pengobatan. Selain itu, sebagai subsistem pelayanan
kesehatan, rumah sakit memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat,
yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Sebagai rumah sakit
harus secara terus menerus dan konsisten meningkatkan manajemen mutu
pelayanannya di berbagai bidang pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto, Meizy, and Riki Riduansyah Rambe. Pengaruh Pelaksanaan Strategi
Pemasaran terhadap Minat Pasien pada Rumah Sakit Syafira Pekanbaru.
Diss. Riau University, 2015.

Riffai, Mochamad Abdul. "Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah


Sakit Slamet Riyadi Surakarta." (2010).

Dewi, Nyoman Ayu, Benyamin L. Sinaga, and Eduard Rusdianto. "Perencanaan


Layanan Sistem Informasi Dengan Enterprise Architecture Planning
(Studi Kasus: Rumah Sakit Umum Daerah)." Seminar Nasional
Informatika (SEMNASIF). Vol. 1. No. 1. 2015.

Anda mungkin juga menyukai