air. Kelemahan dari metode ini dimana enzim yang diserap dapat
bocor selama pemakaian karena gaya ikat antara protein enzim
dan pembawa kekuatan ikatannya lemah.
Kelebihannya yaitu dalam kondisi lunak, aktivitas enzim tetap
tinggi serta dapatdiregenerasi. Contoh “carrier” untuk
adsorbsi fisik yaitu karbon aktif, hidroksil apatit,gelas
porous, gel Ca-fosfat, tanah liat, dan pati.
Metode ini bekerja berdasarkan pada interaksi fisik non spesifik
antara enzim dengan permukaan dari matriks, yang dapat
dilakukan dengan pencampuran suatu larutan enzim dengan
konsentrasi tertentu dengan suatu padatan dengan daya
penggerak adalah sifat hydrophobic dan jembatan garam.
Keuntungan utama dari metode adsorpsi ini serupadengan
metode insolubilisasi enzim, dimana tidak ada reagen yang
digunakan danmemiliki tahapan aktivasi yang sangat
sederhana.
● Metode kedua yaitu pengikatan ionik. Metode pengikatan ionik
berdasarkan pengikatan ionik dari protein enzim pada pembawa
yang tidak larut dalam air yang mengandung residu penukar ion.
Kelemahan metode ini dimana kebocoran dapat terjadi dimana
dalam larutan substrat dengan kekuatan ionik yang tinggi atau
pada variasi pH.
● Terakhir yaitu metode pengikatan kovalen, pada metode ini
terbentuk ikatan kovalen antara enzim dengan carrier yang tidak
larut dalam air sehingga ikatannya kuat dan tidak mudah rusak.
Gugus fungsional enzim yang berperan yaitu -amino, atau
-karboksil, sulfuhidril, hidroksil, imidazol, dan fenolik.
● metode ikat silang (cross linking). Metode ini berdasarkan
pembentukan ikatan kimia seperti dalam metode ikat kovalen,
namun pembawa yang tidak larut dalam air tidak digunakan dalam
metode ini. Imobilisasi enzim dilakukan dengan pembentukan ikat
silang intermolekuler diantara molekul enzim dengan penambahan
reagent bi- atau multifungsional. Pereaksi umumnya mempunyai 2