Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

STRATEGI PEMASARAN
RS MANDAYA ROYAL PURI

Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Mata Kuliah Strategi Pemasaran


Dosen Pengampu:
Bapak Syafieq Fahlevi Almassawa

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Farhan Mahera NIM 211010500458


Maria Patricia F NIM 211010500191
Muhammad Ilhamsyah NIM 211010500084
Sony Caesario NIM 211010500483

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
OKTOBER 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Strategi Pemasaran, dengan judul : “Strategi
Pemasaran Rumah Sakit Mandaya Royal Puri”.

Adapun dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Tangerang, 11 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………5

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………..6

1.4 Manfaat ……………………………………………………………………………6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………….7

2.1 Segmentasi (Segmentation) ……………………………………………………….7

2.2 Target Pasar (Targeting) ………………………………………………………...8

2.3 Penentuan Posisi (Positioning) ……………………………………………………8

2.4 Strategi Positioning Produk ……………………………………………………….9

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………………..11

3.1 Identitas RS Mandaya Royal Hospital Puri …………………………………….11

3.2 Strategi Pemasaran RS Mandaya Royal Hospital Puri …………………………11

3.3 Visi Misi RS Mandaya Royal Hospital Puri ……………………………………12

3.4 Nilai Nilai RS Mandaya Royal Hospital Puri ………………………………….13

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………………14

4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah perusahaan, kegiatan promosi sangat erat hubungannya dengan tingkat
keberadaan perusahaan tersebut di tengah-tengah masyarakat. Tidak berbeda dengan
perusahaan-perusahaan lain, Rumah Sakit juga memerlukan adanya strategi promosi
untuk menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat dalam rangka usaha untuk
meningkatkan jumlah pasien. Apalagi Rumah Sakit yang belum lama berdiri, strategi
promosi sangat penting adanya untuk menghadapi persaingan di antara rumah sakit dan
klinik yang lebih dahulu muncul.
Kegiatan promosi usaha kesehatan, seperti rumah sakit dan klinik dirasa tidak etis
karena dianggap mengkomersilkan orang sakit dan juga dianggap memanfaatkan
ketidaktahuan pasien akibat keawamannya (consumer ignorance). Promosi usaha
kesehatan bukan sesuatu yang tabu untuk dilakukan pada organisasi pelayanan kesehatan
karena pada dasarnya pemasaran usaha kesehatan mengarah pada pemenuhan kebutuhan
dan keinginan pasien serta bukan mengarah komersialisasi pelayanan kesehatan dan
pemanfaatan consumer ignorance semata.
Rumah sakit dan klinik sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan harus mempunyai
keunggulan kompetitif. Rumah sakit dan klinik harus mempunyai daya saing dalam hal
mutu pelayanan kesehatan yang diberikan. Konsumen yang semakin pandai dan terdidik
menyebabkan keinginan dan harapannya terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin
meningkat. Pemenuhan harapan konsumen menjadi prioritas utama dalam jasa pelayanan
kesehatan. Pemenuhan harapan pasien merupakan kunci kepuasan, yaitu apabila kinerja
mutu layanan jasa rumah sakit dan klinik sesuai dengan harapan, maka pasien akan puas
(Sunarto, 2004).
Keunggulan pelayanan rumah sakit dan klinik tergantung pada keunikan serta kualitas
yang diperlihatkan oleh rumah sakit dan klinik tersebut. Pelayanan secara spesifik harus
memperlihatkan kebutuhan dan keinginan pasien karena yang dirasakan dan dinikmati
langsung oleh pasien akan segera mendapat penilaian sesuai atau tidak sesuai dengan
harapan dan penilaian pelanggan. Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan

1
berakhir pada persepsi pasien (Kotler, 2009). Pasien selalu berusaha memenuhi kebutuhan
akan pelayanan dengan memilih rumah sakit/klinik yang mempunyai kualitas pelayanan
yang baik. Pasien beranggapan bahwa rumah sakit/klinik yang mempunyai jasa pelayanan
yang baiklah yang mampu memberikan kepuasan sekaligus sebagai upaya mewujudkan
loyalitas pada pasien. Terwujudnya loyalitas didasarkan dari kepuasan yang dirasakan.
Pasien yang puas akan terdorong untuk melakukan penggunaan ulang jasa pelayanan
kesehatan rumah sakit/kinik yang pada akhirnya akan membuat pasien menjadi loyal.
Pasien yang loyal akan memungkinkan terwujudnya hubungan jangka panjang dengan
rumah sakit/klinik. Hubungan antara pasien sebagai konsumen dan rumah sakit/klinik
sebagai penyedia layanan kesehatan akan memberikan banyak keuntungan bagi rumah
sakit/klinik.
Oleh karena itu, setiap rumah sakit/klinik harus dapat membuat suatu strategi
pemasaran yang tepat dan dapat membuat suatu perencanaan untuk dapat bersaing dimasa
sekarang dan akan datang. Strategi tersebut diperlukan untuk dapat meningkatkan daya
saing diantara perusahaan yang sejenis. Usaha tersebut tidak mudah dikarenakan rumah
sakit/klinik harus memiliki strategi bersaing yang tepat dalam usahanya mencapai
keunggulan kompetitif. Situasi perkembangan zaman yang selalu berubah-ubah dapat
menjadikan peluang peningkatan usaha atau bahkan menjadi ancaman bagi rumah
sakit/klinik.
Salah satu upaya untuk mengetahui strategi yang tepat bagi rumah sakit/klinik adalah
dengan analisis SWOT. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Imran Aslan, et.al
(2014) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa matriks TOWS dapat digunakan
untuk menyebarkan strategi yang dikembangkan dalam rangka untuk menjadi sukses di
lingkungan global di masa depan. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi rumah sakit/klinik. Secara umum, penentuan
strategi yang tepat bagi rumah sakit/klinik dimulai dengan mengenali opportunity
(peluang) dan threats (ancaman) yang terkandung dalam lingkungan eksternal serta
memahami strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) pada aspek internal
perusahaan. Dengan demikian, perusahaan mampu bersaing dan mencapai tujuan secara
efektif dan efisien (Rangkuti,2013).
Penerapan strategi pemasaran yang tepat mempunyai peran penting dalam
mewujudkan loyalitas pasien terhadap pelayanan jasa rumah sakit/klinik. Bentuk
pelayanan jasa berbeda dengan produk fisik, dimana pelayanan jasa tidak dapat dilihat,
dirasakan, didengar atau diraba sebelum dibeli. Kotler (2009) menyebutkan untuk

2
mengurangi ketidakpastian konsumen akan mencari bukti kualitas dengan mengambil
kesimpulan dari tempat, orang, peralatan, bahan komunikasi, symbol dan harga. Hal ini
menuntut rumah sakit dan klinik untuk dapat mempresentasikan kualitas jasa melalui
bukti dan jaminan atas layanan jasa kesehatan yang diberikan.
Kotler (2009) menyebutkan konsumen jasa biasanya sangat bergantung pada harga,
proses dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa. Konsumen akan sangat setia pada
penyedia jasa yang dapat memuaskan mereka. Pada tahap selanjutnya, konsumen yang
puas akan menjadi loyal dengan melakukan penggunaan ulang atas pelayanan jasa yang
diberikan. Tidak terkecuali dalam hal ini adalah konsumen dari Rumah Sakit Mandaya
Royal Puri. Rumah Sakit Mandaya Royal Puri merupakan salah satu Rumah Sakit yang
menjadi tujuan utama bagi masyarakat Tangerang, Jakarta Barat dan sekitarnya. Di
wilayah ini selain Rumah Sakit Mandaya Royal Puri, terdapat juga rumah sakit dan klinik
lain yang menawarkan layanan jasa kesehatan yang variatif. Artinya, Rumah Sakit
Mandaya Royal Puri mempunyai pesaing dalam memberikan pelayanan kesehatan,
khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Rumah Sakit Mandaya Royal Puri
berdiri sejak 09 Oktober 2021 dan terus berkembang sampai sekarang. Perkembangannya
semakin pesat ditandai dengan bertambahnya sarana dan prasarana seperti penambahan
jumlah kamar/tempat tidur, fasilitas penunjang medis serta jumlah karyawannya. Rumah
Sakit Mandaya Royal Puri saat ini memiliki total 200 (dua ratus) tempat tidur rawat inap.
Rumah Sakit Mandaya Royal Puri juga memiliki ruang IGD, ruang bersalin/VK, ruang
Perinatologi, ruang rekam medis, Poliklinik spesialis, Poliklinik Anak, Poliklinik Umum,
laboratorium, ruang tindakan operasi, instalasi farmasi, instalasi gizi dan laundry. Selain
itu, manajemen Rumah Sakit Mandaya Royal Puri juga menerapkan strategi pemasaran
melalui penawaran program pemeriksaan dan program staycation pasien melahirkan.
Beberapa langkah pemasaran tersebut dilakukan sebagai upaya untuk tetap dapat bersaing
dengan rumah sakit dan klinik lain di wilayah Tangerang khususnya dan wilayah Jakarta
pada umumnya dalam upaya meningkatkan jumlah kunjungan pasien rawat inap maupun
rawat jalan di Rumah Sakit Mandaya Royal Puri.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan manajemen Rumah Sakit
Mandaya Royal Puri, kelas yang paling banyak disediakan dan diminati adalah kelas VIP
dan Deluxe dengan tingkat hunian lebih dari 90% sehingga penambahan tempat tidur baru
cenderung disediakan untuk kelas tersebut. Rumah Sakit Mandaya Royal Puri lebih
menekankan pada LOS atau Length of Stay, yaitu jangka waktu pasien dirawat di Rumah
Sakit rata-rata 2 hari. Hal ini dinilai lebih efektif karena pasien mendapat perawatan dan

3
pemeriksaan pada hari ke nol sampai pada hari ke dua, setelah itu pasien hanya
menunggu masa pemulihan atau proses penyembuhan saja. Masa perawatan di Rumah
Sakit Mandaya Royal Puri lebih cepat sehingga biaya perawatan yang dikeluarkan oleh
pasien menjadi tidak terlalu banyak dan tentu dengan pertimbangan kondisi medis pasien.
Informasi yang didapatkan dari manajemen Rumah Sakit Mandaya Royal Puri bahwa
target pemasaran sesungguhnya adalah dari semua kalangan masyarakat. Sementara itu,
konsep Rumah Sakit Mandaya Royal Puri dirancang berbeda tidak seperti Rumah Sakit
lain pada umumnya yang ada di Jakarta. Rumah Sakit Mandaya Royal Puri dibuat dengan
konsep bernuansa hotel agar para pengunjung merasa nyaman ketika memasuki area
Rumah Sakit Mandaya Royal Puri. Apabila memasuki Rumah Sakit Mandaya Royal Puri,
maka pengunjung akan mencium aroma pengharum ruangan dan bukan aroma obat-
obatan. Rumah Sakit Mandaya Royal Puri memang sengaja dirancang untuk membuang
aroma obat-obatan dan menggantinya dengan aroma pengharum ruangan, karena pada
umumnya pasien akan tersugesti apabila memasuki rumah sakit atau klinik akan mencium
aroma obat dan hal tersebut yang membuat pasien atau pengunjung merasa tidak nyaman.
Tata ruang di Rumah Sakit Mandaya Royal Puri memaksimalkan sirkulasi cahaya dan
sirkulasi udara merata ke seluruh ruangan, sehingga apabila pengunjung memasuki area
Rumah Sakit Mandaya Royal Puri tidak akan merasa pengap. Beberapa usaha yang telah
dilakukan oleh Rumah Sakit Mandaya Royal Puri sebagai bentuk pemasaran, misalnya
dengan bekerjasama dengan partner asuransi, agency asuransi, klinik, tidak terkecuali
komunitas warga perumahan yang ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya. Selain itu,
tim dokter serta tim medis Rumah Sakit Mandaya Royal Puri secara berkala juga
melakukan kegiatan penyuluhan serta seminar yang diikuti oleh masyarakat Tangerang
dan sekitarnya. Sebagai ucapan terima kasih kepada pasien maupun pihak-pihak lain yang
telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Mandaya Royal Puri juga memberikan bingkisan
sebagai tanda terima kasih. Armada ambulance Rumah Sakit Mandaya Royal Puri juga
siap siaga selama 24 jam penuh untuk antar jemput bagi pasien yang membutuhkan.
Upaya meningkatkan kualitas SDM juga dilakukan untuk meningkatkan kecakapan
dan keterampilan dalam menunjang pelayanan pasien di Rumah Sakit Mandaya Royal
Puri, seperti training medis tenaga perawat dan bidan. Berbagai usaha yang telah
dilakukan Rumah Sakit Mandaya Royal Puri di atas, bertujuan untuk meningkatkan
awareness masyarakat, terlebih lagi untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan hunian
pasien di Rumah Sakit Mandaya Royal Puri. Pasien yang datang dan menikmati layanan
yang diberikan Rumah Sakit Mandaya Royal Puri diharapkan dapat merasa puas sehingga

4
kemudian bisa menimbulkan loyalitas dari pasien. Dalam upaya untuk memenangkan
persaingan, Rumah Sakit Mandaya Royal Puri harus selalu mencari solusi yang inovatif
agar dapat memenuhi kebutuhan pasien yang selalu berubah-ubah. Kekuatan yang
dimiliki Rumah Sakit Mandaya Royal Puri, yaitu dokter spesialis serta fasilitas yang
dimiliki Rumah Sakit tergolong sangat baik, ditunjang dengan pelayanan satu pintu (one
stop service) serta biaya perawatan yang relatif murah. Kelemahan dari Rumah Sakit
Mandaya Royal Puri, yaitu belum bisa melayani pasien BPJS, promosi yang belum
maksimal serta program pemasaran yang belum terinci. Peluang Rumah Sakit Mandaya
Royal Puri adalah satu-satunya Rumah Sakit dengan konsep hotel di Tangerang membuat
Rumah Sakit Mandaya Royal Puri dengan teknologi terdepan banyak dikunjungi pasien
dari wilayah luar kota. Banyak berdirinya pabrik baru dengan jumlah karyawan ribuan
orang juga menjadi peluang bagi Rumah Sakit Mandaya Royal Puri. Ancaman Rumah
Sakit Mandaya Royal Puri terutama berasal dari RS PIK, RSPI Puri Indah, dan RS Tzu
Chi yang berlokasi di wilayah yang sama dengan Rumah Sakit Mandaya Royal Puri ada
yang sudah melayani pasien BPJS.
Berdasarkan beberapa alasan di atas, membuat penulis tertarik untuk meneliti
bagaimanakah strategi pemasaran yang dilakukan oleh manajemen Rumah Sakit
Mandaya Royal Puri untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasiennya. Selain itu, juga
berusaha untuk menganalisis apa saja yang menjadi kendala Rumah Sakit Mandaya Royal
Puri dalam memperoleh pasien dan bagaimana cara untuk mengatasi kendala tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah pada perusahaan
RS Mandaya Royal Hospital Puri yaitu:

 Segmentasi
 Positioning

5
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi
Pemasaran . Selain itu tujuan penulisan makalah ini adalah :

 Tujuan Umum
Untuk mengetahui strategi pemasaran RS Mandaya Royal Hospital Puri
 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui segmentasi dan juga positioning dari RS Mandaya Royal
Hospital Puri

1.4 Manfaat

Adapan manfaat yang diperolah dalam penyusanan makalah ini sebagai berikut

Makalah ini dibuat sebagai pengaya wawasan yang menjadi motivasi bagi penulis untuk
melakukan penulisan makalah yang berbasis keilmuan guna meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya tentang strategi pemasaran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku konsumen menjadi masukan pemasaran untuk mengembangkan strategi


pemasaran, maka suatu perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang mampu
mempengaruhi konsumen yang menjadi target marketnya, sehingga penentuan segmentasi
pasar, pemilihan pasar sasaran, dan kemudian positioning menjadi penting untuk diperhatikan
dengan baik. Perusahaan wajib menjelaskan dengan konsumen dan mencoba persuasif di
benak konsumen tentang keunggulan produk dan keunikan dibandingkan dengan produk
pesaing.

2.1 Segmentasi (Segmentation)


Segmentasi pasar dapat dipahami sebagai proses mengelompokkan pasar keseluruhan
yang heterogen menjadi kelompok atau segmen yang memiliki kesamaan dalam hal
kebutuhan, keinginan, perilaku dan atau respon terhadap program pemasaran spesifik.
Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa segmentasi pasar adalah membagi suatu pasar
dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan dasar, karakteristik
atau pembeli yang mungkin memerlukan produk atau bauran pasaran yang berbeda.
Segmentasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Empat cara yang sering digunakan
dalam melaksanakan segmentasi adalah sebagai berikut :
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis digunakan untuk mengklarifikasi pasar berdasarkan lokasi yang
mempengaruhi biaya operasional dan jumlah permintaan secara berbeda. Dalam
segmentasi geografis, pasar dibagi menjadi unit geografis seperti negara, provinsi, kota
dan lingkungan.
b. Segmentasi Demografis
Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi berbagai kelompok berdasarkan
variabel-variabel demografis, misalnya usia, jumlah keluarga, jenis kelamin, penghasilan
per bulan, pekerjaan, agama, ras, generasi kewarganegaraan dan status sosial.
c. Segmentasi psikografis
Segmentasi psikografis, segmen pasar ini dilakukan dengan mengelompokkan konsumen
dan pembeli menjadi bagian pasar menurut variabel-variabel pola atau gaya hidup (life
style) dan kepribadian (personality).

7
d. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku, pasar diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok yang
dibedakan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau respon terhadap suatu
produk.

2.2 Target Pasar (Targeting)


Penentuan pasar sasaran atau targeting merupakan kegiatan mengevaluasi dan memilih
pasar yang akan dijadikan sasaran penawaran produk-produk perusahaan. Keputusan
menentukan pasar mana yang akan dilayani merupakan keputusan strategi bisnis yang
paling menentukan. Pilihan strategi ini diimplementasikan oleh keputusan manajemen
tentang bagaimana bersaing dalam setiap produk pasar yang diminati. Keputusan
pemasaran strategi adalah memilih pembeli mana yang akan dituju dalam setiap produk
pasar dan bagaimana menentukan posisi produk perusahaan untuk setiap pasar sasaran.
Targeting adalah menentukan segmen pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan.
Evaluasi terhadap daya tarik segmen pasar dapat dilakukan dengan menggunakan
sembilan kriteria yang bisa dikelompokkan menjadi tiga faktor utama, yaitu ukuran dan
potensi pertumbuhan segmen, karakteristik struktural segmen, dan kesesuaian antara
produk dan pasar

2.3 Penentuan Posisi (Positioning)


Positioning atau penentuan posisi dipopulerkan pertama kali oleh Al Ries Jack Trout pada
tahun 1972. Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan
diferensiasi yang unik dalam benak konsumen sasaran sehingga terbentuk citra (image)
merek atau produk yang lebih unggul dibanding dengan brand pesaing. Istilah positioning
mempu mengacu pada upaya penempatan atau menggerakkan suatu produk kesuatu
tingkatan yang diinginkan dan sesuai dengan perhatian konsumen. Renald Kasali
menyatakan bahwa positioning adalah strategi komunikasi untuk memasuki jendela otak
konsumen agar brand mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan
keunggulan terhadap produk atau merek dalam bentuk hubungan asosiatif. Menurut
Kotler dan Keller, positioning adalah suatu aktivitas perusahaan dalam memberikan suatu
citra yang ditaruh di dalam benak tujuan untuk melokasikan suatu brand didalam pikiran
konsumen agar dapat memberikan nilai tambah (manfaat) yang lebih kepada perusahaan.

8
2.4 Strategi Positioning Produk
Positioning produk sangat berhubungan dengan segmentasi pasar karena penempatan
produk tersebut ditujukan melayani target market tertentu. Oleh karena itu, strategi
positioning produk dibenak konsumen sehingga produk tersebut lebih menonjol
dibandingkan dengan produk pesaing. Fokus utamanya adalah bagaimana caranya
sehingga konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang diharapkan produsen
tentang produk yang ditawarkan.
Menurut Philip Kotler, Ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan
positioning yaitu sebagai berikut :
1) Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi konsumen yaitu dengan
jalan mengasosiasikan suatu produk dengan atribut tertentu, karakteristik khusus atau
dengan manfaat bagi konsumen. Pemilihan atribut yang akan dijadikan basis positioning
harus dilandaskan pada tujuh kriteria sebagai berikut :
a) Derajat kepentingan (importance)
Atribut tersebut sangat bernilai dimata sebagian besar konsumen.
b) Keunikan (distinctiveness)
Atribut tidak ditawarkan perusahaan lain. Bisa pula atribut itu dikemas secara
lebih jelas oleh perusahaan dibandingkan pesaingnya.
c) Superioritas (superiority)
Atribut tersebut lebih unggul dibandingkan cara-cara yang lain untuk
mendapatkan manfaat yang sama
d) Dapat dikomunikasikan (communicatibility)
Atribut tersebut dapat dikomunikasikan secara sederhana dan jelas sehingga
konsumen dapat memahaminya.
e) Tidak muda ditiru (preemptive)
Atribut tersebut tidak mudah ditiru oleh pesaing.
f) Terjangkau (affordability)
Konsumen sasaran akan mampu dan bersedia membayar perbedaan atau keunikan
atribut tersebut.
g) Kemampulabaan (profitability)
Perusahaan bisa memperoleh tambahan laba dengan menonjolkan perbedaan
tersebut.

9
2) Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning) yaitu
positioning yang berusaha menciptakan kesan atau citra berkualitas tinggi melalui harga
tinngi atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator nilai.
3) Positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau aplikasi (use aplication/positioning)
4) Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning), yaitu mengaitkan produk
dengan kepribadian atau tipe pemakai.
5) Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning)
6) Positioning berkenan dengan pesaing (competitor positioning) yaitu dikaitkan dengan
posisi persaingan terhadap pesaing utama.
7) Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning)
Kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan. Selain
ditentukan oleh persepsi konsumennya sediri, posisi atau citra sebuah perusahaan
dipengaruhi pula oleh pesaing dan konsumen mereka.
Tujuan pokok strategi positioning, yaitu :
a) Menempatkan atau memposisikan brand diatas pasar sehingga produk tersebut terpisah
atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.
b) Memposisikan brand sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada
konsumen, yaitu untuk apa perusahaan berdiri? Apa yang akan dilakukan perusahaan
dan bagaimana membuat konsumen menyukai evaluasi yang dilakukan.

Menurut Philips Kotler (2006:121), strategi pemasaran adalah sebuah pola pikir pemasaran
yang akan dipakai untuk mencapai tujuan pemasaran suatu perusahaan, bisa berisi strategi
spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran
pemasaran. Sedangkan pendapat selanjutnya menurut Tjiptono (1997:89) strategi pemasaran
adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki
dan program pemasaran yang dipakai untuk melayani pasar sasarannya.

Analisa SWOT

Menurut (Pearce and Robinson, 1997:230) elemen-elemen analisis S.W.O.T terdiri dari:

a. Strenghts (S)

Yaitu kekuatan atau keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenangkan
persaingan. Dimana kekuatan ini sebagai sisi positif perusahaan yang dapat membimbing ke
arah peluang yang lebih luas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan.

10
b. Weakness (W)

Yaitu kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat menghambat perusahaan dalam
persaingan. Dimana kelemahan atau kekurangan dalam hal keahlian dan sumber daya
perusahaan. Ini semua bisa diobati dengan cara misalnya perusahaan diambil alih,
penggabungan beberapa perusahaan menjadi satu, atau pelatihan dan pengembangan.

c. Opportunities(O)

Yaitu kesempatan atau peluang yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan untuk
memenangkan persaingan. Di mana peluang atau kesempatan di lingkungan luar yang
memungkinkan organisasi mendapat keuntungkan yang timbul dari perubahan-perubahan
teknologi, pasar dan produk, perudang-undangan dan sebagainya.

d. Threats (T)

Yaitu ancaman yang menghambat perusahaan untuk memenangkan persaingan. Di mana


ancaman atau bahaya atau masalah yang dapat menghancurkan perusahaan. Contoh
peluncuran produk baru oleh pesaing, perubahan standar keamanan, perubahan model, atau
masalah-masalah yang timbul dengan pemasok atau pelanggan.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Identitas RS Mandaya Royal Hospital Puri

Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP) dirancang untuk menjadi rumah sakit swasta
terbesar di Indonesia. Rumah Sakit ini berlokasi di Metland Cyber City, Jl. Tol Jkt -
Tangerang, Parung Jaya, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang. Rumah sakit kami dirancang
untuk kapasitas rawat inap sebesar 400+, 10 ruang operasi, 100+ ruang pemeriksaan rawat
jalan, dan peralatan yang modern dan canggih seperti mesin radioterapi, ruang operasi hibrid,
dan masih banyak lagi. Mandaya Royal Hospital Puri mengharapkan lebih dari ribuan
kunjungan pasien setiap harinya.

3.2 Analisa SWOT

3.3 Visi Misi Mandaya Royal Hospital Puri


 Visi
Memberikan pelayanan kelas dunia bagi pasien dengan pelayanan personal
berdasarkan kasih.
 Misi
- Memberikan pelayanan kesehatan terintegrasi dan berkualitas di tingkat
nasional maupun regional

12
- Memberikan perawatan yang berpusat pada pasien yang melibatkan pasien
dan keluarganya dalam merancang penyembuhan (Patient Centered Care)
- Memberikan pengalaman yang baik bagi pasien dan keluarganya (Patient &
Family Experience)
- Memberikan perawatan kesehatan tingkat lanjut dengan mengembangkan dan
memperluas pusat keunggulan rumah sakit dan kerja sama International

3.4 Nilai Nilai RS Mandaya Royal Hospital Puri


1. Keamanan : Melakukan sesuatu yang aman
Pasien dan keluarga pasien telah mempercayakan kehidupan dan kesehatan mereka di
tangan kami. Di Rumah Sakit Mandaya, prioritas utama kami adalah melindungi
pasien dan keluarga pasien dari ancaman bahaya. Kami percaya bahwa
mempertahankan standar keamanan yang tinggi merupakan hal yang sangat penting
untuk memberikan perawatan yang berkualitas, serta menyediakan tempat kerja yang
aman bagi kami semua.
2. Keunggulan : Melakukan sesuatu yang terbaik
Di Rumah Sakit Mandaya, kami hanya melakukan yang terbaik untuk anda. Kami
bekerja sebagai tim untuk menghadirkan pengalaman yang sempurna dengan
teknologi yang canggih, untuk memberikan perawatan berkualitas tinggi bagi pasien
dan keluarga pasien. Kami mendedikasikan diri kami untuk terus mengembangkan
keunggulan, profesionalitas, dan inovasi dalam pekerjaan kami
3. Peduli : Melakukan sesuatu yang baik
Setiap pekerja di Rumah Sakit Mandaya selalu memberikan pelayanan bagi pasien
dan keluarga pasien dengan perhatian penuh. Kami memperlakukan setiap pasien
yang kami layani dengan ramah dan penuh kasih sayang, dan berusaha untuk lebih
memahami dan memberikan kebutuhan masyarakat yang beragam. Dengan penuh
semangat, kami menyediakan dan memberikan proses penyembuhan yang terbaik
bagi pasien.
4. Integritas : Memberikan sesuatu yang benar
Tindakan yang kami lakukan mencerminkan nilai-nilai yang menjadi acuan Rumah
Sakit Mandaya. Kami bertindak secara etis dan bertanggungjawab untuk semua yang
kami lakukan. Kami menghadirkan rasa hormat, keterbukaan, dan kejujuran dalam
pertemuan kami dengan pasien, keluarga pasien, dan rekan kerja kami, serta
mendukung kesejahteraan komunitas yang kami layani.

13
3.5 Target Pencapaian Mandaya Royal Hospital Puri
Mandaya Royal Hospital Puri mempunyai beberapa target pencapaian dalam bisnis
Kesehatan sebagai berikut :

Keterangan :
Emergency : Jumlah kunjungan pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD)
OPD : Jumlah Kunjungan pasien rawat jalan
IPD Admit : Jumlah pasien masuk rawat inap
MCU : Jumlah kunjungan pasien Medical Check Up
BOR : Bed Occupancy Rate (Persentase Bed pasien rawat inap yang terisi)
OT Case : Jumlah tindakan operasi
Radiology : Jumlah Pemeriksaan Radiologi
Cathlab : Jumlah Tindakan di ruang Catheterization Lab (Tindakan Jantung/Pembuluh
darah)
Endoscopy : Jumlah Tindakan endoskopi
Medical Rehab Case : Jumlah Tindakan fisioterapi

3.6 Tingkat Kepuasan Pasien Mandaya Royal Hospital Puri


Tingkat kepuasan pasien Mandaya Royal Hospital Puri dinilai dari beberapa instrument
untuk dapat menangkap seluruh masukan baik yang negative maupun positive dari pasien

14
untuk peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Adapun instrument-instrumen tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Survei Pelayanan Pasien Rawat Inap dan Pasien Rawat Jalan

2. Google Review

Mandaya Royal Hospital Puri adalah satu-satunya Rumah Sakit dengan rate Google
Review di atas 4,5

15
3.7 Strategi Pemasaran Mandaya Royal Hospital Puri
a. Merekrut dokter/professor terbaik pada bidang Kesehatan

b. Melalui Flyer dan media sosial

c. Mengadakan event Marketing

16
d. Kunjungan ke Perusahaan untuk menjalin kerja sama dalam pelayanan Medical Check
Up karyawan, layanan penjaminan rawat jalan dan rawat inap Perusahaan dengan
Mandaya Royal Hospital Puri

e. Membuat acara di komunitas perumahan dengan tujuan mempererat hubungan antara


komunitas dengan Rumah Sakit supaya Mandaya Royal Hospital Puri menjadi tujuan
utama mereka untuk mendapatkan pelayanan medis

17
f. Mengadakan Health Talk

g. Mengadakan kerja sama dengan liga olahraga untuk pelayanan orthopedi

h. Mengadakan Pameran di area Publik

18
i. Mengadakan kerja sama konsultan medis dengan Cleveland Clinic untuk
meningkatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan medis Mandaya Royal Hospital
Puri

3.8 Konsep berbeda dari Mandaya Royal Hospital Puri


1. Konsep ruang UGD / Unit Gawat Darurat yang Private Room atau 1 kamar 1 pasien
sehingga lebih nyaman menunggu proses pemeriksaan tanpa ada kekhawatiran
penularan penyakit dari pasien lain yang ada di UGD.

2. Membuat konsep rumah sakit yang berbeda dari rumah sakit lain yaitu dengan
mengutamakan Patient Experience dengan tujuan dapat memperkenalkan rumah sakit
ini dari mulut ke mulut. Nuansa Rumah sakit yang seperti hotel Bintang 5 dan estetik
serta instagrammable membuat pasien yang masuk ke rumah sakit tidak bisa menahan
dirinya untuk mem-posting tangkapan foto atau video mereka ke media social.

19
Kamar Perawatan Inap Mandaya Royal Hospital Puri

3. Dengan konsep kamar rawat inap yang seperti hotel Bintang 5, pasien yang dirawat di
rumah sakit ini lebih merasakan suasana staycation karena suasana yang homey dan
nyaman serta tidak ada bau rumah sakit. Untuk pasien yang melahirkan, setelah
proses melahirkan di mana Menurut dokter pasien sudah bisa berjalan, pihak RS akan
menyiapkan Romantic Dinner untuk pasangan suami istri beserta bayinya.

20
4. Untuk pasien anak, RS ini menyediakan staff khusus untuk menemani pasien bermain
di kamar rawat inapnya dengan membawa bermacam-macam mainan atau buku
ataupun membuat origami. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kebosanan pasien
anak selama dirawat inap dan mengalihkan focus anak supaya tidak terlalu rewel,
serta memberi waktu untuk orang tua pasien beristirahat sejenak.

5. RS ini mempunyai beberapa alat canggih seperti Smart Infuse yang mana alat infus
pasien tersambung dengan layar dashboard di konter perawat sehingga saat infus
habis, akan ada alarm otomatis yang akan mengingatkan perawat bahwa infus pasien
perlu diganti. Selain itu, ada alat kedokteran canggih lainnya seperti kedokteran
nuklir, radioterapi, dan O-knife yang mempermudah proses penyembuhan pasien.

21
6. Ada penawaran Upgrade Room untuk pasien agar dapat menikmati fasilitas terbaik
dari RS dan merasakan Staycation.

7. One Stop Service, di mana pasien tidak dipersulit pelayanannya, tidak perlu naik
turun untuk melakukan pendaftararan atau pembayaran karena di setiap lantai sudah
ada konter yang disiapkan untuk membantu pasien.

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP) dirancang sebagai rumah sakit swasta
rujukan Nasional. Rumah Sakit memiliki fokus dalam memberikan perawatan medis
berkualitas tinggi tidak hanya untuk pasien dari Jakarta, namun juga dari daerah lain
bahkan luar negeri. Dilengkapi dengan peralatan medis canggih dan dokter
berpengalaman. Rumah Sakit Mandaya Royal Puri berupaya untuk memberikan
perawatan yang berpusat pada pasien dengan memberikan tidak hanya dari perspektif
klinis, tetapi juga dari perspektif emosional, mental, spiritual, sosial, dan keuangan.
Mandaya Royal Hospital Puri (MRHP) dirancang sebagai rumah sakit swasta kelas
dunia di Indonesia. Dengan total kapasitas 400+ tempat tidur rawat inap, 10 ruang
operasi, 100+ ruang pemeriksaan rawat jalan dan peralatan canggih seperti Spectral
CT Scan, High Gradient MRI, lab kateter canggih dengan USG intravaskular dan
masih banyak lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA

Doni Juni Priansah, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Pustaka Seta, Bandung 2017. Hal-42

Rhenal Kasali, Mimbidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, Positioning, Gramedia


Pustaka Umum, Jakarta 2007. Hal 507

Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 2. Indeks, Jakarta 2008. Hal 410

24

Anda mungkin juga menyukai