Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN STRATEGI PEMASARAN

YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCA STRATEGI HOME CARE

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

1. Rahmandani Reza Saputra (P07120419038)


2. Desqiya Qatrunnada (P07120419043)
3. Haekal Aripin (P07120419047)
4. M. Hilal Iswandi (P07120419053)
5. Sakyanandi (P07120419062)
6. Siti Hajar Usman (P07120419064)
7. Sri Ramadhan (P07120419065)
8. Wafiq Azizah (P07120419069)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan anugerah kami untuk dapat menyusun makalah Keperawata Gawat
Darurat yang berjudul “MAKALAH KEWIRAUSAHAAN STRATEGI
PEMASARAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCA STRATEGI
HOME CARE”.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik


berupa internet. kelompok berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua dalam menambah pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan
gawat darurat. Kelompok sadar makalah ini belumlah sempurna maka dari itu
kelompok sangat mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini
manjadi sempurna.

Mataram, 11 Februari 2023

Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................

A. Setrategi pemasaran...................................................................................
B. Pengertian home care................................................................................
C. Tujuan Home Care....................................................................................
D. Manfaat pelayanan home care...................................................................
E. Ruang lingkup pelayanan home care.........................................................
F. Strategi pengelolaan HHC.........................................................................
G. Bentuk pelayanan home care.....................................................................
H. Pemberian pelayanan home care...............................................................
I. Unsur perawatan kesehatan di rumah........................................................
J. Mendirikan home care...............................................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................


A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di antara mahluk hidup yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa,


manusia merupakan mahluk yang paling sempurna. Manusia
membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan untuk membiayai
kehidupan sehari-hari. Diantara manusia tersebut ada beberapa orang yang
mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri
bahka dapat membuka lapangan kerja untuk orang lain (Muhammad
Hamdani, 2012).
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan
jasa yang menadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang, jadi,
kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai
tambah di pasar melalui proses pengolahan sumber daya dengan cara-cara
baru dan berbeda (Collin, 2009).
Di Indonesia kewirausahaan baru dipelajarai pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan
dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan
baik mulai pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala
lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Orang yang
melakukan krgiatan kewirausahaan di sebut wirausahawan. Muncul
pertanyaan mengapa seseorang wirausahawan entreprenear mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumna. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat
terkait dengan nilai-nilai, sikap dan prilaku sebagai manusia unggul. Tidak
dapat disangkal lagi, bahwa kesinambungan hidup perusahaan sangat
terpenting pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan bersaing
melalui strategi yang dimiliknya (Muhammad Hamdani, 2012).

Sektor jasa kesehatan merupakan salah satu sektor yang mendapat


pengaruh secara langsung dari Globalisasi, seperti semakin menja
murmyafasilitas kesehatan tingkat pertama ataupun lanjut, di Indonesia.
Setiap fasilitas kesehatan yang didirikan, akan senantiasa mempertahankan
eksistensi kinerjanya untuk mencapai suatu tingkat pertumbuhan tertentu.
Selain itu, semakin tingginya tuntutan masyarakat akan fasilitas kesehatan
dan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan bermutu,
membuat fasilitas kesehatan harus mampu bertahan memenuhi tuntutan
tersebut. Sehingga, di tengah persaingan yang semakin ketat, fasilitas
kesehatan perlumelakukan pemasaran dan membuat strategi pemasaran
agar dapat merebut pangsa pasar dan memenuhi tuntutan masyarakat.
Pemasaran merupakan analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian dari program yang dirancang secara hati-hati untuk
pertukaran nilai dengan target pasar agar dapat mencapai tujuan
organisasi, komunikasi
dan distribusi yang efektif. Sedangkan strategi pemasaran, merupakan
suatu
langkah yang direncanakan produsen sebelum produk atau jasa dihasilkan
dan dipasarkan kepada konsumen. Fasilitas kesehatan perlu mengetahui
faktor apasaja yang mampu mempengaruhi konsumennya, karena strategi
pemasaran angat berpengaruh terhadap suatu produk atau jasa yang
diterima oleh konsumen atau tidak. Oleh karena itu, di dalam makalah ini
akan dipaparkan mengenai strategi pemasaran di bidang jasa pelayanan
kesehatan, sehingga didapat pemahaman mengenai strategi pemasaran,
unsur dan prosesnya.
Menurut Sherwen ( 1991 ) mendefenisikan perawatan kesehatan di
rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang di lakukan
oleh perawat untuk membantu individu, keluarga, dan masyarakat
mencapai kemandirian dalam menyeksaikan masalah kesehatan yang
mereka hadapi.

Sehingga judul makalah ini adalah “Makalah Kewirausahaan


Strategi Pemasaran Yang Berhubungan Dengan Rencana Strategi Home
Care”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Keperawatan dapat memperoleh
gambaran tentang strategi pemasaran mengenai home care sebagai
bentuk pelayanan keperawatan kepada klien secara koperehensif.

2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui Setrategi pemasaran
2. Mahasiswa mampu mengetahui Pengertian home care
3. Mahasiswa mampu mengetahui Tujuan Home Care
4. Mahasiswa mampu mengetahui Manfaat pelayanan home care
5. Mahasiswa mampu mengetahui Ruang lingkup pelayanan home care
6. Mahasiswa mampu mengetahui Strategi pengelolaan HHC
7. Mahasiswa mampu mengetahui Bentuk pelayanan home care
8. Mahasiswa mampu mengetahui Pemberian pelayanan home care
9. Mahasiswa mampu mengetahui Unsur perawatan kesehatan di rumah
10. Mahasiswa mampu mengetahui Mendirikan home care
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pemasaran

1. Pengertian
a. Strategi
Strategi pertama kali dikemukakan oleh Chandler di tahun 1962,
dengan pengertian bahwa strategi merupakan tujuan jangka panjang
dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua
sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut
(Rangkuti, 1997).
Pendapat lain tentang strategi menurt Arvgris (1985) adalah
respon sccara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan
ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi.
Di tahun 1995. pendapat yang hampir serupa dikemukakan oleh
Hamel dan Prahalad, dua pakar strategi. yang mendefinisikan
strategi yaitu tindakan yang bersiat incremental (senantiasa
meningkat) dan tenıs menerus serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan (Abekti, 2014).

b. Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2007) pemasaran menupakan suatu
fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan serta
mnegelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan para pemilik sahamnya.
Selain itu, pemasaran menurut Tjiptono (2008) adalah fungsi
yang memiliki kontak yang paling besar dengan lingkungan
eksterral, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas
terhadap lingkungan ekstemal. Oleh karena itu, pemasaran
memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi.

Pengertian pemasaran yaitu menurut Daryanto (2011) adalah


suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Berdasarkan beberapa pengertian pemasaran tersebut di atas,
dapat disimpulkan bahwa pemasaran memiliki tiga poin penting ,
yaitu :
1) Fungsi Organisasi
2) Kegiatan menciptakan, mengkomunikasikan, serta
3) Mengelola hubungan dengan pelanggan

B. Pengertian Home Care


Home care (HC) menurut Habbs dan Perrin (1985) merupakan
layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lemman D dan Ernc
B.L, 1993). Menurut Departemen Kesehatan (2002) menyebutkan bahwa
home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluanga di tempat
tinggal mere ka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan akibat dari penyakit. Menurut Sherwen ( 1991 )
mendefenisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari
pelayanan keperawatan yang di lakukan oleh perawat untuk membantu
individu, keluarga, dan masyarakat mencapai kemandirian dalam
menyeksaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Sedangkan menurut Stuart ( 1998 ) menjabarkan perawatan kesehatan
di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang
merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan ( discharge planning ),
bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di
rumah ini biasanya dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula,
perawat komunitas dimana klien berada, atau tim khusus yang menangani
perawatn di rumah. Sedangkan menurut Neis dan Mc Ewen (2001)
menyatakan home health care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan
dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat
atau orang orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi
kesehatannya.

C. Tujuan home care (Ferry Efendi- Makhfudli,2009)


a. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status keschatan dan
kualitashidup klien.
b. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota
keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.
c. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.
d. Membantu klien untuk tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan
perawatan yang di perlukan, rehabilitasi, atau perawatan paliatif.
e. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

D. Manfaat pelayanan home care


Menurut Femy Efndi - Makhfudli, 2009 Perawatan kesehatan di
rumah juga memiliki manfaat baik untuk keluarga maupun perawat.
a. Manfaat untuk keluarga tersebut adalah sebagai berikut:
1) Manfaat untuk keluarga. Biaya kesehatan akan lebih terkendali
2) Mempererat ikatan keluarga karna dapat berdekatan dengan
anggota
keluarga yang lain saat sakit
3) Merasa lebih nyaman karena berada di numah sendin
b. Manfaat untuk perawat sebagai berikut:
1) Memberikan variasi lingkun gan kerja sehin gga tidak jenuh
dengan
lingkungan yang sama.
2) Dapat mengenal lingkungan dan klien dengan baik sehingga
pendidikan
kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah
klien.

E. Ruang lingkup pelayanan home care


Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan bahwa ruang lingkup
pelayanan home care terdiri dari:
a. pelayanan medik
b. pelayanan dan asuhan keperawatan
c. pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan terapeutik
d. pelayanan rehabilitasi medik dan keterapian fisik
e. pelayanan informasi dan rujukan yang terdiri atas : pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan kesehatan;
f. higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
g. pelayanan perbantuan untuk kegiatan social.

F. Strategi Pengolahan HHC (Hospital -based Home Care)


Untuk mengelola program hospital -based home care dengan sukses
diperlukan komitmen semua pihak baik pengelola agensi home care,
rumah sakit maupun para pemberi pelayanan. Komitmen ini sangat
diperlukan mengingat banyaknya hambatan dalam pengelolaan HHC ini,
terutama para pengelola harus memiliki jika kewirausahaan yang benar-
benar tinggi, menurut ficks. WJ (1993) ada beberapa kendala /hambatan
dalam mencapai sukses dalam pengelolaan HHC, yaitu dilibat dari aspek
internal dan eksternal. Hambatandari faktor internal terdiri dari product
life cyck, wage and benefits, administrivia dan hospital large-scale min-
set. Sedangkan hambatan eksternal menyangkut sistem pembayaran yang
tidak lancar, meliputi reimbusment changes, prospective payment dan case
management yang tidak hati-hati. Untuk menanggulangi hambatan faktor
internal dan eksternal HHC tersebut maka strategi pengelolaan HHC
menurut Leman and Linne (1993) diarahkan kepada :
1. Menetapkan strategi MIA (Mission, Innovation, and Autonomy) untuk
mengatasi hambatan internal M - Mission antara agen/ unit home care
dan rumah sakit harus saling bersinergi dan mempunyai kesamaan
pandangan dalam hal :
a. Meningkatkan kunjungan klien, dimana bersama-sama berusaha
secara aktif dan proaktif, sehingga akan mampu meningkatkan
kepuasan pelanggan dalam pelayanan program HHC sehingga akan
berdampak pada peningkatan kunjungan ke rumah sakit (klien rawat
jalan).
b. Penghematan biaya : HHC didesain untuk memaksimalkan
penghematan biaya rumah sakit dengan menurunkn length of stay
(LOS). Penghematan biaya ini menggunakan rumus sebagai berikut:
 Penghematan
Biaya RS melalui = penurunan LOS rata-rata LOS-LOS RS
aktual x biaya-biaya lain RS per klien perhari I-Innovation
Agensi/unit Hospital-Based Home Care harus dapat mendorong
menciptakan inovasi-inovasi terbaru berkaitan dengan pemasaran
dan pelayanan. Dalam konteks ini rumah sakit harus mendukung
kegiatan HHC tersebut dengan memberikan reward yang positif
dan memadai. Ada dua prinsip yang harus dipegang untuk
mengembangkan hal tersebut adalah :
c. Jika RS memiliki program inovasi yang dapat diimplementasikan
tanpa menganggu operasional HHC, maka sebaiknya unit HHC
mengadaptasi program RS tersebut.
d. Dan sebaliknya jika agensi unit HHC memiliki proses dan sistem
inovasi sendiri dan tidak menganggu sistem RS, maka RS sebaiknya
mengadaptasi sistem HHC tersebut.
A=Autonomy
karena dalam mengembangkan program HHC mengandung unsur
bisnis (profit oriented), maka sebaiknya pengelola HHC diberi
otonomi dalam mengembangkan teknik-teknik euntrepreneurship
(kewirausahaan), oleh karena itu sebaiknya yang menjadi
administratur HHc adalah seorang euntrepreneur. Dengan demikian
akan mampu mengigatkan penampilan HHC yang profesional.
2. Untuk mengatasi hambatan eksternal, direkomendasikan 4 hal yang
perlu diperhatikan :
a. Administrator harus memastikan semua informasi yang dibutuhkan
oleh staff dan tersedia dengan lengkap, meliputi akunting, laporan
pelayanan, dan monitor produktifitas pelayanan.
b. Untuk meningkatkan efisiensi operasional HHC, maka pengelola
HHC harus mampu mengembangkn sistem pembiayaan yang efektif
dan efisien (dihitung berdasarkan unit cost/kunjungan)
c. Program HHC harus mampu menciptakan sistem referal (rujukan)
sebagai upaya mengembangkan net-working yang mendukun
gpeningkatan kunjungan ke HHC.
d. Kunci sukses yang paling penting adalah menciptakan service
pelayanan yang berorientasi pada customers/ pelanggan. Oleh karena
orientasi kalkulasi bisnis harus berubah dari:
 Keuntungan (profit) - Revenue-biaya (cost) Menjadi Long trem
profit (dari cutumer yang puas) – biaya=profit plus.
G. Bentuk pelayanan home care
Berbagai bentuk pelayanan home care yang dapat dilakukan di rumah
antara lain:
a. pengukuran tanda-tanda vital
b. pemasangan atau penggantian selang lambung (NGT)
c. pemasangan atau penggantian kateter; pemasangan atau penggantian
tube pernafasan
d. perawatan luka dekubitus atau ulcer dan jenis luka lainnya
e. penghisapan lendir dengan atau tanpa mesin
f. pemasangan peralatan oksigen
g. penyuntikan (IM, IV, Sub kutan)
h. pemasangan atau penggantian infus
i. pengambilan preparat laboratorium (urin, darah, tinja, dll)
j. pemberian huknah
k. perawatan kebersihan diri (mandi, keramas, dll)
l. latihan atau exercise
m. fisioterapi
n. terapi wicara
o. pelayanan terapi lainnya;
p. penyuluhan perawatan kesehatan yang meliputi konseling pada kasus-
kasus khusus, konsultasi melalui telepon dan memfasilitasi untuk
konsultasi ke dokter, menyiapkan menu makanan, menyiapkan dan
membersihkan tempat tidur, memfasilitasi terhadap kegiatan sosial atau
mendampingi, memfasilitasi perbaikan sarana atau kondisi kamar atau
rumah.
H. Pemberian pelayanan home care
Pelayanan kesehatan ini diberikan oleh para profesional yang tergabung
dalam tim home care. Menurut Setyawati (2004) tim home care tersebut
antara lain:
a. Kelompok profesional kesehatan, temasuk di dalamya adalah ners atau
perawat profesional, dokter, fisioterapis, ahli terapi kerja, ahli terapi
wicara, ahli gizi, ahli radiologi, laboratorium, dan psikolog.
b. Kelompok profesional non kesehatan, yaitu pegawai sosial dan
rohaniawan atau ahli agama.
c. Kelompok non profesional, yaitu nurse assistant yang bertugas sebagai
pembantu yang menunggu untuk melayani kebutuhan atau aktivitas
sehari hari dari klien. Kelompok ini bekerja di bawah pengawasan dan
petunjuk dari perawat.

Sedangkan menurut Allender (1997) pemberi pelayanan dalam home


health care meliputi:
a. Pelayanan keperawatan dapat diberikan oleh registered nurse, perawat
vokasional, pembantu dalam home health yang disupervisi oleh
perawat.
b. Suplemental therapiest meliputi terapi fisik, terapi wicara, terapi
okupasional, dan terapi rekreasi.
c. Pelayanan pekerja social.
I. Unsure perawatan kesehatan di rumah (Ferry Efendi-Makhfudli, 2009)
Perawatan kesehatan di rumah terdiri atas 3 unsur, yaitu pengelolah
pelayanan, pelaksana pelayanan, dan klien.
a. Pengelolah pelayanan.
Merupakan individu, kelomok, ataupun organisasi yang bertanggung
jawab terhadap seluruh pengelolaan pelayanan kesehatan rumah baik
penyediaan tenaga, sarana dan peralatan, serta mekanisme pelayanan
sesuai standar yang ditetapkan.

b. Pelaksana pelayanan.
Merupakan tenaga keperawatan profesional bekerja sama dengan
tenaga
profesional lain terkait dan tenaga non-profesional. Pelaksana
pelayanan
terdiri atas koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.
c. Klien.
Menupakan penerima perawatan kesehatan di rumah dengan melibatkan
salah satu anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili
klien. Apabila diperukan keluarga dapat juga menunjuk sesorang yang
akan menjadi pengasuh yang melayani kebutuhan sehari-hari klien.
J. Mendirikan Home Caer
a. Kelembagaan Home Care
Secara kelembagaan, home care melekat dengan Rawat Inap (Palaran)
sebagai salah satu bentuk layanan medis yakni Rawat Inap yang
memiliki
hirarki baku. Dalam institusi layanan kesehatan (dalam hal ini milik
pemerintah) semua sistem ada aturannya, dan sudah tentu kompetensi
medis diserahkan kepada dokter. Selanjutnya dokter dapat
mendelegasikan tindakan medis kepada paramedisberdasarkan indikasi
dan prota (prosedur tetap). Ini dimaksudkan untuk melindungi pasien
dan petugas, sehingga jika terjadi sesuatu berkenaan dengan tindakan
medis, dapat dipertanggung jawabkan sesuai undang-undang dan
kompetensi. Kecuali jika Homecare tidak ada tindakan medis, maka
perawatan bersifat follow up, bisa jadi tidakdiperkukan penanggung
jawab dokter.Adanya kelembagaan Home Care mengacu pada UU No.
12 Tahun 1992 dan UU No. 29 tahun 2004, kompetensi tindakan medis
(praktek, homecare, klinik, balai pengobatan, RS dan lain-lain) adalah
seorang dokter sesuai Ketentuan Konsil Kedokteran Indonesia. Artinya
penanggung jawabnya seorangdokter atau dokter gigi (dalam hal
perawatan kesehatan gigi dan mulut).
Health home care dilakukan oleh tiga keompok lembaga berwenang,
yaitu:Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (cerified home health
agency/ CHHA):
 Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang (the long-
term home health care program (LTHHCP)
 Lembaga Berlisensi.

Rinciannya meliputi :
1. Lembaga Kesehatan di Rumah Bersertifikat (CHHA). Tujuannya
adalah untuk memberikan kesempatan bagi individu yang
mengalami penyakit akut untuk menerima perawatan terampi yang
dibutuhkan di rumah mereka sendiri. CHHA memenuhi kebutuhan
individu dengan memberi berbagai jenis pelayanan, termasuk
pelayanan keperawatan terampil, terapi wicara, terapi fisik dan
terapi okupasi, pelayanan sosial medis, asisten perawatan
kesehatan di rumah (HHA), konseling nutrisi, transportasi,
peralatan, dan terapi pemapasan CHHA juga memiliki program
khusus, seperti pelayanan kesehatan mental, pelayanan pediatrik,
program untuk anak dan ibu, dan program AIDS, terdapat juga
pelayanan berteknologi tinggi seperti terapi intravena, kemoterapi
dirumah, dan penatalaksanaan nyeri. CHHA dikenal sebagai
program jangka pendek karena pelayanan yang diberikan biasanya
singkat.
2. Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka Panjang
(LTHHCP) Program Perawatan Kesehatan di Rumah Jangka
Panjang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan individu yang
menderita penyakit kronis di rumah. Merupakan program yang
memberikan pelayanan sosial dan kesehatan kepada masyarakat
yang membutuhkan perawatan kesehatan di rumah dalam waktu
yang lama. Biaya pelayanan kesehatan pasien tidak boleh lebih dari
75% biaya rata-rata perawatan institusional jangka panjang di
wilayah setempat. Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi
terapi fisik, okupasi, dan wicara, pelayanan sosial medis, dukungan
nutrisi serta pelayanan perawatan personal.
b. Struktur Organisasi Home Care
Adapun susunan dari organisasi home care ini adalah:
1. Penanggung Jawaban.
Bertanggung jawab atas sagala bentuk pelayanan home cara
2. Menerima konsultasi dari pelaksanaan home care.
3. Mengetahui segela bentuk perawtan bagi kien2. Ketua Umum.
Mengkoordinasikan tim pelayananb. Mengelola segala bentuk
pelayanan yang diberikan.
4. Melaksanakan pengawasan, pengenda lian dan pembinaan terhadap
kinerja pelayanan.
5. Membuat laporan kegiatan pelayanan meliputi laporan Ketua
Pelayanan
6. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan, Menjalin
komunikasi antar ketua pelaksanaan Home Care
7. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan pelayanan
Home Care.
8. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan dengan
tim.
9. Mengatur proses pelayanan Home Care.
10. Menjalin kerjasama antar tim.
11. Menyusun laporan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah.
12. Pelaksana Pelayanan dalam Melaksanakan pengkajian dan
menentukan diagnosa keperawatan
13. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa
keperawatan
14. Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditentukan.
15. Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan dengan
berpedoman pada renpra.
16. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam kep. setiap selesai
melaksanakan tugas.
17. Memberikan pendidikan kesehatan dalam Melakukan usaha
promotif, preventif dan edukasi.

c. Rencana Kegiatan Pelayanan Home Care (Fery Efendi- Makhfudli,


2009).
Rencana kegiatan meliputi beberapa fase, antara lain sebagai berikut :
1. Fase persiapan
Pada Fase pertama ini, perawat mendapatkan data tentang
keluarga yang akan dikunjungi dari Puskesmas atau Ibu
Kader.Perawat perlu membuat laporan pendahuluan untuk
kunjungan yang akan dilakukan.Kontrak waktu kunjungan perlu
dilakukan pada fase ini.
2. Fase Inisiasi (perkenalan)
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama
fase ini, perawat dan keluarga berusaha untuk saling mengenal
dan bagaimanakeluarga menanggapi suatu masalah kesehatan.
3. Fase implementa si
Pada Fase ini,Perawat melakukan pengkajian dan perencanaan
untuk mengatasi masalah kesehatan yang dimiliki oleh klien dan
keluarga, Melakukan intervensi sesuai rencana, Eksplorasi
Nilai-nilai keluarga danpersepsi keluarga terhadap
kebutuhannya, Berikan pendidikan kesehatansesuai tingkat
Pendidikan Klien dan keluarga serta sediakan pula
informasitertulis.
4. Fase terminasi
Fase ini perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan
berdasarkan pada pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama
keluarga, Menyusun rencana tindak lanjut terhadap masalah
kesehatan yang sekarang di tangani dan masalah kesehatan yang
mungkin di alami oleh keluarga sangat penting dilakukan pada
fase terminasi.
5. Fase pasca kunjungan
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat dokumentasi
lengkap tentang hasil kunjungan untuk dis impan di pelayanan
kesehatan dokumentasi tersebut harus memenuhi aspek
lengkap(komplit),jelas(clear),dan dapat dibaca(legible).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi pertama kali dikemukakan oleh Chandler di tahun 1962,
dengan pengertian bahwa strategi merupakan tujuan jangka panjang dari
suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya
yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 1997).
Menurut Kotler dan Keller (2007) pemasaran menupakan suatu fungsi
organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan serta
pengelolaan hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan para pemilik sahamnya.
Home care merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang akan sangat
dibutuhkan pada masa depan karena dengan home care, pasien dapat
dirawat dirumahnya sendirn dengan ditemani oleh anggota keluarga yang
lain sehingga kecemasan pasien dapat diminimalkan.Dengan melakukan
Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat
menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan
biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit. Tetapi perlu diingat
bahwa pasien yang dapat layanan home care adalah pasien yang secara
medis dinyatakan amanuntuk dirawat di rumah dengan kondisi rumah
yang
memadai.
B. Saran
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan haruslah mampu
memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif kepada klien
salah satunya dengan mendirikan Home Care dan mengembangkan Home
Care tersebut dengan terus secara aktif melihat dan mampu menanggapi
secara tepat perubahan kebutuhan kesehatan dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

American Medical Association. (2001). Guide To Home Caregiving. New


York:John Wiley & Sons. Diterbitkan Agustus 5, 2007 Artikel,
Health, Kesehatan,Personal 41 Comments Tags: Artikel, Health,
Kesehatan, Personal Efendi, ferry danmakhfudli.2009.

Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktek Dalam


Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Pos
Kesehatan (Poskestren). Jakarta: Depkes RILDinas Kesehatan
Provinsi Jatim,2007.Pokestren dan PHBS Tatanan Pesantren,
Surabaya: Dinkesprop Jatim.

https://id.scribd.com/document/488325027/MAKALAH-
KEWIRAUSAHAAN-STRATEGI-HOME-CARE. diakses pada
(Tanggal ; 10 Februari, 2023) Hari, Jum’at, pukul 12.30 wita.

https://id.scribd.com/document/403883989/Strategi-kwu-bidang-kesehatan
diakses pada, (Tanggal ; 10 Februari, 2023) Hari, Jum’at, pukul 20.30
wita.

Anda mungkin juga menyukai