Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

PEMASARAN BAHAN BAKU DAN PRODUK FARMASI


“Strategi Pemasaran Untuk Produk Kosmetika”

Dosen Pengampu: Novita Eka Kartab., S.Farm., M.Farm., Apt.

Disusun oleh: Kelompok 3


A Farmasi Umum 2020

Setiyawati Indahsari (2013016027)


Silvi Maharani (2013016041)
Dima Alfiyah (2013016053)
Sayidati Nafi’atul Ummah (2013016055)
Nadiah Sa’adah (2013016061)
Rizki Noor Aprilia (2013016072)
Rahayu Hastuti (2013016081)
Tri Ratnasari (2013016092)
M. Hardy Senra Fadillah (2013016115)
Nova Anggraeny Elistiawaty (2013016129)
Ilham (2013016171)
Muhammad Rajab Fathin Maulana (2013016190)
Nurhidayah (2013016196)
Arum Cahyani (2013016204)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu,
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 02 Desember 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3. Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4. Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1. Strategi Pemasaran ...................................................................................................... 3
2.2. Bauran Pemasaran Kosmetika ..................................................................................... 9
2.3. Profit atau Laba ......................................................................................................... 12
2.4. Analisis SWOT ......................................................................................................... 12
2.5. Kosmetika.................................................................................................................. 13
2.6. Strategi Pemasaran Kosmetika .................................................................................. 15
BAB III .................................................................................................................................... 27
PENUTUP................................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), melalui keputusan nomor
HK.00.05.4.1745 tentang kosmetik, mendefinisikan kosmetik sebagai “bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik”.
Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pada tahun 2018 industri
kosmetik mencatatkan kenaikan pertumbuhan sebesar 20% atau empat kali lipat dari
pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun sebelumnya. Hal 2 ini dikarenakan
adanya penambahan perusahaan kosmetik dari 158 perusahaan di tahun 2017
menjadi 760 perusahaan di tahun 2018, baik itu yang berskala kecil, menengah dan
besar. Pertumbuhan ini guna memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor
seiring dengan perubahan pola perilaku masyarakat yang mulai menjadikan
kosmetik sebagai kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Melihat potensi di industri
tersebut, Kemenperin telah menempatkan industri kosmetik sebagai sektor andalan
sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
(RIPIN) pada tahun 2015-2035.
Strategi pemasaran merupakan salah satu yang digunakan dalam kegiatan
pemasaran untuk memasarkan produk sesuai dengan target yang telah diterapkan
perusahaan. Salah satunya dalam sektor kosmetik dan perawatan kecantikan.
Kebutuhan masyarakat akan produk-produk kecantikan akhir-akhir ini semakin
meningkat. Kulit wajah yang cantik dan sehat merupakan salah satu faktor penting
dalam membantu menunjang penampilan. Skincare atau perawatan kulit wajah
merupakan salah satu upaya untuk menjaga, merawat serta mempertahankan kondisi
kulit, sehingga kulit dapat terlihat cantik, sehat dan indah dipandang. Bukan itu saja
masyarakat melakukan perawatan kulit wajah itu juga merupakan salah satu bentuk
apresiasi, kepedulian dan menghargai diri sendiri serta orang lain. Dengan adanya
standar kecantikan di kalangan masyarakat membuat semua orang ingin memiliki
kulit wajah yang mulus dan kelihatan muda.

1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang bisa diambil, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Strategi Pemasaran?
2. Bagaimana Bauran Pemasaran Kosmetika dan Profit atau Laba?
3. Bagaimana Analisis SWOT dalam pemasaran?
4. Apa yang dimaksud dengan Kosmetika?
5. Bagaimana Strategi Pemasaran Kosmetika ?

1.3.Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Strategi Pemasaran
2. Untuk mengetahui Bauran Pemasaran Kosmetika dan Profit atau Laba
3. Untuk mengetahui Analisis SWOT dalam pemasaran
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kosmetika
5. Untuk mengetahui Strategi Pemasaran Kosmetika

1.4.Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Dapat memberikan informasi terkait apa yang dimaksud dengan Strategi
Pemasaran, Bauran Pemasaran Kosmetika, profit atau laba, dan Analisis SWOT.
2. Dapat menjadi gambaran suatu strategi pemasaran kosmetika dalam bidang
farmasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Strategi Pemasaran


A. Definisi Strategi
Strategi berasal dari kata Yunani strategos, yang berarti Jenderal. Oleh karena
itu kata strategi secara harfiah berarti “Seni dan Jenderal”. Kata ini mengacu pada
apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak organisasi. Secara khusus,
strategi adalah penempatan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan
mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu
mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan
dan sasaran utama organisasi akan tercapai (Adam, 2018).
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi, sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema
mengidentifikasi faktor pendukungnya sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisiensi dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif (Fandi, 2000)

B. Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang
yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli
maupun pembeli potensial (Priangi, 2013).

C. Definisi Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan secara
terus-menerus dan dilakukan atas dasar sudut pandang mengenai suatu hal yang
diinginkan oleh konsumen kedepannya (Wibowo, Arifin, & Sunarti, 2015). Menurut
(P. Kotler & Amstrong, 2008), strategi pemasaran merupakan suatu paham dimana

3
pemasaran diharapkan dapat menciptakan sebuah nilai sehingga dapat mendapatkan
hasil. Strategi pemasaran ini sebagai sebuah sistem yang memuat berbagai relasi
guna melakukan perencanaan dan untuk menetapkan harga sampai terjadinya
promosi dan mendistribusikan produk yang berguna untuk memuaskan konsumen
(Widiastomo & Achsa, 2021).

D. Konsep Pemasaran
1. Konsep Produksi
Konsep ini berorientasi pada proses produksi. Anggapan yang diyakini
adalah konsumen hanya akan membeli produk yang murah dan gampang
diperoleh. Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi
biaya produksi dan ketersediaan produk agar perusahaan dapat memperoleh
keuntungan (Masatip dkk., 2020).
2. Konsep Produk
Konsep ini berpegang teguh bahwa konsumen akan menyenangi produk
yang menawarkan mutu dan kinerja yang paling baik serta keistimewaan yang
mencolok. Oleh karena ini perusahaan terus mencurahakan upaya terus menerus
dalam perbaikan produk. Konsep ini menimbulkan adanya pemandangan yang
dangkal terhadap pemasaran. Konsep produk merupakan konsep yang
menekankan kepada kualitas, penampilan dan ciri terbaik (Alfiah & Damayanti,
2020).
3. Konsep Penjualan
Konsep penjualan berpikir bahwa konsumen tidak akan membeli cukup
banyak produksi kecuali perusahaan menjalankan suatu usaha promosi dan
penjualan yang kokoh. Dalam konsep ini kegiatan pemasaran di tekanakan lebih
agresif melalui usaha usaha yang gencar (Alfiah & Damayanti, 2020).
4. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk mencapai sasaran
organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
pemberian dan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari
yang dilakukan oleh pesaing. Konsep pemasaran menyatakan bahwa tugas
perusahan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran dan
memberikan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan efisien dibandingkan

4
para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi
kesejahteraan masyarakat (Alfiah & Damayanti, 2020).

E. Perumusan Strategi Pemasaran


1. Segmentasi Pasar
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012), pengertian segmentasi pasar adalah
sebagai berikut “Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses
mengelompokan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok
atau segmen- segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan,
perilaku dan/atau respon terhadap program pemasarn spesifik”. Menurut Kotler
(2007), segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi grup- grup
pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda.
Pembagian pasar tersebut sebagai berikut:
a. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografik adalah membagi keseluruhan pasar menjadi
kelompok homogeneus berdasarkan lokasi. Lokasi geografis tidak menjamin
bahwa semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian
yang sama, namun pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi secara
umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi. Segmentasi ini membagi
pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi,
kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini,
pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus
dipasarkan.
b. Segmentasi Demografis
Segmentasi pasar berdasarkan demografis dapat dibagi menjadi:
1) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia.
2) Jenis kelamin: Membagi pasar sesuai jenis kelamin.
3) Pendapatan: Membagi pasar sesuai pendapatan kelompok yang berbeda-
beda.
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini
harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi
pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga
seperti anak- anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda
dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya
5
sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat
penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan,
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
c. Segmentasi Psikografis
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan:
1) Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,
golongan menengah, golongan rendah.
2) Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan
sebagainya.
3) Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

2. Penentuan Pasar Sasaran


Perusahaan dapat menentukan pasar sasaran (target market) yang dapat
dibidik sehingga mampu lebih memusatkan perhatian pada pembeli yang paling
mungkin dapat dipuaskan (Kotler, 2002). Target Market yang tepat didentifikasi
melalui proses segmentasi (segmentation). Segmen-segmen yang dihasilkan
dalam proses segmentasi dapat digunakan perusahaan dalam menentukan satu
atau beberapa segmen yang akan dijadikan target market bagi produk yang
dipasarkan. Pasar sasaran yang telah dipilih akan memudahkan perusahaan untuk
memposisikan produk yang dihasilkan (positioning). Penempatan posisi produk
akan memungkinkan perusahaan lebih mampu memberikan citra atau image di
benak konsumen.

3. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen


Ukuran dan petumbuhan segmen menjadi salah satu faktor yang perlu
diperhatikan sebelum menetapkan target pasar. Pada ukuran segmen yakni
perkiraan besarnya atau ukuran segmen yang akan dituju merupakan faktor
penting untuk memutuskan apakah segmen pasar tersebut cukup berharga untuk
ditindak lanjuti. Perusahaan yang besar akan memilih segmen dengan volume
penjualan besar dan menghindari segmen kecil dan sebaliknya. Pertumbuhan
segmen, walaupun ukuran segmen saat ini kecil bukan tidak mungkin akan
berkembang atau diharapkan dapat berkembang untuk masa mendatang. Faktor
biaya pun harus dikeluarkan untuk mencapai segmen tersebut. Suatu segmen yang
6
tidak cocok dengan kegiatan pemasaran perusahaan seharusnya tidak "dikejar".
Selanjutnya perlu kesesuaian dengan tujuan dan sumber-sumber atau kemampuan
perusahaan target yang dituju yakni haruslah sesuai dengan tujuan dan sumber-
sumber atau kemampuan yang dimiliki perusahaan. Faktor posisi persaingan
berarti suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang baik
tetapi mempunyai potensi lemah dalam hal laba. Lebih sedikit persaingan lebih
aktratif atau menariklah segmen tersebut untuk dimasuki (Wijaya & Sirine,
2016).

4. Daya Tarik Segmen


Daya tarik (attractiveness) merupakan segmen-segmen harus menarik
secara struktural bagi produsen, misalnya bisa menciptakan keunggulan
kompetitif bagi perusahan yang bersangkutan (Febriani, 2022).

5. Sasaran dan Sumber Daya Perusahaan


Dalam menetapkan target market perusahaan dapat mempertimbangkan
lima pola, dapat dijelaskan sebagai berkut.
a. Single Segment Concentration adalah prusahaan dapat memilih satu segmen
saja. Perusahaan lebih bisa mencapai posisi yang kuat disatu segmen, dengan
pengetahuan yang baik terhadap kebutuhann segmen sehingga bisa diperoleh
keuntungan.
b. Selective Specialization adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen,
segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk
sinergi tetapi masing-masing menjanjikan uang.
c. Product Specialization adalah perusahaan berkonsenstrasi membuat produk
khusus atau tertentu.
d. Market Specialization adalah perusahaan berkonsentrasi melayani berbagai
kebutuhan dalam kelompok tertentu.
e. Full Market Coverage adalah perusahaan berusaha melayani semua kelompok
dengan produk yang dibutuhkan.
(Febriani, 2022)
6. Penentuan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar (positioning) adalah strategi untuk merebut posisi di
benak konsumen, sehingga strategi ini menyangkut bagaimana membangun
7
kepercayaan, keyakinan, dan kompetensi bagi pelanggan. Positioning adalah
bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan
produk pesaing (Dimas dkk., 2015)
Kotler (2002), mengungkapkan dalam menentukan positioning ada empat
tahap yaitu identifikasi target, menentukan frame of reference pelanggan,
merumuskan point of differentiation, mengapa konsumen memilih perusahaan,
menetapkan keungggulan kompetitif produk, bisa dinikmati sebagai sesuatu yang
beda.
Dalam penentuan posisi pasar terdapat beberapa konsep yang perlu
diperhatikan yaitu :
a. Konsep fungsional, yaitu produk yang dijual dimaksudkan untuk
menyelesaikan masalah kebutuhan konsumsi eksternal.
b. Konsep simbolis, yaitu berhubungan antara keadaan internal produk dengan
kebutuhan bagi pengembangan diri, posisi peran, keanekaragaman kelompok
dan ego individu.
c. Konsep eksperensial, digunakan untuk memberikan posisi berupa rasa senang
akan produk.
(Febriani, 2022)
Dalam mengkomunikasikan positioning sebuah produk perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor dibawah ini.
a. Be Creative adalah bahwa perusahaan harus kreatif untuk mencuri perhatian
konsumen.
b. Simplicity adalah komunikasi yang disampaikan harus sesederhana dan sejelas
mungkin.
c. Consistent Yet Flexible adalah perusahaan harus konsisten dan melihat
kondisi.
d. Own, Dominate, Protect adalah dalam komunikasi perusahaan harus memiliki
satu atau beberapa kata ampuh di hati pelanggan.
e. User Their Language adalah dalam mengkomunikasikan positioning
perusahaan harus menggunakan bahasa pelanggan.
(Dimas dkk., 2015)

8
2.2. Bauran Pemasaran Kosmetika
A. Produk
Produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang
dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan tertentu. Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan
bentuk penawaran produk secara fisik bagi produk barang, merk yang akan
ditawarkan atau ditempelkan pada produk tersebut (brand), fitur yang ditawarkan di
dalam produk tersebut, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan (after
sales service). Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa
kebutuhan dari keinginan pasarnya yang didapat salah satunya dengan riset pasar.
Produk barang yaitu produk nyata seperti produk kendaraan bermotor, computer,
alat elektronik atau produk lainnya yang bersifat konkret merupakan contoh dari
produk barang. Sementara produk jasa sifatnya abstrak namun manfaatnya mampu
dirasakan. Ini hal penting dari pemasaran yaitu produk yang akan ditawarkan kepada
konsumen (Alfiah & Damayanti, 2020).
Kualitas produk merupakan suatu hal yang penting dalam menentukan
pemilihan suatu produk oleh konsumen. Kualitas menyatakan tingkat kemampuan
dari suatu merek atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi tertentu. Produk
yang ditawarkan haruslah suatu produk yang benar-benar teruji dengan baik
mengenai kualitasnya. Karena bagi konsumen yang diutamakan adalah kualitas dari
produk itu sendiri. Konsumen akan menyukai dan memilih produk yang mempunyai
kualitas lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain sejenis yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya (Alfiah & Damayanti, 2020).

B. Harga
Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran dapat
menentukan harga pokok dan harga jual produk. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, harga
yang ditetapkan oleh pesaing dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga
ini menyangkut mark-up (berapa tingkat persentase kenaikan harga atau tingkat
keuntungan yang diinginkan), markdown (berapa tingkat persentase penurunan
harga), potongan harga termasuk berbagai macam bentuk dan besaran presentasenya
(Masatip dkk., 2020).

9
Kesesuaian harga dengan kualitas produk Dimana harga atau uang yang
dikeluarkan sesuai dengan kualitas produk yang didapatkan sehingga dapat
mempertimbangkan pelanggan dalam melakukan pembelian. Program penetapan
harga merupakan pemilihan yang dilakukan perusahaan terhadap tingkat harga
umum yang berlaku untuk produk tertentu, relatif terhadap tingkat harga para
pesaing. Reaksi pesaing terhadap perubahan harga merupakan salah satu faktor
penting yang perlu dipertimbangkan setiap perusahaan. Karena jika harga yang
disamai oleh pesaing, maka sebenarnya tidak akan ada perubahan pangsa pasar
(Masatip dkk., 2020).

C. Promosi
1. Advertising
Advertising atau iklan adalah presentasi atau promosi berbayar untuk
sebuah barang atau jasa. Iklan merupakan salah satu alat promosi yang paling
umum digunakan bisnis untuk menyampaikan informasi tentang sebuah produk
serta menumbuhkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, advertising juga bisa
dilakukan secara digital. Dengan media digital, bisnis dapat mengiklankan
produknya dan menjangkau jutaan pelanggan secara lebih efektif dan efisien.
Beberapa contoh digital advertising yang bisa Anda lakukan adalah dengan
membuat iklan melalui media social, Google Ads, atau yang lain. Perlu Anda
ketahui, melalui iklan digital Anda juga bisa mengatur agar pesan promosi dapat
dijangkau oleh target pasar yang Anda inginkan.
2. Sales Promotion
Sales promotion merupakan insentif jangka pendek yang dilakukan oleh
pihak penjual agar pelanggan segera melakukan pembelian produk. Dengan
teknik ini, Anda dapat menimbulkan rasa urgensi sehingga konsumen akan segera
membeli produk Anda. Contoh sales promotion yang bisa Anda berikan adalah
diskon atau potongan harga, loyalty reward, kupon, giveaway, bonus, dan lain-
lain. Sebagian besar bisnis akan memberikan sales pada waktu atau momen
tertentu. Contohnya seperti ketika akhir tahun, lebaran, atau natal.

10
3. Personal Selling
Personal selling merupakan teknik promosi dimana penjual akan
mendatangi pelanggan dan berinteraksi dengan pelanggan secara langsung.
Meskipun saat ini promosi dapat dilakukan melalui perangkat digital, banyak
bisnis yang masih mempergunakan teknik personal selling ini. Selain digunakan
untuk mendorong konsumen agar mau menggunakan produk Anda, personal
selling juga dapat meningkatkan kepercayaan serta membangun hubungan jangka
panjang dengan pelanggan potensial. Ketika pihak penjual melakukan personal
selling, mereka harus bisa memanfaatkan produk yang dijual sebagai solusi bagi
masalah pelanggan. Di sisi lain, melalui komunikasi langsung ini, tim penjualan
juga dapat menerima input atau feedback langsung dari pihak konsumen yang
bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan Anda.
Salah satu contoh personal selling dapat Anda lihat di counter kosmetik di
department stores. Perwakilan pihak penjual dapat memberi saran atau solusi
mengenai problem yang dialami oleh pelanggan seperti memberi saran mengenai
produk yang cocok untuk kulit sensitif atau yang lain.

4. Publicity
Public relation perlu dilakukan karena dapat mempengaruhi cara pelanggan
ketika menilai produk atau brand Anda. Secara garis besar, public relation
merupakan proses untuk mempertahankan citra baik serta membantu membangun
hubungan yang menguntungan antara perusahaan dengan pelanggan atau pihak
yang bekerja sama dengan perusahaan Anda.
Melalui public relations, perusahaan dapat membangun cerita yang
menarik untuk mempromosikan image yang baik di pasar. Biasanya perusahaan
akan berusaha mendapatkan image positif dengan menarik perhatian target
market dengan memberitakan aktivitas perusahaan atau aktivitas lain yang
berkaitan dengan pelanggan.
Dari kegiatan ini, sebuah bisnis akan memperoleh citra yang positif di mata
konsumen, dikenal lebih banyak orang, dan pada akhirnya menumbuhkan minat
yang lebih tinggi terhadap produk Anda. Contoh kegiatan public relation seperti
mengadakan acara khusus, mensponsori kegiatan amal, seminar, atau yang lain.

11
5. Direct selling
Direct selling merupakan teknik promosi dimana perusahaan akan
menjangkau pelanggan secara langsung. Perusahaan akan menggunakan
beberapa alat seperti telepon, email, aplikasi, atau alat lain untuk menyampaikan
pesan pemasaran yang berisi “call to action”. Direct selling juga dapat digunakan
ketika sebuah perusahaan memiliki penawaran khusus, layanan baru, atau fitur
baru dari produk yang ditawarkan.
Sebagai contoh, aplikasi design bernama Canva akan mengirim email
kepada para penggunanya ketika mereka memiliki layout baru. Contoh lainnya
seperti perusahaan provider yang sering mengirim pesan SMS untuk
menyampaikan diskon atau promo (Gitamo & Saripudin, 2023).

D. Tempat
(Lokasi/distribusi) meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk
tersedia bagi pelanggan sasaran. Konsep ini berfokus pada lokasi perusahaan,
dimana semakin strategis lokasi perusahaan, semakin tinggi keuntungan yang
mungkin akan didapat perusahaan. Lokasi yang strategis memungkinkan konsumen
atau calon pembeli untuk lebih mudah menjangkau dan membeli barang, membuat
perdagangan menjadi lebih efisien dan mudah untuk dilakukan (Aditya dkk.,2023).

2.3. Profit atau Laba


Profit dan laba umumnya merujuk pada keuntungan yang diperoleh oleh
suatu perusahaan atau individu setelah mengurangkan semua biaya dan beban dari
pendapatan yang diperoleh. Strategi pemasaran yang efektif dapat meningkatkan
penjualan dan menghasilkan laba bagi perusahaan. Faktor seperti segmentasi pasar,
penentuan harga yang tepat, promosi yang efisien, dan distribusi yang baik dapat
berkontribusi pada kesuksesan finansial. Keseluruhan, fokus pada kepuasan
pelanggan juga dapat memperpanjang hubungan bisnis dan memicu pertumbuhan
jangka panjang (Brigham & Houston, 2019).

2.4. Analisis SWOT


A. Strengths (Kekuatan)
Sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan
dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh
12
perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar (Herlin dkk., 2020)

B. Weakness (Kelemahan)
Kekurangan dan keterbatasan internal perusahaan dalam finansial, sumber
daya manusia, penerapan teknologi sehingga menghambat perkembangan kemajuan
perusahaan dalam bersaing (Herlin dkk., 2020).

C. Opportunities (Peluang)
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan
suatu perusahaan. Kecenderungan utama merupakan salah satu sumber peluang.
Identifikasi atas segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan dalam
kondisi persaingan/ regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan
dengan pembeli/ pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan (Herlin dkk.,
2020).

D. Threats (Ancaman)
Suatu kondisi yang tidak baik atau tidak memberi keuntungan untuk
perusahaan. Ancaman adalah pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang
diinginkan perusahaan Peraturan baru dari pemerintah atau yang telah diganti dapat
menjadi salah satu ancaman perusahaan dalam meraih tujuan (Herlin dkk., 2020)

2.5. Kosmetika
A. Definisi Kosmetika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian mengenai kosmetik
yaitu: “Kosmetik adalah obat (bahan) untuk mempercantik wajah, kulit, rambut, dan
sebagainya seperti bedak dan pemerah bibir”. Sedangkan kosmetika adalah ilmu
kecantikan, ilmu tata cara mempercantik wajah, kulit dan rambut. Kosmetik berasal
dari bahasa Yunani “Kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias, mengatur.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1175/MenKes/PER/VIII/ 2010 tentang Notifikasi Kosmetika,
menyebutkan juga mengenai pengertian kosmetik yaitu : Kosmetik adalah bahan
atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
13
membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik (Oktasari, 2018; Latifah, & Iswari, 2013).

B. Tujuan Penggunaan Kosmetik


Kosmetik digunakan dengan tujuan untuk merawat kebersihan dan kesehatan
kulit, kosmetik perawatan kulit terdiri dari kosmetik pembersih kulit (cleanser),
kosmetika pelembab kulit (moisturizer), kosmetika pelindung kulit dan kosmetika
untuk menipiskan kulit (peeling) (Agustini, 2018). Selain itu, penggunaan kosmetik
secara utama pada masayarakat modern yaitu untuk kebersihan pribadi,
meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan
perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV (Latifah,&
Iswari, 2013).

C. Manfaat Kosmetik
Dasar dari kecantikan adalah kesehatan. Kulit yang sehat adalah bagian yang
langsung dapat kita lihat karena kulit merupakan organ tubuh yang berada paling
luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh, pemakaian kosmetik yang tepat akan
bermanfaat bagi kesehatan tubuh yaitu untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya
tarik melalui make up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang,
melindungi kulit dan rambut dari sinar ultraviolet, polusi dan faktor lingkungan lain
(Faisal & Masrika, 2018).

D. Penggolongan Kosmetik
Kosmetik memiliki dua sifat yaitu sifat modern atau tradisional dan memiliki
kegunaan bagi kulit antara lain, preparat untuk bayi misalnya bedak bayi, preparat
untuk mandi misalnya sabun mandi, bath capsule, preparat wangi-wangian misalnya
parfum, preparat pewarna rambut misalnya cat rambut, hair spray. Preparat make up
misalnya bedak, lipstick, preparat kebersihan badan misalnya deodorant, preparat
kuku misalnya cat kuku, lotion kuku, dan preparat perawatan kulit misalnya
pembersih, pelembab, pelindung (Tranggono dkk., 2007).
1) Penggolongan Menurut Sifat Dan Cara Pembuatan Kosmetik
- Kosmetik modern yaitu kosmetik yang diramu dari bahan kimia dan diolah
secara modern (Termasuk antaranya adalah cosmedics).
14
- Kosmetik Tradisional yaitu kosmetik yang terdiri dari bahan-bahan yang
berasal dari alam dan diolah secara tradisional dan kosmetik semi
tradisional adalah kosmetik tradisional yang pengolahannya dilakukan
secara modern dan diberi zat-zat kimia sintetik.
(Tranggono dkk., 2007)
2) Penggolongan Kosmetik Bagi Kulit
Kosmetik perawatan kulit (skincare cosmetics). Jenis kosmetik perawatan
kulit ini bertujuan untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit termasuk di
dalamnya antara lain. Kosmetik untuk membersihkan kulit (Cleanser) sabun,
cleansing cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener), kosmetik
untuk melembabkan kulit (moisturizer), misalnya moisturizing cream, night
cream, anti wrinkle cream, kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream
dan sunscreen foundation, sun block cream/lotion dan kosmetik untuk
menipiskan atau mengampelas kulit (peeling), misalnya scrub cream yang
berisi butiran-butiran halus yang berfungsi sebagai pengampelas (abrasiver).
Kosmetik riasan (dekoratif atau make up) jenis kosmetik riasan adalah produk
yang digunakan untuk merias dan menutupi cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek
psikologis yang baik, seperti percaya diri self confidence (Tranggono dkk.,
2007).

2.6. Strategi Pemasaran Kosmetika


Menurut Swasta dan Irawan (2008:7) Strategi Pemasaran adalah
penganalisaan perencanaan. pelaksanaan dan pengawasan program program yang
ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud
mencapai tujuan organisasi, hal ini sangat tergantung dari penawaran organisasi
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga,
mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk melayani pasar. untuk
berkembang, dan mendapatkan laba (Kusuma dkk., 2015).

A. Segmentasi Pasar Kosmetika


Segmentasi pasar merupakan suatu aktivitas membagi atau mengelompokkan
pasar yang heterogen menjadi pasar yang homogen atau memiliki kesamaan dalam
hal minat, daya beli, geografis, perilaku pembelian maupun gaya hidup (Mushfar &
15
Hasanuddin, 2013). Segmentasi pasar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pasar mana yang potensial untuk dijadikan target pasar sehingga dapat
meningkatkan jumlah kunjungan (Rismawati dkk., 2019).
Beberapa tahapan dalam segmentasi pasar yang umum digunakan oleh
perusahaan riset pemasaran dan peneliti dalam melakukan segmentasi pasar. Tahap
pertama dalam melakukan segmentasi pasar adalah tahap survei, di mana periset
menyelenggarakan wawancara untuk mencari penjelasan dan kelompok pengamatan
untuk mendapatkan pemahaman atas motivasi sikap dan perilaku konsumen. Dengan
menggunakan penemuan ini, periset menyiapkan kuesioner resmi untuk
mengumpulkan data mengenai: atribut dan peringkat kepentingan mereka, kesadaran
merek dan peringkat merek, pola-pola pemakaian produk dan sikap terhadap
kategori produk ; geografis, demografis, psikografis dan media grafis responden
(Mikhriani, 2012).
Tahap berikutnya adalah melakukan analisis faktor terhadap data tersebut
untuk membuang variabel yang berkorelasi tinggi. Kemudian periset menerapkan
analisis kelompok (cluster) unruk menghasilkan jumlah segmen yang berbeda secara
maksimum. Selanjutnya tahap ketiga adalah tahap pembentukan dimana masing
masing kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan sikap, perilaku, demografis,
psikografis dan pola media. Masing-masing segmen dapat diberi nama berdasarkan
sifat-sifat dominan yang membedakan. Setelah mengevaluasi segmen- segmen yang
berbeda, perusahaan dapat mempertimbangkan pola pemilihan pasar yang sesuai
sasaran (Mikhriani, 2012).

B. Penentuan Target Pasar Kosmetika


Target Pasar adalah proses pengevaluasian dan pemilihan setiap segmen yang
akan dilayani oleh perusahaan / tindakan mengevaluasi dan membandingkan
kelompok yang diidentifikasi dan kemudian memilih satu atau beberapa di antaranya
sebagai calon dengan potensi yang paling besar. Dalam memenuhi target pasar,
perusahaan juga perlu menentukan posisi produk dipasar global, yaitu tindakan
merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi
kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak pelanggan sasarannya (Putri dkk,
2022).
Target Pasar berpengaruh terhadap Proses Riset Konsumen, dimana dimensi
atau indikator Target Pasar serupa dengan menetapkan sasaran besarnya Segmen
16
Yang Ada dan Potensi Pertumbuhan, Persaingan Potensial dan Kecocokan dan
Kelayakan. Pasar sasaran dipilih berdasarkan kesesuaian antara orientasi strategis
perusahaan, khusunya keunggulan bersaing yang dimiliki dan sumber daya yang
tersedia dengan karakteristik pasar internasional yang hendak dituju. Disamping itu,
perlu diperhatikan pula struktur industri global, termasuk didalamnya halangan
memasuki pasar global (Putri dkk, 2022).
Indikator Target Pasar juga dilakukan dengan upaya meningkatkan penjualan
produk dengan mengelompokkan 4-P, yaitu product, price, place, dan Promotion.
Untuk menyelesaikan segmen pelanggan yang dituju atau target pasar. perusahaan
yang menawarkan kategori produk yang sama dengan pesaing, tetapi membidik
pasar target yang berbeda akan merancang bauran pemasaran buang berbeda dengan
pesaing (Hardianti & Erni Martini, S.Sos., 2016). berpengaruh terhadap dimensi atau
indikator Proses Riset Konsumen dalam pencapaian nilai pelanggan dan pencapaian
kepuasan pelanggan, dengan begitu dapat memfokuskan pada perilaku perusahaan-
perusahaan yang berorientasi pada konsumen untuk mengejar target pasar (Putri dkk,
2022).
Untuk meningkatkan Proses Riset Konsumen dengan memperhatikan Target
Pasar, maka yang harus dilakukan oleh manajemen adalah membangun kesadaran
yang cukup baik tentang pentingnya berorientasi dengan pasar, mampu memberikan
respon pasar yang memadai hingga produk hasil perusahaan mampu mencerminkan
tingkat respon yang optimal dari ekspektasi konsumen dalam suasana persaingan
yang ketat, mampu mengelola kebutuhan konsumen dan kemampuan konsumen
dalam cara yang lebih efisien dan efektif di pasar perusahaan (Putri dkk, 2022).
Dalam strategi pemasaran, salah satu faktor penting yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan penjualan adalah tingkat kepuasan pelanggan. Dimana sangat
tergantung pada kinerja karyawan, produk dan jasa pendukung lainnya serta standar
yang digunakan pelanggan untuk mengevaluasi kinerja. Dengan adanya pemantauan
kepuasan pelanggan, diharapkan hasilnya dapat dijadikan bahan evaluasi yang dapat
dipertanggung-jawabkan, terutama ketika akan melakukan pengambilan keputusan
terkait dengan peningkatan pengguna/penumpang kereta api, proses layanan dalam
rangka memenuki kebutuhan pelanggan, dan perbaikan dalam rangka
meningkatakan proses pelayanan pelanggan. Yang pada akhirnya fasilitas pelayanan
dapat meningkatkan tingkat kepuasan terhadap pelanggan (Putri dkk, 2022).

17
C. Strategi Produk Kosmetika
Strategi merupakan sebuah rangkaian keputusan dan tindakan kompetitif
sebagai respon perusahaan terhadap lingkungan. Tujuan dari sebuah strategi ialah
mencapai posisi terbaik dari kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Perlu adanya strategi produk kosmetik agar konsumen tertarik untuk
membeli kosmetik. Hal-hal yang diperlukan diperhatikan dalam startegi produk
kosmetik adalah
1. Kualitas produk merupakan totalitas fitur juga karakteristik produk atau jasa
yang bergantung pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
atau tidak dinyatakan. Kualitas produk menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi adanya keputusan pembelian. Apabila produk yang dihasilkan
sesuai dengan harapan serta kebutuhan pelanggan maka konsumen cenderung
melakukan pembelian. Pada umumnya produk-produk yang digemari atau
diminati oleh masyarakat ialah produk yang memiliki mutu baik dan berdaya
guna tinggi agar dapat dinikmati oleh konsumen. Setiap produk yang ditawarkan
diharuskan mampu memiliki keunggulan produk tersendiri dengan tujuan mampu
memikat konsumen yang cukup banyak. Kualitas produk mencerminkan ciri atau
karakteristik yang mencerminkan kehandalan yang dapat membuat puas
kebutuhan pengguna yang dikatakan maupun yang tidak dinyatakan. Kualitas ini
dapat ditingkatkan dari bahan-bahan yang digunakan pada produk kosmetik.
2. Review dapat diartikan sebagai suatu ulasan, ringkasan, dan tinjauan dari
beberapa sumber mengenai bagaimana kondisi produk tersebut. Dengan adanya
ulasan, produk yang dipasarkan dapat diketahui kelebihan serta kekurangannya.
Pada dasarnya, review produk ini sangat diperlukan bagi para konsumen yang
masih terbilang baru atau belum pernah sama sekali menggunakan produk
tersebut agar dikedepannya tidak terjadi penyesalan. Pada umumnya, pengulas
review menyuguhkan informasi yang bersifat lebih detail atau rinci di konten ini
dengan tujuan pencari ulasan mampu memahami dengan mendalam juga
menyeluruh terkait produk yang diperbincangkan tersebut. Jika ulasan yang
dilakukan oleh beberapa orang cenderung dipersepsikan baik, maka
kemungkinan besar para pembeli produk yang sedang di-review itu juga akan
meningkat, dan begitu juga sebaliknya. beberapa hal yang di review seperti,
kandungan dari produk, kemasan, harga, kondisi fisik (tekstur, warna, aroma) dan
efek dari kosmetik tersebut.
18
3. Promosi, menjadi hal yang sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk tersebut. Tujuan dari promosi ini untuk mengenalkan produk kepada
konsumen. promosi ini pun dapat dilakukan menggunakan media cetak maupun
sosal media. berkembangnya sosial media menjadi salah satu cara untuk
memperkenalkan dan menawarkan produk dengan menampilkan informasi
terkait produk yang dikemas dalam konten yang menarik. dari promosi tersebut
bukan hanya memperkenalkan informasi tentang produk tetapi juga dapat
memberikan diskon maupun potongan harga produk.
(Saputri & Novitaningtyas, 2022).

D. Strategi Harga Kosmetika


Penetapan harga produk adalah proses memilih harga jual yang paling sesuai
dan seimbang. Di satu sisi, harga harus mendukung beragam biaya yaitu biaya
operasional, administrasi, dan riset selain juga biaya pemasaran. Di sisi lain juga
harga tidak dapat ditempatkan pada tempat yang tinggi karena para konsumen akan
beralih kepada produk-produk pesaing. Penetapan harga merupakan keputusan yang
sangat penting dalam pemasaran. Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang
mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Apabila harga yang
ditetapkan dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut maka
dengan demikian strategi penetapan harga yang dijalankan oleh perusahaan sudah
bagus karena memiliki pengaruh yang positif bagi perusahaan. Penetapan harga
merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli
sebuah produk. Semakin baik strategi penetapan harga maka semakin tinggi pula
peluangnya untuk menarik minat konsumen dalam membeli produk tersebut.
Terdapat sembilan strategi penetapan harga , diantaranya:
a. Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Harga bagi sebuah produk baru harus ditetapkan secara cermat, karena
berpengaruh terhadap potensi pertumbuhan dan kelangsungan hidup produk
bersangkutan.
b. Strategi Penetapan Harga Produk Yang Sudah Mapan
Perusahaan harus selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk-
produknya yang sudah ada di pasar, seperti perubahan lingkungan pemasaran dan
pergeseran permintaan konsumen.

19
c. Strategi Fleksibilitas Harga
Strategi penetapan harga fleksibel merupakan strategi pembebanan harga
yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang kualitasnya
sama.
d. Strategi Penetapan Harga Lini Produk (Price Lining Strategi)
Strategi ini digunakan apabila perusahaan memasarkan lebih dari satu jenis
atau lini produk. Perusahaan menentukan price step antar model produk dalam
lini produk bersangkutan.
e. Strategi Leasing
Leasing (sewa guna usaha) merupakan kontrak persetujuan antara pemilik
aktiva (lessor) dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut (lesse) untuk
jangka waktu tertentu dengan tingkat return tertentu.
f. Strategi Bundling-Pricing
Strategi ini memasukkan marjin ekstra (untuk layanan pendukung) dalam
harga. Banyak diterapkan oleh perusahaan yang menerapkan strategi leasing.
g. Strategi Kepemimpinan Harga
Pemimpin pasar melakukan perubahan harga yang kemudian akan diikuti
oleh perusahaan-perusahaan lain dalam industri bersangkutan.
h. Strategi Penetapan Harga Untuk Meraih Pangsa Pasar
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin
untuk produk baru.
i. Strategi Penetapan Harga Jasa
Produk berupa jasa berbeda dengan barang fisik sehingga penetapan harga
jasa berbeda dengan penetapan harga barang (Ifah, 2019).

E. Strategi Tempat Kosmetika


Menurut Tjiptono (2006, p. 198), lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi
atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa
yang mementingkan segi ekonominya. Lokasi atau tempat juga tidak hanya
merepresentasikan suatu kemudahan yang akan didapat oleh konsumen. Seperti
yang telah dikatakan oleh Kotler dan Keller (2007), lokasi atau tempat juga harus
bisa memasarkan atau mempromosikan dirinya sendiri. Lokasi pada dasarnya
melakukan empat aktivitas, yaitu:
1. Jasa yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan Masyarakat
20
2. Harga yang ditawarkan harus bisa menarik konsumen dan memperkuat citra yang
ingin dibentuk
3. Menghadirkan lokasi yang strategis sehingga memudahkan bagi konsumen
4. Lokasi akan mempromosikan nilai dan citra dari tempat atau lokasi itu sendiri
sehingga konsumen bisa membedakannya dengan toko lain.
Lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena
mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus juga akan menjadikan biaya
rental atau investasi tempat menjadi mahal. Tingginya biaya lokasi yang kurang
strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen
agar berkunjung. Selain faktor lokasi, bangunan dan kelengkapannya menjadi faktor
penting dalam tempat untuk perusahaan. Dekorasi sering kali menjadi daya tarik
yang besar bagi konsumen dalam memilih tempat.

F. Strategi Distribusi Kosmetik


Strategi Distribusi Kosmetika menurut (Tjiptono dan Gregorius 2012),
mengemukakan bahwa strategi distribusi berkenaan dengan penentuan dan
manajemen saluran distribusi yang dipergunakan oleh produsen untuk memasarkan
barang dan jasanya, sehingga produk tersebut dapat sampai di tangan konsumen
sasaran dalam jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada waktu diperlukan, dan
ditempat yang tepat. Strategi Distribusi dibagi menjadi 6 yaitu:
1. Strategi Struktur Saluran Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang digunakan
untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. Alternatif yang
dipilih dapat berupa distribusi langsung atau distribusi tidak langsung. Terdapat
beberapa metode untuk memilih alternatif strategi struktur saluran distribusi,
yaituPostponement-speculation theory, Goods Approach, Financial Approach,
dan Pertimbangan Lain.
2. Strategi Cakupan Distribusi
Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara di suatu wilayah
atau market exposure. Tujuan dari strategi ini melayani pasar dengan biaya yang
minimal namun bisa menciptakan citra produk yang diinginkan. Terdapat tiga
macam jenis strategi cakupan distribusi, yaitu strategi distribusi ekslusif, intensif,
dan selektif

21
3. Strategi Saluran Distribusi Berganda
Beberapa perusahaan menerapkan strategi saluran distribusi berganda
(multiple channel strategy), yaitu penggunaan lebih dari satu saluran yang
berbeda untuk melayani beberapa segmen pelanggan. Penggunaan saluran
distribusi ganda ini ada dua jenis, yaitu saluran kompelementer dan saluran
kompetitif.
4. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi
Strategi modifikasi saluran distribusi (channel modification strategy)
adalah stategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan
evaluasi dan peninjauan ulang. Terdapat beberapa kriteria didalam strategi ini,
yaitu biaya distribusi, cakupan pasar, layanan pelanggan, komunikasi, dan
dukungan.Perubahan dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi
anggota dalam saluran, menambah atau mengurangi saluran pasar khusus atau
mendirikan saluran yang baru untuk menjual barang di seluruh pasar.
5. Strategi Pengendalian Saluran Distribusi
Definisi yang dimaksud dengan strategi pengendalian saluran distribusi
adalah menguasai semua anggota dalam saluran distribusi agar dapat
mengendalikan kegiatan mereka secara terpusat ke arah pencapaian tujuan
bersama.jenis-jenis strategi pengendalian saluran distribusi yang biasa digunakan
antara lain Vertical Marketing System (VMS) dan Horizontal Marketing System
(HMS).
6. Strategi Manajemen Konflik dalam Saluran Distribusi
Jenis konflik dibagi menjadi dua, yaitu konflik horizontal dan vertikal.
Untuk mengelola dan menangani konflik dalam saluran distribusi, suatu
perusahaan dapat menerapkan salah satu atau beberapa strategi yaitu Bargaining
strategy, Boundary strategy, Interpenetration strategy, Super Organizational
strategy, Superordinate goal strategy, Exchange of person strategy, dan
Cooptation.
(Tjiptono dan Gregorius 2012).

G. Strategi Promosi Kosmetika


Strategi promosi merupakan kegiatan yang direncanakan dengan maksud
membujuk konsumen agar mau membeli produk perusahaan sehingga tujuan untuk
meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai. Kegiatan strategi promosi
22
merupakan langkah di bidang pemasaran berupa interaksi atau komunikasi yang
dijalankan perusahaan dengan konsumen atau pelanggan. Dengan adanya persaingan
yang cukup kompetitif saat ini menyebabkan semakin diperlukannya informasi
pemasaran. Informasi tersebut diperlukan untuk mengantisipasi perubahan informasi
mengenai selera konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan (Annisa dkk.,
2020).
Strategi Promosi (Promotion) bertujuan untuk menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya (Agustiani dkk., 2020).

H. Profit atau Laba Kosmetika


Menurut Fink, J. (2019) bahwa keuntungan yang diambil oleh perusahaan
kosmetik dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor. Berikut adalah beberapa
keuntungan umum yang diincar oleh perusahaan PT Jabest Central:
1. Pendapatan dari Penjualan Produk: Keuntungan utama berasal dari penjualan
produk kosmetik. Tingginya volume penjualan dan harga produk dapat
meningkatkan pendapatan.
2. Margin Keuntungan: Perbedaan antara biaya produksi dan harga jual disebut
sebagai margin keuntungan. Meningkatkan margin ini adalah tujuan umum
perusahaan untuk meningkatkan keuntungan bersih.
3. Ekspansi Pasar: Dengan memperluas cakupan pasar, baik geografis maupun
demografis, perusahaan dapat mencapai lebih banyak konsumen dan
meningkatkan penjualan.
4. Inovasi Produk: Mengembangkan produk inovatif dapat memberikan keuntungan
kompetitif, memikat konsumen baru, dan mendukung harga jual yang lebih
tinggi.
5. Efisiensi Operasional: Meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok, produksi, dan
distribusi dapat membantu menurunkan biaya operasional dan meningkatkan
keuntungan.
6. Strategi Pemasaran yang Efektif: Pemasaran yang cerdas, termasuk branding
yang kuat dan kampanye promosi yang efektif, dapat meningkatkan kesadaran
merek dan menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.

23
7. Keberlanjutan Merek: Mempertahankan reputasi merek yang baik dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen, mempertahankan pelanggan, dan
membuka peluang untuk penjualan lintas produk.
8. Kemitraan dan Aliansi: Kolaborasi dengan pihak lain, seperti selebriti atau merek
lain, dapat membuka pintu bagi peluang pemasaran dan penjualan yang baru.
Setiap perusahaan kosmetik memiliki strategi uniknya sendiri untuk mencapai
keuntungan termasuk PT Jabest Central dan keberhasilan biasanya bergantung pada
kombinasi strategi tersebut dan adaptasi terhadap perubahan dalam industri dan
pasar.

I. Analisis SWOT Pemasaran Kosmetika


Analisis SWOT dapat digunakan untuk menentukan strategi pemasaran
kosmetik yang efektif. Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength), dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weakness) dan ancaman (Threats) (Suarto, 2017). Adapun strategi pemasaran
kosmetik menggunakan analisis SWOT dapat dilihat pada tabel berikut (Putri,
2017).

Internal Strength Weakness


1. Produk yang mudah 1. Produk tidak tahan
dan aman digunakan lama
2. Harga produk sesuai 2. Bahan baku masih
Ekternal
dengan target pasar impor
3. Merek-merek sudah
terkenal
4. Mengikuti trend

Opportunity Strategi S-O Strategi W-O


1. Kepercayaan 1. Mengambil lingkup 1. Mengembangkan
konsumen terhadap pasar yang lebih luas formula agar dapat
merek dan 2. Memanfaatkan memperpanjang
perusahaan kekuatan untuk masa berlaku

24
2. Pengaruh gaya mengambil peluang
hidup lingkungan yang besar
sekitar
3. Banyak mahasiswa
yang mulai
mengenal kosmetik

Threats Strategi S-T Strategi W-T


1. Produk-produk 1. Memanfaatkan 1. Memperbaiki
baru yang lebih ketenaran dari kualitas dan efisiensi
murah merek-merek yang dalam produksi
2. Pemalsuan produk sudah dikenal
kosmetik 2. Mengukuti trend
yang berkembang

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perusahaan


kosmetik memiliki sejumlah kekuatan (strengths) yang meliputi kemudahan dan
keamanan penggunaan produk, harga yang sesuai dengan target pasar, merek yang
sudah terkenal, dan kemampuan mengikuti tren. Namun, ada kelemahan
(weaknesses) seperti produk yang tidak tahan lama dan ketergantungan pada bahan
baku impor. Dalam konteks peluang (opportunities), perusahaan dapat
memanfaatkan kepercayaan konsumen yang sudah ada terhadap merek dan
perusahaan, memperhitungkan pengaruh gaya hidup lingkungan sekitar, serta
memperluas pangsa pasar dengan melibatkan mahasiswa yang semakin mengenal
kosmetik. Sementara itu, ada sejumlah ancaman (threats) yang perlu dihadapi,
seperti munculnya produk-produk baru yang lebih murah dan risiko pemalsuan
produk kosmetik. Dengan memperhatikan kesimpulan ini, perusahaan dapat
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimilikinya untuk mengatasi kelemahan
dan menghadapi ancaman dalam industri kosmetik. Strategi yang berfokus pada
inovasi produk, pengelolaan rantai pasokan, dan penguatan citra merek dapat
membantu meningkatkan daya saing dan pertumbuhan bisnis (Putri, 2017).

25
J. Alur Pemasaran Kosmetika

(Eldwin & Jeremy, 2021)

26
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai strategi pemasaran kosmetika, dapat
disimpulkan bahwa :
A. Strategi pemasaran didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan secara terus-
menerus dan dilakukan atas dasar sudut pandang mengenai suatu hal yang
diinginkan oleh konsumen kedepannya.
B. Bauran pemasaran kosmetik mencakup produk, harga, promosi, dan distribusi.
Ini melibatkan pengembangan produk yang menarik, penetapan harga yang
sesuai, promosi yang efektif, dan distribusi yang efisien untuk mencapai target
pasar kosmetik.
C. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) digunakan
dalam strategi pemasaran untuk mengevaluasi faktor internal dan eksternal yang
dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Analisis SWOT membantu
perusahaan mengidentifikasi strategi pemasaran yang sesuai dengan lingkungan
bisnisnya, memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan,
memanfaatkan peluang, dan mengatasi ancaman.
D. Kosmetika adalah ilmu kecantikan, ilmu tata cara mempercantik wajah, kulit
dan rambut. Sedangkan kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
E. Strategi pemasaran kosmetik merujuk pada rencana dan tindakan yang
dirancang untuk memasarkan produk kecantikan. Ini melibatkan sejumlah
keputusan penting, termasuk pemilihan target pasar, pengembangan produk
yang menarik, penetapan harga yang sesuai, promosi efektif, dan distribusi
produk secara efisien. Strategi pemasaran kosmetik harus mempertimbangkan
tren pasar, preferensi konsumen, dan kekuatan pesaing untuk mencapai tujuan
penjualan dan membangun citra merek yang positif.

27
3.2. Saran
A. Meningkatkan strategi pemasaran seperti periklanan serta promosi yang
dilakukan agar dapat menarik minat beli konsumen yang lebih luas lagi. Sehingga
pembeli dapat merasa nyaman saat melakukan transaksi pembelian.
B. Kosmetik sebaiknya meningkatkan lagi dalam segi memilih bahan baku,
spesifikasi produk harus tertera jelas, memperbaiki lagi citra merek di benak
konsumen, kualitas produk, diskon produk dan strategi pemasaran produk.
C. Strategi pemasaran yang disusun hendaklah tetap memenuhi akan aturan-aturan
yang berlaku supaya tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Adam, B. 2018. Peranan Manajemen Strategi dan Manajemen Operasional dalam


Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Tahdzibi: Manajemen Pendidikan
Islam, 3(2).

Aditya Pandowo, S. E., Kasanah, S. U., Masruchin, S., Hurdawaty, R., S TP, M. M.,
Sulistiyowati, R., ... & Yanti Krismayanti, S. E. (2023). Manajemen
Pemasaran. Basya Media Utama.

Agustini, F. 2018. Penerapan Metode AHP Pada Pemilihan Kosmetik Yang Tepat
Untuk Siswi SMA. Swabumi (Suara Wawasan Sukabumi): Ilmu Komputer,
Manajemen, dan Sosial, 6(2).

Agustiani, A., Umar, R., & Sumarlin, A. 2020. Analisis Promosi dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Pada CV. Sumber Kosmetik di Kabupaten
Bone. Maccaka Journal, 1(4), 283-288.

Alfiah, A., & Damayanti, D. 2020. Aplikasi E-Marketplace Penjualan Hasil Panen Ikan
Lele (Studi Kasus: Kabupaten Pringsewu Kecamatan Pagelaran). Jurnal
Teknologi Dan Sistem Informasi, 1(1), 111-117.

Annisa, N., Roswaty, R., & Setiawan, B. 2020. Pengaruh Strategi Promosi terhadap
Keputusan Konsumen dalam Pembelian Kosmetik Sari Ayu di Outlet Mall
Palembang Icon. Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran & SDM, 1(2), 56-65.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2019. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat.

Dimas, H. W., Zainul, A., & Sunarti. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Untuk
Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi Pada Batik Diajeng Solo). Jurnal
Administrasi Bisnis, 29(1), 59-62.

Eldwin, K., & Jeremy, G. 2021. Analisis Strategi Pemasaran Produk Kosmetik Obien
Surabaya di Jawa Timur. Agora, 9(1), 358377.

Faisal, H., & Masrika, E. 2018. Analisis Kadar Hidrokuinon pada Handbody Lotion
Secara Spektrofotometri UV-Vis yang dijual di Kota Medan Tahun 2018.
Jurnal Kimia Saintek Dan Pendidikan, 2(2), 76-85.

29
Fandi, T. 2000. Strategi Pemasaran, Cet. Ke-II. Yogyakarta : Andi.

Febriani, W. N. 2022. Pengaruh Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan


Produk UMKM Studi Terhadap Toko Imamgift.Art. Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
11(2), 302 – 315.

Fink., Kavsan, V. M., & Bach, V. V. 2019. Sustainable Strategises in The Cosmetics
Industry. European Sustainable Developement, 13(4), 13-18.

Gitamo, Z., & Saripudin, A. 2023. Perlindungan Merek Kosmetik Wardah Ditengah
Pemasaran Pada Era Ekonomi Digital. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 9(8),
776-784.

Herlin, H., Anggraini, Y. N., & Yanti, R. T. 2020. Analisis SWOT dalam Menentukan
Strategi Pemasaran Kosmetik Wardah Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Akuntansi,
Manajemen dan Ekonomi Islam (JAM-EKIS), 3(2).

Ifah, B. A. 2019. Pengaruh Strategi Penetapan Harga dan Iklan terhadap Minat
Pembelian Produk Emina (Studi Kasus pada Mahasiswi FEBI UIN Sunan
Ampel Surabaya). Jurnal Manajemen dan Inovasi (MANOVA), 2(1), 2685-
4716.

Kotler, P., & Amstrong, G. 2008. Prinsip - Prinsip Pemasaran (12th ed.). Jakarta :
Erlangga.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Prenhallindo.

Kotler. 2007. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I. Jakarta: Erlangga

Kusuma, T. W. 2015. Penerapan Strategi Pemasaran yang Tepat Bagi Perusahaan


Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada Pt. Hikmah Cipta Perkasa
Jakarta. Jurnal Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK), 2(1).

Latifah, F., & Iswari, R. 2013. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Masatip, A., Maemunah, I., Rosari, D., & Anggreani, C. 2020. Analisis Strategi
Pemasaran pada Hotel Inna Parapat dalam Situasi Pandemi Covid-19. Jurnal
Akademi Pariwisata Medan, 8(2), 150-159.

30
Mikhriani, M. 2012. Analisis Segmentasi Pasar Perawatan Kulit Wajah Natasha Skin
Care Yogyakarta. Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah, 13(1), 105-
136.

Musfar, T. F., & Hasanuddin, R. 2013. Analisis Pengaruh Segmentasi Gaya Hidup
Terhadap Keputusan Penggunaan Dan Kepuasan Konsumen Jasa Simply Fresh
Laundry Di Kota Pekanbaru. Jurnal Ekonomi, 21 (1).

Oktasari, O. 2018. Bisnis Kosmetik Dalam Etika Bisnis Islam. AL-INTAJ, 4, 18-33.

Priangi, A. 2013. Memperkuat Manajemen Pemasaran dalam Konteks Persaingan


Global. Jurnal Kebangsaan, 2(4).

Putri, A. 2017. Perkembangan penggunaan produk kosmetik di Indonesia. Jurnal


Ekonomi Dan Bisnis, 21(2), 59-64.

Putri, N. H., Sari, N. S., & Rahmah, N. 2022. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Riset Konsumen: Target Pasar, Perilaku Pembelian Dan Permintaan
Pasar (Literature Review Perilaku Konsumen). Jurnal Ilmu Manajemen
Terapan, 3(5), 504-514.

Rismawati, F. F., Wahyuni, S., & Widodo, J. 2019. Strategi Pemasaran Stp
(Segmenting, Targeting, Positioning) Larissa Aesthetic Center Cabang Jember.
Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi
Dan Ilmu Sosial, 13(2), 68-72.

Saputri, S. A., & Novitaningtyas, I. 2022. Analisis pengaruh Kualitas Produk dan
Review Beauty Vlogger Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk
Kosmetik. Among Makarti, 15(1).

Shaputra, R. K. 2013. Penerapan Green Marketing Pada Bisnis Produk Kosmetik.


Jurnal Jibeka, 7(3), 47-53.

Suarto, E. (2017). Pengembangan Objek Wisata Berbasis Analisis Swot. Jurnal


Spasial: Penelitian, Terapan Ilmu Geografi, dan Pendidikan Geografi, 3(1).

Tjiptono, F,. & Chandra, G. 2012. Pemasaran strategik edisi 2. Yogyakarta: ANDI.

Tranggono, R. I. 2007. BP: Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama.

31
Wibowo, D. H., Arifin, Z., & Sunarti. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Untuk
Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi pada Batik Diajeng Solo). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 29(1), 59–66.

Widiastomo, H. E. H., & Achsa, A. 2021. Strategi Pemasaran Terhadap Tingkat


Penjualan. Kinerja, 18(1), 15-23.

Wijaya, H., & Sirine, H. (2016). Strategi Segmenting, Targeting, Positioning serta
Strategi Harga Pada Perusahaan Kecap Blekok di Cilacap. Asian Journal of
Innovation and Entrepreneurship (AJIE), 1(03), 175-190.

32

Anda mungkin juga menyukai